You are on page 1of 14

Bahan pada kimia industri

Satuan Proses dan Satuan Operasi merupakan inti dari Kimia Industri, karena satuan proses
maupun operasi pada pengolahan ini sangat menentukan ekonomis atauserta diseminasi hasil-
hasil penelitian dalam lingkup teknik kimia dan proses untuk menghasilkan suatu inovasi proses
dan teknologi yang dapat diaplikasikan pada industri kimia.

Kata produk dalam Kimia Industri tentunya melibatkan Industri yang menghasilkan
zat kimia. Sedangkan bahan baku yang diproses dalam industri tersebut dapat
diperoleh melalui proses kimia industri.

Industri kimia adalah salah satu aktivitas ekonomi yang Smart and Moore Solid
State Chemistry: An (id) chem. Situs Kimia industri Himpunan Kimia industri.

Kimia industri merupakancabang ilmu kimia yang bersifat ilmu terapan yang
berhubungan dengan teknologi pembuatan bahan kimia yang bersifat
ekonomis dan bersifat industrial.

Link-link di bawah ini akan membawa anda mengeksplorasi lebih jauh


mengenai kimia industriMungkin, sebagian besar dari anda yang membaca artikel ini
sudah sangat familiar dengan soda api atau sodium hydroxide (NaOH). Bahkan setiap hari di
tempat kerja anda bergelut dengan NaOH, yang kita tahu merupakan salah satu bahan kimia B3.
Namun, apakah anda yakin bahwa anda sudah tahu betul potensi bahaya soda api?

Jika anda belum mengetahui secara pasti potensi bahaya NaOH, apa yang harus dilakukan ketika
terciprat cairan NaOH atau alat pelindung diri apa yang harus digunakan ketika melakukan
handling NaOH, maka hentikan pekerjaan anda saat ini juga. Pahami MSDS NaOH sekarang.

Pastikan bahwa anda memahami semua informasi yang ada di dalamnya. Jika alat pelindung diri
yang anda gunakan saat ini belum sesuai dengan standar keselamatan, segera minta kepada pihak
perusahaan.

Nah, bagi anda yang belum memiliki MSDS NaOH, berikut saya kutipkan beberapa sumber
dokumen MSDS NaOH yang dapat anda jadikan sebagai referensi. Tapi saya sarankan mintalah
MSDS dari perusahaan atau distributor di mana anda biasa membeli NaOH.

Industri (untuk bahan baku atau bahan penolong)


Bahan pengawetan
Air laut (3% NaCl)
Larutan garam alamiah (20 – 25 % NaCl)
Batuan garam (95 – 99 % NaCl)
III. Proses Pengambilan Garam Dari Sumbernya
Pengambilan garam dari air laut
Menggunakan matahari (solar evaporation)
Diagram Faktor-faktor yang mempengaruhi proses :
Kemampuan mengabsorbsi matahari
Temperatur dan kelembaban udara
Kecepatan angin

Proses ini hanya cocok untuk negara tropis/subtropis


2. Pengambilan garam dari larutan garam
Menggunakan panas hasil pembakaran
Mahal cocok untuk garam dari larutan
Proses dapat dilakukan dengan
open pan evaporation

3. Pengambilan garam dari batuan


Dengan cara penggalian langsung
Hasil : garam dengan kadar NaCl 98 – 99 %
Proses terdiri dari :
Crushing (penghancuran)
Grinding (penggilingan)
Screening (pengayakan)
IV. Aspek ekonomi
Proses sederhana
Kapasitas besar
V. Berbagai cara produksi pada beberapa negara
Komposisi rata-rata garam dapur (standar SNI)
NaCl (%) min 94,9
Air (H2O)(%) max 5
Iodium (dihitung sbg KIO3) mg/Kg 30- 80
Fe2O3 mg/Kg max 100
Ca & Mg (dihitung sebagai Ca) % max 1,0
SO4 % max 2,0
Bagian yang tidak larut dalam air % max 0,5

