You are on page 1of 32

MODUL PRAKTIKUM

PERENCANAAN WILAYAH
1 SKS(4 jam)

1. Metode : Latihan Kelas dan diskusi panel, didampingi oleh dosen atau
asisten, mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 3 s.d 4 orang.

2. Tujuan Praktikum : Setelah mengikuti praktikum , mahasiswa dapat


memahami materi perkuliahan yang telah diberikan secara mendalam,
mampu dan terampil menggunakan analisis terapan untuk mengidentifikasi
karakteristik dan potensi wilayah sehingga dapat memberikan arahan bagi
pengembangan wilayah tersebut sesuai dengan keunggulannya baik secara
komparatif maupun kompetitif.

3. Bahan Praktikum : Materi kuliah, data sekunder dari instansi terkait dan
pustaka lain yang dianjurkan untuk dipelajari.

4. Jadwal Praktikum : Selama 1 semester dilaksanakan sekitar 12 kali


( minggu) praktikum

5. Penilaian/ evaluasi : Laporan kelompok setiap minggu, aktifitas diskusi dan


laporan hasil kunjuangan lapangan baik secara perorangan maupun secara
kelompok.

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
MATERI MINGGU I

Konsep wilayah:

Wilayah merupakan suatu unit geografis yang dibatasi oleh kriteria tertentu
yang bagian-bagiannya saling tergantung secara internal. Tipologi suatu
wilayah dapat digambarkan sebagai Gambaran Tunggal dan Gambaran
Majemuk.

Gambaran tunggal, yaitu persamaan suatu wilayah ditentukan oleh satu


fenomena, misalnya jenis tanah, agama, budaya, jenis komoditas pertanian dan
sebagainya.
Wilayah ini merupakan unit terkecil dan dapat ditentukan batas-batas unit area
atau unit “atomistic” ruang.

Gambaran Majemuk, yaitu suatu wilayah dengan fenomena yang kompleks


dengan beberapa persamaan di dalamnya. Gambaran ini dapat terdiri atas
beberapa gambaran tunggal dari suatu wilayah, tetapi bila terdapat fenomena
yang kompleks yang diperlukan oleh peneliti, maka wilayah ini dapat
merupakan suatu wilayah yang kompak.

Batasan wilayah

• Batasan wilayah dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: (1) Wilayah


Homogen (2) Wilayah Nodal, (3) Wilayah Perencanaan dan (4 )
Wilayah Administratif.

1. Wilayah Homogen
Ialah wilayah yang dipandang dari suatu aspek mempunyai sifat-sifat dan ciri-
ciri yang relatif sama, misalnya dalam hal ekonomi (struktur produksi atau pola
konsumsi sama, mata pencaharian sama, tingkat pendapatan masyarakat sama,
dll), geografi (topografi atau iklim sama), agama, suku, budaya dan sebagainya
yang sama.

Menurut Richardson (1977) dan Hoover (1977) Wilayah homogen dibatasi


berdasarkan keseragamannya secara internal (Internal Uniformity), contoh: Jalur
Pantura dengan ciri homogenitas lumbung padi. Jika terjadi perubahan terhadap
aktivitas usaha tani padi (teknologi, subsidi, harga) akan mempengaruhi bagian
wilayah tersebut dengan proses yang sama.

2. Wilayah Nodal
• Ialah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan
antara pusat (center) dan daerah belakangnya (hinterland).
• Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, arus
faktor produksi, arus barang dan jasa, ataupun arus komunikasi dan arus
transportasi. Dalam konteks ini menurut allen dan MacLellan (dalam

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
Sukirno, 1976), batasan wilayah nodal ditentukan oleh sejauhmana
pengaruh dari suatu pusat kegiatan ekonomi terhadap kegiatan ekonomi
di daerah lain (Centre – Periphery).
• Wilayah nodal memperlihatkan hubungan saling ketergantungan
secara fungsional antar pusat dan daerah belakangnya.
Contoh: Jabotabek (Jakarta sebagai centre; Bogor, Tangerang, Bekasi;
sebagai Hinterland)

Berdasarkan bahasa perencanaan:

• Daerah: sebutan untuk lingkungan permukaan bumi dalam batas


kewenangan Pemerintah Daerah. Dengan demikian pengertiannya
berkaitan dengan batas administrasi misalnya Dati I, Dati II (Sekarang
kabupaten, Propinsi)
• Wilayah: sebutan untuk lingkungan permukaan bumi yang
berkaitan dengan pengertian kesatuan geografis seperti Wilayah Hutan,
Wilayah Aliran Sungai (Jadi sebenarnya istilah DAS yang sering
digunakan itu salah, oleh karena itu akhirnya sebagian orang
menyebutnya sebagai Wilayah DAS)
• Kawasan: sebutan untuk wilayah dalam batas yang ditetapkan
berdasarkan fungsi tertentu, misalnya kawasan perdagangan, kawasan
permukiman, kawasan perkantoran, kawasan pendidikan.

Praktikum Minggu ke-1

Topik : Penetapan Deliniasi wilayah menurut konsep Homogenitas

Tujuan : Memahami konsep wilayah dan batasn wilayah berdasarkan


karakteritik fisik, sosial dan ekonomi.

