You are on page 1of 2

Judul Buku : Sandiwara Langit, Sebuah Kisah Nyata Bertabur Hikmah Penyubur Iman

Penulis : Abu Umar Basyier


Penerbit : Shofa Media Publika
Tebal : 212 Halaman

Sandiwara Langit, buku yang saya baca adalah cetakan ketiga oktober 2008. Buku ini pertama kali
diperkenalkan oleh seseorang kepada saya kira-kira bulan desember tahun lalu ((waktu diceritakan, saya
begitu menggebu-gebu untuk membacanya)), tapi baru bulan maret ini saya berhasil memenuhi hasrat
terpendam itu!!!,, itupun dari hasil pinjam-meminjam kepada seseorang (maksih jg bwt org yang sudah
tak sengaja membacanya didepan mataku) dipondokan tersayang,,hwhw..

Buku ini menggunakan orang ketiga tunggal ( ? Maaf yah klu salah istilah) sebagai pemeran utama atau
yang sebagai diceritakan (Rizqaan) dan orang pertama sebagai yang menceritakan (ustadz). Kisah
Sandiwara Langit ini berawal dari keinginan Rizqaan untuk segera menikah diusianya yang saat itu masih
18 tahun dengan seorang muslimah bernama Halimah yang berusia 17 tahun. Karena melihat usia dan
status social keluarga Rizqan, orangtua Halimah mengajukan syarat, yaitu jika dalam jangka waktu 10
tahun Rizqan tidak dapat membuat istrinya bahagia (dalam hal materi) maka dia harus rela
menceraikannya. Dengan memohon petunjuk dari Allah dan dengan meminta pertimbangan dari
Ustadz, maka Rizqan memenuhi tantangan tersebut, merekapun menikah.

Bulan berganti tahun, kehidupan Rizqan dan istrinya semakin sejahtera. Usaha roti yang dirintis Rizqan
berangsur-angsur mulai menampakkan hasil. merekapun telah memiliki seorang anak yang bernama
Nabhaan. Rizqaan merasa bahwa usaha yang dilakukannya untuk menunggu 10 tahun itu tidak akan
sisa-sia.

Tapi Allah punya rencana lain, Pada malam dimana 2 hari lagi kesepakatan masa uji sepuluh tahun akan
berakhir, terjadi sebuah musibah naas, rumah beserta pabrik mereka terbakar. Rizqan kembali jatuh
miskin seperti saat pertama kali ia menikahi istrinya. Untung saja Rizqan, Halimah dan anak mereka bisa
menyelamatkan diri. Sedangkan Ayah Rizqan yang saat itu tak sempat menyelamatkan diri ikut terbakar,
sedangkan ibu Rizqan masih sempat tertolong walaupun dengan banyak luka bakar.

Saat berada dirumah sakit, orangtua Halimah datang menagih kesepakatan kepada Rizqan tepat di 10
tahun usia pernikahan mereka. Tanpa menaruh rasa iba, orangtua Halimah menyuruh mereka bercerai
saat itu juga. Rizqan tak dapat menyembunyikan rasa kecewanya, tapi juga tak dapat memungkiri
kesepakatan tersebut. Tak ada yang dapat dilakukannya selain harus menceraikan istrinya saat itu juga.
((Waktu membaca sampai halaman ini, saya sudah tak bisa menahan airmata.. hikshikshiks…. Dan
benar-benar membenci orangtua Halimah)) Lanjut…….

Ketika mengetahui hal tersebut, Halimah tak bisa menahan tangisan dan amarahnya, tetapi seperti
Rizqan, ia hanya bisa pasrah. Berikut ini kutipan langsung kata talak dari Rizqaan yang membuat saya
makin berderai air mata, hikshikshiks…. :
“Di hadapan Allah. Atas dasar ketaatan kita kepada-Nya. Dengan harapan Allah akan memperjumpakan
kita di Surga kelak dalam sejuta keindahan yang melebihi segala yang pernah kita rasakan berdua. Atas
dasar cinta kasih kita yang suci. Atas dasar kepedihan hati yang mendalam, yang hanya Allah yang
mengetahuinya : SAYA MENALAQMU ADINDA.” Hikshikshiks…
((mmmm… saya pikir hanya sampai disini saja saya ceritakan isi bukunya selebihnya silahkan baca
sendiri ya… mm… entah bagaimana caranya saya untuk mengatakan kepada kalian bahwa buku ini
benar-benar menarik ….!!!!))

Kisah ini merupakan kisah nyata dan benar-benar dapat menjadi pelajaran buat siapa saja, yang ingin
segera menikah, yang sudah berumahtangga,, atau siapapun juga.. hal yang saya sukai dari diri Halimah
adalah kesetiaan dan ketaatannya sebagai seorang istri, sedangkan dari tokoh Rizqan adalah
ketaatannya sebagai seorang muslim dalam menjaga amanah dan menyepakati perjanjian yang telah
dibuatnya walaupun sangat berat baginya untuk melakukannya (termasuk sabar and tawakkal jg sih ).

Dalam surat Almaidah ayat 1 dikatakan bahwa :


“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu”
Juga sabda Nabi SAW :
“Kaum muslimin itu terikat persyaratan yang disepakati di antara mereka…” (HR Abu Dawud)
(( 2 dalil diatas saya kutip dari buku sandiwara langit yang tak lain sumbernya jg dari Al-Qur’an dan
hadits ))

Bagaimanapun juga, ini hanyalah sedikit ringkasan dari saya sebagai seorang pembaca yang jg adalah
manusia biasa, kalaupun terdapat banyak salah dan kurang saya rasa itu adalah hal yang wajar. Semoga
kita semua dapat mengambil hikmah dari cerita tersebut, bukan hanya sebagai pengisi waktu luang
ataupun penambah koleksi bacaan kita.

Semoga resensi buku ini dapt membuat kalian tertarik untuk membaca buku aslinya… makasih buat
yang sudah mau baca sampai akhir….

You might also like