You are on page 1of 8

PENGENDALIAN MUTU PENANGANAN UDANG BEKU DENGAN KONSEP

HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT


( Studi Kasus di Kota Semarang dan Kabupaten Cilacap)

QUALITY CONTROL OF FROZEN SHRIMP HANDLING BASED ON HAZARD


ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT
(Case Study at Semarang City and Cilacap Regency)

Nuryani, Ag. B. 1), YS Darmanto2), Tri Winarni Agustini 2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi titik-titik kritis pada proses pengolahan udang beku,
mengevaluasi cara pengawasan dan pengendalian mutu dan mengevaluasi kelayakan dasar dan tingkatan
penerapan HACCP dari Unit Pengolah Ikan(UPI). Penelitian ini bersifat deskriptif dan metode pengumpulan
data dilakukan dengan observasi langsung ke lokasi penelitian ditunjang dengan teknik wawancara yang
dipandu dengan kuesioner. Pengamatan dilakukan pada upaya–upaya pencegahan ( preventive measure )
terhadap produk yang diterima di UPI (UPI 1, 2 dan 3) baik yang dibeli langsung di TPI ataupun diterima atau
dikirim oleh suplier ke unit pengolahan. Teknik pengolahan data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif
dengan memakai analisis pengambilan keputusan “Decision Tree”, Uji Beda t-test, dan uji korelasi spearman.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa CCP pada ketiga UPI telah diindikasikan sebagai CCP,
penerapan sistem pengawasan dan pengendalian mutu produk udang beku sesuai dengan konsep HACCP.
Kelayakan dasar UPI 1 nilai rating B (baik); untuk UPI 2 nilai rating B (baik). sedangkan pada UPI 3 nilai
rating A (baik sekali). Tingkatan penerapan HACCP pada UPI 1, 2 dan 3 bertutur-turut adalah III, III dan I.

Kata-kata kunci: Mutu, Penanganan, Udang Beku, HACCP, CCP, SPOS, SOP.

ABSTRACT

This research was aim to identify critical points of frozen shrimp processing, to evaluate the method
of quality control and observation and evaluate the Pre-Requisite Program and application level of HACCP
concept at the three Fish Processing Units (FPU). This Research has the character of descriptive and data
were collected by direct observation supported by interview technique with questioner. Observation was
conducted at preventive efforts (preventive measure) to raw material accepted at FPU 1, 2 and 3 both for
bought directly at fish landing are or sccepted from supplier. Data were processed quantitatively and
qualitatively using decision-making analysis of "Decision Tree", different test of t-test, and correlation test of
Spearman. The result of this research showed that all CCP at three FPU indicated as CCP based on different
test analysis at real level of 0.05 (95%). Application of monitoring system and quality control of frozen shrimp
product was considered comply with HACCP concept. All FPU fulfill the requirement of Pre-Requisite
Program of GMP and SSOP and showed that FPU 1 has rating of B (good); FPU 2 has rating of B (good)
and FPU 3 has rating of A (very good). Application level of HACCP at FPU 1, 2 and 3 are III, III and I,
respectively.

Key Words : Quality, Handling, Frozen Shrimp, HACCP, CCP, GMP,SSOP.