Bahan : Data kepadatan penduduk per kecamatan/kabupaten dan data


pendapatan perkapita per kecamatan/kabupaten (kondisi sosial
ekonomi). Peta Wilayah Kecamatan atau Kabupaten dengan unit
analisis wilayah lebih bawahnya bisa diidentifikasi dengan jelas

Pokok Bahasan :
1. Lakukan pengelompokkan wilayah berdasarkan kesamaan kondisi sosial
ekonomi pada suatu wilayah atas 3 kelompok: tinggi, sedang dan
rendah.
2. Buat peta wilayah berdasarkan pengelompokkan tersebut .Unit analisis
kecamatan atau kabupaten.
3. Lakukan superimpose (overlaping map) atas kondisi sosial ekonomi yang
dianalsisis berdasarkan konsep homogenitas analisislah hasil pemetaan
tersebut.

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
MATERI MINGGU II

Topik : Perancangan dan Perencanaan Wilayah

Tujuan : Memahami perbedaan antara perancangan dan Perencanaan wilayah


dan produk-produknya.

Bahan : Materi kuliah, pustaka lain dan data sekunder mengenai


jenis-jenis produk perancangan dan perencanaan wilayah

Pokok Bahasan:

1.Cari produk perancangan dan perencanaan yang sudah dibuat oleh suatu
pemda, departemen atau konsultan.
2.Apa perbedaan dan persamaan dari keduanya ditinjau dari faktor-faktor
penentu dari kedua produk tersebut.

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
MATERI MINGGU III

Topik : Pendekatan Perencanaan Wilayah

Tujuan : Memahami berbagai pendekatan Perencaaan Wilayah beserta


produknya

Bahan : Materi kuliah, pustaka lain dan data sekunder mengenai


jenis-jenis produk perencanaan wilayah beserta jenjang
dan kritik terhadap perencanaan tersebut

Pokok Bahasan:

1.Cari produk perencanaan yang sudah dibuat oleh suatu pemda, departemen
atau konsultan.
2.Buat critical review terhadap produk perencanaan tersebut.

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
MATERI MINGGU IV

Tekanan Penduduk

• Tekanan Penduduk (TP) ialah gaya yang mendorong petani untuk


memperluas lahan garapannya atau untuk keluar dari lapangan kerja
pertanian (Otto Soemarwoto, 1991)
• Analisis ini berguna untuk mengidentifikasi sejauhmana
kemampuan daya dukung lahan pertanian masih dapat diandalkan
sebagai sumber matapencaharian petani, dikaitkan dengan tekanan
penduduk. Melalui analisis ini diperoleh indikasi terjadinya langkah-
langkah alternatif keputusan dalam alokasi sumberdaya lahan pertanian.

• Gambaran luas lahan yang diperlukan (Ha/orang) menurut jenis


komoditas yang diusahakan untuk hidup layak (960 kg/kap/th equivalen
beras)
Padi sawah : 0,5 Ha/orang; Kacang-kacangan: 0,44 Ha /org,
Ikan kolam : 0,19 Ha/org ; Tanaman hias : 4-60X10-4 Ha/org,
Ternak ayam petelur: 10 – 36 X 10 –4 Ha/org Mina padi : 0,18 Ha/org

• Rumus analisis:
F P0 (1 + r )t
TPt = Z ----------------------------
L

Keterangan:

TP t = Tekanan penduduk pada tahun t


Z = Luas lahan yang diperlukan untuk mendukung kehidupan
seorang petani pada tingkat hidup layak (ha/orang)
f = Persentase petani di dalam populasi penduduk (%)
P = Besarnya populasi penduduk pada waktu acuan to (orang)
r = Laju tahunan pertumbuhan penduduk
t = Interval waktu perhitungan
L = Luas lahan petani (ha)

Penarikan kesimpulan:

TP = 1 : kondisi tidak terjadi tekanan terhadap daya dukung lahan


TP < 1 : sumberdaya lahan pertanian masih mampu menahan laju
pertumbuhan penduduk
TP > 1 : sumberdaya lahan pertanian berada pada tekanan/beban
yang berat

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
Praktikum Minggu ke-4

Topik : Penentuan kemampuan daya dukung lahan pertanian dan tekanan


penduduk (TP)

Tujuan : Memahami karakter alokasi sumberdaya lahan pertanian yang


diusahakan guna memenuhi kebutuhan hidup petani secara layak.

Bahan : Materi kuliah, pustaka lain dan data sekunder mengenai


luas lahan pertanian, jumlah penduduk, mata pencaharian
penduduk atas pertanian dan non pertanian, laju
pertumbuhan penduduk tahunan atau data jumlah
penduduk secara histories (beberapa tahun) serta tata guna
lahan yang ada di suatu wilayah desa/ kecamatan.

Pokok Bahasan:

1.Bagaimana kondisi sumberdaya lahan dalam mendukung aktifitas


penduduknya.
2.Bagaimana hubungan tekanan penduduk dengan pengembaangan wilayah.

