Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
1. Laura F. Makaminang
2. Tania M. Lontah
3. Lingsey Paparang
4. Fiska Polii
5. Helty T. Rorimpandey
6. Amanda Q. Manitik
7. Amsal Kasiaheng
8. Switly Wungkana
9. Yusman Labulu
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2010
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan
utama di negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak
dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung,
namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu
dalam berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berprilaku yang dapat
mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat menghambat
pembangunan karena mereka tidak produktif (Hawari, 2000).
Salah satu masalah kesehatan jiwa yang sering terjadi dan
menimbulkan hendaya yang cukup skizofrenia. Skizofrenia merupakan
salah satu gangguan jiwa yang sering ditunjukan oleh adanya gejala
positif, diantaranya adalah halusinasi. Halusinasi merupakan persepsi klien
terhadap lingkungan tanpa adanya stimulus yang nyata atau klien
menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa adanya stimulus atau
rangsangan dari luar. Penanganan atau perawatan intensif perlu diberikan
agar klien skizofrenia dengan halusinasi tidak melakukan tindakan yang
dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan
pernyataan diatas maka kelompok kami tertarik untuk mengangkat kasus
tersebut dengan askep pada klien Ny Y dengan halusinasi Auditori dan
visual di Rumah Sakit Ratumbuysang Manado Sulut.
2
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek di Rumah Sakit Ratumbuysang
Manado Sulut diharapkan mahasiswa S1 Keperawatan Unika DE LA
SALLE Manado mampu memahami dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada Ny Y dengan Halusinasi Auditori dan Visual di
Ruang Kabela RS Ratumbuysang Manado Sulut.
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahai konsep dasar halusinasi
b. Mampu melaksanakan pengkajian pada klien dengan halusinasi
c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
halusinasi
d. Mampu menyusun tujuan dan intervensi keperawatan pada klien
dengan halusinasi
e. Mampu melaksanakan intervensi keperawatan yang telah disusun
pada klien dengan halusinasi
f. Mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan keperawatan
pada klien dengan halusinasi.
C. RUANG LINGKUP
Dalam laporan ini kelompok kami hanya membatasi penyelesaian
masalah keperawatan pada Ny Y dengan Perubahan Persepsi Sensori
Halusinasi di Ruang Kabela mulai tanggal 22 sampai tggl 27 november
2010.
3
D. METODE PENULISAN
Metode yang dilakukan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Studi kasus
Kelompok melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada
seorang klien dengan masalah perubahan sensori persepsi halusinasi
pendengaran di ruang Kabela RSJ Manado.
2. Observasi
Mengobservasi gejala – gejala perilaku yang dialami klien dengan
halusinasi pendengaran dan observasi keberhasilan standard asuhan
keperawatan yang diberikan.
3. Wawancara
Pengkajian dalam rangka pengumpulan data dilakukan terhadap klien
dan perawat ruangan
4. Studi perpustakaan
Dengan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan
halusinasi termasuk bahan – bahan perkuliahan agar makalah ini
mempunyai nilai ilmiah untuk dipertahankan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun metode penyusunan ini terdiri dari V bab yaitu :
Bab I Pendahuluan, menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan
penulisan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus,
ruang lingkup, metode dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan teori, menjelaskan tentang LP dan ASKEP teori.
Bab III Mengenai ASKEP kasus
Bab IV Pembahasan, sedangkan
Bab V Penutup, yang menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran.
Daftar pustaka.
Demikian metode penulisan makalah kami.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. MASALAH UTAMA
Gangguan Persepsi Sensorik : Halusinasi
2. PENGERTIAN
Halusinasi adalah salah satu cara respon maladaktif individu
yang berada dalam rentang neurobiologis (struart dan Araira, 2001).
Ini merupakan respon paling maladaktiv. Jika orang sehat persepsinya
akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasika stimulus
berdasarkan informasi yang diterimanya melalui panca indera.
Stimulus tersebut tidak ada pada pasien halusinasi.
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera
tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain,
Essentials of Mental Health Nursing, 1987).
Menurut Maramis (1998) : halusinasi adalah gangguan
persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu sebenarnya yang tidak
terjadi. Perubahan persepsi sensorik adalah suatu keadaan individu
yang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang
mendekat disertai dengan pengurangan berlebih-lebihan, distorsi atau
kelainan respon perubahan yang sering ditemukan pada klien
gangguan orientasi realitas adalah halusinasi dan dipersonalisasi
(Stuart and sunden, 1998) Struart and Sunden, 1998 mengelompokan
karakteristik halusinasi sebagai berikut :
3. KLASIFIKASI HALUSINASI
a. Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar
suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau
mengancam padahal tidak ada suara di sekitarnya.
b. Halusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandangan
orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada.
c. Halusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang di
dapatkan. Pasien yang mengalami mengatakan mencium bau-
bauan seperti bau bunga, bau kemenyan, bau mayat, yang tidak
ada sumbernya.
d. Halusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaan
dengan halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap)
suatu rasa di mulutnya.
e. Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yang
bersangkutan merasa ada seseorang yang meraba atau
memukul. Bila rabaab ini merupakan rangsangan seksual
halusinasi ini disebut halusinasi heptik.
