Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
kitab suci yang wajib dibaca, dipelajari dan diamalkan di dalam aspek
berbuat dan beramal sebagai kholifah Allah di muka bumi ini. Untuk
membacanya dengan fasih, tartil dan benar sesuai dengan aturan membacanya
(ilmu tajwid), tetapi diperlukan satu kemampuan dengan nalar yang cemerlang
Dari uraian tersebut di atas, maka bagi seorang muslim yang ingin
dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Oleh karena itu
1
al-Qur’an dengan baik dan benar, berdasarkan ilmu tajwid, biasanya menjadi
yang penting sekali untuk dimiliki oleh setiap anak pada fase awal guna untuk
memiliki keterkaitan yang sangat erat hubungannya dengan ibadah bagi kaum
muslim terutama solat. Karena sholat tidak sah hukumnya bila memakai
prioritas pertama dan utama dalam pendidikan Islam. Pendapat tersebut juga
Qur’an dinyatakan bahwa tujuan baca tulis al-Qur’an adalah menyiapkan anak
didiknya agar menjadi generasi muslim yang Qur’ani, yaitu generasi yang
pada al-Qur’an lah mereka termasuk kita akan selalu berjalan dijalan yang
benar.
1
Supardi, Perbandingan Baca Qur’an Bagi Pelajar di TKA/TPA Kelurahan Bareng Malang,
(lemlit Stain Mataram, 2004), hal. 98
2
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam : Pemberdayaan, Pengembangan
Kurikulum, Hingga Redevisi IslamisasiPengetahuan, Bandung Penerbit Nusantara, 2003,121
2
Satu hal yang membanggakan bagi kaum muslim terkait dengan hal
terus menerus diberikan dengan alokasi waktu yang lebih besar jika
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini
tambahan belajar di TPQ al-Falah”. Berdasarkan rumusan ini, maka aspek yang
3
perlu dibandingkan adalah: 1). Tajwid, 2). Makhroj atau kefashihan siswa
al-Qur’an.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari
yang murni belajar di sekolah dan siswa yang mendapat tambahan belajar di
D. Manfaat Penelitian
berikut :
1. Bagi lembaga MI Sunan Giri 02 Kalipare Malang, hasil penelitian ini dapat
siswa dapat membaca dengan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang
baik serta pelafalan huruf hijaiyah yang tepat sehingga siswa mampu
4
2. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengalaman baru yang dapat
E. Definisi Operasional
Pedoman, pertimbangan.3
3. Membaca adalah: 1). Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis
(dengan melisankan atau hanya dalam hati), 2). Mengeja atau melafalkan
Memperhitungkan, memahami.5
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai isi penelitian ini
maka pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi V BAB. Uraian sistematika
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke 3, balai pustaka, 2007,hal. 100
4
Ibit, hal. 707
5
Ibit, hal. 83
6
Kamus Kecil Bahasa Indonesia, edisi terbaru, penerbit ARKOLA Surabaya, 1994, hal. 15
7
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke 3, balai pustaka, 2007,hal. 1077
5
pembahasan yang terkandung dalam masing-masing BAB disusun sebagai
berikut:
informasi penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
BAB II, berisi tentang kajian yang terdiri dari pembahasan al-Qur’an dan
potensi yang dimiliki siswa, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an, cara
belajar membaca al-Qur’an serta penerapan ilmu tajwid dalam membaca al-
Quran.
BAB III, berisi tentang metodologi penelitian yang terdiri dari jenis
BAB IV, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang trdiri
Sunan Giri 02, kondisi social masyarakat, kondisi budaya, kondisi geografis
sekolah, tujuan pendidikan dasar, visi, misi dan tujuan, data siswa, data guru
penelitian tentang.
