You are on page 1of 13

HASIL BUDAYA KERAJAAN HINDU DAN BUDHA

1 Aldair Christiawan
Hasil Budaya kerajaan Bercorak Hindu
Hasil budaya kerajaan kutai

No Hasil Budaya Tahun Keterangan

Isi dari prasasti yupa :


1.Raja yang memerintah Mulawarman anak
Aswawarman cucu Kudungga,
2.Raja Mulawarman menhadiahkan 1000
1 Prasasti Yupa Abad ke-4 lembu kepada kaum Brahmana,
3.Aswawarman adalah wangsa kerta (pendiri
dinasti),
4.Menyebut tempat suci dengan nama
waprakeswara (tempat pemujaan dewa sywa).

Tempat untuk menambatkan hewan kurban


2 Yupa Abad ke-4
yang dipersembahkan kepada dewa.

Di temukan di Serawak,Sepauk dan


3 Arca Ganesa -
digunakan untuk alat dagang.

4 Arca Budha - Ditemukan dibangun dan sebagai alat dagang.

Hasil Budaya Kearajaan Tarumanegara

No Hasil Budaya Tahun Keterngan

Prasasti ini di temukan di daerah Ciampea,


Bogor. Teppatnya di tepi sungai Ciaruteun,
Di atas tulisan Prasasti itu ada lukisan laba –
laba dan telapak kaki. Tulisannya sendiri
1 Prasasti Ciaruteum 1863 berupa puisi/ sajak empat baris bunyinya:
“ Ini bekas dua kaki, seperti kaki dewa
Wisnu. Ialah kaki yang mulia purnawarma,
raja di negeri Taruma. Raja yang gagah
berani di dunia”.
2 Prasasti Jambu 1854 Prasasti ini di temukan di bukit pasir
Kolengkak. Daerah tersebut termasuk
perkebunan jambu terletak 30 Km di sebelah
barat Bogor Tulisan dalam Prasasti in
sebagai berikut:

2 Aldair Christiawan
“Sri Purnawarman adalah seorang pemimpin
yang tiada taranya. Baginda terkenal gagah
berani, jujur dan setia menjalankan tugas.
Baginda memerintah di Tarumanegara.
Baginda memakai Warman, baju Zirah yang
tak dapat di tembus senjata musuh. Ini
adalah sepasang kaki. baginda selalu
berhasil menggempur kota – kota musuh.
Baginda hormat kepada para pangeran.
Namun baginda sangat di takuti oleh musuh
– musuh baginda”.
Prasasti ini di temukan di kampung Muara
Hilir Cibitung Bulang (Bogor) tak banyak
yang di ungkapkan dalam Prasasti ini hanya
3 Prasasti Kebon Kopi 1864 berupa sepasang telapak kaki (seperti kaki
gajah). Tulisan yang ada hanya
menyebutkan bahwa itu telapak kaki gajah
penguasa Taruma.
Prasasti ini di temukan di daerah Pasir Awi,
Bogor. Pada Prasasti ini juga ada gambar
4 Prasasti Pasir Awi 1864
telapak kaki, Prasasti ini di tulis dengan
huruf ikal yang belum dapat diartikan.
Di temukan di daerah Cilincing DKI Jakarta
atau di tugu. Prasasti ini adalah Prasasti
terpanjang dan terpenting dari
Tarumanegara. Sekarang Prasasti itu ada di
museum Nasional Prasasti itu banyak
memuat keterangan kira – kira sebagai
berikut:
“ Dulu kali Candrabagha di gali
Purnawarman, Maharaja yang mulia yang
mempunyai lengan kencang dan kuat.
Setelah sampai ke istana, kali di alirkan ke
laut. Istana kerajaan baginda termashur.
5 Prasasti Tugu 1911 Kemudian baginda menitahkan lagi
menggali sebuah kali. Kali ini sangat indah
dan jernih. Kali ini di sebut kali gomati. Kali
ini mengalir melalui kediaman nenekanda
Purnawarman. Kali Gomati, (galian itu )
6.122 tumbak panjangnya pekerjaan ini di
mulai pada hari baik, tanggal 8 paro petang
bulan phalguna dan di sudahi pada hari
tanggal ke 13 paro terang bulan Caitra, jadi
hanya 21 saja untuk itu diadakan selamatan
yang di laksanakan oleh para Brahmana.
Untuk selamatan itu Purnawarman
menghadiahkan 1.000 ekor sapi”.
Prasasti ini di temukan di muara Cianten
Prasasti Muara
6 1864 Bogor, seperti Prasasti lain, Prasasti ini juga
Cianten
terdapat telapak kaki. Sayang tulisannya

3 Aldair Christiawan
belum dapat di artikan sebab tulisannya
dalam huruf ikal sehingga tidak banyak yang
di ketahui tentang isinya.
Prasasti ini di temukan di kampung lebak,
tepi sungai Cidanghiang (Munjul) isinya kira
– kira :
7 Prasasti Lebak - “ in ilah tanda – tanda keperwiraan yang ulia
Purnawarman. Baginda seorang raja Agung
dan gagah berani. Baginda adalah raja dunia
dan menjadi panji sekalian Raja”.