6
4. PROSES TERJADINYA HALUSINASI
Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari
gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia).
Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara – suara bising atau
mendengung. Tetapi paling sering berupa kata – kata yang tersusun
dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien,
sehingga klien menghasilkan respons tertentu seperti : bicara sendiri,
bertengkar atau respons lain yang membahayakan. Bisa juga klien
bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan
mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau
pada benda mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda
mayor dari gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor
untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak
organik.
Data Subjektif
1) Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempat.
2) Tidak mampu memecahkan masalah halusinasi (misalnya:
mendengar suara-suara atau melihat bayangan)
3) Mengeluh cemas dan khawatir
Data Objektif
1) Mudah tersinggung
2) Apatis dan cenderung menarik diri
3) Tampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi
kadang berhenti bicara seolah-olah mendengar sesuatu
7
4) Menggerakan bibirnya tanpa menimbulkan suara
5) Menyeringai dan tertawa yang tidak sesuai
6) Gerakan mata yang cepat
7) Pikiran yang berubah-ubah dan konsentrasi rendah
8) Kadang tampak ketakutan
9) Respon-respon yang tidak sesuai (tidak mampu berespon
terhadap petunjuk yang komplek)
6. PENYEBAB
Stuart and Sunden (1998 : 305) mengemukakan faktor
predisposisi dari timbulnya halusinasi, antara lain:
1) Faktor Biologis
1. Abnormalitas otak seperti : lesi pada areo frontal, temporal dan
limbic dapat menyebabkan respon neurobiologist
2. Beberapa bahan kimia juga dikaitkan dapat menyebabkan
respon neurbiologis misalnya: dopamine neurotransmiter
yang berlebihan, ketidakseimbangan antara dopamine
neurotransmiter lain dan masalah-masalah pada sistem receptor
dopamine.
3) Faktor Psikologis
Penolakan dan kekerasan yang dialami klien dalam keluarga
dapat menyebabkan timbulnya respon neurobiologis yang
maladaftive
8
Stuart and sunden (1998: 310) juga mengemukakan faktor pencetus
terjadinya halusinasi antara lain:
1. Faktor biologis
Gangguan dalam putaran balik otak yang memutar
proses informasi dan abnormaltas pada mekanisme pintu
masuk dalam otak mengakibatkan ketidakmampuan
menghadapi rangsangan. Stres biologis ini dapat
menyebabkan respon neurobiologis yang maladaftive.
2. Faktor Stres dan Lingkungan
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan
merupakan stressor lingkungan yang dapat menimbulkan
gangguan perilaku. Klien berusaha menyesuaikan diri
terhadap stressor lingkungan yang terjadi.
3. Faktor Pemicu Gejala
a) Kesehatan
Gizi yang buruk, kurang tidur, kurang tidur, keletihan,
ansietas sedang sampai berat, dan gangguan proses
informasi.
b) Lingkungan
Tekanan dalam penampilan (kehilangan kemandiri dalam
melakukan aktivitas sehari-hari), rasa bermusuhan dan
lingkungan yang selalu mengkritik, masalah perumahan,
gangguan dalam hubungan interpersonal, kesepian (kurang
dukungan sosial), tekanan pekerjaan, keterampilan sosial,
yang kurang, dan kemiskinan.
c) Sikap/ perilaku
Konsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya
diri), kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas,
perilaku amuk dan agresif.
9
Menurut Mary Durant Thomas (1991), Halusinasi dapat terjadi
pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau
keadaan delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan
penggunaan alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi adapat juga
terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan
metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari
berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti
inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat
membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas.
Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu
pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti
kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada
pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak
diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor
biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah
stress lingkungan , biologis , pemicu masalah sumber-sumber koping
dan mekanisme koping.
Tahap II
Menyalahkan
Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan
perasaan antipasti
Pengalaman sensori menakutkan
Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
Mulai merasa kehilangan control
Menarik diri dari orang lain non psikotik
Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah
Perhatian dengan lingkungan berkurang
Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja
Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas
Tahap III
Mengontrol
Tingkat kecemasan berat
Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi
Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi)
Isi halusinasi menjadi atraktif
Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik
Perintah halusinasi ditaati
Sulit berhubungan dengan orang lain
Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik
Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan
berkeringat
11
Tahap IV
Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
Klien panic
Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak
mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa
jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik.
Perilaku panic
Resiko tinggi mencederai
Agitasi atau kataton
Tidak mampu berespon terhadap lingkungan
8. AKIBAT
Adanya gangguan persepsi sensori halusinasi dapat beresiko
menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Kelliat, BA, 1998:
27). Menurut Townsend, M.C, 1998: suatu keadaan dimana seseorang
melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
diri sendiri dan orang lain.
