Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Membuat sebuah karya dalam bentuk tulisan (tertulis) merupakan pekerjaan yang tidak
mudah bagi banyak orang. Adapun menuangkan suatu ide, gagasan, isi pikiran melalui
bahasa tulis tidak semudah melalui bahasa lisan. Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad,
dan Sakura H. Ridwan memberikan pernyataan mengenai hal di atas bahwa;
Menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam sebuah tulisan
sehingga pembaca dapat mengikuti dan memahami jalan pikiran seseorang, tidaklah
mudah. Banyak orang yang fasih berbicara, namun kurang mampu menuangkan
gagasannya dengan baik.[1]
Hal di atas mengindikasikan bahwa suatu hasil buah pikiran yang dituangkan secara
tertulis memang bukan pekerjaan mudah, oleh karenanya untuk membuat sebuah karya
tertulis yang merupakan buah pikiran seseorang membutuhkan ketrampilan yang tidak
sedikit selain pengalaman dalam membuat ataupun menuangkan isi pikiran secara tertulis
dalam bentuk tulisan dan karya tertulis.
Membuat sebuah karya ilmiah tidak semudah membuat suatu karya yang berbentuk
sastra. Ada banyak kriteria dalam komponen sebuah karya ilmiah yang perlu dipenuhi,
seperti teknik-teknik penulisan, penggunaan bahasa yang baku dan benar, materi karya
ilmiah yang objektif sesuai dengan fakta dan data yang ada, membutuhkan waktu yang
tidak sebentar, dan banyak hal lain yang tentunya menjadi perhatian penting dalam
sebuah penulisan suatu karya ilmiah. Karena itulah, mengerti dan memahami pola
penulisan sebuah karya ilmiah merupakan hal pokok yang harus dilakukan oleh seorang
penulis yang hendak membuat suatu karya ilmiah.
Penulisan sebuah karya ilmiah memerlukan banyak hal yang harus diketahui oleh seorang
penulis yang akan membuat sebuah karya ilmiah. Dalam perencanaan diperlukan sebuah
data yang akurat yang sesuai di lapangan dengan merujuk konsep dan teori-teori yang
telah diakui. Pada proses penyusunannya, karya ilmiah memerlukan adanya sebuah fakta
dan data yang telah didapat di lapangan pada proses observasi dan disesuaikan dengan
kajian teori yang relevan dan mendukung proses pelaksanaan ada. Pada akhirnya, proses
penulisan karya ilmiah dilakukan dan diselesaikan, tentunya tidak begitu saja suatu karya
ilmiah yang dibuat tanpa didukung oleh sumber-sumber data yang valid dan hasil di
lapangan sebagaimana fakta yang ditemukan.
Pentingnya mengerti dan memahami penyusunan dan penulisan suatu karya ilmiah
menuntut kita untuk lebih jeli dan kritis dalam menulis dan membaca suatu karya ilmiah,
sebagaimana dijelaskan di depan. Salah satu kaidah yang perlu diketahui dan dipahami
dalam membuat suatu karya ilmiah adalah pola penggunaan dan penyusunan paragraf.
Dalam sebuah karya ilmiah, penggunaan dan penyusunan suatu paragraf mempunyai
beberapa kriteria yang baku dalam karya ilmiah.
Kadangkala tidak sedikit kita temukan dalam sebuah paragraf pada karya ilmiah yang
terdapat di banyak media seperti internet bila dicermati masih banyak dan belum
memenuhi kriteria sebuah paragraf dalam karya ilmiah. Hal inilah yang perlu dicermati,
walaupun terlihat sepele namun dengan memperhatikan satu aspek yaitu paragraf akan
memudahkan penulis dalam membuat dan menyusun serta menulis sebuah karya ilmiah
yang harus diselesaikan.
Sebuah paragraf yang baik merupakan suatu satuan yang tersusun secara terperinci dan
terpadu di mana pemaparan materi yang dituangkan dalam sebuah paragraf terdapat inti
permasalahan yang dibicarakan. Keterkaitan antar kalimat dalam paragraf juga perlu
diperhatikan sehingga penggunaan dan pemilihan bahasa dan kata maupun kalimat tidak
sia-sia yang akhirnya tidak keluar atau melebar dari pokok permasalahan yang menjadi
bahan pembicaraan pada suatu paragraf yang konsisten dan terpadu.