1)
Staf Dinas Perikanan dan Kelautan Prop. JATENG
2)
Staf Pengajar FPIK UNDIP
19

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


I. PENDAHULUAN (Hazard Analysis Critical Control Point),
Mengevaluasi kelayakan dasar dan
Kerangka pemikiran dari pendekatan
tingkatan penerapan HACCP dari Unit
baru tersebut merupakan prinsip dasar dari
Pengolah Ikan.
konsep HACCP (Hazard Analysis Critical
Penelitian ini diharapkan berguna
Control Point) dan Indonesia telah
untuk mengevaluasi sistem pengendalian
menerapkan sistem pembinaan mutu
mutu yang diterapkan pada pengolahan
tersebut dengan Program Manajemen Mutu
udang beku dan memperbaiki sistem
Terpadu yang pada hakekatnya merupakan
apabila terdapat hal-hal yang perlu
aplikasi konsep HACCP yang telah
penyempurnaan, sebagai dokumen yang
disesuaikan dengan kondisi pengolahan di
menggambarkan kelayakan mutu dan
Indonesia.
keamanan pangan bagi pengusaha dan
Dengan memenuhi persyaratan dalam
pemerintah daerah yang bersangkutan dan
penanganan maupun pengolahan, maka
meningkatkan mutu produk udang beku
diharapkan hasil pengolahan dapat
melalui perbaikan manajemen mutu
memenuhi standar mutu yang ditetapkan
sehingga mampu bersaing dan dapat
baik secara nasional maupun internasional.
diterima di pasar internasional.
Kontinuitas mutu produk sangat penting
guna meningkatkan kepercayaan luar negeri
II. MATERI DAN METODE
terhadap mutu suatu produk sehingga
produk tersebut dapat ditemui di pasar Penelitian ini bersifat deskriptif
Internasional. Oleh karena itu yaitu mengadakan deskripsi untuk
produsen/pengolah harus semaksimal memberikan gambaran yang jelas tentang
mungkin memenuhi keinginan negara kondisi nyata subyek penelitian. Metode
importir demi menjaga pasaran dan yang digunakan adalah studi kasus (case
kontinuitas usahanya yang pada akhirnya study) yakni bentuk penelitian yang
mampu memberikan devisa bagi negara. mendalam tentang suatu lingkungan
Tujuan dari dilaksanakan penelitian termasuk manusia didalamnya. Bahan
ini adalah Mengidentifikasi titik-titik kritis untuk case study dapat diperoleh dari
pada proses pengolahan udang beku pada sumber-sumber seperti laporan hasil
Unit Pengolah Ikan, mengevaluasi cara pengamatan, literatur atau pustaka,
pengawasan dan pengendalian mutu pada laporan/keterangan dari orang atau
pengolahan udang beku dan seberapa jauh lembaga yang banyak tahu tentang hal
kesesuaiannya dengan konsep HACCP yang diselidiki (Nasution, 2000).

Nuryani, Ag. B., YS. Darmanto, Tri Winarni Agustini, Pengendalian Mutu Penanganan Udang Beku … 20

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Pengamatan dilakukan pada upaya – merupakan suatu set alat pengambilan
upaya pencegahan ( preventive measure ) keputusan yang terdiri dari pertanyaan-
terhadap produk yang diterima di unit pertanyaan untuk menentukan titik-titik
pengolahan baik yang dibeli langsung di kritis dalam suatu proses pengolahan
TPI ataupun diterima atau dikirim oleh bahan pangan. Ada empat pertanyaan
suplier ke unit pengolahan. dalam setiap keputusan mengenai
Untuk mendapatkan data mengenai penentuan titik kritis (Codex, 1997)
mutu produk dilakukan pada saat bahan Analisa data dilakukan secara
baku diterima di unit pengolahan dan pada kuantitatif dan kualitatif. Analisa
saat sebelum melalui salah satu tahapan kuantitatif berupa pengolahan data hasil
proses produksi dan sesudah melalui salah pengujian mutu (organoleptik dan
satu tahapan produksi yang dianggap mikrobiologi/ALT), dilakukan dengan
merupakan critical control point (CCP). menggunakan uji beda (uji t). Uji t
Analisa dilakukan secara kualitatif dan digunakan untuk membandingkan nilai uji
kuantitatif berupa pengolahan data uji mutu (organoleptik dan mikrobiologi)
organoleptik dan mikrobiologi. Unit sample antara sebelum dan setelah tahapan
diambil di tempat pengolahan udang beku pengolahan yang dianggap titik kritis.
difokuskan pada produk udang beku tanpa Langkah ini merupakan penegasan
kepala (headless) di kabupaten Cilacap 1 terhadap hasil analisa penentuan titik
Unit Pengolah Ikan ( UPI ) dan di kota kritis dengan decision tree. Jika hasil
Semarang 2 Unit Pengolah Ikan ( UPI ), perhitungan uji beda lebih besar dari tabel
masing-masing pengambilan sample pada tahap nyata yang ditentukan (5%),
dilakukan 3 kali. berarti tahap tersebut merupakan titik
Untuk mendapatkan data mengenai kritis. Artinya tahap pengolahan
cara pengawasan dan pengendalian mutu menyebabkan perubahan secara nyata,
dilakukan wawancara dan pengajuan sehingga pengawasan dan
kuisioner kepada penanggungjawab mutu pengendaliannya harus dilakukan secara
pada unit pengolah. Materi yang diajukan intensif. Analisa kualitatif digunakan
dalam kuisioner. Data sekunder didapat dari dalam membandingkan cara pengawasan
unit pengolah yang diteliti, Dinas Perikanan dan pengendalian mutu yang diterapkan di
dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah. Dalam lapangan dengan ketentuan pada konsep
menentukan titik-titik kritis digunakan analisa titik kritis dalam HACCP (Hazard
analisa pengambilan keputusan dengan Analysis Critical Control Point). Dalam
menggunakan ‘decision tree’. Decision tree pengkajian ini digunakan analisis
21 Jurnal Pasir Laut, Vol.3, No.1, Juli 2007 : 19-26