BAB V, pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran berdasarkan hasil
penelitian.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
yang diturunkan kepada Nabi Musa A.S., atau Injil yang diturunkan kepada
Nabi Isa A.S. Demikian pula Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
8
Al-Qur’an dan Terjemah, Edisi lux CV. ASY-SYIFA’, Jakarta, 1984, hal. 13
9
Ibit, Hal. 13
10
Ibit, hal. 13
7
Dalam pengertian lain al-Qur’an adalah firman Allah yang
Qu’an adalah kalamullah yang ditujukan kepada penutup para Nabi dan
Rosul, dengan perantara yang dapat dipercaya yaitu Jibril As. Yang ditulis
melalui malaikat Jibril dengan berangsur-angsur, dan bagi siapa saja (umat
mereka yang memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala
1. Percaya kepada yang ghoib yaitu kepada Allah dan para Malaikat-Nya
11
Ibit, hal. 13
12
Ibit, hal. 17
8
Al-Qur’an yang menyebut Allah sampai 2799 kali mulai dengan
13
Ibit, Hal. 77
14
Ibit, hal. 77
9
Artinya:”Dan tidak Kami utus Rasul sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, karena itu
sembahlah Aku.15
untuk memperkuat para Nabi dan kaum Muslimin. Ayat 87 surat(2) al-
Baqarah menerangan :
10
Percaya kepada wahyu yang diturunkan Allah berarti tidak hanya
yang diturunkan dalam semua masa, serta yang diturunkan kepada tiap-
di muka bumi ini, kepada umatku diturunkan wahyu, karena itu umat
Islam harus percaya pada kitab Taurat, Injil dan lain-lain wahyu yang
4. Mendirikan Shollat
Adapun kandungan atau isi dari al-Quran yang lainnya antara lain;
17
Ibit, hal. 80
18
Ibit, hal. 81
19
Ibit, hal. 87
11
1. Percaya kepada Nabi-Nabi
Dan karena wahyu Allah disampaikan oleh para Nabi dan Rosul, maka
seorang mu’min harus percaya kepada Nabi atau Rasul yang diutus
Allah SAW. Seperti yang diterangkan dala ayat 47 surat (10) Yunus
kitab atau wahyu yang diturunkan Allah, percaya kepada Nabi dan
Rosul, percaya kepada adanya hari Akhirat dan percaya kepada Qadar
atau takdir merupakan rukun iman dalam Islam. Rukun iman ini harus
12
1. Mengucapkan dua kalimat syahadat.
2. Mendirikan sholat
3. Mengeluarkan zakat
mereka yang memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala
pertama ajaran Islam, menjadi petunjuk kehidupan bagi umat manusia. Al-
satu rahmad yang tak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya
kitab suci terakhir yang diturunkan Allah, yang isinya mencakup segala
karena itu setiap orang yang mempercayai al-Qur’an, akan bertambah cinta
13
kepadaNya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan
a. amalan yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat
ganda, sebab yang dibacanya itu adalah kitab suci. Al-Qur’an adalah
Membaca al-Qur’an bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga
Allah kitab cusi al-Qur’an ini, dibacanya siang dan malam, dan orang
yang dianugerahi Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaan itu
Qur’an, adalah seperti bunga utrujjah, baunya harum dan rasanya lezat,
orang mukmin yang tak suka membaca al-Qur’an, adalah seperti buah
kurma, baunya tidak begitu harum, tetapi ranya manis, orang munafik
pahit rasanya, dan orang munafik yang tidak suka membaca al-Qur’an,
22
Ibit, hal. 102
23
Ibit
24
Ibit
14
tak ubahnya seperti buah hanzalah, tidak berbau dan rasanya pahit
sekali.”25
amal saleh dan memberi rahmat serta manfaat bagi yang melakukannya,
bahwa:
membaca al-Qur’an bisa menjadi obat bagi jiwa yang gelisah, mendapat
pahala yang berlipat-lipat jika kita membacanya dalam keadaan sholat atau
diluar sholat, dan kita juga akan mendapatkan rahmad dari Allah, jadi
betapa besar keutamaan, kelebihan dan pahala yang didapat bagi orang
yang membaca al-Qur’an dalam keadaan susah, senang dan dengan niat
15
1. Pengertian Siswa dalam Membaca al-Qur’an
Pada pokok bahasan ini, ada dua pemahaman yang berbeda dalam
karena itu, anak yang tidak masuk dalam kelompok tersebut seakan-akan
batasan jenjang, jenis dan unsur pendidikan. Oleh karena itu, siapapun
c. Anak didik adalah “anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik
secara fisik maupun psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya,
melalui lembaga pendidikan”30
28
. Romlah, Psikologi Pendidikan, UMM Press, cet.II, 2010, hal.114.