B. Rumusan Masalah
Beberapa pokok permasalahan yang menjadi titik tolak dalam penyusunan dan penulisan
makalah ini, antara lain;
C. Tujuan Penulisan
Ditulis dan disusunnya makalah ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran ringkas
sebuah paragraf dalam tulisan ilmiah yang merupakan bagian dalam sebuah karya ilmiah,
yang mana kaidah penyusunan paragraf sangat penting untuk memudahkan dan
menyempurnakan sebuah karya ilmiah kaitannya dengan teknik-teknik penulisan karya
ilmiah.
D. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan kumpulan sebuah kalimat yang disusun secara runtut dan terperinci
sehingga terbentuklah sebuah susunan yang dikenal dengan satu istilah yaitu paragraf.
Pengertian yang berkaitan dengan paragraf sangat banyak, dijelaskan dalam kamus besar
bahasa Indonesia tentang pengertian paragraf yaitu bagian bab dalam suatu karangan
(biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru).[2]
Apabila dipaparkan secara sistematis maka suatu karangan secara umum merupakan
kumpulan dari bab per bab, dalam tiap bab tersebut terdapat beberapa paragraf yang
disusun secara sistematis dan konsisten, pada paragraf terdapat kumpulan kalimat-kalimat
sebagai pengembangan dari pemaparan satu buah paragraf, dan dalam kalimat tersebut
terdapat kumpulan kata-kata yang membangun unsur sebuah kalimat yang efektif dan
memenuhi kriteria dalam sebuah kalimat pada tulisan ilmiah. Paragraf juga dapat
dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf kita dapat
membedakan di mana suatu ide mulai dan berakhir.
Dalam bukunya Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan memberikan
definisi tentang paragraf yaitu;
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf
ini terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf
tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat-kalimat
penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.[3]
Dapat diartikan bahwa paragraf merupakan suatu hasil pemikiran yang mana dalam
paragraf tersebut terdapat inti maupun pokok permasalahan yang menjadi satu hal yang
perlu dijelaskan atau dipaparkan sehingga dapat sebuah paragraf terdapat beberapa
kalimat yang membangun unsur paragraf. Kalimat-kalimat penjelas/pengiring bertujuan
untuk menerangkan dan mengembangkan kalimat pokok yang menjadi fokus
pembicaraan sehingga isi dalam paragraf tersebut dapat dipaparkan secara luas dan
terpadu namun tidak keluar/keluar bahkan menyimpang dari pokok pembicaraan dalam
paragraf tersebut.
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai
keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin
terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih
dari dua buah kalimat. Bahkan, sering kita temukan bahwa satua paragraf berisi lebih dari
lima buah kalimat. Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satupun
dari kalimat-kalimat itu yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan
satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.[8]
Dari pemaparan Zainal Arifin dan Amran Tasai di atas dapat disarikan bahwa paragraf
merupakan kumpulan kalimat, terdapat satu pokok fokus pembicaraan yang dipaparkan
dalam beberapa kalimat yang mana dalam sebuah paragraf tidak mengikat terdiri atas
berapa kalimat, dapat satu kalimat, dua kalimat, bahkan lebih dari lima kalimat. Yang
perlu digarisbawahi di sini adalah sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok
pembicaraan fokus yang dikembangkan dalam satu, dua, tiga, bahkan lebih dari kalimat
yang mana jumlah kalimat tergantung dari unsur pokok fokus pembicaraan dan tidak ada
istilah dalam satu paragraf membicarakan topik yang berlainan dengan topik yang
dibicarakan dalam paragraf tersebut.