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


deskriptif kualitatif, untuk mengetahui Pengujian ini dilakukan dengan
apakah pengawasan dan pengendalian mutu membanding kondisi udang pada saat
yang dilakukan sudah sesuai dengan tahapan awal dengan kondisi udang pada
ketentuan. Alat yang digunakan dalam tahapan-tahapan yang dianggap CCP
analisa kualitatif pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode uji t-test
statistik non parametrik dan jenis (uji perbedaan) dan uji Spearman-rho (uji
pengujiannya adalah koefisien Rank korelasi).
spearman. Penggunaan test ini didasarkan Hasil uji t-test untuk pengujian titik
pada kenyataan bahwa jumlah sample kritis (CCP) berdasarkan nilai uji ALT
adalah kecil ( n < 30 ) dan variabel diukur pada tahapan awal dengan tahapan yang
secara ordinal. dianggap CCP adalah sebagai berikut :
Dari hasil uji t-test diketahui bahwa
III. HASIL DAN PEMBAHASAN nilai ALT pada kondisi awal dan pada tiap
CCP terjadi perbedaan (sig. < 0,05). Hal
Untuk menentukan titik-titik kritis ini membuktikan terjadi kondisi
dalam pengolahan udang beku pada tiga mikrobiologi produk pada saat awal dan
unit pengolahan ikan (UPI) yaitu UPI 1, pada tiap-tiap tindakan CCP, dan dampak
UPI 2, UPI 3 dilakukan dengan tindakan pengendalian terhadap produk
menggunakan metode Decision Tree yang pada tiap-tiap CCP adalah sebagai berikut:
merupakan suatu set alat pengambilan UPI 1 melakukan tindakan
keputusan yang terdiri dari pertanyaan- penanga-nan pada tiap CCP dan bentuk
pertanyaan untuk menentukan titik-titik tindakan tersebut dapat menurunkan nilai
kritis dalam suatu proses pengolahan bahan ALT pada produk udang beku (koef.
pangan. Dari pengamatan dan observasi Korelasi negatif; sig. < 0,05). UPI 2
yang dilakukan serta hasil pengolahan data melakukan tindakan penanganan pada tiap
menggunakan Decision Tree diketahui CCP dan bentuk tindakan tersebut dapat
bahwa titik-titik kritis (CCP) dari menurunkan nilai ALT pada produk
pengolahan udang beku tersebut adalah udang beku (koef. Korelasi negatif; sig. <
sebagai berikut : 0,05). Begitu juga yang terjadi pada UPI 3
Langkah pengujian ini dilakukan tindakan penanganan yangdilakukan pada
dengan maksud untuk memastikan apakah tiap CCP dan bentuk tindakan tersebut
tahapan-tahapan quality control yang dapat menurunkan nilai ALT pada produk
dianggap CCP oleh unit pengolahan ikan udang beku (koef. Korelasi negatif; sig. <
memang benar sebagai titik kritis (CCP). 0,05.
Nuryani, Ag. B., YS. Darmanto, Tri Winarni Agustini, Pengendalian Mutu Penanganan Udang Beku … 22