29
Ibit, hal. 114
30
Ibit, hal. 114
16
Pengertian ini memberi arti bahwa anak didik merupakan anak yang
belum dewasa dan memerlukan bantuan orang lain, agar menjadi dewasa.
pendidikan adalah anak didik merupakan individu yang selalu tumbuh dan
mana pada awal pembelajaran anak merasa asing terhadap tulisan maupun
potensi yang dimiliki oleh setiap manusia, termasuk anak didik adalah:
17
masih banyak lagi hal-hal yang tidak kita rencanakan dapat kita lakukan
dengan spontan.
c. Nafsu dan berbagai dorongan (drives) meliputi:
1. Nafsu lawwamah yang mendorong kearah perbuatan tercela
dan merendahkan orang lain, yang disebut dengan egosentris.
2. Nafsu ammarah yang mendorong pada perbuatan yang
merusak, membunuh atau memusui orang lain.
3. Nafsu birahi yang mendorong kea rah perbuatan seksual,
demi memuaskan tuntutan pemuasan hidup kelamin.
4. Nafsu Muthmainah yang mendorong kea rah ketaatan
kepada Allah Yang Maha Segala-galanya.31
d. Karakter (watak asli) atau tabiat manusia
Merupakan kemampuan spikologis yang terbawa sejak lahir, dan selalu
terkait dengan tingkah laku, moral, social dan etika seseorang.
e. Hereditas atau keturunan
Merupakan factor menerima kemampuan dasar dari kedua orang tua
sampai pada keturunan urutan lebih atas, yang mengandung unsure
psikologis dan filosofis. Oleh karena itu, baik dan jelek kepribadian
seorang anak tidak lepas dengan kepribadian yang dimiliki oleh kedua
orang tuanya sampai pada urutan keturunan yang lebih atas.
f. Intuisi (ilham)
Merupakan kemampuan psikologis seseoarang untuk menerima ilham
dari Tuhan. Secara tidak langsung, intuisi berfungsi untuk
menggerakkan hati nurani manusia yang paling dalam ke jalan yang
benar, juga membimbing kearah perbuatan pada situasi khusus di luar
kesadaran akal fikiran manusia, namun mengandung makna yang
kontruktif bagi kehidupan dan penghidupan seseorang di dunia.32
Setelah kita mengkaji tentang potensi yang dimiliki anak didik, maka
al-Qur’an dengan hal ini adalah bahwa setiap anak didik mempunyai potensi
bagi para pendidik diharapkan tahu potensi apa yang dimiliki oleh peserta
31
Ibit, 115
32
Ibit, hal. 116
18
3. Kemampuan siswa dalam Membaca al-Qur’an
perkembangan anak didik dan sangat banyak diperdebatkan oleh para ahli,
seperti:
hendaknya menyadari bahwa ada anak yang secara turunan memang cerdas,
kurang cerdas, bahkan ada yang bodoh. Ketiga kemampuan anak didik ini
dapat disebut IQ-nya tinggi, IQ-nya sedang dan IQ-nya rendah.34 Dan tugas
2. Menyediakan sarana pra sarana yang dibutuhkan oleh anak dalam belajar
5. Memberikan bimbingan kepada anak didik akan cara belajar yang efektif.35
33
Ibit, hal. 124
34
Ibit
35
Ibit
19
Dari pengertian di atas, bisa kita ambil kesimpulan bahwa setiap anak
mereka yang memiliki IQ tinggi, mereka akan mudah menangkap apa yang
Qur’an, kemudian bagi anak yang memiliki IQ rendah sangat kesulitan dalam
didik seorang guru harus tetap menjadi motifator dan fasilitator bagi anak-anak
didiknya.