Secara umum definisi paragraf dapat dijabarkan bahwa paragraf merupakan sekumpulan
kalimat yang saling terkait satu kalimat dengan lainnya, paragraf merupakan bagian dari
suatu bab yang tersusun secara runtut dan terpadu, pada umumnya sebuah paragraf
ditandai dengan penulisan pada baris baru dengan penulisan awal hurufnya mengarah ke
dalam, dalam sebuah paragraf terdapat kalimat pembuka, kalimat inti, dan kalimat
penutup. Adapun dalam sebuah penyusunan paragraf tidak dibenarkan
membicarakan/membahas materi yang berseberangan dengan fikus materi yang
dibicarakan dalam satu paragraf karena sebuah paragraf merupakan satu kesatuan utuh
sebuah pemaparan permasalahan atau materi yang utuh dan terpadu.
Secara umum dalam sebuah paragraf terdapat tiga unsur utama antara lain; kalimat
pembuka, kalimat inti, dan kalimat penutup. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari
pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung.[9] Oleh karena
itu, paragraf yang baik terdapat beberapa unsur di atas, namun tidak menutup
kemungkinan bahwa tidak semua paragraf dengan ketiga unsur tersebut dipenuhi namun
kenyataan yang ada content materi yang dipaparkan tidak sistematis bahkan tidak berarah
sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami maksud dari isi paragraf tersebut.
Dalam bukunya “Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia”, Zainuddin menyatakan
bahwa;
Paragraf merupakan bentuk yang ikut mendukung suatu gagasan atau buah pikiran yang
berwujud atau berbentuk karangan. Pada dasarnya, paragraf mengandung satu sub-buah
pikiran atau bagian buah pikiran dalam karangan. Dengan demikian, paragraf
mengandung satu ide atau satu pikiran.[10]
Hal ini menunjukan bahwa sebuah paragraf sudah tentu mengandung sebuah atau bagian
dari pokok permasalahan atau materi yang hendak dipaparkan dengan menganut prinsip
konsistensi dalam pemaparannya agar terhindar dari penggunaan kata-kata maupun
kalimat yang tidak sesuai atau di luar materi yang dibahas.
F. Jenis-Jenis Paragraf
Jenis-jenis paragraf sangat beragam bila ditinjau dari berbagai sudut pandang. Adapun
menurut tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 antara lain; paragraf pembuka,
paragraf penghubung, dan paragraf penutup.[11]
Dalam paragraf penghubung, masalah yang akan diuraikan terdapat di dalam paragraf ini.
Dalam paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dipaparkan secara panjang
lebar, tentunya dengan memperhatikan penggunaan kata-kata dan kalimat yang efektif
dan efisien. Oleh karenanya, antara paragraf satu dengan paragraf lain dan berikutnya
harus saling terhubung secara logis sehingga memudahkan pembaca dalam mengerti dan
memahami apa sebenarnya yang akan disampaikan penulis.
Paragraf penutup merupakan akhir dari sebuah karangan.[12] Dalam sebuah penyusunan
dan penulisan suatu karya ilmiah, paragraf penutup terdapat kesimpulan yang merupakan
intisari dari pokok permasalahan/topik yang dipaparkan dalam paragraf penghubung.
Selain intisari dalam paragraf penutup pada umumnya mengandung unsur penegasan dari
pemaparan pokok permasalahan/topik yang dijelaskan mengenai hal-hal yang dianggap
penting pada paragraf penghubung. Paragraf penutup berfungsi mengakhiri sebuah
karangan sehingga mengimplikasikan pada banyaknya kalimat/kata yang tidak terlalu
panjang agar mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh pembaca.
Selain menurut tujuannya, Ilham Mulia memaparkan jenis-jenis paragraf menurut letak
kalimat utamanya ke dalam empat jenis antara lain; paragraf deduktif yaitu paragraf yang
kalimat utamanya terletak di awal kalimat, paragraf induktif yaitu paragraf yang kalimat
utamanya terletak di akhir kalimat, paragraf campuran yaitu paragraf yang kalimat
utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf, dan paragraf yang tidak memiliki kalimat
utama yaitu paragraf yang gagasan utamanya tersebar secara seimbang dan merata pada
setiap kalimat.[13]
Untuk membuat sebuah paragraf yang baik dan benar menurut ketentuan dan kaidah-
kaidah yang berlaku perlu diketahui tiga komponen yang disyaratkan sebagai sebuah
paragraf yang baik dan benar. Syarat pembentukan paragraf dimaksud menurut Sabarti
Akhadiah, et. al. terdapat tiga unsur yaitu kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.[14]
Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf
ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak
boleh terdapat unsur- unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik. Paragraf
dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari
topiknya atau selalu relevan dengan topiknya. Semua kalimat terfokus pada topik dan
mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.