Komposisi rata-rata garam dapur (standar SNI) lanjutan


Cemaran logam
Pb mg/Kg max 10
Cu mg/Kg max 10
Hg mg/Kg max 0,1
As mg/Kg max 0,1
BTM
Anti kempal (SiO2) max 5
Kalium Ferro Sianida max 5
Kehalusan ayak no. 16 1,19 m/m % 100.
Jenis kapur dibedakan menjadi
Kapur tohor : hasil pembakaran batu kapur (lime stone)
Kapur padam : hasil hidrasi kapur tohor
Kapur tohor hasil pembakaran yang baik disebut “soft burned lime”
Kapur tohor hasil pembakaran buruk
Hard burned, over burned, dead burned lime
Under burned lime : masih mengandung inti batu kapur

Sumber dan Penggunaan


Sumber :
Batu kapur dengan kadar CaCO3 99%, MgCO3 2 – 5%
Megnesium Lime Stone : MgCO3 5 – 20 %
Dolomitic Lime Stone : MgCO3 > 20%
Penggunaan
Proses Pembuatan
Suhu operasi : > 900oC
Reaksi :
H = 44 Kcal∆ CaCO3 CaO + CO2(g)
Proses Pembakaran, dapat dilakukan dengan
dalam tungku kuno (tinggi 7 m)

Proses semi kontinu (alat shaft kiln)


3. Proses Kontinu (alat : rotary kiln/kilang berputar)
Umpan : - tepung atau
- slurry dg diameter 1 – 5 cm
Panjang alat : 100 m
Bahan bakar : minyak
Kualitas Kapur Tohor
High calcium lime 90% CaO
Low magnesium lime 5 – 25 % MgO
Dolomitic lime 25 – 45 % MgO Proses Pembuatan Kapur Padam
Reaksi :
CaO + H2O Ca(OH)2(p) H = 15,9 Kcal
Proses dapat dilakukan dengan :
Proses kering : menyiram bongkahan
Proses basah : dalam tangki berpengaduk
Aspek Ekonomi
Kandungan dalam bumi : 3 – 4 % padatan
Terdapat di permukaan sebagai g Komponen utama : Oksida silika
Dengan penambahan air mampu mengikat bahan lain
Campuran terpenting :
Tricalcium silicat 3CaO.SiO2 atau C3S
Dicalcium silicat 2CaO.SiO2 atau C2S
Tricalcium alumina 3CaO.Al2O3 atau C3A
Tetracalcium alumina ferrit 4CaO.Al2O3.Fe2O3 atau C4AF
MgO
II. Bahan Baku
Batu kapur CaCO3
Tanah liat Al2O3.2SiO2.xH2O
Pasir besi Fe2O3
Pasir kwarsa SiO2

Reaksi
CaCO3 + Al2O3.2SiO2.xH2O + Fe2O3 + SiO2 3CaO.SiO2 + 2CaO.SiO2 + 3CaO.Al2O3 +
4CaO.Al2O3.Fe2O3
III. Penggunaan
Bahan bangunan :
Mortar (campuran semen, kapur, pasir)
Beton (campuran semen, pasir, kerikil)
Beton bertulang (beton + besi)
Bahan bangunan setengah jadi
Eternit (campuran asbes & semen)
Tegel (campuran semen & pasir)
IV. Proses Pembuatan
Dapat dilakukan dengan proses kering atau proses basah
Proses kering lebih hemat bahan bakar
Proses Kering
Proses Basah
Proses Utama pada Rotary Kiln (T : 1643oK)
Drying : penguapan air
Calcination : disosiasi CaCO3 CaO + CO2
Al2O3.2SiO2.xH2O Al2O3 + SiO2 + H2O

Sintering : mulai melelehnya bahan baku


Reaksi utama : terbentuk C3S, C2S, C3A, C4AF

Hasil : klinker semen


Fungsi gypsum : untuk memperlambat pengerasan
V. Penggolongan semen berdasarkan kadar Ca silikat/aluminat
Semen Portland Tipe I :
Regular type
C3S (40 – 60 %), C2S (10 – 30 %), C3A (7 – 13 %)
28 hari keras
Semen Portland Tipe II
Moderate heat & hardening
C2S > tipe I