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
MATERI MINGGU IV-b

Indeks Produktivitas Relatif (IPR)

• IPR ini menunjukkan tingkat produktivitas tenaga kerja pada sektor-


sektor ekonomi di suatu wilayah yang sangat berguna dalam pengambilan
kebijakan/strategi pembangunan, khususnya dalam memotret proses
transformasi struktur ekonomi dari pertanian ke industri . IPR merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam konteks analisis pertumbuhan ekonomi di
suatu wilayah, dengan menghubungkan kontribusi (share) suatu sektor terhadap
PDRB dengan share tenaga kerja sektor ybs.

Rumus: % share Sektor I terhadap PDRB


IPRi =
% ten. kerja sektor i thd seluruh tenakersektor

Contoh perhitungan:
• Dari data BPS diperoleh informasi, kontribusi /share pertanian
terhadap PDRB Jawa Barat : tahun 1985 adalah :24,23% ,dan kontribusi
kesempatan kerjanya : 34,9%
Tahun 1988 : kontribusi : terhadap PDRB = 22,1%
Kesempatan kerja = 53,3%
Tahun 1993 : Kontribusi terhdap PDRB = 20,6 %
Kesempatan Kerja = 50,8 %

24,23%
• IPR 1985 = = 0,69
34,90 %

22,1 %
• IPR 1988 = = 0,41
53,3 %

20,6 %
• IPR 1993 = = 0,40

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
50,8 %

Praktikum Minggu ke-4b

Topik : Indeks Produktifitas Relatif (IPR)

Tujuan : Memahami proses transpormasi struktur ekonomi dari pertanian ke


industri melalui peninjauan kontribusi(share) sector ekonomi
terhadap PDRB dan tenaga kerja.

Bahan : materi kuliah, data PDRB dan data tenaga kerja menurut sektor
yang berada di suatu wilayah kecamatan/kabupaten dalam 2 kurun
waktu ( 5 tahunan atau 10 tahunan).
Pokok Bahasan :

1. Bahas bagaimana produktifitas tenaga kerja sektor perekonomian


(pertanian, industri dan jasa) di suatu wilayah kecamatan/
kabupaten/propinsi
2. Upaya apa saja yang dapat dilakukan guna meningkatkan produkifitas
tenaga kerja sektor pertanian disuatu wilayah

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
MATERI MINGGU V

Daya Tarik dan Daya Dorong Kota-Desa


• Pergerakan penduduk dari wilayah desa ke kota sebagai akibat
adanya daya sentripetal yang disebabkan oleh daya tarik kota atau daya
dorong luar kota.
• Pergerakan dari wilayah kota keluar kota sebagai akibat adanya
daya sentrifugal yang disebabkan oleh adanya daya dorong kota dan
adanya daya tarik dari luar kota.

Daya Sentripetal

Adalah daya yang mempengaruhi mobilitas penduduk dari luar kota/wilayah


pedesaan ke dalam kota.

A. Faktor penarik (pull) kota :


1. lapangan kerja diperkotaan
2. upaya menekan biaya transport
3. kelengkapan saran dan prasarana
perkotaan
4. faktor psikologis

B. Faktor pendorong (push) luar kota :


1. lapangan kerja sektor pertanian menurun
2. produktivitas pertanian berkurang
3. mahalnya biaya transport ke kota
4. kurangnya kesempatan memperoleh pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi

Daya sentripetal menyebabkan perkembangan kota intensif

Daya Sentrifugal
Adalah daya yang mempengaruhi mobilitas penduduk dari kota ke luar kota.

A. Faktor pendorong(push)dari dalam kota :


1. kebisingan, polusi
2. harga lahan yang semakin mahal
3. kepadatan penduduk yang semakin meningkat
4. kemacetan

B. Faktor penarik (pull) dari luar kota :


1. keadaan lingkungan yang relatif masih baik.

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
2. harga lahan relatif murah
3. spekulasi
4. relatif nyaman

Daya sentrifugal menyebabkan perkembangan kota ekstensif dan sporadis ke


wilayah pinggiran kota.

Pertumbuhan Fisik Kota

Invasi
Adalah penggantian fungsional di wilayah pinggiran luar kota oleh penduduk
yang umumnya datang dari kota. Misalnya adanya kecenderungan tumbuhnya
perumahan berskala besar di bagian pinggiran kota

:Dampak positif invasi


Penyebaran penduduk ke luar kota -
pengembangan wilayah - -
baru di pinggiran/bagian
luar kota
peningkatan efisiensi pemanfaatan lahan -
pengadaan fasilitas dan utilitas perkotaan secara -
.lebih meluas

:Dampak negatif Invasi


.Ada indikasi terdesaknya penduduk di bagian luar kota
Ada indikasi terbentuknya enclave di bagian luar kota
Meningkatnya nilai dan harga lahan sehingga menjadi ajang spekulan lahan
Sering terjadi bahwa pengembangan utilitas umum pada prakteknya tidak
merata
Sering menimbulkan gangguan terhadap keseimbangan lingkungan
Terjadi transfer konversi lahan di wilayah pertanian

Penetrasi
Adalah pertumbuhan kegiatan fungsional non perumahan menggantikan
kegiatan fungsional perumahan di sepanjang jalan utama yang strategis..

