You are on page 1of 24

TUGAS MATA KULIAH

BASIC BIOMEDICAL SCIENCE I


BLOK III
“ MEKANISME KARIES PADA ANAK ”

Disusun oleh : Kelompok II


Semester I
1. Andi Noli Pratama 103308002
2. Anjas Noverdi 103308004
3 Aulia Hannifa C.Hrp 103308005
4. Bulan Tari 103308007
5. Christine Agustina 103308009
6. Cut Hafisah 103308010
7. Emilia Teresia H.Sihombing 103308011
8. Julianti Hasibuan 103308015
9. Lina 103308016
10. Nina Anggraini Sitepu 103308018
11. Rusfa Tursina 103308021
12. Susiani 103308024

PEMBIMBING : Dr. Syafril Armansyah


: Drg. Suci Erawati ,M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan penulisan makalah ini .
Penulisan makalah dengan judul “Mekanisme Karies Pada Anak’’ yang
bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam sidang pleno.
Kelompok kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna mengingat keterbatasan kami dalam hal pengetahuan dan
kemampuan, sehingga tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan maupun
kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati , kami
menerima saran-saran demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa tanpa bimbingan
dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Dr.Syafril Armansyah , drg. Hj. Suci Erawati, M.Kes
yang telah membantu dalam proses pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, mengingat terbatasnya kemampuan yang dimiliki kami. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang berguna untuk masa yang
akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya kepada para pembaca.

Medan, 3 Desember 2010

(KelompokII)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………... ii

BAB I

PENDAHULUAN ……………………………….……………….....1

1.1 Latar Belakang ………………………………….…………….....1

1.2 Tujuan Permasalahan………………….……………………....... 1

1.3 Perumusan Masalah …...……………………………………...... 1

BAB II

PENELURUSAN LITERATUR …………………………………...2

2.1 Karies........……………………………………………………....2

2.2 Gangren..........................................……………………………...2

2.3 Malnutrisi.............. ........................................................................3

2.4 Demam................................................... ...……………………....4

2.5Pulpitus...........................................................................................5

BAB III

MIND MAPPING ………………………………………………… ..6

ii
BAB IV

PEMBAHASAN ………………………………………………….....7

BAB V

PENUTUP …………………………………………………………..8

5.1 Kesimpulan …………………………………………………… ..8

5.2 Saran ………………………………………………………….. ..8

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.
Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Peningkatan prevalensi karies banyak
dipengaruhi perubahan dari pola makan. faktor-faktor risiko dan perkembangan karies
hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah
berkapur namun berkembang menjadi lubang coklat. Lubang gigi disebabkan oleh
beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi
karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Asam yang diproduksi tersebut
mempengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan
mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5,
proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan
lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.

Penyebab utama karies adalah adanya proses demineralisasi pada email.


Seperti kita ketahui bahwa email adalah bagian terkeras dari gigi, bahkan paling keras
dan padat di seluruh tubuh. Sisa makanan yang bergula (termasuk karbohidrat) atau susu
yang menempel pada permukaan email akan bertumpuk menjadi plak, dan menjadi
media pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Bakteri yang menempel pada permukaan
bergula tersebut akan menghasilkan asam dan melarutkan permukaan email sehingga
terjadi proses demineralisasi. Demineralisasi tersebut mengakibatkan proses awal karies
pada email. Bila proses ini sudah terjadi maka terjadi progresivitas yang tidak bisa
berhenti sendiri, kecuali dilakukan pembuangan jaringan karies dan dilakukan
penumpatan (penambalan) pada permukaan gigi yang terkena karies oleh dokter gigi.

1
1.2 Perumusan Masalah
1. Makanan dan Kandungan apa saja yang mengakibatkan Karies?
2. Bagaimana hubungan Malnutrisi dengan Karies?
3. Bakteri apa saja yang ada pada proses pembentukan Karies?
4. Bagaimana proses metabolisme Karbohidrat didalam mulut?
5. Bagaimana Patogenesis Karies ?
6. Bagaimana pengaruh Vitamin dan Mineral dalam perkembangan
dan pertumbuhan gigi ?
7. Bagaimana penanganan terhadap pasien?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses terbentuknya karies.
2. Mahasiswa dapat mengetahui makanan dan kandungan yang bergizi
untuk menghindari terbentuknya karies.
3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya karies.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tindakan Dokter kepada Pasien.

