Professional Documents
Culture Documents
Semester ganjil
oleh
Siti ramadani
X-u
KEMENTRIAN AGAMA RI
MADRASAH ALIYAH NEGERI BINJAI
2010
DAFTAR ISI
i
Kata
Pengantar..........................................
..........................................................
.. i
Daftar
Isi .....................................................
..........................................................
ii
Bab I.
Pendahuluan ....................................
..........................................................
1
Latar
Belakang .........................................
.....................................................1
Tujuan .............................................
..........................................................
....1
Manfaat ...........................................
..........................................................
....1
Bab II. Kajian
teori..................................................
............................................ 2
Pengertian pendidikan
menurut para
ahli…………………………………
2
Mutu pendidikan di
Indonesia…………………………
…………………. 3
Sejarah perkembangan definisi
teknologi
pendidikan…………………… 6
Bab III. Kesimpulan dan
Saran................................................
.............................8
Kesimpulan .....................................
..........................................................
... 8
Saran ...............................................
..........................................................
.... 8
Daftar
Pustaka ............................................
.........................................................
9
KATA
PENGANTAR
ii
Asalamualaikum wr.wb,
Ucapan syukur kepada Allah
SWT karena berkat Nya karya
ilmiah ini dapat terselesaikan.
Karya ilmiah ini di susun
sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti
Ujian semester ganjil yang
dilaksanakan di sekolah
Madrasah aliyah negeri
binjai, dan karya ilmiah ini juga
disusun agar para pembaca
mempunyai
Pemikiran kedepan untuk
pendidikan di masa yang akan
datang nanti
Dimana pemikiran itu adalah
tentang luasnya teknologi di
Indonesia dan di
Seluruh dunia.
Ucapan terima kasih kepada
bapak Amnal yang mau
membantu dan
Memberi arahan dalam Menyusun
karya ilmiah ini,
Semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca
Dan
Penyusun karya ilmiah ini,
sebelumnya saya mohan maaf
apabila terdapat kekurangan atau
Kesalahan di dalam karya Ilmiah
ini.
Dan akhir kata saya ucapkan
Terimakasih.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan sebuah
Pengetahuan yang dasar menuju
ketingkat yang tinggi. Dengan
adanya
Pengetahuan dan teknologi,
seseorang dapat menguasai ilmu
pengetahuan
Dan teknologi (IPTEK), selain dapat
menguasainya, seseorang juga dapat
Mengambil manfaat dari
pengetahuan dan teknologi tersebut.
Oleh karena itu, ilmu pengetahuan
jangan sampai terbatas atau jangan
Sampai disini saja, mengembangkan
pengetahuan dan teknologi membuat
Pendidikan menjadi berkembang
dan maju.
B.tujuan
Pendidikan teknologi membuat
seseorang menambah wawasan yang
luas,
Dan mampu bersaing dengan
Negara luar. Dengan adanya
teknologi
Umumnya sekolah tersebut dapat
dikatakan dengan sekolah yang
maju.
Dan dapat meningkatkan mutu
pendidikan.
C.manfaat
Khususnya bagi siswa dapat
memperoleh pengetahuan yang luas,
pada
Umumnya Tentang pendidikan.
selain pengetahuannya luas,
ilmupun dapat
meningkat, dan yang pastinya tidak
ketinggalan berbagai informasi
tentang
dunia pendidikan.
Bagi guru dapat membantu
proses mengajar pada siswa dan
membantu
Dalam pencarian materi-materi
dengan mudah dan cepat untuk
bahan mengajar.
Dan yang terakhir itu bagi
sekolah manfaatnya mempunyai
nilai tambah
Pada teknologi pendidikan..
BAB II 2
KAJIAN TEORI
A.pengertian pendidikan menurut
beberapa para ahli
A. Era Kolonial
4
diciptakaan era Orde Baru
sebenarnya telah dikembangkan
pada Orde Lama.