Semen Portland Tipe III


High early strength
Partikel lebih halus
C3S > tipe I
3 hari keras
Semen Portland Tipe IV
Low heat
Untuk struktur yang masif
Semen Portland Tipe V
Sulfate resistant
C3A rendah & C4AF agak tinggi
VI. Peran tiap komponen
C3S :
memberi kekuatan pada saat permulaan
Penambahan kekuatan secara kontinyu
C2S :
Memberi kekuatan sedikit sampai 28 hari
Memberi efek kekuatan yang besar
C3A :
memberi efek kekuatan yang besar selama 28 hari & berangsur-angsur hilang
C4AF :
memberi efek kekuatan sedikit pada permulaan & selanjutnya

unung kapur.

Container glass
Structural glass
Architectural glass
Optical glass
Special glass

Sifat-sifat penting
Transparansi
Tahan terhadap bahan kimia
Dapat dipakai untuk bahan isolasi listrik
BAHAN BAKU
KOMPONEN UTAMA : senyawa silikat
Penyusun
Pasir : kwarsa
Soda : - NaO2 dalam soda abu
- oksida Kalsium dalam batu kapur
- batu kapur dari dolomit
Feldspar : - R2O.AL2O3.6SIO2

Na2O atau K2O


untuk menurunkan titik leleh gelas

Borax :
Menurunkan koefisien ekspansi
Menaikkan ketahanan terhadap bahan kimia
Cullet :
Berupa pecahan gelas hasil produk gagal
Fungsi :
Mencegah terjadinya gelembung udara
Homogenitas peleburan
Kecepatan peleburan
REAKSI
Na2CO3 + a SiO2 Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + b SiO2 CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + c SiO2 Na2O.cSiO2 + SO2 +CO

Na2SO4 + C Na2SO3 + CO
2 Na2SO4 + C 2 Na2SO3 + CO2
Na2SO3 + c SiO2 Na2O.cSiO2 + SO2

PROSES PEMBUATAN GELAS


CARA-CARA PEMBENTUKAN
Blowing dalam cetakan : botol, bola lampu
Pressing di atas cetakan : piring & mangkuk
Drawing : pipa & lembaran gelas
Rolling : lembaran gelas yang lebih tebal
Carting : lensa gelas
Komposisi beberapa jenis gelas
Pengaruh Beberapa Oksida Dalam Gelas
K2O : menaikkan “softening point”
PbO : menaikkan nilai indeks bias & tahanan listrik
MnO2 : menghilangkan warna
B2O3 : memberi sifat refraktori & tahanan bahan kimia
Fe2O3,N2O: pemberi warna.

JENIS-JENIS INDUSTRI KERAMIK


Industri keramik tradisional :
Produk tanah liat dan industri silika

Industri keramik modern :


Produk-produk tahan panas, tahan tekanan tinggi, tahan terhadap korosi
Jenis-jenis keramik (dasar : derajat vitrifikasi/derajat pengu- rangan pori dan temperatur
pembakaran)
Keramik putih (white wares)
Dibakar pada suhu rendah dengan jumlah fluks dan derajat vitrifikasi yang berlainan
Contoh :
Earthen ware : bahan lantai teraso, berpori
China ware
Porcelain : porselin gigi
Sanitary ware
Stone ware : porselin tradisional
Whiteware tiles : ubin keramik

Keramik bangunan (structured clay product)


Dibakar pada suhu rendah dengan jumlah fluks yang tinggi dan derajat vitrifikasi rendah
Contoh :
Building brick
Face brick
Teracota
Sewerpipe
draintile

Refraktori (refractories)
Dibakar pada suhu tinggi dengan sedikit fluks, derajat vitrifikasi rendah
Contoh :
Fire brick
Magnesite brick
Aluminium silikat
Olivine product
Enamel (enamels)
Dibakar pada suhu sedang dengan jumlah fluks banyak derajat vitrifikasi tinggi
Keramik khusus