12
berhenti berbicara seolah melihat dan mendengarkan
sesuatu
gerakan mata yang cepat
tidak tahan terhadap kontak mata yang lama
tidak konsentrasi dan pikiran mudah beralih saat bicara
tidak ada kontak mata
ekspresi wajah murung, sedih tampak larut dalam pikiran
dan ingatannya sendiri, kurang aktivitas
tidak komunikatif
13. PENATALAKSANAAN
14
3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah
yang ada
15
B. ASKEP TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DEWASA DENGAN
HALUSINASI
1. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini Saudara diharapkan mampu:
2. Isi halusinasi
Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari hasil
pengkajian tentang jenis halusinasi ( lihat no 1 di atas )
17
halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk
mencegah terjadinya halusinasi.
4. Respons halusinasi
Untuk mengetahui dampak halusinasi pada pasien dan apa
respons pasien ketika halusinasi itu muncul perawat dapat
menanyakan pada pasien hal yang dirasakan atau dilakukan saat
halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada
keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat
juga dengan mengobservasi dampak halusinasi pada pasien jika
halusinasi timbul.
b. Tindakan Keperawatan
18
1) Membantu pasien mengenali halusinasi.
19
b) Bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga bercakap-
cakap dengan orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap
dengan orang lain maka terjadi distraksi ; fokus perhatian
pasien akan beralih dari halusinasi kepercakapan yang
dilakukan dengan orang tersebut. Sehingga salah satu cara
yang efektif untuk mengontrol halusinasi adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain.
20
Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan ;
membrikan penguatan tehadapa perilaku pasien
yang positif
21
BAB III
ASKEP KASUS
A. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
A. KLIEN
Nama : Ny. Y
TTL/Umur : 18 tahun
Status perkawinan : Belum kawin
Jumlah anak : -
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : tiada
Alamat rumah : Bahu, ling. VI, Manado
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. Tonny Pesik
Alamat : Bahu, lingk. VI, Manado
Hubungan dgn klien: Paman
22
III. FAKTOR PREDISPOSISI
A. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Ya
Tidak
B. Pengobatan sebelumnya
Berhasil
Kurang berhasil
Tidak berhasil
V. STATUS PSIKOSOSIAL
A. Genogram ( gambar dan jelaskan isi genogram)
Ket gambar :
: laki-laki
24
: perempuan
: klien
: meninggal
B. Konsep diri:
b. Gambaran diri
Klien dapat menerima kondisi tubuhnya dan tidak ada
keluhan
c. Identitas diri
Sewaktu sekolah dulu klien senang dapat berkumpul
dengan temannya dan bermain dan klien juga termasuk orang
yang mudah bergaul. Saat kerja klien dapat melakukan dan
mengertikan pekerjaannya dan merasa senang.
d. Peran
Klien mempunyai hobi yaitu menyanyi dan memasak.
e. Ideal diri
Klien berharap cepat sembuh dan dapat diterima kembali
dilingkungan masyarakat.
f. Harga diri
Klien merasa bangga dan senang diperhatikan oleh orang-
orang terdekatnya.
C. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti :
klien mengatakan orang yang paling berarti dalam
kehidupannya adalah keluarga dan saudara-saudaranya.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Di Rumah Sakit Jiwa klien mudah bergaul
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
25
Klien suka ada rasa malu dan terkadang suka menyendiri
tapi suka ngobrol dan interaksi dengan temannya yang ada di
ruangan kabela.
D. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan :
Klien beragama katolik dan klien mengetahui dan meyakini
Tuhannya satu
E. Kegiatan ibadah
Sebelumnya klien rajin beribadah ke gereja
Penjelasan :
Penampilan klien tampak rapi, rambut rapi, baju
cukup bersih, gigi cukup bersih, baju setiap hari
selalu diganti, mandi tidak harus dimotivasi.
B. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Apatis
Lambat
26
Inkoheren
Membisu
Tidak mampu memulai
Penjelasan :
Klien selalu bicara pelan dan agitatif
C. Aktivitas Motorik
Lesu
Tegang
Gelisah
Agitasi
Tik
Grimasem
Tremor
Kompulsif
Penjelasan :
Klien terlihat aktif mengikuti kegiatan.
D. Alam perasaan
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Kuatir
Gembira berlebihan
Penjelasan :
Klien terkadang suka malu dan kadang menyendiri.
E. Afek
27
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Penjelasan :
Afek klien normal terhadap rangsangan.
F. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Mudah tersinggung
Kontak mata kurang
Defensive
Curiga
Penjelasan :
Selama interaksi klien kooperatif, ada kontak mata
selama berkomunikasi.
G. Persepsi : Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghiduan
Penjelasan :
Klien mengalami halusinasi pendengaran dan
penglihatan
H. Proses pikir
Sirkumstansial
28
Tangensial
Kehilangan asosiasi
Flight of ideas
Blocking
Perseverasi
Neologisme
Penjelasan :
Klien selalu menjawab langsung pertanyaan perawat
dengan tanggap dan cepat sesuai topik pertanyaan yang
dilontarkan
Isi pikir
Obsesi
Phobia
Hipokondria
Depersonalisasi
Pikiran magis
Ide yang terkait
Waham :
Agama
Somatic
Kebesaran
Curiga
Nihilistik
Sisip pikir
Siar pikir
Kontrol pikir
Penjelasan :
29
Klien merasa takut apabila suara itu datang kadang
sering melampiaskan pada objek yang ada di depannya.