Hasil Budaya Kerajaan Mataram Kuno


Dinasti Sanjaya

No Hasil Budaya Tahun Keterangan

Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa


dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan
tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di
desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan di
1 Prasasti Canggol 732 M samping itu juga diceritakan bahwa yang
menjadi raja mula-mula Sanne kemudian
digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha
(saudara
perempuan Sanne).
Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan
Yogyakarta berangka tahun 778 M, ditulis
dalam huruf Pranagari (India Utara) dan
bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan
2 Prasasti Kalasan 778 M pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan
biara untuk pendeta oleh raja Panangkaran
atas permintaan keluarga Syaelendra dan
Panangkaran juga menghadiahkan desa
Kalasan untuk para Sanggha (umat Budha).
Prasasti sojomerto isinya : bahwa dijawa
tengah ada satu dinasti yang berkuasa Yi
Syailendra (raja gunung) yang bernama
Hindu-syiwa, tetapi sanjaya sebagai pemeluk
3 Prasasti Sojomerto - Hindu merasakan adanya jarak antara raja
dengan rakyat, (akibat dari adanya system
kasta), maka ia menyuruh anaknya yaitu
Rakai Panangkaran untuk memeluk agama
budha.
Prasasti Mantyasih ditemukan di Mantyasih
4 Prasasti Mantyasih 907 M Kedu, Jateng berangka tahun 907 M yang
menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari

4 Aldair Christiawan
prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja
Mataram yang mendahului Bality yaitu Raja
Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai
Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung,
Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi, Rakai
Watuhumalang, dan Rakai Watukura Dyah
Balitung. Untuk itu prasasti Mantyasih/Kedu
ini juga disebut dengan prasasti Belitung.
Prasasti ini adalah prasasti tembaga yang
dikeluarkan oleh Raja Diah Balitung. Dalam
5 Prasasti Balitung 907 M
prasasti itu disebutkan nama raja yang pernah
memerintah pada Kerajaan Dinasti Sanjaya.

Dinasti Syailendra

Prasasti ini menyebutkan tentang seorang raja


dari Dinasti Syailendra yang berhasil
menunjuk Rakai Panangkaran untuk
7 Prasasti Kalasan 778 M mendirikan sebuah bangunan suci bagi Dewi
Tara dan sebuah Bihara untuk para pendeta.
Rakai Panangkaran akhirnya menghadiahkan
desa Kalasan kepada Sanggha Budha.
Prasasti Klurak ditemukan di desa Prambanan
berangka tahun 782 M ditulis dalam huruf
Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya
6 Prasasti Klurak 782 M
menceritakan pembuatan arca Manjusri oleh
Raja Indra yang bergelar Sri
Sanggramadananjaya.
Prasasti ini menyebutkan tentang kekalahan
Raja Balaputra Dewa dalam perang saudara
8 Prasasti Ratu Boko 856
melawan kakaknya Pramodhawardani dan
selanjutnya melarikan diri ke Sriwijaya.
Prasasti ini menyebutkan tentang asal-usul
Raja Balaputra Dewa. Disebutkan bahwa
9 Prasasti Nalanda 860 M Balaputra Dewa adalah putra dari Raja
Samarottungga dan cucu dari Raja Indra
(Kerajaan Syailendra di Jawa Tengah).

Hasil Budaya Kerajaan Kediri

No Hasil Budaya Tahun Keterangan

Kitab Kakawin Bharatayuda dengan ditulis


Karya Sastra
Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1156 M
1 Kakawin 1156 M
yang menceritakan tentang kemenangan
Bharatayudda
Kadiri/Panjalu atas Jenggala.

5 Aldair Christiawan
Ditulis oleh Mpu Panuluh, Kakawin
Hariwangsa adalah sebuah karya sastra Jawa
Kuna. Cerita yang dikisahkan dalam bentuk
Karya Sastra kakawin ini adalah cerita ketika sang prabu
2 -
Kakawin Hariwangsa Kresna, titisan batara Wisnu ingin menikah
dengan Dewi Rukmini, dari negeri Kundina,
putri prabu Bismaka. Rukmini adalah titisan
Dewi Sri.