antara lain :
1. Metode baghdadiyah
2. Eja, sebelum membaca tiap kalimat, murid harus mengeja terlebih dahulu
20
ke materi berikutnya tanpa harus menunggu teman
4. Tidak Variatif, yang mana metode ini hanya satu jilid saja
sama.
waktu yang cukup lama karena menunggu murid anak hafal semua huruf
hijaiyah dulu baru bisa menambah materi baru. Setiap metode yang
1. Murid akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi anak
2. Murid yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi berikutnya tanpa
menunggu teman
dahulu
2. Metode al-Barqy
21
Metode ini ditemuka oleh Drs. Muhadjir Sulthan, dan disosialisasikan
pada tahun 1983, metode ini tidak disusun beberapa jilid akan tetapi hanya
dijilid dalam satu buku saja. Pada metode ini lebih menekankan pada pada
lembaga (kata kunci yang harus dihafal) dengan pendekatan global dan
pada anak usia TK dengan cara bermain, maka dapat memicu kecerdasan.
Ada beberapa tahapan atau fase yang harus dilalui dalam mempelajari
2. Fase sistetik, yaitu satu huruf digabung dengan yang lain hingga
22
3. Fase penulisan, yaitu murid disuruh menebali tulisan yang berupa
titik-titik
panjang
bersukun
harokat)
10. Fase pengenalan pada huruf yang tidak dibaca, yaitu mengenalankan
murid huruf yang tidak terdapat tanda saksi (harokat) atau tidak dibaca,
misalnya ﺍﻠﻀﺣﻲ ﻮ
11. Fase pengenalan huruf yang musykil, yaitu mengenalkan pada huruf
23
13. Fase pengenalan tanda waqof, yaitu mengenalkan pada tanda-tanda
Kelemahan :
terlebih dahulu
Qur’an.36
3. Metode Iqro’
disusun menjadi 6 jilid sekaligus dan adapula yang dicetak menjadi satu
jilid. Di mana dalam setiap jilidnya terdapat petujuk mengajar dengan tujuan
menggunakannya.
24
Kelebihan :
3. Komunikatif, artinya jika murid dapat membaca dengan baik dan benar,
5. Bila ada murid yang sam tingkat pelajarannya, boleh dengan system
menyimak.
(diuji)
terlebih dahulu.
4. Metode Qiroati
25
Metode Qiroati ini adalah metode yang disusun oleh H. Dahlan
Zarkasyi di Semarang tahun 1989, pada awalnya metode ini terdapat 10 jilid
bacaan-bacaan ghorib, satu jilid khusus untuk juz 27 dan satu lagi khusus
untuk pelajaran Ilmu Tajwid Praktis. Pada metode ini untuk guru yang
metode Qiroati yang akan diajarkan kepada para murid-muridnya, hal ini
orang, karena itu bisa berpengaruh pada bacan anak, oleh karena itu guru
harus ditaskhih (diuji) terlebih dahulu dengan tujuan supaya bacaan yang
terlebih dahulu karena itu buku qiroati juga tidak diperjual belikan secara
bebas, buku qiroati hanya untuk kalangan sendiri, (untuk yang benar-
26
4. Setelah membaca anak-anak diwajibkan untuk menulis apa yang
sudah
dibacanya
kemudian
7. Setelah anak lulus dengan 6 jilid dan menguasai betul ghoribnya, serta
“Ilmu tajwid itu adalah suatu cabang ilmu yang sangat penting untuk
dipelajari, sebelum mempelajari ilmu Qiraat al-Qur’an. Ilmu tajwid adalah
pelajaran untuk memperbaiki bacaan al-Qur’an.”