Kebijakan yang diambil pada Orde
Lama dalam bidang pendidikan
tinggi
yaitu mendirikan universitas di
setiap provinsi. Kebijakan ini
bertujuan untuk lebih memberikan
kesempatan memperoleh pendidikan
tinggi. Pada waktu itu pendidikan
tinggi yang bermutu terdapat di
Pulau Jawa seperti UI, IPB, ITB,
Gajah Mada, dan UNAIR,
sedangkan di provinsi-provinsi
karena kurangnya persiapan dosen
dan keterbatasaan sarana dan
prasarana mengakibatkan
kemerosotan mutu pendidikan tinggi
mulai terjadi.
5
sebagaimana diatur dalam Undang –
Undang No 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, hanya beberapa
fungsi saja yang tetap berada di
tangan pemerintah pusat.
Perubahan dari sistem yang
sentralisasi ke desentralisasi akan
membawa konsekuensi-
konsekuensi yang jauh di dalam
penyelenggaraan pendidikan
nasional.
Selain perubahan dari sentralisasi ke
desentralisasi yang membawa
banyak perubahan juga bagaimana
untuk meningkatkan mutu sumber
daya manusia dalam menghadapi
persaingan bebas abad ke-21.
Kebutuhan ini ditampung dalam
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, serta
pentingnya tenaga guru dan dosen
sebagai ujung tombak dari reformasi
pendidikan nasional. Sistem
Pendidikan Nasional Era Reformasi
yang diatur dalam Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 diuraikan dalam
indikator-indikator akan
keberhasilan atau kegagalannya,
maka lahirlah Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan yang kemudian
dijelaskan dalam Permendiknas RI.
Di dalam masyarakat Indonesia
dewasa ini muncul banyak kritikan
baik dari praktisi pendidikan
maupun dari kalangan pengamat
pendidikan mengenai pendidikan
nasional yang tidak mempunyai arah
yang jelas. Dunia pendidikan
sekarang ini bukan merupakan
pemersatu bangsa tetapi merupakan
suatu ajang pertikaian dan
persemaian manusia-manusiaa yang
berdiri sendiri dalam arti yang
sempit, mementingkan diri dan
kelompok. Menurut H.A.R. Tilaar,
hal tersebut disebabkan adanya dua
kekuatan besar yaitu kekuatan
politik dan kekuatan ekonomi.
Kekuatan Politik : Pendidikan
masuk dalam subordinasi dari
kekuatan-kekuatan politik praktis,
yang berarti pendidikan telah
dimasukkan ke dalam perebutan
kekuasaan partai-partai politik,
untuk kepentingan kekuatan
golongannya. Pandangan politik
ditentukan oleh dua paradigma yaitu
paradigma teknologi dan paradigma
ekonomi. Paradigma teknologi
mengedepankan pembangunan fisik
yang menjamin kenyaman hidup
manusia. Paradigma ekonomi lebih
mengedepankan pencapaian
kehidupan modern dalam arti
pemenuhan-pemenuhan kehidupan
materiil dan mengesampingkan
kebutuhan non materiil duniawi.
Contoh pngmbangan dana 20 %.
Kekuatan Ekonomi: Manusia
Indonesia tidak terlepas dari
modernisasi seperti teknologi
informasi dan teknologi komunikasi.