Dampak positif penetrasi:


• Menyebarkan kepadatan atau kemacetan di kawasan
pusat kota mengurangi beban fungsional kawasan
pusat kota
• menambah sub-sub pelayanan kota
• mengurangi mobilitas penduduk di kawasan pusat kota

Dampak negatif penetrasi:


• Pola pembagnunan lahan yang cenderung tidak teratur/tidak
tertib

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
• Meningkatkan kemacetan lalulintas jalan, parkir dan penduduk di
bag wilayah kota tertentu
• Ketidakteraturan tata bangunan atau pola urban design di suatu
bagia wilayah kota tertentu
• Kawasan perumahan yg makin terdesak shg mendorong
trbaginya proses pertumbuhan invasif ke bag pinggiran kota dan ini
berdampak pada sektor lain

Praktikum Minggu ke-5

Topik : Gaya Sentripetal dan Gaya Sentrifugal

Tujuan : memahami factor -faktor yang mempengaruhi mobilitas tenaga


kerja dan investasi bergerak menuju pusat atau sumbu pertumbuhan
wilayah ( Growth Centre) atau sebaliknya bergerak menjauhinya.

Bahan : Materi kuliah, data sekunder mengenai tataguna lahahan,


jumlah penduduk, data migrasi penduduk masuk dan
keluar suatu wilayah kecamatan/kabupaten, serta data
pertumbuhan dan perkembangan kecamatan/kabupaten
Hasil wawancara dengan migran di suatu lokasi
pertumbuhan

Pokok Bahasan :

1. Identifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi daya tarik dan daya dorong
migrasi tenaga kerja dan investasi bergerak menuju atau menjauhi pusat
pertumbuhan di suatu wilayah.
2. Bagaimana hubungan tataguna lahan dengan jumlah penduduk dan
perkembangan serta pertumbuhan suatu kecamatan/kota.

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
MATERI MINGGU VI

Location Quotient (LQ)

LQ merupakan teknik awal untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam


sektor kegiatan tertentu. Teknik ini belum atau tidak memberikan kesimpulan
akhir, tetapi masih merupakan kesimpulan sementara yang harus lebih dikaji dan
dianalisis melalui teknik analisis lain yang dapat menjawab apakah kesimpulan
sementara tersebut terbukti kebenarannya.

Keterangan:
Si = jumlah produksi kegiatan i di daerah yang diselidiki
S = jumlah produksi seluruh kegiatan di daerah yang diselidiki
Ni = jumlah produksi kegiatan i di daerah lebih atas/luas dimana
daerah yang diselidiki menjadi bagiannya
N = Jumlah produksi seluruh kegiatan di daerah lebih atas/luas
dimana daerah yang diselidiki menjadi bagiannya.

Asumsi :
1. Hasrat konsumsi sama pada setiap sub daerah
2. Kualitas tenaga kerja setiap sektor/kegiatan ,sama.
3. Tingkat pendapatan di sub daerah , sama
4. Setiap sektor/kegiatan menghasilkan produk tunggal

Kenyataannya:
Hasrat konsumsi tidak sama pada setiap sub daerah
Produktivitas tenaga kerja tidak sama
Tingkat pendapatan tidak sama pada tiap sub daerah.
Tiap sektor/kegiatan mungkin bisa menghasilkan > 1 macam produk

Hasil analisis LQ memberikan indikasi sebagai berikut:


• LQ > 1, menyatakan bahwa sub daerah ybs memiliki potensi
ekspor dalam kegiatan tertentu.
• LQ = 1 , menyatakan daerah ybs telah mencukupi kebutuhannya
dalam Kegiatan tertentu.
• LQ < 1, sub daerh ybs memiliki kecenderungan impor
Atau :

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
• LQ > 1, sering disebut sebagai sektor
basis/basik
• LQ < 1, sering disebut sebagai sektor non
basis/basik
Contoh:
Jumlah Produksi Komoditas Tanaman Pangan di Propinsi X Thn 2005
(ton)

Komoditas Propinsi X Jumlah


Kab A B C D
Padi 150 200 140 160 650
Jagung 200 300 180 200 880

Kedelai 500 50 150 175 870


Ubi Jalar 300 100 160 180 740

Jumlah 1150 650 630 715 3145

Hasil Perhitungan LQ

Komodi tas R1 A R2 B C D
Padi 150/650 =0,63 = 150/1150 1,49 1,075 1,08
1150/3145 650/3145
Jagung 0,62 1,65 1,02 1

Kedelai 1,56 0,28 0,86 0,88

Ubi Jalar 1,1 0,65 1,08 1,07

(Si/Ni) X100% (Si/S) X 100%


R1 = R2 =
(S/N) x 100% (Ni/N) X100%

Koefisien Lokalisasi (α)

• Yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat


konsentrasi suatu kegiatan tertentu di suatu daerah.