II. Bahan Baku


Terdiri atas 3 macam (triaxial)
Tanah liat (clay)
Pasir
Feldspar
Bahan baku tanah liat (clay)
Kandungan utama :
Kaolinite (Al2O3.2SiO2.2H2O)
Montmorillinote
Illite
Halloysite
Perbedaan kandungan tanah liat memberikan sifat yang berbeda-beda

Sifat tanah liat yang penting untuk pembuatan keramik :


Plastisitas : kemampuan untuk dibentuk tanpa mudah retak
Fusibilitas : kemampuan untuk dilebur
Bahan baku pasir (kwarsa)
Fungsi : sebagai bahan non plastik
Kalau penambahan terlalu banyak, silikat dalam pasir menyebabkan keretakan pada waktu
pembakaran
Bahan baku feldspar
Fungsi :
sebagai bahan pengikat
Menurunkan temperatur pembakaran
Jenis-jenis feldspar
K-feldspar
Na-feldspar
Ca-feldspar

Bahan-bahan tambahan (disesuaikan dengan jenis produk)


Fluxing agent :
Borax - fluorspar
Boric acid - cyolite
Soda abu - barium mineral
Nepheline syenite - dll
Refractory ingredient
Alumina - dolomit
Olivine - chromite
Zircona - magnesite
Titania - dll

III. Proses Pembuatan Keramik


Cara-cara Pembentukan (forming) (berdasarkan kadar air)
Kadar air 6 – 7%
Dibentuk dengan dipres terhadap puder adonan
Dibuat dengan cara spray drying atau penggilingan “cake” adonan
Kadar air 20 – 25%
Dibentuk dengan jiggering (pengecoran) terhadap lumpur adonan,
Misalnya pada pembuatan piring, mangkuk
Figure 9-4

Kadar air 40 – 60%


Pembuatan dengan cara casting (penuangan) terhadap lumpur adonan
Cetakan terbuat dari gips

Pembakaran

Tahap pembakaran ini adalah tahap paling penting


Pembakaran dilakukan pada kiln perodik atau kiln kontinu
Kiln kontinu
Efisiensi panas baik
Ongkos buruh rendah
Siklus waktu proses lebih singkat
Kiln periodik
Berlawanan dengan kiln kontinu
IV. Aspek Ekonomi
Produk keramik banyak dipakai oleh
industri lain (metalurgi, mesin, automotive, bangunan, arsitektur dll)
Konsumen langsung (ubin, peralatan makan, minum dll)
KHUSUS !!!
ubin keramik disusun 3 lapis. bahan makanan: minyak goreng, bahan baku m
argarin, kue dsb.
kandungan terbesar adalah lemak, yang berfungsi sbg:
1) sumber energi
2) pembawa vitamin A,D,E,K
3) mengandung asam lemak esensial terutama asam lemak tak jenuh
Bahan baku industri lain :
- sabun - cat - vernish
- kosmetik (sampo. Lipstik dll) - pelumas

BAHAN BAKU
Biji-bijian atau buah-buahan, yang memiliki nilai ekonomis :
- kelapa
- kelapa sawit
- jagung
- jarak
- olive (zaitun)
- kacang tanah
- biji kapuk
- biji kapas

RUMUS KIMIA

PENGGOLONGAN MINYAK
Golongan jenuh
- tidak memiliki ikatan rangkap
- misal asam stearat (C17H35COOH)
Golongan monoolefinik
- memiliki 1 ikatan rangkap
- misal asam oleat (C17H33COOH)
Golongan poliolefinik
- memiliki 2 ikatan rangkap
- misal asam linoleat (C17H31COOH),
asam linolenat (C17H29COOH)

Minyak alamiah mengandung campuran asam lemak yang tersusun tidak hanya oleh satu macam
asam lemak, tetapi oleh 2 atau 3 macam asam lemak
Perbedaan ANTARA MINYAK DAN LEMAK
Minyak :
Pada suhu kamar berbentuk cair
Banyak mengandung asam lemak tak jenuh
Lemak :
Pada suhu kamar berbentuk padat
Banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai C panjang

catatan Asam lemak jenuh dengan rantai C pendek berbentuk cair

Produksi Minyak Nabati Di Indonesia


Bahan baku : kelapa atau kelapa sawit
Perbedaan kandungan beberapa bahan baku minyak nabati