2
BAB II
PENELURUSAN LITERATUR

2.1 Karies
Karies adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi atau daerah
yang membusuk di dalam gigi yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap
melarutkan email (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke
bagian dalam gigi, karena di dalam mulut terdapat bakteri yang mengubah semua
makanan (terutama gula dan karbohidrat) menjadi asam.Bakteri, asam, sisa makanan
dan ludah bergabung membentuk bahan lengket yang disebut plak, yang menempel pada
gigi. . Karies gigi dapat mempengaruhi berbagai bagian dari gigi, termasuk enamel,
dentin, pada mahkota atau akar gigi. Karies dentis adalah suatu penghancuran struktur
gigi (email, dentin dan cememtum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikroorganisme)
dalam dental plak.
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri
penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi
karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Asam yang
diproduksi tersebut mempengaruhi mineral gigi sehingga menjadi
sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami
demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di
bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari
remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang
luluh dan membuat lubang pada gigi.

Jenis-jenis bakteri yang berperan dalam pembentukkan karies :

1.Streptococcus mutans

2.Lactobacill

3.Lactobacillus acidophilus,Actinomyces,viscocus,nocardia(karies
pada akar gigi)

4. Bakteri Bifidobacterium dentium Bd1

2.1.1 Gejala dan Penyebab Karies Gigi

Hal-hal yang mendukung terjadinya karies gigi:

• gigi yang peka, yaitu gigi yang mengandung sedikit fluor atau memiliki lubang,
lekukan maupun alur yang menahan plak.
• bakteri, mulut mengandung sejumlah besar bakteri, tetapi hanya bakteri jenis
tertentu yang menyebabkan pembusukan gigi. yang paling sering adalah bakteri
streptococcus mutans.
• sisa-sisa makanan.

Gejala
Tidak semua nyeri gigi disebabkan karena kavitasi(karies). Sakit gigi dapat terjadi
karena:
• akar tercemar, tetapi tidak membusuk
• terlalu kuat mengunyah
• gigi patah.

Sumber : http://www.wikiepedia.com/karies.gigi.htm

2.2 Makanan Sebagai Penyebab Terjadinya Karies

2.2.1 Bahan Makanan yang menyebabkan Karies


Bahan makanan (karbohidrat) dapat memicu terjadinya karies gigi harus kontak
dengan permukaan gigi dalam waktu cukup lama. Karbodidrat ini apabila terdapat dalam
jumlah cukup besar, sering dikonsumsi, terutama jenis yang lengket atau melekat pada
gigi, maka kemungkinan terjadinya karies juga cukup tinggi.
Ada jenis karbohidrat yang dijumpai, yaitu : tepung polisakarida, sukrosa dan
glukosa, dimana sukrosa paling mudah menyebabkan terjadinya karies atau
lubang gigi.
4
Karbohidrat ini dapat dijumpai pada hampir semua makanan, sedangkan
makanan atau pada jajanan yang disukai pada anak-anak banyak dijumpai pada makanan
: permen, coklat, kue-kue dan gula. Sedangkan karbohidrat dalam buah-buahan tidak
menimbulkan karies, karena jumlahnya tidak banyak. Meskipun karbohidrat dapat
menyebabkan karies, namun demikian kita tidak perlu takut untuk mengkonsumsinya,
asalkan kita rajin membersihkan dan merawat gigi kita dengan baik dan benar.

Sumber : http://cholisotulkarimah.blogspot.com/2010/06/makanan-sebagai-penyebab-
terjadinya.html

2.2.2Ngemil di malam Hari Membuat Gigi Karies


Kebiasaan ngemil di malam hari atau baru sempat makan di atas pukul 21.00
bukan cuma membuat bobot tubuh gampang membengkak, tapi juga mengancam
kesehatan gigi.
Apa pun camilan atau makanan yang diasup di malam hari berisiko untuk
meningkatkan gigi cepat rusak. Para peneliti menerangkan bahwa ngemil dimalam hari
bisa menyebabkan gigi mudah rusak akibat aktivitas mulut yang tidak ada henti nya.
Banyak orang lebih malas menyikat giginya pada malam hari, inilah penyebab kenapa
gigi lebih cepat rapuh. Selain itu air liur pada malam hari menurun sehingga tidak bisa
mengurai sisa-sisa makanan yang menempel, dan menekan dampak dari makanan manis
dan asam, serta minuman yang dikonsumsi. Dengan sedikit air liur asam dibentuk oleh
bakteri dalam flak bersentuhan dengan makanan yang mengandung gula tetap berada
dalam mulut dalam waktu yang lama ini yang menyebabkan makanan merusak email
gigi dan terjadi karies.
Peneliti mengamati apa yang terjadi dengan para 'pemakan malam' ini selama
enam tahun berikutnya. Hasilnya sangat mengejutkan, 'pemakan malam' lebih mungkin
mengalami kehilangan atau kerusakan gigi, bahkan setelah memperhitungkan faktor-
faktor lain seperti usia, merokok dan konsumsi karbohidrat atau gula.
Para dokter menyarankan bahwa untuk mengurangi kerusakan, penting untuk menyikat
gigi setidaknya dua kali sehari dengan pasta gigi ber-flouride, dan salah satunya sebelum
tidur.
Dan bila memungkinkan, hanya mengonsumsi air putih setidaknya satu jam
sebelum menyikat gigi terakhir. meskipun dokter gigi tidak bisa menghentikan
kebiasaan pasiennya yang suka makan di malam hari, tapi dokter harus mampu
membuat pasien sadar dengan risiko yang akan terjadi.
Praktisi kesehatan harus menyadari implikasi kesehatan mulut dari kebiasaan
makan di malam hari, meningkatkan skrining dan upaya pendidikan kesehatan mulut,
serta membuat rujukan pengobatan yang diperlukan.