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
Komoditas A B C D (αi)
Padi - 0,13 0,10 0,02 0,019 0,139
Jagung - 0,14 0,13 0,004 -0,00007 0,134
Kedelai 0,21 - 0,15 - 0,03 -0,03 0,21
Ubi Jalar 0,04 - 0,07 0,02 0,02 0,08

Caranya: Jumlahkan nilai (αi ) yang nilainya positif saja


Nilainya 0 < α < 1
α = 1, menunjukkan pemusatan penuh atau kegiatan terkumpul di sutu daerah

Koefisien Spesialisasi ( β)

• Yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengukur


tingkat spesialisasi suatu daerah dalam kegiatan tertentu.
(β i ) = Si/S – Ni/N

Komoditas A B C D

Padi - 0,08 0,10 0,016 0,017


Jagung -0,105 0,18 0,006 -0,00009
Kedelai 0,156 -0,2 -0,04 -0,003
Ubi Jalar 0,025 -0,08 0,02 0,016
(βi) 0,181 0,28 0,042 0,033

Caranya: Jumlahkan nilai ( βi) yang nilainya positifnya


Nilai nya 0 < βi <1
(βi) = 1 , artinya daerah tersebut telah melakukan spesialisasi pada suatu
kegiatan .
Pada kasus di atas tidak ada satu daerah pun yang melakukan spesialisasi pada
kegiatan tertentu. (βi <1)

Praktikum Minggu ke-6

Topik : Analisis ekonomi Basis Wilayah (LQ,α, β )

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
Tujuan: Memahami teknis analisis untuk mengidentifikasi karakter wilayah
berdasarkan aktifitas basisnya.

Bahan: Materi kuliah, data PDRB berdasarkan sektor di suatu


kecamatan /kabupaten

Pokok Bahasan :
1. Identifikasi sektor basis yang ada di suatu wilayah kecamatan/kabupaten
2. Faktor apa saja yang turut menentukan basis tidaknya suatu aktifitas
ekonomi di wilayah tersebut.

MATERI MINGGU VII

Perubahan Regional

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
Kemajuan dan Kemundurun Aktivitas ekonomi bisa berlipat ganda (multiflier
effect) àbesarnya tergantung pada sifat dan karakteristik kegiatan ekonomi
tersebut
Bila basisà nilai Multifliernya tinggi
Non Basis à Nilai Multifliernya rendah

Teori basis:
a. Kegiatan basis à kegiatan ekonomi yang
mengekspor barang/jasa ke luar daerah tsb
b. Kegiatan ekonomi non basisà kegiatan yang
hanya mampu memenuhi kebutuhan untuk
daerahnya sendiri, bahkan impor

Basik employment +Sektor Non Basik ∑


MULTIFLIER BASE= Basik Employment ∑

ATAU Total employment


BASIC MULTIFLIER (BM) = Basik Employment

TOTAL EMPLOYMENT = (BASE MULTIFLIER) (BASIC EMPLOYMENT

Basik employment
Ekonomic Base Ratio (EBR) = Non Basik Employment

Keterbatasan Teori Basis :

Beberapa kelemahan yang terdapat dalam teori basis :


• Tingkat upah yang berbeda pada sektor pertanian dan industri
• Bila produktifitas meningkat, upah juga meningkat, sedangkan
tenaga kerja tetap
• Sulit menentukan sektor mana yang merupakan sektor basis atau
non-basis
• Teori basis kurang mementingkan impor

Relevansi Teori Basis :

• Teori dibuat sederhana


• Mudah diterapkan
• Dapat menjelaskan struktur perekonomian suatu daerah dan
dampaknya pada masa yang akan datang

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
Multifier Perdagangan Inter-Regional

Berlandaskan pada kenyataan, bahwa penginjeksian kapital kedalam


perekonomian regional berdampak meningkatkan pendapatan nasional. Penentu
tingkat multifier adalah besarnya tabungan, pajak, dan kegiatan impor.
Dinyatakan dalam bentuk matematis :
I
k= ---------------
(S + M + T)
K= multiflier perdagangan regional
I = Investasi (Injection) M = Import
S = Saving T = Tax

Praktikum Minggu ke-7

Topik: Multiplier Base

Tujuan: Mahasiswa dapat memahami perambatan pengaruh suatu sektor ke


sector lainnya baik secara langsung ataupun tidak melalui hubungan
ke belakang dan ke depan

Bahan: materi kuliah, data PDRB menurut lapangan usaha di


kecamatan/kabupaten, data tenaga kerja menurut lapangan usaha di
kecamatan/kabupaten.

Pokok Bahasan:
1. Hitunglah koefisien pengganda pendapatan dan tenaga kerja sector basis di
suatu wilayah kecamatan/kebupaten.
2. Interpertasikan hasilnya dikaitkan dengan pertumbuhan wilayah.

MATERI MINGGU VIII

Shift/share analysis is a technique sometimes used for retrospectively


decomposing changes, usually in employment, in a set of urban areas or regions.
Regional scientists widely use the technique to examine the sources of
.employment growth or decline

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
We have a study area in which employment and population are growing (or
declining; the technique works the same way in either case and it saves words to
make the growth assumption.) Total employment in our area is e, and that in the
ith activity is ei . We have a larger frame reference area, usually the nation, where
total employment is E, and that in the ith activity is Ei . The shift-share model
:says that growth in the study area’s ith activity employment is a function of

• The study area’s share of national (or regional) growth.


• The mix change in activities.
• And the shift change of activities toward the study area.