Kepaduan (Koherensi)
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan.
Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan kepaduan. Jadi, kepaduan/koherensi
dititikberatkan pada hubungan antar kalimat dengan kalimat.[15] Kepaduan paragraf
dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan
(kata-kata) pengait antar kalimat.[16] Urutan yang logis tersebut akan terlihat pada pola
susunan antar kalimat yang terdapat pada paragraf tersebut.
Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikantiga hal, antara lain;
pertama, unsur kebahasaan yang digambarkan antara lain dengan; (1) repetisi atau
pengulangan kata kunci, kata ganti, (2) kata transisi atau ungkapan penghubung, (3)
paralelisme, (4) pemerincian dan urutan isi paragraf. Kedua, perincian dapat diurutkan
secara kronologis (menurut urutan waktu), secara logis (sebab–akibat , akibat-sebab,
khusus-umum, umum-khusus), menurut urutan ruang (spasial), menurut proses, dan dapat
juga dari sudut pandangan yang satu ke sudut pandangan yang lain.
Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf
dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan
pengulangan-pengulangan.
H. Kesimpulan
Paragraf merupakan suatu bagian dari sebuah bab yang berisi kalimat-kalimat di mana
antar kalimat tersebut memiliki satu unsur keteraturan, kesesuaian, dan kesamaan konsep,
materi, dan permasalahan yang dibahas dalam paragraf tersebut. Tidak jarang pada
sebuah penulisan suatu karya ilmiah dalam paragraf masih terdapat ketidaksesuaian
antara kalimat satu dengan kalimat lainnya yang pada akhirnya hanya untuk menambah
atau mencukupi materi secara kuantitatif (bukan dari kualitas isi karya ilmiah tersebut)
sehingga pembahasan materi yang dipaparkan menjadi melebar bahkan tidak sinkron
dengan materi pokok yang seharusnya menjadi pokok pemaparan.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, et. al. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga. 1988
Arifin, Zaenal, et. al. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Akademika Pressindo. 2008
http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_4696/title_paragraf/
http://dictionary.cambridge.org/define.asp?key=57471&dict=CALD&topic=pieces-of-
writing
http://en.wikipedia.org/wiki/Paragraph
http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
http://ilhamaulia.blogspot.com/2009/11/jenis-jenis-paragraf-eksposisi.html
http://www.brainyquote.com/words/pa/paragraph199391.html
Tampubolon, DP. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung:
Angkasa. 1986
Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia – edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
2007
Tim Penyusun. Oxford – Learner’s Pocket Dictionary, fourth edition. Great Clarendon
St: Oxford University Press. 2008
Zainuddin. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rhineka Cipta. 1992
[1] Sabarti Akhadiah, et. al., Pembinaan Kemampuan Menulis (Jakarta: Erlangga, 1988),
h. 143.
[2] Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia – edisi ketiga (Jakarta: 2007), h. 828.
[4] Oxford – Learner’s Pocket Dictionary – fourth edition (Great Clarendon Street:
Oxford University Press, 2008), h. 317.
[5] http://dictionary.cambridge.org/define.asp?key=57471&dict=CALD&topic=pieces-
of-writing
[6] The Writing Center, Paragraph Development (University of North Carolina at Chapel
Hill), dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Paragraph
[7] Harvey, Michael. “Paragraphs”. The Nuts and Bolts of College Writing, dalam
http://en.wikipedia.org/wiki/Paragraph
[8] Zaenal Arifin, et. al., Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta:
Akademika Pressindo, 2008), h. 115.
[9] http://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf
[10] Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia (Jakarta: Rhineka Cipta,
1992), h. 46.
[11] Sabarti Akhadiah, et. al., Materi Pokok Bahasa Indonesia (Jakarta: Universitas
Terbuka, Depdikbud, 1993), h. 171.
[13] http://ilhamaulia.blogspot.com/2009/11/jenis-jenis-paragraf-eksposisi.html