Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ib. W
Jenis Kelamin :P
Umur : 54 th
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Bangsa/Suku : Jawa
Alamat : Tegalrejo, Tamantirto, Kasihan,Bantul
No RM : 044099
Tanggal masuk RS : 16 Oktober 2010
II. ALLOANAMNESIS
Alloanamnesis diperoleh dari :
Fungsi Peran
= wanita = OS
= laki - laki
II.8.11 Kebiasaan
OS suka berjalan – jalan disekitar lingkungan tetangganya.
Tanda Vital
Tek Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5 °C
Nadi : 80 x/ menit
Respirasi : 20 x/ menit
Kepala : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher : limfonodi teraba (-), nyeri tekan (-)
Thorax
Sistem CV : bising jantung (-), suara jantung tambahan
(-), konfigurasi normal
Sistem Respi : sonor, vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen
Sistem GI : teraba massa (-), hepar dan lien tidak
teraba, nyeri tekan abdomen (-)
Sistem Urogenital : tidak dilakukan
Sistem Musculoskeletal : deformitas (-), akral dingin (-)
Sistem Integumentum : hiperemis (-), oedem (-), luka (-)
Kelainan khusus : tidak ada
Kesan Status Internus : tidak ada kelainan organik
VII. PEMBAHASAN
Dari hasil identintifikasi yang diperoleh dari autoanamnesis dan
alloanamnesis diketahui bahwa gejala yang ditemukan pada OS mengarah
kepada ganguan skizofrenia yaitu didapatkannya waham bizzare yaitu
waham kendali pikir yang menonjol dan didapati waham non-bizzare yaitu
waham magik mistik dan waham agama yang menetap, selain itu terdapat
pula gangguan isi pikir berupa halusinasi dan ilusi. Menurut pedoman
diagnostik skizofrenia dalam PPDGJ III gejala-gejala dari pasien mengarah
ke skizofrenia tak terinci.
Penyingkiran diagnosis banding dapat di cocokkan menurut gejala pada
PPDGJ III yaitu:
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas menunjukkan bahwa OS memenuhi kriteria
untuk diagnostik Skizofrenia dengan tipe tak terinci (F 20.3).
IX. DIAGNOSIS
IX.1 Aksis I : F20.3
IX.2 Aksis II : Manja
IX.3 Aksis III :-
IX.4 Aksis IV : Menyukai lawan jenis namun tidak terbalas, ibu
meninggal dunia
IX.5 Aksis V : jelek
X. RENCANA PENATALAKSANAAN
X.1 Terapi Organobiologik
X.1.1 Psikofarmaka
1. Chlorpromazin 25 mg (0-0-1)
Merupakan obat antipsikotik yang memiliki afek sedasi
tinggi untuk menjaga kualitas tidur pasien. Pada pasien
ini hanya diberi 1 tablet saja karena pasien sudah
mulai tenang, tidak agresif lagi dan sudah tidak
mengalami kesulitan tidur dan diberikan pada malam
hari supaya tidak menganggu kualitas hidup pasien
2. Haloperidol 1,5 mg (1-0-1)
Merupakan obat antipsikotik kuat untuk menekan
gejala seperti waham dan halusinasi, pada pasien ini
diberikan 2 kali sehari pada pagi dan malam hari
karena wahamnya masih menonjol. Dosis diberikan 2
kali sehari mengingat waktu paruh haloperidol 12 jam.
3. Trihexyphenydil 2 mg (1-0-1) k/p
Merupakan antidotum untuk efek samping dari
haloperidol berupa sindrom ekstrapiramidal seperti
tremor, rigiditas (parkinsonisme). Obat ini berinteraksi
dengan antipsikotik dengan mengurangi efek dari obat
antipsikotiknya, jadi obat ini diberikan seminimal
mungkin atau jika perlu saja.
X.1.2 Terapi fisik
Tidak terdapat sakit fisik.
X.2 Psikoterapi
Psikoterapi Suportif
Pasien dibimbing untuk menceritakan segala permasalahan apa
yang terjadi, kekawatiran pasien kepada terapis, sehingga terapis dapat
memberikan problem solving yang baik dan mengetahui cara antisipasi
pasien dari faktor-faktor pencetus (untuk memperbaiki kepribadian pasien
yang cenderung tertutup)
b. Latihan kerja
Pasien mendapatkan latihan kerja, sehingga pasien
dapat memiliki keahlian yang dapat berguna. (dapat
menghasilkan suatu produk (berproduksi) sesuai
dengan keahlian yang dimiliki untuk memenuhi
kebutuhan hidup ketika kembali ke masyarakat).
XI. PROGNOSIS
XI.1 Faktor Premorbid
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Hasisukanto, G., Elvira, Sylvia., 2010, Buku Ajar Psikiatri. FKUI: Jakarta
Hawari, Dadang., 1997, Al – Quran: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. PT
Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta
Maslim, R. 2002, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ
III.
Soewadi, 2002, Simtomatologi Dalam Psikiatri. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK UGM:
Yogyakarta