This says that change in employment in the study area’s ith activity from time t
:to time t+n can be measured

or

As this brief discussion suggests, shift-share analysis may be viewed as adding


explicit considerations to economic base analysis. Economic base analysis asks
how an area shares in national growth. Shift-share goes on to look at the
changing mix of activities and at whether activities are shifting toward or away
.from the study area

UNSUR DALAM SHIFT-SHARE ANALYSIS

A. PERTUMBUHAN WILAYAH (NATIONAL GROWTH)


= (% PERUBAHAN TOTAL PENDAPATAN PER KAPITA) X
(PENDAPATAN PER KAPITA SEKTOR LOKAL PADA (t-1)
Digunakan untuk menunjukkan kemampuan sektor untuk meningkatkan
peranannya dalam perolehan PDRB
Pertumbuhan Nasional ialah produksi suatu wilayah yg disebabkan oleh
perubahan produksi nasional scr umum, perubahan kebijakan ekonomi nasional,

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
atau perubahan dalam hal-hal yg mempengaruhi perekonomian semua sektor
dan wilayah

B. INDUSTRI CAMPURAN (INDUSTRIAL MIX) atau


PERTUMBUHAN
PROPORSIONAL
= (% PERUBAHAN TOTAL PENDAPATAN PADA SEKTOR –
% PERUBAHAN TOTAL PENDAPATAN PER KAPITA) X
(PENDAPATAN PER KAPITA SEKTOR LOKAL PADA (t – 1)

Digunakan untuk mengukur kecepatan pertumbuhan suatu industri di tingkat


lokal dibandingkan tingkat atasnya (lebih cepat bila positif atau lebih lambat
bila negatif)

Industrial Mix timbul karena perbedaan sektor dalam kebijan yang terjadi pada
sektor tsb (kebijakan harga, subsidi pajak), perbedaan dalam struktur dan
keragaan pasar

C. KEUNTUNGAN KOMPETITIF (COMPETITIVE ADVANTAGE)à


PERTUMBUHAN PANGSA WILAYAH (PPW)
= (% PERUBAHAN PENDAPATAN SEKTOR LOKAL - %
PERUBAHAN TOTAL PENDAPATAN SEKTOR ) X PENDAPATAN
PER KAPITA SEKTOR PADA (t-1)
Bila hasilnya positifà artinya sektor tsb mendapatkan tambahan daya
saing , bila nilainyapositif
bila negatif à sektor tsb telah kehilangan daya saingnya, bila nilainya
negatif kemampuan daya saing ini dipengaruhi leh kebijakan ekonomi
regional, dukungan kelembagaan dan akses terhadap pasar

D. PERUBAHAN TOTAL (TOTAL CHANGE)


= (PERTUMBUHAN X INDUSTRIAL MIX X KEUNTUNGAN
KOMPETISI à UNTUK %-ASE
JUMLAHKAN à UNTUK VALUENYA

Praktikum Minggu Ke-8

Topik: Analisis Shift -Share Aktifitas Perekonomian Wilayah

Tujuan: mahasiswa dapat menunjukkan keunggulan kompetitif suatu


wilayah melalui analisis shift and share.

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
Bahan: materi kuliah, data PDRB menurut lapangan usaha di
kecamatan/kabupaten selama 2 kurun waktu.

Pokok Bahasan:
1. Tentukan tingkat pertumbuhan dan pergeseran masing-masing sektor
perekonomian di suatu wilayah kabupaten/propinsi.
2. Jelaskan atau interpretasikan hasil perhitungan tersebut.

MATERI MINGGU IX

Analisis ketimpangan wilayah

Fenomena regional inequalities dalam pengembangan regional

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
dualisme struktur regional à utara vs selatan
cirinyaà perbedaan tingkat kemakmuran
indikator: tingkat income per kapita
williamson: regional inequalities cenderung membesar pada saat terjadinya
proses perkembangan

Faktor-faktor penyebabnya:
1. migrasi penduduk produktif yang memiliki skill/terdidik ke daerah2
yang telah berkembang, karena disana mereka dapat memperoleh
upah/gaji yang lebih besar
2. investasi cenderung berlaku di daerah yg telah berkembang karena faktor
market, dll, dimana keuntungan relatif lebih besar demikian pula risiko
kerugian relatif lebih kecil pada umumnya
3. kebijakan pemerintah cenderung mengakibatkan terkonsentrasinya social
dan ekonomic capital di daerah yang telah berkembang karena
kebutuhan yg lebih besar

Tidak adanya kaitan (linkages) diantara regional market à merintangi


pemencaran (spread effect) inovasi & income multiflier

Wiliamsons : RUMUS 1

CONTOH

KABUPATE (YI - Ȳ)2


2
N Yi (YI - Ȳ)
(YI - Ȳ) fi fi/n fi/n
90149328 25315 0,1142 10300349
A 162408 94947 09 1 59 50
51678 0,2332 896,6072
B 67523 62 3844 4 49 74
- 73289318 56329 0,2542 18633254
C 40389 27072 4 8 42 3
- 15657516 29947 0,1351 21163852
D 54948 12513 9 6 67 ,8
- 20981522 22638 0,1021 21438503
E 52976 14485 5 5 78 ,5
- 10261771 11918 0,0537 55202329
F 35427 32034 56 6 94 ,7
23731 0,1071 7809931,
G 76000 8539 72914521 4 11 17