J. Tingkat kesadaran
Bingung
Sedasi
Stupor
Disorientasi :
Waktu
Tempat
Orang
Penjelasan :
Orientasi klien terhadap orang, tempat, dan waktu
sesuai
K. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Perubahan proses pikir pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi
Penjelasan :
Tidak ada gangguan memori.
30
Tingkat konsentrasi klien sudah menurun, sehingga
kurang mampu dalam menjawab pertanyaan yang di
lontarkan oleh perawat.
M. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Penjelasan :
Penilaian untuk klien konsekwen dengan apa yang
dijanjikan baik dari dirinya maupun dari perawat tentang
waktu dan tugas.
Penjelasan :
Klien menerima penyakit yang dideritanya, klien
masih butuh pengobatan.
P. Data medik
Diagnose medic : halusinasi
Terapi medic :
31
32
B. ANALISA DATA
TANGGAL DATA MASALAH
22 Data Subjektif : Halusinasi
November klien mengatakan pendengaran dan
2010 melihat atau penglihatan
mendengar sesuatu
Resiko perilaku
Data Objektif : kekerasan
tampak bicara dan
tertawa sendiri
mulut seperti bicara
tetapi tidak keluar suara
berhenti berbicara
seolah melihat dan
mendengarkan sesuatu
Melirikkan mata ke kiri
dan ke kanan seperti
mencari siapa atau apa
yang sedang berbicara
Data Objektif :
tidak tahan terhadap
kontak mata yang lama
tidak konsentrasi dan
pikiran mudah beralih
saat bicara
33
24 Data Subjektif : Gangguan konsep diri :
November klien mengatakan harga diri rendah
2010 merasa kesepian
klien mengatakan tidak
berguna
Data Objektif :
ekspresi wajah murung,
sedih tampak larut
dalam pikiran dan
ingatannya sendiri,
aktivitas kurang
C. MASALAH KEPERAWATAN
N
MASALAH KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
O
1. Halusinasi pendengaran 1. Resiko perilaku kekerasan b/d
2. Resiko perilaku kekerasan gangguan persepsi : halusinasi
3. Isolasi sosial : menarik diri 2. Gangguan persepsi :
4. Gangguan konsep diri : HDR halusinasi b/d isolasi social :
menarik diri
3. Isolasi social : menarik diri
b/d gangguan konsep diri :
harga diri rendah
34
D. POHON MASALAH
35
E. INTERVENSI
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP
RUMAH SAKIT PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG
37
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG
38
bingung Berdiskusi tentang isi, waktu, frekuensi dari mendengar dan
mulut klien halusinasi kadang melihat
seperti berbicara Berdiskusi hal yang menimbulkan atau tidak sesuatu padahal itu
namun tidak menimbulkan halusinasi tidak didengar /
mengeluarkan dilihat oleh orang
suara Pasien sedang halusinasi : lain.
klien kadang menanyakan apa yang didengar atau dilihat O : Klien menyadari
tersenyum mengatakan bahwa perawat tidak mendengar atau bahwa ia sedang
sendiri melihat hal serupa menderita gangguan
Berdiskusi apa yg dilakukan jika halusinasi timbul persepsi : halusinasi
Berdiskusi perasaan klien saat mengalami pendengaran /
halusinasi penglihatan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi lanjut
39
halusinasinya mincul
Menghardik halusinasi
Dilakukan saat sedang mengalami halusinasi
Katakan pada diri “Saya tak mau dengar / lihat
kamu”
Berbincang dengan orang lain
Dilakukan menjelang halusinasi muncul (tanda-
tanda awal halusinasi)
Berbicara dengan orang lain memaparkan pada
stimulus eksternal.
Menurunkan fokus perhatian pada stimulus internal
(halusinasi)
40
Menjelaskan 5 benar cara menggunakan obat
41
G. DAFTAR OBAT
DAFTAR OBAT YANG DIBERIKAN PADA PASIEN
1. Nama Obat : CPZ (chlorphomazme)
1. Klasifikasi Obat : Antipsikosis
2. Dosis Obat : 100mg/ tablet ; 25mg/ml
3. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 3X1 tablet
4. Cara pemberian obat : Intramuskular dan Oral
5. Mekanisme kerja dan fungsi obat : Kerja obat-obat ini ditujukan untuk
pemulihan Keseimbangan kedua
neurotransmitter mayor secara alamiah
yang terdapat di SSP : asetilkolin dan
dopamine. Fungsi obat ini untuk
menenangkan pasien
6. Alasan pemberian obat pada pasien : Klien seringkali membuat keributan
dan banyak bicara
7. Kontraindikasi : Pasien dengan depresi tulang belakang,
gagal ginjal dan lever berat,
hipersensitif fenotiazin, vertigo, dan
mabuk perjalanan, bayi kurang 6 bulan,
sindrom reye.
8. Gejala keracunan :-
9. Side effect obat : Lesu, mengantuk, pusing, sakit
kepala, mulut kering, agitasi, gangguang tidur, fotosensitif, dan ruam kulit.