Dalam ilmu tajwid itu diajarkan bagaimana cara melafalkan huruf yang
berdiri sendiri, huruf yang dirangkaikan dengan huruf yang lain, melatih lidah
37
Pendidikan dan pengajaran al-Qur’an system qoidah Qiroati, Pondok Pesantren Salafiyah,
Ngembul Malang, 1995, hal. 9.
27
menggabungkan kepada huruf yang sesudah nya yang disebut dengan idghom,
berat atau ringan, berdesis atau tidak, mempelajari tanda-tanda berhenti dalam
bacaan dan lain sebagainya. Itulah sebagian hal yang harus diterapkan oleh
sempurna.38
Dalam mengajarkan ilmu tajwid kepada anak ada beberapa hal yang
harus diperhatikan agar apa yang disampaikan guru mudah diterima dan
1. Dalam mengajar ilmu tajwid sebaiknya sedikit demi sedikit (bab per bab),
tadarus,
4. Setiap akhir pelajaran, diakhiri dengan soal Tanya jawab ilmu tajwid secara
hafalan.39
“Ghunnah”
ﻡ ﻥ
38
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, al-Qur’an dan Terjemah, CV. ASY-
SYIFA’, Jakarta, 1984, hal.109
39
H. Dachlan Salim Zarkasi, Pelajaran Ilmu Tajwid Praktis, Semarang, 1989, iv
28
Setiap huruf Nun atau Mim yang bertasydid, dalam ilmu tajwid namanya
40
Ghunnah. Setelah murid menerima pelajaran tentang pelajaran “gunnah”
dibaca ada Nun dan Mim bertasydid langsung ditanyakan ada pelajaran apa
yang sedang dibaca, dan tentu murid akan menjawab, ada pelajaran Ghunnah.
Kepada para guru diharap untuk tidak menambah materi berikutnya sebelum
setiap murid dapat menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat. Begitulah
40
Ibit, hal. 1
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
diskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
berdimensi ganda.
30
membaca al-Quran yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, di
B. Informan
guru materi adalah orang yang penulis anggap mengetahui dengan baik
peneliti.
a. Metode Observasi
42
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke 3, balai pustaka, 2007,hal. 432
31
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
kemampuan membaca al-Qur’an dari para siswa, baik yang murni hasil
obyek, antara lain: data-data siswa dan guru serta guru Mengaji yang
ilmu tajwid.
b. Metode Interview
dengan cara tanya jawab secara lisan.44 Dalam menerapkan metode ini
43
Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, Jilid II, Yogyakarta Andi Offset, 1991 cet.I, Hal.136
44
Ibit, 192
32
penulis menggunakan pedoman interview yang tak tersusun. Hal ini
diteliti.
c. Metode Dokumenter
diinginkan.
Kalipare Malang, struktur organisasi sekolah, data guru dan murid yang
45
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Bina Aksara, 1986,
Hal. 188
33
D. Tehnik Analisa Data
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set
kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
dalam bentuk nonstatistik dan cara berfikir. Cara berfikir induktif adalah
1. Reduksi Data
34
kesimpulan atau diverifikasi. Data yang diperoleh dari lapangan
memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan focus penelitian agar mudah
Data yang sudah ada disusun dengan menggunakan teks yang bersifat
naratif, selain itu bisa juga bersifat matriks, grafik, networks dan chart.50
49
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1988), hal. 129
50
Ibit.
51
Ibit, hal. 130
35
BAB IV
36
Awal mula berdirinya lembaga pendidikan dasar MI Sunan Giri 02
pada tahun 1964, dengan nama MINU. Lembaga pendidikan ini berada
karena selalu mendapat teror dari salah satu organisasi politik yang
pernah berjaya pada waktu itu. Akhirnya pada tahun 1971 nama MINU
MINU nama SDI juga tidak berumur panjang. Pada tahun 1979 SDI
waqof seluas 700 m2, yang berdampingan dengan masjid jamik dukuh
Kabupaten Malang.
