You are on page 1of 3

Denok Friana Susanti

1006816136
S1 Ekstensi Administrasi Niaga 2010
Konsep Ilmu Politik

Kebijakan Umum (Public Policy, Beleid)


Kebijakan adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau
kelompok politik, dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu. Pada
prinsipnya, pihak yang membuat kebijakan-kebijakan itu mempunyai kekuasaan untuk
melaksanakannya.

Tiga unsur yang harus diperhatikan dalam membuat kebijkan antara lain :
• jumlah orang yang ikut mengambil keputusan
• peraturan pembuat keputusan, dan
• informasi

Empat kebijakan umum yang ditetapkan pemerintah antara lain :


• kebijakan regulatif
• kebijakan redistributif
• kebijakan destributif
• kebijakan konstituen

Pendekatan-pendekatan Ilmu Politik

Pendekatan Tradisional (Tradisional Approach)


Negara menjadi fokus utama dengan menonjolkan segi konstitusional dan yuridis.
Bahasan pendekatan ini menyangkut, misalnya : Sifat Undang-Undang Dasar serta
kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan lembaga-lembaga kenegaraan formal, badan
yudikatif, badan eksekutif,dsb. Karenanya pendekatan ini disebut juga pendekatan
institusional atau legal-institusional.

Contoh Pendekatan Tradisional:


Dengan pendekatan ini, dalam mempelajari parlemen, maka yang diperhatikan adalah
kekuasaan serta wewenang yang dimilikinya seperti tertuang dalam naskah (UUD,UU,
atau Peraturan Tata Tertib); hubungan formal dengan badan eksekutif; struktur organisasi
serta hasilnya.

Beberapa kelemahan pendekatan tradisional, antara lain:


1. Pendekatan ini tidak meneliti apakah lembaga kenegaraan memang
terbentuk dan berfungsi seperti yang diuraikan dalam naskah-naskah resmi
kenegaraan.
2. Cenderung kurang menyoroti organisasi-organisasi yang tidak formal,
seperti kelompok kepentingan dan media massa.
3. Bahasan lebih deskriptif daripada analitis.
4. Lebih banyak menggunakan ulasan sejarah, seperti menelusuri
perkembangan parlemen.

Pengantar Ilmu Politik


Denok Friana Susanti
1006816136
S1 Ekstensi Administrasi Niaga 2010
5. Lebih bersifat normatif karena fakta dan norma kurang dibedakan, bahkan
seringkali saling berkaitan.
6. Kurang memberikan sumbangan terhadap pembentukan teori baru.

Pendekatan Tingkah Laku (Behavioral Approach)


Salah satu pemikiran pokok dari pendekatan perilaku adalah tidak lagi membahas
lembaga-lembaga formal karena bahasan itu tidak banyak memberi informasi mengenai
proses politik yang sebenarnya. Sebaliknya, lebih bermanfaat bagi peneliti untuk
mempelajari manusia itu sendiri serta perilaku politiknya, sebagai gejala yang benar-
benar dapat diamati.

Contoh Pendekatan Perilaku:


Dalam mempelajari parlemen, maka yang dibahas adalah perilaku anggota perlemen,
yaitu: bagaimana pola pemberian suaranya (voting behavior) terhadap rancangan UU,
giat atau tidaknya memprakarsai UU, kegiatan lobbying, dsb.

Ciri-Ciri Pendekatan Tingkah Laku:


Pendekatan ini cenderung bersifat interdisipliner, maksudnya tidak saja mempelajari
dampak faktor pribadi tetapi juga dampak dari faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Maka
dapat disimpulkan bahwa pendekatan ini memiliki keuntungan yakni memberi
kesempatan untuk mempelajari kegiatan dan susunan politik dibeberapa Negara yang
berbeda sejarah perkembangannya, latar belakang dan kebudayaan dan ideology, dengan
mempelajari bermacam-macam mekanisme yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu,
yang memang merupakan tujuan dari setiap kegiatan politik dimanapu terjadi

Kritik terhadap Pendekatan Perilaku:


1. Pendekatan perilaku telah membawa efek yang kurang menguntungkan,
yakni mendorong para ahli menekuni masalah-masalah yang kurang penting seperti
pemilihan umum (voting studies) dan riset berdasarkan survey.(1960-an)
2. Penganut pendekatan perilaku kurang memberi perhatian pada masyarakat
perubahan (change) dalam masyarakat.
3. Pendekatan perilaku terlalu steril, karena menolak untuk memasukkan
nilai-nilai dan norma dalam penelitian.(Eric Voegelin, Leo Strauss, dan John
Hallowel)
4. Pendekatan perilaku juga tidak memiliki relevansi dengan realitas politik
dan buta terhadap masalah-masalah sosial.

Pendekatan Pascaperilaku (Post Behavioral Approach)


Gerakan pascaperilaku memperjuangkan perlunya relevance and action (relevansi dan
orientasi bertindak). Reaksi ini ditujukan kepada usaha mengubah penelitian dan
pendidikan Ilmu Politik menjadi suatu ilmu pengetahuan murni sesuai dengan pola ilmu
eksakta. Pada hakikatnya pendekatan ini merupakan “kesinambungan” sekaligus
“koreksi” dari pendekatan perilaku.

Pengantar Ilmu Politik


Denok Friana Susanti
1006816136
S1 Ekstensi Administrasi Niaga 2010

Perbandingan PendekatanTradisional, Pendekatan Behavioral dan Pendekatan


Post Behavioral

No Pendekatan Tradisional Pendekatan Behavioral Pendekatan Post Behavioral


Saling mengaitkan fakta Memisahkan fakta dan Fakta dan nilai diikat pada
1.
dan nilai nilai tindakan dan relevansi
Nonsperspektif, objektif Bersifat humanistik, dan
2. Perspektif dan normatif
dan empiris berotientasi masalah, normatif
3. Kualitatfif Kuantitatif Kualitatif dan Kuantitatif
Berkaitan dengan Berkaitan dengan
Berkaitan dengan keteraturan
4. ketidakteraturan dan keseragaman dan
dan ketidakteraturan
keteraturan keteraturan
Konfiguratif dan non
Komparatif; berfokus Komparatif; berfokus kepada
5. komparatif; berfokus
kepada beberapa negara beberapa negara
kepada sebuah negara
Etnosentris; secara khusus Etnosentris; secara khusus
Secara khusus berorientasi
6. berfokus kepada berkaitan dengan model
pada dunia ketiga
demokrasi eropa barat anglo-amerika
deskriptif; sempit, dan Abstrak, berideologi, Teoritis, radikal, dan
7.
statis konservatif, dan statis berorientasi nilai
Berfokus kepada struktur Berfokus pada struktur dan
Berfokus pada hubungan dan
8. formal (institusi dan fungsi-fungsi (kelompok)
konflik kelas kelompok.
pemerintah) formal dan informal

Pengantar Ilmu Politik

You might also like