DAFTAR OBAT YANG DIBERIKAN PADA PASIEN
1. Nama Obat : HLP (haloperidol)
2. Klasifikasi Obat : Antipsikosis
3. Dosis Obat : 2X0,5mg/hari
Sedang : 2-3 X 0,5-2mg/hari
Berat : 2-3 X 3-5mg/hari
4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 3X1 tablet
5. Cara pemberian obat : Oral, IM, dan IV
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat : Memblokade reseptor dopamine dan
reseptor kolinergik, adrenergic, dan
histamine, fungsinya yaitu agar pikiran
klien menjadi teratur.
7. Alasan pemberian obat pada pasien : Pikiran tidak teratur.
Yang bersangkutan, dosis, dan
cara pemberian
8. Kontraindikasi : Gangguan Neurologis dengan gejala
pyramidal atau ekstra pyramidal, hama,
depresi, SPP berat.
9. Gejala keracunan :-
10.Side effect obat : Hipertonia otot dan gemetar, ataksia,
spasema otot, hipotensis ortus
statistic, hepatis kolestatik,glaktorea,
sedasi.
43
DAFTAR OBAT YANG DIBERIKAN PADA PASIEN
1. Nama Obat : THP (Triheksiphenidy)
2. Klasifikasi Obat : Antiparkinson
3. Dosis Obat : Dewasa 3X1 tablet 2mg
4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : 3X1 tablet
5. Cara pemberian obat : Oral
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat : Kerja obat-obat ini ditujukan untuk
pemulihan keseimbangan kedua
neurotransmitter mayor secara alamia
yang terdapat I SPP: asetil kolom dan
dopamine. Fungsinya agar klien rileks.
7. Alasan pemberian obat pada pasien : Klien seringkali membuat keributan
dan banyak bicara
8. Kontraindikasi : Hipersensitivitas, glukoma, angle-
closure, tukak lambung,hipertropi pros
miastemia gravis. Takikardia, aritmia,
jantung,hipertensi, tendesi terhadap
retensi urine.
9. Gejala keracunan :-
10. Side effect obat : Mulut kering, penglihatan kabur,
pusing, mual,muntah,bingung, agitasi konstipasi, takikardi, dilatasi ginjal,
dan retensi urine.
44
H. STRATEGI PELAKSANAAN
LAPORAN PENDAHULUAN
(SP 1. P halusinasi)
B. Proses keperawatan
Kondisi klien
Do : -kontak mata +
-klien bicara +
-keadaan umum baik
-senyum +
-selalu ceria
Ds : -mendengar suara-suara yang tidak jelas
-mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
-melihat sesuatu yang tidak pasti
Diagnosa keperawatan
Perubahan proses pikir : halusinasi pendengaran
Tujuan Khusus :
Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan data pasien
atau biodata.
ORIENTASI
Salam terapeutik : selamat pagi,,saya perawat Amsal, bole saya
berbincang-bincang dengan anda..????nama sapa..???suka di panggil
sapa..???
Evaluasi/validasi :klien merespon dengan baik,dan dapat menjawab
salam dari perawat,dan menyebut namanya dengan lengkap.
45
kontrak topic : ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul.yang pertama menghardik,kedua bercakap-cakap ketiga
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal,dan yang ke empat minum
obat dengan teratur.Nah..kita akan belajar dengan cara yang pertama
yaitu dengan cara menghardik.
Waktu :kita akan bercakap-cakap sekitar 15 menit
Tempat :di ruang kabela
TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien(subjektif)’’apakah sdr senang berbincang
dengan saya..???
5. Tindakan lanjutan klien(yang perluh dilatih pada klien sesuai dengan
hasil tindakan yang dilakukan)
menganjurkan pada klien untuk peragakan SP1 ketika suara-
suara itu datang lagi yaitu dengan cara menghardik.
46
6. Kontrak yang akan datang(dua jam lagi perawat balik lagi ya..kita
akan lanjutkan cara yang ke dua yaitu tentang bercakap-cakap dengan
orang lain)
Topik :melanjutkan pengkajian
Waktu :15 menit
Tempat :seperti biasa di ruang kabela.
47
LAPORAN PENDAHULUAN
(SP 2 P halusinasi)
A. Proses keperawatan
Kondisi klien
DO :-kontak mata positif
-klien banyak bicara
-keadaan umum baik
-banyak senyum
-selalu ceria
DS :-mendengar suara-suara yang tidak jelas
-mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
-melihat sesuatu yang tidak pasti
Diagnosa keperawatan
Perubahan proses pikir : halusinasi pendengaran
Tujuan Khusus:
Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan data pasien atau
biodata.
Tindakan keperawatan :
Mengajarkan pasien dengan cara ke dua yaitu bercakap-cakap dengan
orang lain.
48
B. Proses pelaksanaan tindakan
ORENTASI
1. Salam teraupetik :
’’met siang masih ingat saya..???
Evaluasi/validasi :seperti kesepakatan kita tadi pagi kita akan
berbincang dengan cara ke dua.
2. kontrak topic :
siang ini kita akan berbincang tentang cara yang ke dua yaitu
bercakap-cakap dengan teman.