52
Dokumen sekolah
37
Sejak tahun 2002 Lembaga Pendidikan MI Sunan Giri 02 mengalami
aktivitas belajar mengajar dimulai pada pukul 06.45 sampai dengan 14.00
WIB. Sepertinya hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat
TABEL I
SARANA DAN PRASARANA
53
Dokumen Sekolah, 15 Oktober 2010
38
Kalipare Malang bisa berjalan dengan lancar sesui program yang telah
direncanakan.
budaya dan tingkat ekonomi. Ditinjau dari segi interaksi social dengan
seperti HP, komputer dan internet. Hal ini menunjukkan kondisi social
3. Kondisi Geografis
39
Madrasah ini berdiri di atas tanah seluas 2538 m2 dan di
sekitarnya ada lahan tanah milik madrasah, hal ini masih sangat
IPTEK yang didasari dengan IMTAQ yang kuat, maka MI Sunan Giri
Visi
Misi
40
Tujuan sekolah
“Menyiapkan generasi kedepan yang sesuai dengan perkembangan
zaman yang saat ini menuntut kita untuk terampil, cekatan, luwes dan
terbentuknya generasi dengan jiwa mandiri. Meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, ketrampilan dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Terbentuknya moral dan mental yang kokoh,
kreatif, inovatif dan bertanggung jawab.”56
pertama masyarakat
kreatif
kependidikan
56
Dokumen Sekolah
41
11. Mampu menciptakan inovasi pembelajaran sehingga KBM berjalan
jelas
menguntungka.57
berasal dari luar desa Arjowilangun yaitu dari Kalipare dan Arjosari dan
57
Dokumen Sekolah
42
Adapun data siswa MI Sunan Giri 02 Arjowilangun seperti pada
table berikut.
TABEL II
DATA SISWA MI SUNAN GIRI 02 ARJOWILANGUN KALIPARE
MALANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Jumlah
No Kelas
Laki-laki Perempuan Jumlah
01 I 15 17 32
02 II 15 5 20
03 III 12 20 32
04 IV 12 17 29
05 V 15 7 22
06 VI 11 7 18
Jumlah 80 73 153 (58)
siswa yang masuk pada tahun ajaran sekarang. Hal ini di karenakan
masyarakat.
TABEL III
58
Dokumen Sekolah, 16 Oktober 2010
43
NO Nama Guru Tempat Tanggal Talir Pendidikan
terakhir
01 Mujib Syaiful Hamdani, S.Pdi Malang, 19/04/1979 S.Pdi
02 Suwanto, A.Ma Malang, 07/02/1977 D2
03 Umi Hanik Khabibah, S.Pdi Malang, 10/07/1983 S.Pdi
04 Khairul Anwar, S.Pdi Malang, 17/07/1978 S.Pdi
05 Khoimah Ifarotul Azizah, S.Pd Malang, 10/10/1977 S.Pd
06 Atik Wulandari, A.Ma.Pd Malang, 14/12/1982 D2
07 Indah Dwi Purnamasari, A.Ma Malang, 22/12/1976 D2
08 Asiyah, A.Ma Malang, 08/03/1983 D2
09 Anissatul Laili, A.Ma,Pd Malang, 09/04/1983 D2
10 Rustini Malang, 15/02/1967 SMA
11 Niken Wati Yuning Tyas Malang, 09/01/1990 SMA
12 Totok Hariono, ST Malang, 08/08/1979 SI
59
13 Abdul Mutolib Malang, 26/05/1983 SMA
oleh Bapak Mujib Syaiful Hamdani, S.Pdi., bukan hanya siswanya yang
Sunan Giri 02 Arjowilangun Kalipare juga ada yang berasal dari luar
Sunan Giri 02 Arjowilangun Kalipare Malang ini. Selain itu para guru
orang dalam suatu kelompok yang berkaitan erat dengan hak dan
59
Dokumen Sekolah, 15 Oktober 2010
44
kewajiban serta tanggung jawab pada suatu lembaga atau instansi
TABEL IV
STRUKTUR ORGANISASI
Wali Kelas
GURU
45
Tabel di atas dapat dianalisis bahwa, dengan adanya organisasi
Malang dapat terlaksana dengan baik, karena adanya tanggung jawab dari
dan data yang peneliti peroleh baik melalui observasi, interview dan
butuhkan.