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Hazard Analysis Critical Control Hasil dari audit pada UPI 1 adalah
Point (HACCP) merupakan suatu sistem langkah pencatatan tidak akurat, tindakan
manajemen mutu, khusus untuk pencegahan yang dituangkan dalam buku
penanganan/pengolahan makanan panduan tidak diikuti dengan baik dan
termasuk hasil perikanan yang didasarkan prosedur pemantauan tidak diikuti dengan
pada pendekatan sistematika untuk baik., hasil audit pada UPI 2 adalah
mengantisipasi kemungkinan terjadinya langkah untuk koreksi terhadap
bahaya (hazard) selama proses produksi penyimpangan atau kesalahan yang terjadi
dengan menentukan titik kritis yang harus dilakukan koreksi tetapi tidak di file
diawasi secara ketat. Sedangkan Titik dengan baik, hasil audit pada UPI 3 adalah
Pengendalian Kritis (CCP) diartikan langkah pencatatan penerapan HACCP
sebagai suatu tahapan dalam suatu proses, telah dilakukan dengan baik dan tindakan
dimana jika tidak dikontrol sebagaimana pencegahan, prosedur pemantauan serta
mestinya akan mengakibatkan bahaya tindakan koreksi dilakukan dengan baik.
resiko ketidakyamanan, ketidaklayakan Audit merupakan salah satu
atau penipuan ekonomis dari produk yang rangkaian kegiatan dalam pengawasan
dihasilkan, dengan kata lain merupakan PMMT. Output dari pelaksanaan audit
setiap tahapan dalam suatu proses dimana berupa level atau tingkat efektifitas
faktor biologis, kimia dan fisik dapat penerapan HACCP yang digunakan.
dikontrol/dikendalikan (Dirjen Perikanan Sedangkan output dari verifikasi audit
2000b). adalah selain kedua hal tersebut, juga
Pada dasarnya HACCP tidak untuk menentukan apakah suatu unit
merupakan suatu program yang berdiri pengolahan memenuhi syarat untuk
sendiri tetapi merupakan bagian dari suatu diberikan perpanjangan rekomendasi
sistem yang lebih besar dalam sistem penerapan HACCP.
pengawasan. Agar fungsi penerapan
PMMT/HACCP dapat berjalan lebih
IV. KESIMPULAN
efektif. Setiap unit pengolahan yang akan
menerapkan PMMT/HACCP harus Kesimpulan yang dapat diambil dari
memenuhi persyaratan kelayakan dasar hasil penelitian ini antara lain adalah :
(pre-requisite program) yang terdiri dari 2 1. Hasil identifikasi titik kritis (CCP)
bagian pokok. Hasil penilaian yang telah berdasarkan uji t-test dan Uji Korelasi
dilakukan saat penelitian pada ketiga UPI pada ketiga UPI diketahui bahwa
adalah sebagai berikut : untuk UPI 1 pada tahapan Raw
23 Jurnal Pasir Laut, Vol.3, No.1, Juli 2007 : 19-26