22155 13219830
Ȳ 67461 n = 94 07

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
36359,084
25 = =0,53896
67461

Praktikum Minggu Ke-9

Topik: Analisis Ketimpangan Wilayah

Tujuan: Mahasiswa terampil menganalisis ketimpangan wilayah dengan


menggunakan analisis wilaiamson

Bahan: Materi kulian, data PDRB/kapita per region dan region atasnya,
Jumlah penduduk region, jumlah penduduk wlayah lebih atasnya

Pokok Bahasan:
1. Analisislah data PDRB perkapita suatu wilayah berdasarkan Analisis
Wiliamson
2. Interpretasikan hasil dari analisis dan gali faktor penyebab ketimpangan yang
terjadi di wilayah tersebut
3. Apa Implikasi kebijakan yang dapat Sdr rekomendasikan

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
MATERI MINGGU X

Pengelompokkan region menjadi Maju, Berkembang, lamban dan kurang


berkembang.
Data yang diperlukan: PDRB per kapita, laju pertumbuhan PDRB per kapita
dari region dan Region yang lebih atasnya dimana region tsb merupakan bagian
dari Region atasnya

Tipologi Klaasen

RASIO BESAR PDRB PER KAPITA KABUPATEN


THD PDRB PER KAPITA RATA-RATA PROPINSI
BESAR PDRB
TINGGI (≥ 1) RENDAH
(˂ 1)
RASIO TINGGI (W11) (W12)
PERTUMBUH ≥ 1
AN WILAYAH MAJU WILAYAH BERKEM-
PDRB/KAPIT BANG
A
RENDAH (W21) (W22)
THD ˂1
PERTUM-
WILAYAH LAMBAN WILAYAH KURANG
BUHAN
BERKEMBANG
PDRB
PROPINSI

CONTOH:
LAJU PERTUMBUHAN

KABUPATEN PDRB/KAPITA PDRB PER KAPITA

A 1863507 0,05
B 1530620 0,08
C 1884987 0,06
D 1377266 0,07
E 1556122 0,08
F 1067289 0,06
G 1541945 0,02
PROPINSI 1482367 0,05

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
HASIL ANALISIS
RATIO
PDRB/KAPITA RATIO PERTUMBUHAN
PDRB/KAPITA KAB THD
KABUPATEN KAB THD PROPINSI PROP KRITERIA
A 1,26 1,00 MAJU
B 1,03 1,60 MAJU
C 1,27 1,20 MAJU
BERKEMBAN
D 0,93 1,40 G
E 1,05 1,60 MAJU
BERKEMBAN
F 0,72 1,20 G
G 1,04 0,40 LAMBAN

Praktikum Minggu 10

Topik: Pengelompokkan region berdasarkan tipologi Klassesn

Tujuan: Mahasiswa terampil mengelompokkan region berdasarkan analisis


tipologi Klassen

Bahan: Materi kulian, data PDRB/kapita per region dan region atasnya,
pertumbuhan PDRB region dan region lebih atasnya

Pokok Bahasan:
1. Analisislah data PDRB perkapita suatu wilayah berdarkan Analisis Tipologi
Klassen.
2. Interpretasikan hasil dari analisis
3. Apa Implikasi kebijakan yang dapat Sdr rekomendasikan

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
MATERI MINGGU XI

RENTABILITAS :

Teori lokasi pada pertanian: Penerapan prinsip land rent dari teori Von Thunen
Land rent à semakin mendekati pusat, maka semakin tinggi land rent-nya

Rumus:

R = E (p – a) – E.f.k
Keterangan:
R= Rent per unit luas lahan (Rp/Ha)
E = Produktivitas per unit luas lahan (kw/Ha)
p = harga pasar per unit komoditas (Rp/kg)
a = Ongkos produksi per unit (Rp/kg)
f = Ongkos transport per unit jarak dan berat (Rp/km/kg
k = Jarak (km)

BILA k = 0, MAKA Ro = E (p-a)

KENTANG TOMAT CABE


HARGA/KG RP. 4000 Rp. 3.000 Rp. 6.000
O.PRODUKSI RP. 2.250 Rp. 1.500 Rp. 2.500
PRODUKTIVITAS/HA 25 KWT 2 ton 5 ton
BIAYA
TRANSPORT/KM/KG Rp. 25 Rp. 15 Rp. 70

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
(p-a)
Jarak k = ---------------
f

R = E (p – a) – E.f.k

Diketahui:
E = 100 kg/ha
p = Rp. 5/kg
a = Rp. 3/kg
f= Rp 0,05/ km/kg

Asumsi:
- Daerah tsb dianggap homogen
- Titik O merupakan pusat
pemasaran produk/komoditas

j a r a k (km)
Jarak (km) 0 10 20 30 40
O.transpor (Rp) 0 50 100 150 200
R (rentabilitas) 200 150 100 50 0
Praktikum Minggu ke 11

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
Topik: Rentabilitas

Tujuan: Mahasiswa dapat menggunakan alat analisis rentabilitas untuk


melokasikan kegiatan usahatani

Bahan: Materi kulian, data jarak usahatani ke pasar, harga komoditas di


pasar, ongkos produksi per satuan, harga komoditas per satuan, biaya
transportasi per km per satuan berat