Neoliberalisme pendidikan
membawa dampak positif dan
negatif. Positifnya yaitu pendidikan
menunjang perbaikan hidup dan
nilai negatifnya yaitu mempersempit
tujuan pendidikan atas pertimbangan
efisiensi, produksi, dan
menghasilkan manusia-manusia
yang dapat bersaing, yaitu pada
profit orientit yang mencari
keuntungan sebesar-besarnya
terhadap investasi yang
dilaksanakan dalam bidang
pendidikan. Demi mencapai
efisiensi dan kualitas pendidikan
maka disusunlah beberapa upaya
standardisasi. Untuk usaha tersebut
maka muncul konsep-konsep seperti
: Ujian Nasional. Dalam menyusun
RENSTRA Departemen Pendidikan
Nasional tahun 2005 – 2009 lebih
menekankan pada manajemen dan
kepemeimpinan bukan masalah
pokok yaitu pengembangan anak
Indonesia. Anak Indonesia dijadikan
obyek, anak Indonesia bukan
merupakan suatu proses humanisasi
atau pemanusiaan. Anak Indonesia
dijadikan alat untuk menggulirkan
suatu tujuan ekonomis yaitu
pertumbuhan, keterampilan,
penguasaan skil yang dituntut dalam
pertumbuhan ekonomi [Millist
CFBE]
6
Sejarah perkembangan definisi
Teknologi Pendidikan
Definisi awal Teknologi
Pendidikan dipandang sebagai
media
Teknologi Pendidikan adalah suatu
cara yang sistematis dalam
mendesain, melaksanakan, dan
mengealuasi proses keseluruhan dari
belajar dan pembelajaran dalam
betuk tujuan pembelajaran yang
spesifik, berdasarkan penelitian
dalam teori belajar dan komunikasi
pada manusia dan menggunakan
kombinasi sumber-sumber belajar
dari manusia maupun non manusia
untuk membuat pembelajaran lebih
efektif.
Definisi teknologi pendidikan pada
awal tahun 1920 dipandang sebagai
media. Akar terbentuknya
pandangan ini terjadi ketika pertama
kali diproduksi media pendidikan
pada awal abad dua puluhan. Media
ini, sebagai media pembelajaran
visual yang berupa film, gambar dan
tampilan yang mulai ramai pada
tahun 1920. definisi formal
pembelajaran visual terfokus pada
media yang digunakan untuk
menampilkan sebuah pelajaran.
Pandangan ini berlanjut sampai
1950.
Tahun 1960 dan 1970 Teknologi
Pendidikan diapandang sebagai
suatu proses.
Awal tahun 1950, khususnya selama
tahun 1960 dan 1970 sejumlah ahli
dalam bidang pendidikan mulai
mendiskusiakan teknologi
pendidikan dalam suatu yang
berbeda. Mereka membahasnya
sebagai suatu proses. Contohnya
Finn (1960) mengatakan bahwa
teknologi pendidikan harus
dipandang sebagai suatu cara untuk
melihat masalah pendidikan dan
mneguji kemungkinan solusi dari
masalah tersebut. Sedangkan
Lumsdaine (1964) mengatakan
bahwa teknologi pendidikan dapat
dijadikan aplikasi ilmu pengetahuan
pada praktek pendidikan. Pada tahun
1960an dan 1970 banayak definisi
teknologi pendidikan yang
dipandang sebagai suatu proses.
Definisi 1963
Di tahun 1963, definisi teknologi
pendidikan digambarkan bukan
hanya sebagai sebuah media.
Definisi ini (Ey, 1963)
menghasilkan dengan suatu komisi
pengawas yang dibentuk olep
Departemen Pendidikan
Audiovisual (sekarang dikenal
sebagai Asosiasi Teknologi dan
Komunikasi Pendidikan). Hal ini
merupakan suatu hal yang berangkat
dari pandangan “tradisional”
terhadap teknologi pendidikan.
Definisi kini lebih memusat pada
desain pembelajaran dan
penggunaan media sebagai
pengendalian proses belajar (p. 38).
Lebih dari itu pengertian kini lebih
menganali serangkaian langkah-
langkah penerapan, perancangan,
dan penggunaan. Langkah-langkah
ini mencakup perencanaan,
produksi, pemilihan, pemanfaatan,
dan manajemen. Perubahan disini
mencerminkan bahwa, bagaimana
lingkungan dan kemajuan zaman
dapat mengubah sebuah definisi dan
praktek dari teknologi pendidikan.
Definisi 1970
Definisi selanjutnya merupakan
definisi tahun 1970-an yang
dikeluarkan oleh Komisi Pengawas
Teknologi Pendidikan. Komisi
pengawas ini dibentuk dan dibiayai
oleh pemerintah Amerika Serikat
untuk menguji permasalahan dan
manfaat potensial yang berhubungan
dengan teknologi pendidikan di
sekolah-sekolah.