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Material, Final Checking, Final pada UPI 3 penyimpangan sebesar
Weighing, Packing & Labeling, (Minor : 1; Mayor : 3; Serius : -;
dinyatakan sebagai titik kritis (CCP). Kritis: -) dengan nilai rating A (baik
Pada UPI 2 titik kritis (CCP) pada sekali).
tahapan Raw Material, Grading, 5. Ditinjau dari hasil audit penerapan
Weighing, Packing & Labeling. Pada HACCP di UPI 1 kondisi
UPI 3 titik kritis (CCP) pada tahapan penyimpangan sebesar (Minor : 1;
Raw Material, Pree Checking, Final Mayor : 1; Serius : 3; Kritis : -)
Weighing, Packing & Labeling. dengan nilai rating IV; untuk UPI II
2. Ketiga UPI telah menerapkan kondisi penyimpangan sebesar (Minor
pengendalian mutu penanganan udang : 1; Mayor : -; Serius : 2; Kritis : -)
beku sesuai dengan konsep HACCP dengan nilai rating III. Sedangkan
dengan menerapkan 7 prinsip HACCP pada UPI 3 penyimpangan sebesar
dan melakukan pengawasan serta (Minor : 1; Mayor : 2; Serius : -; Kritis
melakukan upaya-upaya pencegahan : -) dengan nilai rating I.
atau preventive measure pada Standar
Prosedur Operasi Sanitasi (SPOS) dan
Standar Operasi Pengolahan (SOP). DAFTAR PUSTAKA
3. Dalam pemantauan/monitoring CCP
Asean-Canada Fisheries Post – Harvest
ketiga UPI telah menerapkan prosedur Technology Project – Phase II,
pemantauan, pengendalian titik kritis 1996. An Introduction to HACCP
for fish processors. Marine
terdiri dari komponen : what, how, Fisheries Research Department
frequency, who. Dan tiap UPI memiliki Southeast Asian Fisheries
Development Center. Singapore.
sistem pemantauan/monitoring dengan
_____, 1996. Hygiene for Fish Processing
ciri-ciri khusus penanganan tersendiri. Plant. Marine Fisheries Research
4. Ditinjau dari kelayakan dasar, Standar Departement Southeast Asian
Fisheries Development Center.
Prosedur Operasi Sanitasi dan Standar Singapore.
Operasi Pengolahan pada UPI 1 kondisi
_____, 1997. Improved Quality Control
penyimpangan sebesar (Minor : 3; for Fresh and Frozen Shrimp.
Marine Fisheries Research
Mayor : 3; Serius : 2; Kritis : -) dengan
Department Southeast Asian
nilai rating B (baik); untuk UPI 2 Fisheries Development Center.
Singapore.
kondisi penyimpangan sebesar (Minor:
2; Mayor : 4; Serius : 2; Kritis: -) Badan Standarisasi Nasional ,1991.
Standar Nasional Indonesia, 01-
dengan nilai rating B (baik). Sedangkan 2346-1991. Petunjuk Pengujian
Nuryani, Ag. B., YS. Darmanto, Tri Winarni Agustini, Pengendalian Mutu Penanganan Udang Beku … 24

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Organoleptik Produk Perikanan. Direcotarate of Fish Inspection and
Jakarta. Processing Development, 2004.
Commission Decission (CD) By
_____,1991. Standar Nasional Indonesia, European Union. Directorate
01-2341-1991. Metode Pengujian General of Capture Fisheries,
Vibrio Cholerae.. Jakarta. Jakarta.
_____,1991. Standar Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
01-2332-1991.Metode Pengujian Makanan, 1990. Peraturan
Escherichia Coli., Jakarta Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 722 / MENKES /
_____,1991. Standar Nasional Indonesia, PER / IX / 88. Tentang Bahan
01-4852-1998. Sistem Analisa Bahaya Tambahan Makanan. Departemen
dan Pengendalian Titik Kritis
Kesehatan Republik Indonesia.
(Hasard Analysis Critical Cintrol
Point-HACCP) serta Pedoman Jakarta.
Penerapannya.. Jakarta. Direktorat Jenderal Pengolahan dan
_____,1991. Standar Nasional Indonesia, Pemasaran Hasil Perikanan,2005.
01-2705-1992. Udang Beku. Jakarta Sistem Jaminan Mutu (Quality
Assurance) Produk Perikanan.
_____,1991. Standar Nasional Indonesia, Direktorat Standardisasi dan
01-2339-1991. Metode Pegujian Akreditasi. Departemen Kelautan
Microbiologi Perikanan. Penentuan dan Perikanan. Jakarta.
Total Aerobic Plate Count
(TPC).,BSN Jakarta. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap,
2004. Buku Pintar Pembinaan
_____,1991. Standar Nasional Indonesia, Mutu Hasil Perikanan. Proyek
01-2335-1991. Metode Pengujian Pengelolaan Dan Pengembengan
Salmonella, BSN Jakarta. Sumberdaya Perikanan Tangkap
Jawa Tengah. Semarang.
_____,1991. Standar Nasional Indonesia,
19-9000-2001. Sistem Manajemen Direktorat Jenderal Perikanan, 2000a .
Mutu Dasar-Dasar dan Kosa Kata. Konsepsi Dasar Pedoman
BSN Jakarta. Penerapan Manajemen Mutu
Buletin Warta Pasar Ikan, No.1 . Juni 2003, Terpadu (PMMT) berdasarkan
Mewaspadai Hambatan Ekspor Hasil konsepsi HCCP Modul I.
Perikanan, Dirjen Peningkatan Direktorat Usaha dan Pengolahan
kapasitas Kelembagaan dan Hasil Dirjen Perikanan. Jakarta.
Pemasaran, DKP Jakarta
_____, 2000b. Penerapan PMMT Pada
Codex Alimentarius, 1997. HACCP System Industri Hasil Perikanan Modul
and guidelines for its Application, II . Direktorat Bina Usaha Tani
Annex to CACRCP I 1969 page 3 in dan Pengolahan Hasil. Jakarta.
Codex Alimentarius. Food Hygiene
Basic Texts. Food and Agricultural _____, 2000c. Pengawasan Penerapan
Organization of The United Nation PMMT. Pedoman Penerapan
World Health Organization. Roma. Manajemen Mutu Terpadu
(PMMT) Berdasarkan Konsepsi
Directorate General of Fisheries and HACCP Modul III. Direktorat
National Oceanic and Asmopheric Usaha dan Pengolahan Hasil
Administration, 1997. Hand Book Dirjen Perikanan. Jakarta.
Workshop Procedures For Fish
Inspectors, Dirjen Perikanan Jakarta.
25 Jurnal Pasir Laut, Vol.3, No.1, Juli 2007 : 19-26