Falah”. Berdasarkan 1). Tajwid, 2). Makhroj atau kefashihan siswa dalam
46
mengucapkan makhorijul huruf, 3). Kelancaran siswa dalam membaca al-
1. Tajwid
“sebenarnya anak-anak itu bisa, hanya saja mereka malas dan yang
ada difikiran mereka yang penting sudah baca, sehingga kaidah
ilmu tajwid tidak mereka perhatikan, sedangkan bagi anak-anak
lain yang sore harinya belajar di TPQ lumayan bisa jika
dibandingkan dengan mereka yang hanya belajar di sekolah”.61
60
Wawancara dengan Mujib Syaiful Hamdani, Kepala Sekolah MI Sunan Giri 02 Arjowilangun,
10 Oktober 2010
61
Wawan cara dengan Mahfud Muslim, guru MI Sunan Giri 02 Arjowilangun Kalipare, 10
Oktober 2010
47
mereka yang juga belajar di TPQ dapat menyebutkan hukum-hukum
otomatis mereka akan hafal atau paling tidak lebih baik dari mereka
2. Fashohah
yang sama, yaitu Ustad Mujib Syaiful Hamdani selaku kepala sekolah
dan Ustad Mahfud Muslim selaku guru materi al-Qur’an, Ustad mujib
berpendapat bahwa:
62
Wawancara dengan Mujib Syaiful Hamdani, Kepala Sekolah MI Sunan Giri 02 Arjowilangun,
13 Oktober 2010
48
Sedangkan Ustad Mahfud Muslim selaku guru materi menyatakan
bahwa:
Pada bagian ini penulis juga mengobservasi anak didik dalam hal
(pembenaran).
dalam hal fhohah kemampuan anak baik yang belajar murni di sekolah
ataupun mereka yang belajar di luar sekolah rata-rata sama. Dalam hal
63
Wawan cara dengan Mahfud Muslim, guru MI Sunan Giri 02 Arjowilangun Kalipare, 13
Oktober 2010
49
3. Kelancaran Siswa dalam Membaca al-Qur’an
Pada bagian akhir ini, penulis juga masih melakukan wawancara atau
interview dengan nara sumber yang sama, yaitu Ustad Mujib Syaiful
“ saya juga puas dengan keberhasilan yang telah dicapai oleh anak-
anak, ya..walaupun masih banyak kekurangan yang harus terus
diperbaiki dan disempurnakan, paling tiodak anak-anak sudah bisa
membaca dengan baik tidak kegok “.65
64
Wawancara dengan Mujib Syaiful Hamdani, Kepala Sekolah MI Sunan Giri 02 Arjowilangun,
15 Oktober 2010
65
Wawan cara dengan Mahfud Muslim, guru MI Sunan Giri 02 Arjowilangun Kalipare, 15
Oktober 2010
50
secara langsung bisa mengetahui kemampuan mereka dalam membaca
BAB V
A. Kesimpulan
khususnya kelas III Dan IV yang hanya belajar di sekolah dalam hal tajwid
51
pelafalan makhorijul huruf juga bisa dibilang kurang sempurna karena
Pada umumnya kemampuan meeka sangat bagus baik pada materi tajwid
mereka dalam membaca al-Qur’an terus terasah dengan baik, mereka bisa
B. Saran-saran
pokok yang mau tidak mau harus dikuasai oleh anak didik lulusan madrasah
keagamaan. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini saran-saran yang bisa
keakuratan data dapat dilihatsecara jelas. Hal inilah yang tidak bisa penulis
52
2. Bagi kepala sekolah, ada baiknya upaya peningkatan kemampuan
ini merupakan cirri khas yang harus dimiliki oleh setiap lulusan madrasah.
dapat dikikis.
53