3. Waktu :
Berbincang-bincang 15 menit
4. Tempat :
Ruang kabela.
TERMINASI
1. evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subjekif):bagimana perasaan sdr setelah belajar
cara mengontrol halusinasi yang ke dua..???jadi sudah berapa
cara sdr pelajari..???
49
2. Tindakan lanjut klien:setelah ini coba sdr peragakan apa yang
sudah sdr pelajari.nah besok pagi saya akan kembali lagi untuk
melakukan cara ynag ke tiga yaitu aktivitas terjadwal.mau jam
berapa..???bagaimana kalau jam 9..??ok met siang sampai
ketemu besok ya..
50
LAPORAN PENDAHULUAN
(SP 3 P halusinasi)
A. Proses keperawatan
Diagnosa keperawatan :
Perubahan proses piker :halusinasi pendengaran
Tujuan khusus :pasien dapat berorentasi dan dapat bina saling percaya
Tindakan keperawatan :mengidentifikasi kemampuan pasien dalam
melakukan aktivitas terjadwal.
ORENTASI
1. Salam terapeutik :selamat pagi..??bagaimana kabar pagi ini..??semalam
tidurnya bagaimanan..???apa suara itu masih muncul lagi..??apa sudah
di pakai dua cara yang telah kita latih..???
2. evaluasi/validasi :seperti janji saya kemarin, pagi ini saya akan datang
untuk berbincang bincang cara yang ke tiga yaitu melakukan kegiatan
terjadwal.
51
3. kontrak topic :sesuai dengan kesepakatan kita kemarin hari ini kita akan
melakukan cara yang ke tiga yaitu melakukan kegiatan terjadwal.
Waktu :15 menit
Tempat :ruang kabela
KERJA (langkah-langkah tindakan keperawatan)
Apa saja yang bisa sdr lakukan..???pagi-pagi apa kegiatan Ya..???terus
jam berikut apa yang di lakukan..???
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2. Tindakan lanjut klien:setelah ini coba sdr melakukan tiga cara yang sudah
kita lati untuk mencegah suara-suara.
kita bertemu besok lagi yah untuk membahas cara minum obat yang
baik dan guna obat.jam berapa??
52
LAPORAN PENDAHULUAN
(SP 4 P halusinasi)
A. Proses keperawatan
Kondisi klien:-kontak mata baik
-banyak bicara
-suka senyum
-selalu ceria
Diagnosa keperawatan :
Perubahan proses pikir : halusinasi pendengaran
Tindakan keperawatan :
Mengajarkan pasien cara minum obat yang baik serta kegunaanya.
53
Waktu :15 menit
Tempat : ruang kabela.
TERMINASI
1. Evaluasi respon terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien(subjektif) : bagaimana perasaan sdr setelah kita
bercakap2 tentang obat..??sudah berapa cara yang kita pelajari untuk
mencegah suara2??
2. Tindakan lanjut klien : besok kita akan ketemu ya untuk melihat
manfaat 4 cara mancegah suara yang telah kita bicarakan.ok sampai
ketemu yaaa…..
54
I. API
ANALISA PROSES INTERAKSI
K : selamat pagi pa perawat K:kontak mata jelas Pasien duduk Merasa senang Membutuhkan bina
dan banyak bicara. berhadapan dengan pasien mau hubungan saling
perawat menerima ajakan percaya
P : Nama saya perawat A, bisa P:membimbing klien Klien mendekatkan diri Berharap pasien Untuk menciptakan
saya berbincang-bincang di ruangan kabela pada perawat dapat membalas rasa kepercayaan
dengan saudara? nama saudara percakapan perawat
siapa? suka di panggil apa? P:mempertahankan memperkenalkan diri.
umur? alamat? kontak mata duduk
K : bole, nama saya Y,biasa di lebih mengarah pada
pangil Y. umur 18 tahun pasien
P:apa yang di rasakan K:memperhatikan Klien dengan senyum Berharap ada respon Mengharapkan ada
skarang? apa mendengar kepada perawat dan dengan tatapan balik yang positif interaksi antara klien
suara-suara? mata mendengar apa dara klien dengan perawat
yang dikatakan perawat
K : iya,
56
bercakap-cakap dengan orang
lain,ketiga melkukan aktivitas
setiap hari dan yang ke empat
dengan cara minim obat
dengan teratur.nah saat ini kita
akan belajar cara yang pertama
yaitu dengan cara
menghardik.apa sdr tau cara
untuk menghardik?
57
peragakan atau lakukan perawat dan
sekarang?? memperhatikan apa
yang di katakan oleh
perawat.
K:bisa perawat.”bila Dengan antusias dan Klien mampu
mendengar suara itu Tutup penuh semangat mengingat apa yang
telinga,tutup mata dan katakan telah dipelajarinya
pergi-pergi aku tidak mau
dengar kamu karena kamu
suara palsu”
58
diajarkan tadi yah, yaitu… yang telah diajarkan
K: iya
59
ANALISA PROSES INTERAKSI II
Nama klien : Ny Y Deskripsi : melatih pat mengontrol halusinasi dgn cara aktivitas
Umur : 18 tahun Tujuan : Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan
Interaksi : perawat-klien data pasien atau biodata.