Karya Sastra
3 - Ditulis oleh Mpu Panuluh.
Gatotkhacasraya

Karya Sastra Ditulis oleh Mpu Dharmaja pada zaman


4 Kakawin - pemerintahan Sri Kameswara, yang isinya
Samaradahana tentang kisah tebakarnya Batara Kamajaya

Karya Satra Ditulis oleh Mpu Monaguna pada zaman


5 -
Sumanasantaka pemerintahan Kertajaya.

Karya Satra Ditulis oleh Mpu Triguna pada zaman


6 -
Kresnayana pemerintahan Kertajaya..

Menjelaskan kemenangan Panjalu atas


7 Prasasti Banjaran 1052 M
Jenggala.

8 Prasasti Hantang 1052 M Menjelaskan Panjalu pada masa Jayabaya.

Karya Sastra
9 - Karya Mpu Triguna.
Krisnayana

Karya Sastra
10 - Karya Mpu Tanaka.
Wertasancaya

Karya Sastra
11 - Karya Mpu Tanaka.
Lubdaka

Hasil Budaya Singosaren

No Hasil Budaya Tahun Keterangan

6 Aldair Christiawan
1 Candi Kidal - Makam Anusopati

2 Candi Jago - Makam Wisnu Wardana

3 Candi Singosari - Makam Kertanegara

4 Candi Jawi - Makam Kertanegara

Patung Pradnya Dari lambing kesempurnaan ilmu yang


5 -
Paramita merupakan perwujudan Ken Dedes

Terlihat adanya unsur-unsur kebudayaan


6 Patung Joko Dolog -
Indonesia asli.

Menceritakan tentang raja-raja Singasari.


7 Kitab Pararaton -

Berisi silsilah raja-raja Majapahit yang


Kitab Negara
8 - memiliki hubungan erat dengan raja-raja
Kertagama
Singasari

Hasil Budaya Kerajaa Majapahit

NO Hasil Budaya Tahun Keterangan

1 Candi Panateran 929 M Candi Penataran disebut dengan nama Candi


Palah. Diceritakan bahwa Raja Hayam
Wuruk (1350 - 1389 M) dari Majapahit
sering mengunjungi Palah untuk memuja
Hyang Acalapati, atau yang dikenal sebagai
Girindra (berarti raja gunung) dalam
kepercayaan Syiwa. Oleh karena itu, jelas
bahwa Candi Palah sengaja dibangun di
kawasan dengan latar belakang Gunung
Kelud, karena memang dimaksudkan
sebagai tempat untuk memuja gunung.
Pemujaan terhadap Gunung Kelud bertujuan
untuk menangkal bahaya dan

7 Aldair Christiawan
menghindarkan diri dari petaka yang dapat
ditimbulkan oleh gunung tersebut.
Candi Tigawangi terletak dekat Pare, Kediri.
Dalam Negarakrtagama candi itu memang
disebut Candi Tigawangi yang berdasarkan
keterangan tersebut dibangun oleh Raja
Matahun ipar dari Raja Hayam Wuruk.
Bangunan ini ditinggalkan ketika proses
pembangunannya belum selesai, dibuktikan
2 Candi Tigawangi -
dengan adanya beberapa relief yang dibuat
masih setengah jadi. Dugaan tersebut
diperkuat dengan beberapa keterangan
lainnya bahwa saat itu masa-masa yang
penuh dengan pergolakan sosial politik dan
pengaruh Islam yang mulai mendesak
kepercayaan Siwa.
Candi Surawana (kadang-kadang disebut
Candi Surowono) adalah candi kecil,
Kerajaan Majapahit, terletak di Desa
Canggu dari Kediri (dekat Pare) kabupaten
di Jawa, Indonesia. Ini diyakini telah
dibangun pada 1390 Masehi sebagai
3 Candi Surawana !390 M peringatan Wijayarajasa, Pangeran
Wengker. Pada hari ini candi tidak
sepenuhnya utuh. Hanya dasar candi
tersebut telah dikembalikan ke bentuk
aslinya dan batu bata lebih banyak
menunggu struktur yang akan dipasang
kembali.
5 Candi Bajang Ratu Abad ke-14 Gapura Bajang Ratu atau juga dikenal
dengan nama Candi Bajang Ratu adalah
sebuah gapura / candi peninggalan
Majapahit yang berada di Desa Temon,
Kecamatan Trowulan, Kabupaten
Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia.
Bangunan ini diperkirakan dibangun pada
abad ke-14 dan adalah salah satu gapura
besar pada zaman keemasan Majapahit.
Menurut catatan Badan Pelestarian
Peninggalan Purbakala Mojokerto, candi /
gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk
bagi bangunan suci untuk memperingati
wafatnya Raja Jayanegara yang dalam
Negarakertagama disebut "kembali ke dunia
Wisnu" tahun 1250 Saka (sekitar tahun 1328
M). Namun sebenarnya sebelum wafatnya
Jayanegara candi ini dipergunakan sebagai
pintu belakang kerajaan. Dugaan ini
didukung adanya relief "Sri Tanjung" dan
sayap gapura yang melambangkan