Nilai Ekonomis
Kelapa :
- banyak terdapat di Indonesia
- kandungan : * sabut 35%

• batok 12 %
• daging 28 %
• air 25 %

- kandungan minyak :

• daging segar 35 – 50 % lemak


• kopra 63 – 65 % lemak

Nilai Ekonomis
Kelapa sawit
- banyak di Indonesia
- kandungan : * sabut 35 -60 %

• biji sawit 6 – 13 %

- kandungan minyak : sabut 50 – 55 %


PROSES PRODUKSI MINYAK NABATI
Minyak kasar (minyak mentah = crude oil)
Perbaikan kualitas
- Rafinasi
- Fraksinasi
- Interesterifikasi
Cara memperoleh minyak kasar
Ada 2 cara :
1. press ——→ hidrolik : sisa minyak 5 – 7 %
Η→ screw press : sisa minyak 4–6%
2. ekstraksi : sisa minyak ± 1 %
dengan pelarut : - hexan
- trichloro ethylene
- benzene
Hasil minyak kasar (crude oil) harus diolah lagi untuk mendapatkan kualitas minyak yang lebih
baik
RAFINASI
Tujuan :
untuk menghilangkan kotoran dan bau yang tidak enak
Macam-macam proses :
a. Degumming
b. Netralisasi
c. Bleaching
d. Deodorisasi

Proses-proses dalam Rafinasi


Degumming
- Tujuan : untuk menghilangkan zat-zat terlarut/
koloid (resin gum, protein, fosfatida dalam
minyak)
Cara :
Dengan penambahan asam (H3PO4, H2SO4 dsb) untuk membentuk flok-flok zat terlarut dan
koagulasi koloid

Proses-proses dalam Rafinasi


Netralisasi
- Tujuan : Untuk menghilangkan asam lemak bebas (FFA) yang dapat menimbulkan bau tengik
Cara :
- dengan menambah soda kaustik (proses
penyabunan), juga untuk decolorisasi
- dengan destilasi uap dapat mereduksi FFA
sampai tersisa 0,01 – 0,03 %
Proses-proses dalam Rafinasi
Bleaching
- Tujuan : untuk menghilangkan zat warna yang terlarut/terdispersi
- warna berasal bawaan bahan baku
a. Caratinoid (merah dan kuning)
b. Klorofil dan peptin (hijau)
- Cara :
a. Absorbsi dengan norit atau tanah pemucat
b. Secara kimia dengan prinsip reaksi oksidasi
c. Hidrogenasi & pemanasan
Proses-proses dalam Rafinasi
Deodorisasi
- Tujuan : untuk menghilangkan rasa dan bau yang
tidak dikehendaki (0,001 – 0,1%), yang
berasal dari karbohidrat tak jenuh, FFA dengan MR rendah, atau senyawa- senyawa aldehid dan
keton
- cara : dengan destilasi uap
FRAKSIONASI
Tujuan : untuk memisahkan fraksi cair (minyak) dan fraksi padat (lemak)
Fraksi cair mengandung olein
padat mengandung stearin
Cara :
a. Tanpa pelarut (fraksionasi kering)
b. Dengan pelarut (fraksionasi basah)
c. Dengan larutan deterjen (sodium lauryl sulfat)
Cara-cara Fraksionasi
Fraksionasi tanpa pelarut
Minyak dipanaskan sampai 700 C kemudian
didinginkan dan suhu dipertahankan pada 500 C
selama 24 jam
Fraksionasi dengan pelarut
Cara : dengan ditambahkan pelarut ke dalam minyak, kemudian diaduk perlahan-lahan sampai
diperoleh fasa cair dan fasa padat
Bag atas : Fasa cair (campuran antara olein & pelarut)
——→dipisahkan dengan destilasi
Bag bawah : fasa padat (stearin)

