Professional Documents
Culture Documents
1 Aldair Christiawan
Hasil Budaya kerajaan Bercorak Hindu
Hasil budaya kerajaan kutai
2 Aldair Christiawan
“Sri Purnawarman adalah seorang pemimpin
yang tiada taranya. Baginda terkenal gagah
berani, jujur dan setia menjalankan tugas.
Baginda memerintah di Tarumanegara.
Baginda memakai Warman, baju Zirah yang
tak dapat di tembus senjata musuh. Ini
adalah sepasang kaki. baginda selalu
berhasil menggempur kota – kota musuh.
Baginda hormat kepada para pangeran.
Namun baginda sangat di takuti oleh musuh
– musuh baginda”.
Prasasti ini di temukan di kampung Muara
Hilir Cibitung Bulang (Bogor) tak banyak
yang di ungkapkan dalam Prasasti ini hanya
3 Prasasti Kebon Kopi 1864 berupa sepasang telapak kaki (seperti kaki
gajah). Tulisan yang ada hanya
menyebutkan bahwa itu telapak kaki gajah
penguasa Taruma.
Prasasti ini di temukan di daerah Pasir Awi,
Bogor. Pada Prasasti ini juga ada gambar
4 Prasasti Pasir Awi 1864
telapak kaki, Prasasti ini di tulis dengan
huruf ikal yang belum dapat diartikan.
Di temukan di daerah Cilincing DKI Jakarta
atau di tugu. Prasasti ini adalah Prasasti
terpanjang dan terpenting dari
Tarumanegara. Sekarang Prasasti itu ada di
museum Nasional Prasasti itu banyak
memuat keterangan kira – kira sebagai
berikut:
“ Dulu kali Candrabagha di gali
Purnawarman, Maharaja yang mulia yang
mempunyai lengan kencang dan kuat.
Setelah sampai ke istana, kali di alirkan ke
laut. Istana kerajaan baginda termashur.
5 Prasasti Tugu 1911 Kemudian baginda menitahkan lagi
menggali sebuah kali. Kali ini sangat indah
dan jernih. Kali ini di sebut kali gomati. Kali
ini mengalir melalui kediaman nenekanda
Purnawarman. Kali Gomati, (galian itu )
6.122 tumbak panjangnya pekerjaan ini di
mulai pada hari baik, tanggal 8 paro petang
bulan phalguna dan di sudahi pada hari
tanggal ke 13 paro terang bulan Caitra, jadi
hanya 21 saja untuk itu diadakan selamatan
yang di laksanakan oleh para Brahmana.
Untuk selamatan itu Purnawarman
menghadiahkan 1.000 ekor sapi”.
Prasasti ini di temukan di muara Cianten
Prasasti Muara
6 1864 Bogor, seperti Prasasti lain, Prasasti ini juga
Cianten
terdapat telapak kaki. Sayang tulisannya
3 Aldair Christiawan
belum dapat di artikan sebab tulisannya
dalam huruf ikal sehingga tidak banyak yang
di ketahui tentang isinya.
Prasasti ini di temukan di kampung lebak,
tepi sungai Cidanghiang (Munjul) isinya kira
– kira :
7 Prasasti Lebak - “ in ilah tanda – tanda keperwiraan yang ulia
Purnawarman. Baginda seorang raja Agung
dan gagah berani. Baginda adalah raja dunia
dan menjadi panji sekalian Raja”.
4 Aldair Christiawan
prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja
Mataram yang mendahului Bality yaitu Raja
Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai
Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung,
Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi, Rakai
Watuhumalang, dan Rakai Watukura Dyah
Balitung. Untuk itu prasasti Mantyasih/Kedu
ini juga disebut dengan prasasti Belitung.
Prasasti ini adalah prasasti tembaga yang
dikeluarkan oleh Raja Diah Balitung. Dalam
5 Prasasti Balitung 907 M
prasasti itu disebutkan nama raja yang pernah
memerintah pada Kerajaan Dinasti Sanjaya.
Dinasti Syailendra
5 Aldair Christiawan
Ditulis oleh Mpu Panuluh, Kakawin
Hariwangsa adalah sebuah karya sastra Jawa
Kuna. Cerita yang dikisahkan dalam bentuk
Karya Sastra kakawin ini adalah cerita ketika sang prabu
2 -
Kakawin Hariwangsa Kresna, titisan batara Wisnu ingin menikah
dengan Dewi Rukmini, dari negeri Kundina,
putri prabu Bismaka. Rukmini adalah titisan
Dewi Sri.
Karya Sastra
3 - Ditulis oleh Mpu Panuluh.
Gatotkhacasraya
Karya Sastra
9 - Karya Mpu Triguna.
Krisnayana
Karya Sastra
10 - Karya Mpu Tanaka.