Lingkungan: ruang kabela Waktu : ±15 menit
Komunikasi verbal komunikasi non verbal analisa berpusat pd analisa Rasional
klien berpusat pd
perawat
P : selamat siang masih Memberi senyum Klien dapat memberi Untuk Salam terapeutik untuk
ingat saya salam balik mendapatkan menjalin hubungan
respon yang
K : siang.. Sambil tersenyum baik
Iya,,,
P : seperti kesepakatan Dengan wajah yang ramah Berharap pasien Mengingatkan kembali
kita tadi pagi kita akan dan sedikit tersenyum masih dapat kontrak yang telah
berbincang dengan cara ke mengingat disepakati
60
dua. kontrak yang
Baiklah siang ini kita akan telah disepakati
berbincang tentang cara
yang ke dua yaitu
bercakap-cakap dengan
teman.
P : sudah minum
61
obat siang ini?
62
K : Jadi kalau saya Klien mengatakan dengan Klien belum begitu
mendengar suara itu saya wajah yang agak bingung mengerti
harus bicara dengan orang
lain sust?
P : Iya, Y harus cari teman Berharap pasien Agar pasien dapat
untuk berbicara biar suara dapat mengetahui tentang
itu menyingkir mengulangi apa bagaimana cara
Coba ulangi apa yang sust yang telah mengontrol halusinasinya
katakan tadi? disampaikan
oleh perawat
K : kalau ada suara-suara Dengan serius berusaha Klien dapat menjawab
datang langsung mencari untuk menjawab. pertanyaan dari
teman untuk bicara.. perawat
63
halusinasi yang ke dua
ini?
Senyum
K : senang sust Berharap klien
P : jadi sudah berapa cara masih dapat
Y pelajari? tmengingatnya
Dengan antusias klien
K : dua sust, menjawabnya
Membantu klien agar
P : apa-apa saja itu? mampu mengingat
kembali
Sedikit bingung namun Berharap klien
K: pertama dengan klien mampu masih dapat
menghardik, kedua mengingatnya kembali tmengingatnya
berbicara dengan teman
Berharap klien Kontrak yang akan
P: setelah ini coba Y dapat menerima datang
peragakan apa yang sudah kontrak tersebut
Y pelajari.
64
Besok pagi saya akan
kembali lagi untuk
melakukan cara yang ke
tiga yaitu aktivitas
terjadwal.
Y mau jam berapa? Sambil merunduk
K: terserah pada sust saja.
Sambil senyum Kontrak jam agar pasien
P: Bagaimana kalau jam dapat bersiap-siap
9? ok
senyum
K : iya
menyampaikan salam dan
P : ok. met siang sampai berjalan pergi
ketemu besok ya.. meninggalkan klien
K : iya
65
ANALISA PROSES INTERAKSI III
Nama klien : Ny Y Deskripsi : melatih pat mengontrol halusinasi dgn cara bercakap
Umur : 18 tahun Tujuan : Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan
Interaksi : perawat-klien data pasien atau biodata.
Lingkungan: ruang kabela Waktu : ±15 menit
P : semalam tidurnya
bagaimana?
67
kemarin, pagi ini saya akan tentang bagaimana cara
datang untuk berbincang- mengontrol halusinasi yang
bincang cara yang ke tiga ada.
yaitu melakukan kegiatan
terjadwal.
Kita akan berbincang-
bincang sekitar 15 menit, apa
bisa?
K : iya sust.
68
di lakukan? lebih
69
dilakukan beri tanda .
Bangun pagi langsung mandi,
lalu bersisir, kemudian cari
aktivitas seperti membaca
dan menulis, kemudian
minum obat lalu makan pagi,
istirahat sejenak membantu
membersihkan kamar
kemudian menunggu minum
obat siang lalu makan siang
Stelah itu menyimpan
kemudian istirahat siang,
bangun, mandi bercerita,,
Bisa begitu?
K : iya sest,
P : bagaimana perasaan Y
setelah kita bercakap-cakap
70
cara yang ke tiga untuk
mencegah suara-suara itu? Berharap klien dapat
menerimanya
K : agak sulit, namun harus Sambil tersenyum
tetap semangat.
P : bagus, coba Y sebutkan Untuk mengingat kembali
tiga cara yang telah kita latih apa yang telah didapat
untuk mencegah suara-suara
itu.
71
untuk berhalusinasi. Skarang
coba sebutkan ulang apa
yang perawat bilang?
P : hebat!
Baiklah Y setelah habis
makan siang kita akan
membahas cara minum obat
yang baik dan guna obat.
bagaimana setuju?
72
K : setuju sest
73
ANALISA PROSES INTERAKSI IV
Nama klien : Ny Y Deskripsi : Melatih pasien dengan cara minum obat secara teratur.
Umur : 18 tahun Tujuan : Membina hubungan saling percaya untuk mendapatkan
Interaksi : perawat-klien data pasien atau biodata.