8 Aldair Christiawan
penglepasan dan sampai sekarang di daerah
Trowulan sudah menjadi suatu kebudayaan
jika melayat orang meninggal diharuskan
lewat pintu belakang.
Menceritakan tentang pemerintahan raja-raja
Singasari dan Majapahit.Berisi tentang :
a. Riwayat Ken Arok dan raja-raja
Singosari.
Kitab Negara
6 - b. Riwayat Raden Wijaya
Kertagama
c. Jayanegara dengan pemberontakan
Ronggolawe dan Sora.
d. Peristiwa Bubat dan raja-raja Majapahit
sesudah Hayam Wuruk.

Berisi tentang riwayat sotasoma anak raja


7 Kitab Sotasoma -
yang menjadi pendeta budha.

Berisi tentang Riwayat raja Arjuna


8 Kitab Arjunawiwaha - Sasrabahu yang berhasil menundukkan
raksasa.
Berisi tentang Kisah raksasa Kunjarakerna
Kitab Kunjarakarma+ yang imhgin menjadi manusia dan
9 -
pachawaina pengembaraan perdana karena kalah dalam
permainan dadu dengan kurawa.
Menceritakan tentang pemerintahan raja-raja
Singasari dan Majapahit.
Berisi tentang :
a. Riwayat Ken Arok dan raja-raja
Singosari.
10 Kitab Pararaton - b. Riwayat Raden Wijaya
c. Jayanegara dengan pemberontakan
Ronggolawe dan Sora.
d. Peristiwa Bubat dan raja-raja Majapahit
sesudah Hayam Wuruk.

11 Kitab Sandayana - Berupa kidung berisi peristiwa Bubat.

12 Kitab Ronggolawe - Berisi tentang pemberontakan ronggolawe.

Berisi tentang penaklukan Bali oleh Gajah


13 Kitab Kusana Jawa -
Mada dan Aditya Warman.

Hasil Budaya Kerajaan Bali

9 Aldair Christiawan
No Hasil Budaya Tahun Keterangan

Menyebutkan pemberian ijin membuat


1 Prasasti Bali 882 M
pertapaan di bukit kintamani.

Menyebutkan adanya kekuasaan raja raja dari


2 Prasasti Sanur 917 M
dinasti Warma Dewa.

Berisi asal-usul raja Airlangga dari keturunan


3 Prasasti Calcuta 1042 M
raja Bali.

Hasil Budaya Kerajaan Pajajaran

No Hasil Budaya Tahun Keterangan

Prasasti Rakyan Juru Isinya tentang pengembalian kekuasaan


1 923 M
Panambat kerajaan pajajaran.

Menyebutkan bahwa raja Jayabhupati


membuat larangan untuk mandi dan
2 Prasasti Citasih 1030 M
menangkap ikan di daerah sebelah ti mur
Sang Hyang Tapak.

Menyebutkan tentang pemindahan pusat


3 Prasasti Astanagede -
kerajaan dari Pakuan ke Kawali.

Menyebutkan bahwa sejak pemerintahan Sri


4 Prasasti Kebantenan - Baduga Mahaaraja pusat pemerintahaannya
beralih dari Kewali ke Pakwan pajajaran
Menceritakan tentang kekalahan pasukan
Pajajaran dalam pertempuran di Bubat dengan
5 Kitab Sundayana -
tewasnya Sri Baaduka Maharaja dan Dyah
Pataloka.
MEnceritakan sekitar abd 16 Sanjaya anak
Kitab Carita Raja Sena yang berkuasa di Galuh adalah
6 -
Parahyangan menantu Tarusbawa raja Sunda yang begelar
tohaan.

