Professional Documents
Culture Documents
Abstrac�
High population density is the main factor in environmental problems, where the hig�
speed of human growth caused the vegetation area became deminishing. The aims of thi�
research was to functionized the ALOS/AVNIR-2 image satellites and GIS to calculate th�
percentage of vegetation in Denpasar city with three index vegetation formulas: NDVI�
SAVI dan MSAVI in order to get one formula to build the distribution map based on th�
percentage of vegetation. This map was used to evaluate the urban planning map 2003 i�
Denpasar city. Result showed that there was relationships between vegetation index o�
ALOS/AVNIR-2 images and percentage of vegetations, where the vegetation index of NDV�
and SAVI had the highest coefficient determination. The formula of Percentage Vegetatio�
= 132.71 (NDVI)2 + 3.461 (NDVI) + 5.6775 was used to generate the percentag�
distribution vegetation map. Based on that map, the dominant vegetation distribution foun�
in settlement area (with percentage vegetation area) lower than 25%. The urban plannin�
for green open area KDB 0% was dominated by the area which had a percentage o�
vegetation between 25-50% and 50-75%. In the other hand, the urban planning for Tahura�
was dominated by the area which had a percentage of vegetation of more than 75%�
1
Jurnal Bumi Lestari, Volume 9 No. 1, Februari 2009, hlm. 1 - 1�
Nilai� indeks� vegetasi� dapat� memberika� Penginderaan jauh tidak pernah lepas dar�
informasi tentang persentase penutupan vegetasi� Sistem Informasi Geografi (SIG). Data-data spasia�
indeks tanaman hidup (Leaf Area Index), biomass� hasil penginderaan jauh merupakan salah satu dat�
tanaman,� fAPAR� (fraction� of� Absorbe� dasar yang dipergunakan dalam analisis SIG. Dala�
Photosynthetically Active Radiation), kapasita� perkembangannya data-data SIG juga berguna dala�
fotosintesis� dan� estimasi� penyerapan� karbo� pengolahan data pengideraan jauh (Barus da�
dioksida (CO2) (Horning, 2004; Ji and Peters, 2007)� Wiradisastra, 2000). Integrasi antara data spasial da�
Nilai indeks vegetasi merupakan suatu nilai yan� data atribut dalam suatu sistem terkomputerisasi yan�
dihasilkan dari persamaan matematika dari beberap� bereferensi geografi merupakan keunggulan SIG�
band yang diperoleh dari data penginderaan jau� Pengolahan data penginderaan jauh dengan meman�
(citra). Band-band tersebut biasanya adalah ban� faatkan SIG diharapkan mampu memberikan informas�
merah (visible) dan band infra merah dekat (Nea� secara cepat dan tepat sehingga segera dapa�
Infra Red)� digunakan untuk keperluan analisis dan manipulasi�
Pemanfaatan citra satelit dengan resolusi spasia� Melihat permasalah di atas, perlu dilakuka�
yang tinggi sangat diperlukan di daerah perkotaa� suatu pemantauan tutupan lahan secara cepa�
yang mempunyai tingkat kergaman tutupan laha� dengan memanfaatkan teknologi yang ada sepert�
yang heterogen (Liang� et al., 2007). Penelitia� teknologi penginderaan jauh dan Sistem Infomas�
sebelumnya yang dilakukan oleh Yüksel, et al. (2008� Geografi (SIG). Tujuan dari penelitian ini adala�
menyimpulkan bahwa pemanfaatan citra Landsa� untuk mengetahui kemampuan citra ALOS/AVNIR-�
dengan resolusi spasial 30m sangat efektif untu� dalam mendeteksi vegetasi yang dihubungka�
mengklasifikasi daerah dengan tutupan lahan yan� dengan persentase vegetasi dengan menggunaka�
homogen, akan tetapi keakurasiannya untuk daera� Sistem Informasi Geografi (SIG) dan juga untu�
yang heterogen berkurang. ALOS (Advanced Lan� mengevaluasi peta tata ruang Kota Denpasar tahu�
Observing Satellite) merupakan satelit jenis bar� 2003 berdasarkan peta sebaran persentase vegetas�
yang dimiliki oleh Jepang setelah dua sateli� yang diperoleh dari citra ALOS/AVNIR-2�
pendahulunya yaitu JERS-1 dan ADEOS. ALOS yan�
diluncurkan pada tanggal 24 Januari 2006 mempunya� 2� Metodolog�
5 misi utama yaitu untuk kepentingan kartografi�
pengamatan regional, pemantauan bencana alam� 2.� Lokasi Penelitia�
penelitian sumberdaya alam dan pengembanga� Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar yan�
teknologi (JAXA, 2005). Satelit ALOS denga� terletak diantara 08°3531" - 08°4449" Lintan�
sensor AVNIR-2 (Advanced Visible and Nea� Selatan dan 115°1023" - 115°1627" Bujur Timu�
Infrared Radiometer type-2) memiliki resolusi spasia� (Gambar 1), dengan luas wilayah 125,95 km2 ata�
10 m diharapakan dapat menganalisa daerah-daera� 12.595 ha. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mare�
yang mempunyai tutupan lahan yang heterogen� tahun 2008�
Denpasa
BALI
2
A. Rahman, dkk. : Analisis Indeks Vegetasi Menggunakan Citra Alos/Avnir-2 ....�
Perangkat lunak untuk analisis digital indek� Tabel 1. Karakteristik Citra ALOS/AVNIR-�
vegetasi� adalah� ArcView� 3.3� dengan� bantua� (JAXA, 2007�
extensions Spatial Analyst dan ArcGIS 9.2, sedangka�
untuk analisis statistik digunakan perangkat luna� Jumlah Ban� �
Microsoft Excel 2003. Struktur data SIG yan� Panjang Gelomban� Band � � 0.42 0.50 � �
digunakan adalah struktur data raster dengan pixe� Band � � 0.52 0.60 � �
10m. Band � � 0.61 0.69 � �
Band � � 0.76 0.89 � �
Resolusi Spasia� 10 mete�
3
Jurnal Bumi Lestari, Volume 9 No. 1, Februari 2009, hlm. 1 - 1�
0
Nilai Digital
255
Gambar 3. Band merah (a) dan band infra merah dekat (b) dari citra ALOS/AVNIR-�
4
A. Rahman, dkk. : Analisis Indeks Vegetasi Menggunakan Citra Alos/Avnir-2 ....�
SAVI adalah 0.7962 sedangkan metode MSAVI adala� tutupan vegetasi menunjukkan semakin akuratny�
0.7782 (Gambar 4). Semakin meningkatnya nilai indek� hubungan antara indeks vegetasi dengan persentas�
vegetasi� yang� diperoleh� dari� ketiga� persamaa� vegetasi.� Sebaran� vegetasi� dapat� dilihat� pad�
tersebut dengan semakin meningkatnya persentas� Gambar 5 untuk NDVI, SAVI, dan MSAV�
20 20
0 0
0.0000 0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000 0.6000 0.7000 0.8000 0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000 1.2000
Indeks Vegetasi Indeks Vegetasi
100
Persentase Vegetasi (%)
80
60
40
20
0
0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000
Indeks Vegetasi
Gambar 4. Hubungan antara indeks vegetasi dengan persentase tutupan vegetasi dengan NDVI (a)�
0 0 0
Indeks Vegetasi
Indeks Vegetasi
Indeks Vegetasi
1 1.48 1
Gambar 5. Hubungan antara Indeks vegetasi dengan persentasi vegetasi dengan NDVI (a), SAVI (b)�
5
Jurnal Bumi Lestari, Volume 9 No. 1, Februari 2009, hlm. 1 - 1�
6
A. Rahman, dkk. : Analisis Indeks Vegetasi Menggunakan Citra Alos/Avnir-2 ....�
Tabel 2. Luas area, luas tutupan vegetasi, persentase tutupan vegetasi dan luas tutupan awa�
Penelitian ini membagi 4 kategori persentas� dari luas area bervegetasi, sedangkan persentas�
vegetasi berdasarkan persentase tutupannya yait� vegetasi yang lebih besar dari 75% hanya selua�
persentase vegetasi yang kurang dari 25%, 25-50%� 201.99 ha atau 1.604% dari luas Kota Denpasar ata�
50-75%, dan persentase vegetasi yang lebih dar� 4.207% dari luas areal bervegetasi. Peruntukkan tat�
75%. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahw� ruang� untuk� Tahura� memiliki� daerah� denga�
persentase vegetasi yang kurang dari 25% merupaka� persentase vegetasi lebih dari 75% terluas yaitu 93.6�
yang paling dominan yaitu 24.786% dari luas Kot� ha, peruntukkan tata ruang untuk Ruang Terbuk�
Denpasar� atau� 65.179%� dari� luas� area� yan� Hijau KDB 0% memiliki daerah terluas untuk daera�
bevergetasi atau seluas 3121.79 ha. Selanjutny� yang memiliki persentase vegetasi 50-75% dan 25�
diikuti oleh daerah yang memiliki persentase vegetas� 50% yaitu masing-masing seluas 166.3 ha dan 284.4�
25-50% seluas 994.98 ha atau 7.9% dari luas Kot� ha,� sedangkan� peruntukkan� tata� ruang� untu�
Denpasar atau 20.774% dari luas area bervegetasi� pemukiman memiliki daerah dengan persentas�
Persentase vegetasi 50-75% mempunyai luas 470.8� vegetasi kurang dari 25% terluas yaitu 1206.22 h�
ha atau 3.738% dari luas Kota Denpasar atau 9.83� (Gambar 7 dan Tabel 3)�
7
Jurnal Bumi Lestari, Volume 9 No. 1, Februari 2009, hlm. 1 - 1�
8
A. Rahman, dkk. : Analisis Indeks Vegetasi Menggunakan Citra Alos/Avnir-2 ....�
Perkembangan kota yang memiliki pusa� keindahan lingkungan yang diharapkan mamp�
pemanfaatan� lahan� yang� berbeda-bed� menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga�
mengakibatkan perbedaan tingkatan dan karakteristi� Tahura merupakan hutan lindung yang berpera�
pencemaran udara yang terjadi pada masing-masin� sebagai� hutan� kota� di� Denpasar� yang� fungs�
kawasan. Sarana transportasi merupakan sumbe� utamanya adalah sebagai tempat konservasi tanama�
utama polusi udara di Kota Denpasar (PPLH UNUD� mangrove dan satwa-satwa lainnya. Selain berfungs�
2007), oleh karena itu kawasan-kawasan sepert� sebagai tempat konservasi, hutan kota juga berpera�
terminal penumpang, terminal cargo, kawasa� penting dalam mengurangi jumlah pencemaran udar�
pemukiman campuran, TPA sampah dan zone industr� seperti yang diungkapkan oleh Nowak (2000) bahw�
kecil & aneka industri merupakan daerah-daerah yan� hutan kota yang lebat yang posisinya berdekatan�
berpotensi menghasilkan polutan yang tingg� berdampingan dengan kota dapat mengurang�
sehingga keberadaan vegetasi di kawasan-kawasa� kandungan polutan ozon sebesar 15%, NO2 sebesa�
tersebut sangat diperlukan� 8%, CO sebesar 0.05% dan SO2 sebesar 17% setia�
Vegetasi di perkotaan dapat mengubah kondis� harinya�
lingkungan sekitarnya dengan mempengaruh�
kualitas udara yaitu dengan cara menurunkan suh� 4� Simpula�
udara, mengurangi kandungan gas-gas pencemar� Nilai indeks vegetasi dari citra ALOS/AVNIR-�
mengurangi pengaruh energi yang dipantulkan ole� mempunyai hubungan dengan persentase tutupa�
bangunan (Nowak, 2000), menahan laju angi� vegetasi dimana nilai indeks vegetasi dari NDVI da�
(Nowak� et al., 1998) dan mengurangi tingka� SAVI mempunyai koefisien determinasi yang palin�
kebisingan (Grey dan Deneke, 1978). Vegetasi dapa� tinggi�
mengurangi amplitudo suhu harian yang dikarenaka� Untuk� mendapatkan� suatu� peta� sebara�
keberadaan tajuk vegetasi mampu mengurangi radias� persentase vegetasi maka digunakan persamaan yan�
sinar matahari bagi lingkungan di bawahnya, selai� diperoleh dari hubungan antara nilai indeks vegetas�
itu kelembaban yang disebabkan oleh transpiras� dari NDVI dengan persetase vegetasi, diman�
vegetasi dapat mempengaruhi kelembaban bag� persamaan tersebut adalah: Persentase Vegetasi �
lingkungan disekitarnya, hal ini senada seperti yan� 132.71 (NDVI)2 + 3.461 (NDVI) + 5.6775�
diungkapkan oleh Hirano� et al. (2003) bahw� Luas tutupan vegetasi di Kota Denpasar pad�
vegetasi dapat mengendalikan panas di daera� tahun 2006 adalah 4789.55 ha atau 38.027 % dari lua�
perkotaan yang diakibatkan oleh efek� urban hea� Kota Denpasar dimana peruntukkan tata ruan�
island pada siang hari sebesar 1.5 oC. Penuruna� pemukiman merupakan daerah terluas memilik�
suhu yang disebabkan oleh keberadaan vegetasi� tutupan vegetasi, sedangkan peruntukan tata ruan�
pohon� juga� akan� menyebabkan� penuruna� Tahura adalah daerah terluas yang masih terjag�
kandungan ozon (O3) di udara (Nowak et al., 2000)� tutupan vegetasinya yaitu 70.82 % dari luas are�
Pengendalian� kebisingan� oleh� vegetas� peruntukan tata ruangny�
dilakukan dengan cara meredam atau mengabsorps� Peruntukkan� tata� ruang� untuk� kawasa�
gelombang suara oleh dedaunan, cabang, sert� pemukiman mendominasi daerah yang memilik�
ranting dari berbagai strata tanaman. Menurut Gre� tutupan� vegetasi� dengan� persentase� vegetas�
dan Deneke (1978), pohon yang paling efekti� kurang dari 25%. Peruntukkan tata ruang untuk ruan�
meredam suara ialah yang bertajuk tebal karen� terbuka hijau KDB 0% didominasi oleh vegetas�
dedaunan tanaman dapat menyerap kebisinga� dengan persentase vegetasi 25-50% dan 50-75�
sampai 95 persen. Hal ini perlu diketahui karena pad� sedangkan Peruntukkan tata ruang untuk Tahur�
peruntukan lahan kawasan pemukiman, ruang teruk� didomonasi oleh vegetasi yang memiliki persentas�
hijau dan pendidikan tingkat kebisingan suda� vegetasi lebih dari 75%�
melampaui baku mutu lingkungan (PPLH UNUD�
2007)� Ucapan Terimakas�
Vegetasi� pada� kawasan� pemukiman� jug� Kami mengucapkan terimakasih kepada sense�
berfungsi sebagai peresap air masuk kedalam tana� (Alm.) Prof. Yasuhiro Sugimori atas ijinnya dala�
sehingga� mampu� mengendalikan� laju� alira� memanfaatkan data ALOS/AVNIR-2. Semoga ilmu�
permukaan dan banjir serta berfungsi sebaga� ilmu yang telah sensei hasilkan dan berikan bergun�
pemberi estetis yaitu meningkatkan kenyamanan da� untuk semua orang. Selamat jalan sensei�
9
Jurnal Bumi Lestari, Volume 9 No. 1, Februari 2009, hlm. 1 - 1�
Daftar Pustak�
Aparicio, N., D. Villegas, J.L. Araus, J. Casadesus. C. Royo, 2002. Relationship between Growth Traits an�
Spectral Vegetation Indices in Durum Wheat. Crop Science, 42, 1547-1555�
Barus, B., dan U.S. Wiradisastra. 2000.� Sistem Informasi Geografi; Sarana Manajemen Sumberdaya�
Laboraturium Pengindraan Jauh dan Kartografi Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB. Bogor�
BPS. 2008. Denpasar dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik. Denpasa�
Campbell, J.B. 2002. Introduction to Remote Sensing; Third Edition. The Guilford Press. New Yor�
Dardak, A.H. 2006. Peran Penataan Ruang dalam Mewujudkan Kota Berkelanjutan di Indonesia. Semina�
Penataan Ruang Berbasis Aspek Ekologis untuk Mewujudkan Kota Berkelanjutan. Jakarta�
Diarniti, N.M. 2007. Monitoring of the Vegetation Coverage Using Vegetation Index in Denpasar Durin�
1994 2003 (Thesis). Master Program. Study Program of Environmental Science Post Graduat�
Program Udayana University. Denpasar�
Gong, P., R. Pu, G.S. Biging and M.R. Larrieu, 2003. Estimation of Forest Leaf Area Index Using Vegetatio�
Indices Derived from Hyperion Hyperspectral Data. IEEE Transactions on Geoscience and Remot�
Sensing, 41, No 6�
Grey, G.W. and F.J. Deneke. 1986. Urban Forestry; Second Edition. Krieger Publishing Company. Florida�
USA.