Lingkungan: ruang kabela Waktu : ±15 menit
komunikasi non analisa berpusat pada analisa berpusat pada
Komunikasi verbal Rasional
verbal klien perawat
P : selamat pagi..bagaimana P : kontak mata + Dengan senyum Berharap pasien masih Memberikan salam awal
perasaan Y hari ini..? berjabat tangan sambut sapaan dapat berinteraksi dari perkenalan untuk
dengan pasien. menciptakan saling percaya
K : pagi sest, baik.. K:kontak mata jelas Merasa senang pasien
mau menerima ajakan
P : apa suara-suara itu masih Pasien duduk Mengharapkan ada interaksi
muncul? berhadapan dengan Berharap pasien dapat antara klien dengan perawat
perawat membalas percakapan
K : iya sest,
75
setelah minum obat secara
teratur?
Klien mampu
K : mungkin ada, karena mengatakan apa yang
kalau saya tidak minum obat akan terjadi jika ia
rasa tidak enak, trus suka moK:tatapan mata tidak minum obat
bamarah. terjerumus kepada Berharap klien dapat
perawat dan menerima kehadiran
P : iya, minum obat sangat memperhatikan apa perawat
penting untuk menghilangkan yang di katakan oleh
suara-suara itu supaya tidak perawat.
muncul lagi,
ada berapa macam obat yang K : Dengan antusias
Y minum? dan penuh semangat
K : ada 3
76
Kalau yang putih ini
namanya THP 3 X sehari
jamnya sama dan fungsinya
untuk rileks dan tidak kaku,
sedangkan yang merah jambu
ini namanya HP 3 X sehari
jamnya sama gunanya untuk
pikiran biar pikirannya
tenang.
Kalau suaranya sudah hilang
obatnya jangan dihentikan
nanti konsultasikan dengan
dokter, sebab kalau putus
obat Y akan kambuh dan
akan sulit untuk kembali
kekeadaan semula. Kalau
obat habis Y bisa minta ke
dokter untuk mendapatkan Klien mengatakan
obat lagi dengan begitu antusias
K : iya sest…
Saya harus minum obat
dengan teratur agar cepat Sambil tersenyum
sembuh dan cepat pulang.
77
mengguunakan obat-obat ini ,
pastikan obatnya benar,
artinya Y harus memastikan
bahwa itu obat-obat yang
benar punya Y jangan sampai
keliru dengan obat milik
orang lain
K : sest…
Kalu disini sest-sest yang
jaga kase obat. Jadi kami
hanya menerima dari sest-
sest noch
P : iya biar nda salah lagi tapi Agar pasien dapat minum
kalau sudah pulang taw sest obat dengan tepat waktu
lupa itu harus dipastikan.
Oh ya jangan lupa minum
tepat waktu dasn dengan cara
yang benar yaitu diminum
sesudah makan dan tepat Langsung menjawab
jamnya. pertanyaan dari
perawat
K : iya sest…
Mengetahui respon yang
P : bagaimana perasaan Y akan diberikan
setelah kita bercakap-cakap Dengan antusias
tentang obat? langsung menjawab
78
K : senang…
P : keempat ?
Berharap klien dapat
mengigatnya
K : ke empat….
Minum obat
79
P : besok kita akan ketemu ya
untuk melihat manfaat 4 cara
mancegah suara yang telah
kita bicarakan.ok sampai
ketemu yaaa…..
Sambil melambaikan
K : ok… tangan dan tersenyum
80
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas mengenai halusinasi dan pelaksanaan asuhan
keperawatan terhadap pasien, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
halusinasi ditemukan adanya perilaku menarik diri sehingga perlu
dilakukan pendekatan secara terus menerus, membina hubungan
saling percaya yang dapat menciptakan suasana terapeutik dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan yangdiberikan.
2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya
dengan halusinasi, pasien sangat membutuhkan kehadiran keluarga
sebagai sistem pendukung yang mengerti keadaaan dan
permasalahan dirinya. Disamping itu perawat / petugas kesehatan
juga membutuhkan kehadiran keluarga dalam memberikan data
yang diperlukan dan membina kerjasama dalam memberi perawatan
pada pasien. Dalam hal ini penulis dapat menyimpulkan bahwa
peran serta keluarga merupakan faktor penting dalam proses
penyembuhan klien, namun pada kenyataannya keluarga klien
jarang sekali bahkan tidak pernah datang menjengguknya.
B. SARAN
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan hendaknya perawat mengikuti
langkah-langkah proses keperawatan dan melaksanakannya secara
sistematis dan tertulis agar tindakan berhasil dengan optimal
2. Dalam menangani kasus halusinasi hendaknya perawat melakukan
pendekatan secara bertahap dan terus menerus untuk membina hubungan
saling percaya antara perawat klien sehingga tercipta suasana terapeutik
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan
3. Bagi keluarga klien hendaknya sering mengunjungi klien dirumah sakit,
sehingga keluarga dapat mengetahui perkembangan kondisi klien dan
dapat membantu perawat bekerja sama dalam pemberian asuhan
keperawatan bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA
Jhoxer, kris. 2009. asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Blog. Diambil
dalam : http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/01/asuhan-
keperawatan-pada-pasien-dengan_09.html. diakses pada 24 November 2010.
Pukul 15.15
82