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com


Direktorat Kelembagaan Internasional, Marzuki, 2002. Metodologi Riset. Bagian
Direktorat Jenderal Peningkatan Penerbitan Fakultas Ekonomi
Kapasitas Kelembagaan dan Universitas Islam Indonesia.
Pemasaran,2003. Strategi Nasional Yogyakarta.
Implementasi Code of Conduct
For Responsible Fisheries. Menteri Kelautan dan Perikanan, 2002.
Departemen Kelautan dan Keputusan Menteri Kelautan
Perikanan. Jakarta. dan Perikanan Nomor : Kep.01 /
MEN /2002. Tentang Sistem
Dirjen Perikanan,1993. Petunjuk Sistem Manajemen Mutu Terpadu
Pembinaan dan Pengawasan Hasil Perikanan. Dirjen
Mutu Terpadu di Indonesia. Perikanan Jakarta.
Direktorat Bina Usaha Tani dan
Pengolahan Hasil. Jakarta. Narbuko Cholid dan Achmadi Abu, 2002.
Metodologi Penelitian, Bumi
Djarwanto, P.S, 2001, Mengenal Beberapa Aksara, Jakarta.
Uji Statistik Dalam Penelitian.
Liberty Yogyakarta Nasution, S. 2002. Metode Research:
Penelitian Ilmiah. PT. Bumi
Forsythe, Sj and P.R. Hayes, 1998. Food Aksara. Jakarta.
Hygiene, Microbiology and HACCP.
Third Edition Aspen Publishers, Inc. Roy E.M, and George J.F. 1990. The
Gaithersburg, Maryland. Seafood Industry. Van Nostrand
Reinhold. New York.
Hadiwiyoto, S 1993. Teknologi Pengolahan
Hasil Perikanan. Penerbit Liberty. Sudjana, 1998. Metode Statistika.
Yogyakarta. Penerbit Tarsito Bandung.

Huss, HH, Dillon M, and Derrick S. 2005. Sunyoto Danang, 2003. Ringkasan
A Guide To Sea Food Higiene Statistik Deskriptif Teori, Soal
Management. Sippo. Eurofish dan Penyelesaiannya. PT.
Copenhagen Denmark. Hanindita Graha Widya.
Yogyakarta.
Ilyas,Sofyan,1993. Teknologi Refrigerasi
Hasil Perikanan Jilid II. Teknik Winarno, F.G,1998. Kimia Pangan dan
Pembekuan Ikan. CV. Paripurna. Gizi. Cetakan 5. P.T. Gramedia.
Jakarta. Jakarta.

Nuryani, Ag. B., YS. Darmanto, Tri Winarni Agustini, Pengendalian Mutu Penanganan Udang Beku … 26

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

You might also like