10 Aldair Christiawan
Hasil Budaya kerajaan Bercorak budha
Hasil Budaya Kerajaan Sriwijaya

No Hasil Budaya Tahun Keterangan

Prasasti ini merupakan yang paling tua,


menceritakan tentang kisah perjalanan suci
Dapunta Hyang dari Minana dengan perahu,
1 Prasasti Kota Kapur 682 M
bersama dua laksa (20.000) tentara dan 200
peti perbekalan, serta 1.213 tentara yang
berjalan kaki.
Prasasti bahwa raja Sriwijaya bernama
Dapunta Hyang yang membawa tentara
sebanyak 20.000 orang berhasil menundukan
Minangatamwan. Dengan kemenangan itu,
Prasasti Kedukan
2 683 M Kerajaan Sriwijaya menjadi makmur. Daerah
Bukit
yang dimaksud Minangatamwan itu
kemungkinan adalah daerah Binaga yang
terletak di Jambi. Daerah itu sangat strategis
untuk perdagangan .
Prasasti berangka itu ditemukan di daerah
3 Prasasti Talang Tuo 684 M pedalaman Jambi, yang menunjukan
penguasaan Sriwijaya atas daerah itu.
Prasasti berangka tahun itu menyebutkan
tentang ibu kota Ligor dengan tujuan untuk
4 Prasasti Ligor 775 M
mengawasi pelayaran perdagangan di Selat
Malaka.
Prasasti itu menyebutkan Raja Balaputra
Dewa sebagai Raja terakhir dari Dinasti
Syailendra yang terusir dari Jawa Tengah
akibat kekalahannya melawan Kerajaan
Mataram dari Dinasti Sanjaya. Dalam
prasasti itu, Balaputra Dewa meminta kepada
5 Prasasti Nalanda 782 M Raja Nalanda agar mengakui haknya atas
Kerajaan Syailendra. Di samping itu, prasasti
ini juga menyebutkan bahwa Raja Dewa
Paladewa berkenan membebaskan 5 buah
desa dari pajak untuk membiayai para
mahasiswa Sriwijaya yang belajar di
Nalanda.

11 Aldair Christiawan
Prasasti ini ditemukan di sekitar Palembang.
Berbentuk batu lempeng mendekati segi lima,
di atasnya ada tujuh kepala ular kobra,
dengan sebentuk mangkuk kecil dengan cerat
(mulut kecil tempat keluar air) di bawahnya.
Menurut para arkeolog, prasasti ini
digunakan untuk pelaksanaan upacara
sumpah kesetiaan dan kepatuhan para calon
pejabat. Dalam prosesi itu, pejabat yang
6 Prasasti Telaga Batu 1918 M
disumpah meminum air yang dialirkan ke
batu dan keluar melalui cerat tersebut.
Sebagai sarana untuk upacara persumpahan,
prasasti seperti itu biasanya ditempatkan di
pusat kerajaan., maka diduga kuat Palembang
merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya
Prasasti-prasasti dari Kerajaan Sriwijaya itu
sebagian besar menggunakan huruf Pallawa
dan bahasa Melayu Kuno

Prasasti Karang
7 1904 M Ditemukan di Jambi.
Berahi

Prasasti Pala
8 1957 M Ditemukan di Jambi.
Pasemah

Hasil Budaya Kerajaan Ho-Ling

No Hasil Budaya Tahun Keterangan

Prasasti ini ditemukan di Desa Dakwu daerah


Grobogan, Purwodadi di lereng Gunung
Merbabu di Jawa Tengah. Prasasti
bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa
Sansekerta. Prasasti menyebutkan tentang
mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang
1 Prasasti Tukmas Abad ke-6
mengalir dari sumber air tersebut disamakan
dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti
itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi,
kapak, kelasangka, cakra dan bunga teratai
yang merupakan lambang keeratan hubungan
manusia dengan dewa-dewa Hindu.
Menurut Prasasti Dinoyo kerajaan Holing
2 Prasasti Dinoyo 664 M dipindahkan oleh Ki-Yen ke arah Timur dan

12 Aldair Christiawan
berlanjut dengan nama Kerajaan Kanjuruhan.

Hasil Budaya Kerajaan Melayu Kuno

No Hasil Budaya Tahun Keterangan

Percandian Muaro Jambi dengan kapal, yang


melintasi kanal-kanal kuno warisan Kerajaan
Melayu Kuno, suatu saat nanti bukanlah
sekadar angan-angan. Daya tarik yang unik
1 Candi Muarojambi -
inilah yang akan ditawarkan Pemerintah
Provinsi Jambi untuk mengembalikan pesona
peninggalan purbakala Kerajaan Melayu
Kuno di Pulau Sumatera tersebut.

Prasasti Menurut prasasti minangkabau kerajaan


2 Abad 14
Minangkabau melayu diperintah oleh Adityawarman.

Menurut prasasti candi jago ia adlah anak


putra majapahit keturunan melayu yang
3 Prasasti Candi Jago Abad 14
diberi tugas mempersatukan nusantara
bersama Gajah Mada.

13 Aldair Christiawan

You might also like