Teknologi pendidikan adalah suatu
cara yang sistematis dalam
mendesain, melaksanakan, dan
mengevaluasi proses keseluruhan
dari belajar dan pembelajaran dalam
bentuk tujuan pembelajaran yang
spesifik, berdasarkan penelitian
dalam teori
7
belajar dan komunikasi pada
manusia dan mengunakan
kombinasi sumber-sumber belajar
dari manusia maupun non manusia
untuk membuat pembelajaran lebih
efektif.
Jadi menurut konsep ini tujuan
utama teknologi pembelajaran
adalah membuat agar suatu
pembelajaran lebih efektif.
Bagaimana hal itu dilakukan?
Dengan cara mendesain,
melaksanakan dan mengevaluasi
secara sistematis berdasarkan teori
komunikasi dan belajar tentunya,
serta memanfaatkan segala sumber
baik yang bersifat manusia maupun
non manusia, dengan demikian,
sejak tahun 1970an, sudah ada
pandangan bahwa manusia (dalam
hal ini guru) bukanlah satu-satunya
sumber belajar.
Definisi 1977
Teknologi Pendidikan adalah proses
kompleks yang terintegerasi
meliputi orang, prosedur, gagasan,
sarana dan organisasi untuk
menganalisa masalah dan
merancang. Melaksanakan, menilai
dan mengelola pemecahan masalah
dalam segala aspek belajar manusia.
Definisi 1994
Teknologi instruksional adalah
praktek dalam mendesain,
mengembangkan, memanfaatkan,
mengelola dan menilai proses-
proses maupun sumber-sumber
balajar.
Definisi ini lebih operasional dari
pada rumusan tahun 1977 yang
terlalu rumit, definisi ini
menegaskan bahwa adanya lima
dominant teknologi pembelajaran,
yaitu kawasan desain, kawasan
pengemabangan, kawasan
pemanfaatan, kawasan pengelolaan,
dan kawasan penilaian baik untuk
proses maupun sumber belajar,
seorang teknolog pembelajaran bias
saja memfokuskan bidang
garapannya dalam salah satu
kawasan tersebut.
Definisi baru : menyatakan peran
media, desain pembelajaran
sistematis, dan pendayagunaan
teknologi.
Bidang teknologi dan desain
pembelajaran mencakup analisis
pembelajaran dan pencapaian
masalah serta rancangan,
pengembangan, pemanfaatan,
evaluasi, manajemen, pembeljaaran,
proses non pembelajaran untuk
meningkatkan pencapaian pelajaran
dalam berbagai peraturan, bidang
pendidikan dan tempat kerja.
Para ahli bidang desain
pembelajaran dan teknologi sering
menggunakan prosedur desain
pembelajaran yang sistematis dari
berbagai media pembelajaran untuk
menyelesaikan tujuan mereka.
Definisi ini menggaris bawahi dua
praktek yaitu penggunaan media
untuk tujuan pendidikan dan
penggunaan prosedur desain
pembelajaran yang sistematis.
Mengapa kita menyebutnya desain
pembelajaran dan teknologi ?
Definisi berbeda dari yang
sebelumnya. Lebih mengacu pada
bidang desain pembelajaran dan
teknologi dibandingkan dengan
teknologi pembeljaaran. Mengapa
kebanyakan individu
menggambarkan istilah teknologi
pembelajaran dengan komputer,
video, OHP, dan segala jenis
hardware dan software lainnya yang
berhubungan dengan media
pembelajaran. Dengan kata lain
banyak individu yang menyamakan
teknologi pembelajaran dengan
desain pembelajaran. Praktek desain
pembelajaran sudah meletus
sehingga banyak digunakan oleh
individu yang menyebut diri mereka
perancang pembelajaran.
BAB III 8
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dengan berkembang nya ilmu
pengetahuan dan teknologi
membuat
Seseorang ingin lebih mengetahui
hal tersebut, hingga dalam
pendidikan
Mencakup semua ilmu
pengetahuan dan dapat
mempergunakan teknologi yang
Bertujuan pendidikan.
Saran