Cara-cara Fraksionasi
Fraksionasi dengan larutan deterjen

• secara prinsip = fraksionasi kering, hanya ditambahkan deterjen untuk aksi pembasahan
(wtting action)
• waktu pendinginan lebih cepat dan hasil pemisahan lebih baik

INTERESTERIFIKASI
Tujuan : untuk mengubah titik cair lemak
Prinsip :
jika lemak dipanaskan dengan adanya suatu katalisator (biasabya Natrium Ethoxida atau Natrium
Methoxida) sampai temperatur 110 – 1600C, maka gugusan asam lemak dapat berubah posisi
Dengan interesterifikasi ini, maka asam lemak jenuhnya dapat diubah menjadi asam lemak tak
jenuh

adalah hasil asimilasi antara gas CO2 dengan air, dengan bantuan sinar matahari (proses
fotosintesa).
Reaksi Kimia :
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2

PROSES PEMBUATAN
Penggilingan tebu menghasilkan nira mentah
Pemurnian nira mentah
Penguapan nira encer menghasilkan nira kental
Kristalisasi nira kental menghasilkan massecuite
Pemisahan kristal menghasilkan gula
1. Penggilingan tebu
Dilakukan dengan gilingan yang terdiri dari rol-rol baja
Hasil penggilingan berupa nira mentah (80 - 90 % berat tebu)
Nira mentah yang melekat pada serabut kemudian disemprot dengan air (air imbibisi) ± 15 –
16 % berat tebu yang digiling
Untuk mencegah terjadinya inversi (peruraian sukrosa menjadi glukosa & fruktosa) ke dalam
nira mentah ditambahkan zat desinfektan (formalin) atau disemprot dengan uap panas
Ampas (bagasse) untuk bahan bakar atau untuk pabrik pulp
2. Pemurnian nira mentah
Untuk menghilangkan pengotor, berupa :
Suspensi kasar (tanah, ampas dsb)
Suspensi koloid (protein, lemak, lilin, tepung, gum dsb)
Zat-zat yang menimbulkan warna & kekeruhan (klorofil, besi oksida dsb)
Cara-cara pemurnian
Defekasi
Sulfikasi
karbonatasi

Pemurnian dengan cara Defekasi


Untuk pemurnian ditambahkan Ca(OH)2 sampai menjadi basa dipanaskan dan diendapkan
Hasil gula kurang seragam
Pemurnian dengan cara Sulfitasi
Bahan additive : Ca(OH)2 & gas SO2

Hasil gula SHS (Super Head Sugar) yang berwarna putih

Pemurnian dengan cara Sulfitasi


Kelebihan dibandingkan dengan proses defekasi:
Kotoran lebih mudah mengendap
Bubur kristal gula (Massecuite) lebih encer
Kristal lebih baik & warna gula lebih putih
Menghemat waktu pemasakan & pengendapan
Kelemahan :
Deposit nira kental dalam alat pemanas & penguap lebih banyak biaya perawatan lebih besar

Pemurnian dengan cara Karbonatasi


Bahan additivie : Ca(OH)2 & gas CO2

Pemurnian dengan cara Karbonatasi


Reaksi penetralan :
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O

Proses dilakukan pada suhu 55o C hasil gula sangat putih


Bila suhu > 90o C gula mengalami dekomposisi & warna nira menjadi gelap
Setelah mengalami proses pemurnian, nira encer diendapkan dalam clarifier (alat pengendap) &
endapan dipisahkan dari nira jernih encer
3. Penguapan nira encer
Untuk memisahkan air dalam nira encer hasil nira pekat
Alat : vacuum multiple effect evaporator
4. Kristalisasi nira kental
Diawali dengan penguapan lanjutan terhadap nira pekat sampai terbentuk kristal-kristal gula
(keadaan super saturated)
Hasil : Massecuite (campuran nira pekat & kristal gula)
Alat : Vacuum Pan
Untuk membantu kristalisasi :
ditambahkan kristal-kristal gula halus sebagai inti pembentukan kristal besar kristalisasi seragam
& homogen
5. Pemisahan kristal
Untuk memisahkan kristal-kristal gula & cairannya (molasse)
Alat : centrifuge

You might also like