You are on page 1of 4

Laporan Praktikum Hari/Tanggal: Kamis/25 Oktober 2010

M.K. Dietetik Peny. Infeksi & Defisiensi Tempat : Lab. Kulinari & Dietetik

DIET HATI I PADA PENYAKIT HEPATITIS

Oleh
Yulmiaris Dwi Okto P. I14080030
Laeli Nurhasanah I14080032
Puspita Maharani I14080034
Kartika W. I14080039
Ksatriadi W.D. I14080042
Ai Kustiani I14080044

Asisten Praktikum
Nurmintauli Siregar
Mawi Rizki Umardani
Andri Susanti
Karlina Nurcahyo

Penanggung Jawab
dr. Vera Uripi S.

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Hepatitis


Hepatitis adalah inflamasi hati yang dapat terjadi karena invasi bakteri,
cidera oleh agen fisik atau kimia (nonviral) atau infeksi virus (Hepatitis A, B, C, D,
E) (Doengoes 1994). Berdasarkan patogenesisnya hepatitis dibedakan menjadi
hepatitis akut dan hepatitis kronis. Hepatitis A dan E apat sembuh secara
sempurna bila diobati dengan tuntas. Sebaliknya, jika tidak ditangani dengan
baik (terutama hepatitis B, C,dan D) penyakit akan berjalan kronis, bahkan dapat
menyebabka perubahan jaringan hati. Jaringan hati dapat mengerut (sirosis)
atau menyebabkan pertumbuhan sel-sel hati yang tidak terkendal (terjadi kanker
hati).
Etiologi Hepatitis
Sebagian besar kasusu hepatitis yang ditemui di Indonesia disebabkan
oleh virus hepatitis. Hepatitis A/hepatitis infeksiosa merupakan penyakit yang
ditularkan melalui kontaminasi oral-pekal akibat hygiene yang buruk/makanan
yang tercemar. Hepatitis B/hepatitis serum merupakan penyakit yang bersifat
serius & biasanya menular melalui kontak dengan darah yang mengandung
virus. Penyakit ini juga ditularkan melalui hubungan kelamin & dapat ditemukan
oleh semen cairan tubuh lainnya. Hepatitis C merupakan penyebab tersering
infeksi kepada yang ditularkan melalui suplai darah komersial. Hepatitis D
sebenarnya adalah suatu virus defektif yang ia sendiri tidak dapat menginfeksi
hipatosit untuk menimbulkan hepatitis. Hepatitis D ditularkan seperti hepatitis B.
Antigen & antibody hepatitis D dapat diperiksa pada donor darah. Hepatitis E
merupakan suatu virus yang ditularkan melalui ingesti air yang tercemar (Corwin
2000)
Patofisiologi

Virus Parasit Racun

Hati

Peradangan & infiltrat pada hepatocytes

degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn


hati
degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn
hati

Pembekakan sehingga destruksi sel hati

Saluran empedu statis (tersumbat)

hiperbilirubinemia urobilinogen Hapatoceluler jaundice

(Harnawati 2008) hepatitis

Gejala dan Tanda


Gejala dan tanda dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama.
Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Stadium praicterik
berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia,
muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin menjadi lebih
coklat. Stadium icterik berlangsung selama 3 – 6 minggu. Icterus mula –mula
terlihat pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan
berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan. Stadium
pascaikterik (rekonvalesensi), adanya lisis sel-sel hati yang menyebabkan serum
SGOT dan SGPT meningkat. Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi
normal lagi. Penyebuhan pada anak – anak menjadi lebih cepat pada orang
dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya berbeda
(Harnawati 2008).
Pengobatan
Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suporsif & mencakup
:Istirahat sesuai kebutuhan, penanganan kesehatan mengenai menghindari
pemakaian alkohol /obat-obatan, penanganan kesehatan, mengenai cara
penularan kepada mitra seksual dan anggota keluarga. Keluraga dari pasien
hepatitis ditawarkan untuk menerima gema globulin murni yang spesifik terhadap
hepatitis virus A /hepatitis virus B, yang dapat memberikan imunitas pasif
terhadap infeksi, namun bersifat sementara. Vaksin hepatitis B virus melalui IM
sebanyak 3 kali pada interval yang ditentukan, dosis I & II diberikan terpisah satu
bulan, dosis IV diberikan 6 bulan setelah dosis ke V (Ilham 2008).
Diet Hepatitis
Pemberian diet untuk penderita hepatitis dilakukan secara bertahap,
tahap 1, tahap 2, tahap 3, dan tahap 4. Diet hepatitis tahap 1 diberika pada
penderita dalam keadaan akut atau menurunnya kesadaran yang bertujuan untu
mempertahankan integritas saluran pencernaan tanpa memberatkan faal hati.
Makanan diberikan berupa cairan yang mengandung hidrat arang dan pemberian
prtein sedapat mungkin dihindari. Cairan yang diperlukan kurang lebih 2 liter
sehari, sehingga diperlukan gizi parenteral berupa dekstrose dan asam amino
secara bergantian. Diet Hepatitis 2 (DH I) diberika bila keadaan akut atau
prekoma telah teratasi. Tujuan diet adalah memberikan makanan secukupnya,
tanpa memberatkan faal hati. Jumlah protein sehari adalah 0,5 per kg BB atau
maksimal 30 g per hari dengan lemak rendah. Makanan diberikan dalam bentuk
cincang atau lunak.
Bila nausea sudah mulai hilang, diberikan diet hepatitis 3 (DH II) untuk
memberikan makanan secukupnya, serta mencegah katabolisme protein.
Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak dengan jumlah protein
sehari 0,8-1,0 per kg BB. Diet Hepatitis 4 (DH III) diberikan kepada penderita
yang nafsu makannya telah baik, nausea dan vomiting telah hilang, bilirubin,
SGOT dan SGPT telah mendekati normal. Tujuan diet adalah memberikan energi
dan protein secukupnya untuk meningkatkan regenerasi jaringan hati. Jumlah
protein yang diberikan agak tinggo, rasio kalori : Nitrogen = 150 : 1. Bentuk
makanan lunak atau biasa, mudah dicerna, tidak merangsang dan frekuensi
sering. Bahan makanan yang menimbulkan gas dihindarkan.

Corwin, Elizabeth, S, 2000, Patofisiologi, Jakarta ; EGC.

Doengoes, Marilyne, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta :


EGC.
Harnawati. 2008. Hepatitis. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/20/hepatitis/
(Sabtu,27 November 2010)

You might also like