Wertasancaya
Karya Sastra
11 - Karya Mpu Tanaka.
Lubdaka
6 Aldair Christiawan
1 Candi Kidal - Makam Anusopati
7 Aldair Christiawan
menghindarkan diri dari petaka yang dapat
ditimbulkan oleh gunung tersebut.
Candi Tigawangi terletak dekat Pare, Kediri.
Dalam Negarakrtagama candi itu memang
disebut Candi Tigawangi yang berdasarkan
keterangan tersebut dibangun oleh Raja
Matahun ipar dari Raja Hayam Wuruk.
Bangunan ini ditinggalkan ketika proses
pembangunannya belum selesai, dibuktikan
2 Candi Tigawangi -
dengan adanya beberapa relief yang dibuat
masih setengah jadi. Dugaan tersebut
diperkuat dengan beberapa keterangan
lainnya bahwa saat itu masa-masa yang
penuh dengan pergolakan sosial politik dan
pengaruh Islam yang mulai mendesak
kepercayaan Siwa.
Candi Surawana (kadang-kadang disebut
Candi Surowono) adalah candi kecil,
Kerajaan Majapahit, terletak di Desa
Canggu dari Kediri (dekat Pare) kabupaten
di Jawa, Indonesia. Ini diyakini telah
dibangun pada 1390 Masehi sebagai
3 Candi Surawana !390 M peringatan Wijayarajasa, Pangeran
Wengker. Pada hari ini candi tidak
sepenuhnya utuh. Hanya dasar candi
tersebut telah dikembalikan ke bentuk
aslinya dan batu bata lebih banyak
menunggu struktur yang akan dipasang
kembali.
5 Candi Bajang Ratu Abad ke-14 Gapura Bajang Ratu atau juga dikenal
dengan nama Candi Bajang Ratu adalah
sebuah gapura / candi peninggalan
Majapahit yang berada di Desa Temon,
Kecamatan Trowulan, Kabupaten
Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia.
Bangunan ini diperkirakan dibangun pada
abad ke-14 dan adalah salah satu gapura
besar pada zaman keemasan Majapahit.
Menurut catatan Badan Pelestarian
Peninggalan Purbakala Mojokerto, candi /
gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk
bagi bangunan suci untuk memperingati
wafatnya Raja Jayanegara yang dalam
Negarakertagama disebut "kembali ke dunia
Wisnu" tahun 1250 Saka (sekitar tahun 1328
M). Namun sebenarnya sebelum wafatnya
Jayanegara candi ini dipergunakan sebagai
pintu belakang kerajaan. Dugaan ini
didukung adanya relief "Sri Tanjung" dan
sayap gapura yang melambangkan
8 Aldair Christiawan
penglepasan dan sampai sekarang di daerah
Trowulan sudah menjadi suatu kebudayaan
jika melayat orang meninggal diharuskan
lewat pintu belakang.
Menceritakan tentang pemerintahan raja-raja
Singasari dan Majapahit.Berisi tentang :
a. Riwayat Ken Arok dan raja-raja
Singosari.
Kitab Negara
6 - b. Riwayat Raden Wijaya
Kertagama
c. Jayanegara dengan pemberontakan
Ronggolawe dan Sora.
d. Peristiwa Bubat dan raja-raja Majapahit
sesudah Hayam Wuruk.
9 Aldair Christiawan
No Hasil Budaya Tahun Keterangan
10 Aldair Christiawan
Hasil Budaya kerajaan Bercorak budha
Hasil Budaya Kerajaan Sriwijaya
11 Aldair Christiawan
Prasasti ini ditemukan di sekitar Palembang.
Berbentuk batu lempeng mendekati segi lima,
di atasnya ada tujuh kepala ular kobra,
dengan sebentuk mangkuk kecil dengan cerat
(mulut kecil tempat keluar air) di bawahnya.
Menurut para arkeolog, prasasti ini
digunakan untuk pelaksanaan upacara
sumpah kesetiaan dan kepatuhan para calon
pejabat. Dalam prosesi itu, pejabat yang
6 Prasasti Telaga Batu 1918 M
disumpah meminum air yang dialirkan ke
batu dan keluar melalui cerat tersebut.
Sebagai sarana untuk upacara persumpahan,
prasasti seperti itu biasanya ditempatkan di
pusat kerajaan., maka diduga kuat Palembang
merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya
Prasasti-prasasti dari Kerajaan Sriwijaya itu
sebagian besar menggunakan huruf Pallawa
dan bahasa Melayu Kuno
Prasasti Karang
7 1904 M Ditemukan di Jambi.
Berahi
Prasasti Pala
8 1957 M Ditemukan di Jambi.
Pasemah
12 Aldair Christiawan
berlanjut dengan nama Kerajaan Kanjuruhan.
13 Aldair Christiawan