Pokok Bahasan:

Buatlah analisis rentabilitas dari beberapa komoditas yang sdr analisis .1

Buatlah Gambar dan batas pewilayahan komoditas dari komoditas yang sdr .2
analisis di suatu wilayah .Asumsi: hanya ada satu pasar, wilayah homogen

MATERI MINGGU XII

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
Tata Guna Lahan Wilayah

• Tata guna lahan perdesaan (rural land use)


• Tata Guna Lahan perkotaan (urban land use)

Nilai Lahan:

Chapin membagi dalam 3 kelompok:


A. nilai keuntunganàmemp. tujuan ekonomi
B. nilai kepentingan umum à berhub dg pengaturan utk masyarakat
C. nilai sosial: yg dipelihara, peninggalan, pusaka

Kegiatan ekonomi:
1. menurut prosesnya
2. menurut penggunaan sehari-hari

Menurut prosesnya:
A. kegiatan ekonomi raah ( extractive) mengambil dari alam
B. kegiatan ekonomi budidaya (reproductive industries), mis:
pertanian, peternakan, perikanan, dsb.
C. kegiatan ekonomi industri (manufacture)à tdpt proses
peningkatan nilai tambah
D. kegiatan ekonomi jasa ( fasilitative industries)

Praktikum Minggu ke 12

Topik: Pengembangan Wilayah Desa

Tujuan: Mahasiswa dapat memahami potensi dan kendala fisik, sosial dan
ekonomi suatu wilayah dalam pengembangannya ( Rural
development).

Bahan: materi kulian, data monografi desa yang meliputi jumlah penduduk,
tata guna lahan, mata pencaharian penduduk, data jumlah dan jenis
fasilitas fisik. Sosial dan ekonomi (jalan, jembatan, puskesmas,
pasar, kios sarana produksi pertanian, warung, sekolah, tempat
peribadatan dll), peta desa beserta tata letak (lay out) dari lokasi
pemukiman, pesawahan, hutan, sungai, dan fasilitas penunjang
secara fisik, sosial dan ekonomi.

Pokok Bahasan:

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
1. Tujukkan dan jelaskan potensi dan kendala yang ada di suatu wilayah
pengembangan desa.
2. Berdasarkan data tersebut buatlah suatu perencanaan pengembangan desa
(rural development).

Praktikum Minggu ke 13

Buatlah Makalah dengan menggunakan seluruh alat analisis yang sudah Sdr
kuasai (yang relevan) dengan tujuan penulisan makalah yang sdr buat.

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
DAFTAR PUSTAKA

Avrom Bendavid-Val. 1983. Regional and Local Economic Analysis for


.Practioners. Praeger. New York

Budhy Tjahjati S Soegijoko, BS Kusbiantoro. 1997. Bunga Rampai Perencaan


Pembangunan di Indonesia. Granesia.Jakarta

Dawam Raharjo, 1985. Industrialisai dan Kesempatan Kerja Proses


Transformasi Ekonomi . LP3ES, Jakarta.

Friedman, John and Douglas, Mike. 1976. Pengembangan Agropolitan, Menuju


Siasat Baru Perencanaan Regional di Asia. FEUI. Jakarta.

Glasson, John, 1977. Pengantar Perencanaan Regional. FE-UI, Jakarta.

Harry W. Richardson.1977. Terjemahan Paul Sitohang. Dasar-dasar Ilmu


Ekonomi Regional. FEUI Jakarta

Hoover, EM, 1975. Introduction to Regional Economics, Alfred A.Knopt, New


York.

Johara T Jayadinata. 1992. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Perdesaan,


Perkotaan dan Wilayah. ITB. Bandung

Joko Sujarto. 1989. Planning Process. Institut Teknologi Bandung, Bandung

Joyo Winoto, 1995. Pewilayahan Komoditas Pertanian, Departemen


Pertanian. Bandung

Max H. Pohan. 1987. Strategi Kutub Pertumbuhan Dalam Perencanaan


Pembangunan Daerah. FEUI.Jakarta

Myra P. Gunawan, 1981. Pengantar Teori Lokasi. Planologi ITB, Bandung

Otto Soemarwoto, 1991. Ekologi Dalam Pembangunan Berwawasan


Lingkungan, UNPAD, Bandung.

Parkes Donald N. 1971. Scalogram Analysis in Planning for Urban Renewal


Australian Planning Institute.

Richardson, H.W.1977. Dasar-dasar Ekonomi Regional . FE-UI, Jakar

Sugeng Budiharsono, 1989. Perencanaan Pengembangan Wilayah , Pasca


Sarjana IPB .Bogor.

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18
Sukirno, Sadono, 1976. Beberapa Aspek Persoalan Pembangunan Daerah.
FE-UI, Jakarta.
.
Suwardjoko Warpani, 1984. Analisis Kota dan Daerah, ITB. Bandung

T Hanafiah. 1985. Aspek Lokasi dalam Analisis Ekonomi Wilayah .IPB. Bogor

Tommy Firman. 1977.Regional Inequality. ITB . Bandung

Modul Praktikum MK Perencanaan Wilayah - TK


18

You might also like