Hirano, Y., Y. Yasuoka, and T. Ichinose. 2003. Evaluation of Vegetation Effect on Urban Climate by Couple�
Simulation of Satellite Remote Sensing and Local Meteorological Model. National Institute fo�
Environmental Studies. Tsukuba-Japan�
Horning, N. 2004. Global Land Vegetation; An Electronic Textbook. NASA Goddard Space Flight Cente�
Earth Sciences Directorate Scientific and Educational Endeavors (SEE). http://www.ccpo.odu.edu�
SEES/veget/vg_class.htm. Dikunjungi pada tanggal 27 Desember 2007�
JAXA. 2007. ALOS; User Handbook. Earth Observation Research Center. Japan Aerospace Exploratio�
Agency. Japa�
Jensen, J.R. 2000. Remote Sensing of the Environmental Earth Resource Perspective. Prentice Hall. Ne�
Jersey-USA�
Ji, L., A.J. Peters. 2007. Performance Evaluation of Spectral Vegetation Indices Using a Statistical Sensitivit�
Function. Remote Sensing of Environmental, 106, 59 -6�
Kementerian Hukum dan HAM RI. 2007.� Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 200�
Tentang Penataan Ruang. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68. Kementeria�
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/uu/2007�
026-07.pdf. Dikunjungi pada tanggal 28 Februari 200�
Li, F., W.P. Kustas, M.C. Anderson, J.H. Prueger, & R.L. Scott. 2008. Effect of Remote Sensing Spatia�
Resolution on Interpreting Tower-Based Flux Observations. Remote Sensing of Environment, 112�
337349�
Liang, S., T. Zheng, D. Wang, K. Wang, R. Liu, S. Tsay, S. Running, & J. Townshend. 2007. Mapping High�
Resolution Incident Photosynthetically Active Radiation over Land from Polar-Orbiting and Ge�
stationary Satellite Data. Photogrammetric Engineering & Remote Sensing. 1085-1089�
Nowak, D.J., K.L. Civerolo, S.T. Rao, G. Sistla, C.J. Luley, and D.E. Crane. 2000. A Modeling Study of th�
Impact of Urban Trees on Ozone. Atmospheric Environment, 34. 1601-161�
10
A. Rahman, dkk. : Analisis Indeks Vegetasi Menggunakan Citra Alos/Avnir-2 ....�
Nowak, D.J. 2000. The Effects of Urban Trees on Air Quality. USDA Forest Service. New York-US�
Nowak, D.J., P.J. McHale, M. Ibarra, D. Crane, J.C. Stevans, and C.J. Luley. 1998. Modeling the Effects o�
Urban Vegetation on Air Pollution. Air Pollution Modeling and Its Application, 12. 399-40�
Myneni, R.B., & D. L. Williams. 1994. On the Relationship between FAPAR and NDVI. Remote Sensing o�
Environment, 49, 200-211�
PPLH UNUD. 2007.� Status Lingkungan Hidup Kota Denpasar. Pusat Penelitian Lingkungan Hidu�
Universitas Udayana. Denpasa�
Purwadhi, S.H. 2001. Interpretasi Citra Digital. Gramedia Widiarsana Indonesia. Jakarta�
Ray, T.W. 1995. A FAQ on Vegetation in Remote Sensing. Division of Geological and Planetary Science�
California Institute of Technology. California-US�
Sesneg RI. 2002. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota�
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119. Sekretaris Negara Republik Indonesia�
http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/pp/2002/063-02.pdf. Dikunjungi pada tanggal 15 Juni 200�
Slamet, L. 2003. Ruang Terbuka Hijau di Jakarta. Bidang Aplikasi Klimatologi dan Lingkungan LAPAN�
Bandung�
Tinambunan, R.S. 2006. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Pekanbaru (Tesis). Pengelolaa�
Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogo�
Wolf, K.L. 1998. Urban Forest Values: Economic Benefits of Trees in Cities. College of Forest Resources�
Center for Urban Horticulture - University of Washington. Washington-US�
Yüksel, A., A.E. Akay, & R. Gundogan. 2008. Using ASTER Imagery in Land Use/cover Classification o�
Eastern Mediterranean Landscapes According to CORINE Land Cover Project. Sensors, 8, 1237�
1251�
Yunhao, C., S. Peijun, L. Xiaobing, C. Jin, and L. Jing. 2006. A Combined Approach for Estimating Vegetatio�
Cover in Urban/Suburban Environments From Remotely Sensed Data. Computers & Geosciences�
32, 1299130�
Zavaleta, E.S., B.D. Thomas., N.R. Chiariello, G.P. Asner, and M.R. Shaw. 2003. Plants Reverse Warmin�
Effect on Ecosystem Water Balance. PNAS, 100, 17. 1892-1893�
11