Sumber :

2.3 Bakteri Pembentuk Karies

Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas
dibandingkan dengan organisme lainnya. Bakteri umumnya merupakan organisme
uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak mengandung klorofil, serta
berukuran mikroskopik (sangat kecil).

Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah
spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari
di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah
maupun yang ekstrim.

Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun


penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu
temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.

Bakteri juga ikut berperan dalam rongga mulut, dan Salah satu faktor yang
memungkinkan terjadinya karies adalah bakteri, didalam mulut mengandung sejumlah
besar bakteri, tetapi hanya bakteri jenis tertentu yang menyebabkan pembusukan pada
gigi atau karies. Dalam keadaan normalpun , terdapat banyak bakteri didalam mulut.
Bakteri ini mengubah semua makanan (terutama gula dan karbohidrat) menjadi asam.

A. Bakteri

Sifat kariogenik ini berkaitan dengan kemampuan untuk:

o Membentuk asam dari substrat (asidogenik)

o Menghasilkan kondisi dengan pH rendah (<5)

o Bertahan hidup dan memproduksi asam terus menerus pada kondisi dengan pH yang
rendah (asidurik)

o Melekat pada permukaan licin gigi


Menghasilkan polisakarida tak larut dalam saliva dan cairan dari makanan guna
membentuk plak.

Tiga jenis bakteri yang sering mengakibatkan karies yaitu:

1. Laktobasilus

Populasinya dipengaruhi kebiasaan makan. Tempat yang paling disukai adalah


lesi dentin yang dalam. Jumlah banyak yang ditemukan pada plak dan dentin
berkaries hanya kebetulan dan Laktobasilus hanya dianggap faktor pembantu
proses karies.

2. Streptokokus

Bakteri kokus Gram positif ini adalah penyebab utama karies dan jumlahnya
terbanyak di dalam mulut. Salah satu spesiesnya, yaitu Streptococcus mutans,
lebih asidurik dibandingkan yang lain dan dapat menurunkan pH medium
hingga 4,3. S. mutans terutama terdapat pada populasi yang banyak
mengkonsumsi sukrosa. Streptococcus mutans merupakan Bakteri yang
pertama kali berkontak dengan pelikel, karena bakteri ini mempunyai
kemampuan melekat pada gigi. Pelikel merupakan suatu lapisan organik bebas
bakteri dan bersifat amorf yang berasal dari glikoprotein saliva pada
permukaan email.

Streptococcus mutans dan laktobasolus merupakan kuman yang yang


kariogenik karena mampu segera membuat asam dari karbonhidrat yang dapat
diragikan. Kuman-kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam
dan dapat menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat
polisakarida ekstra sel yang sangat lengket dari karbonhidrat makanan.
Polisakarida ini terdiri dari polimer glukosa, menyebabkan matrik plak pada
gigi mempunyai konsistensi seperti gelatin. Akibatya bakteri-bakteri akan
terbantu untuk melekat pada gigi, serta juga saling melekat satu sama lain. Dan
karena plak makin tebal maka hal ini akan menghambat fungsi saliva dalam
menetralkan plak tersebut. Dan ternyata dalam mulut pasien yang karies aktif,
jumlah Streptococcus mutans dan laktobasolus lebih banyak ketimbang pada
rongga mulut orang yang bebas karies. Dan penyelidikan akhir-akhir ini juga
memperlihatkan bahwa Streptococcus mutans dapat dipindahkan dari ibu ke
bayinya, mungkin dengan kontak oral.

3. Aktinomises

Semua spesies Aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama membentuk


asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Actinomyces viscosus dan A.
naeslundii mampu membentuk karies akar, fisur, dan merusak periodontonium.

Sumber : http://ifan050285.wordpress.com/2010/03/03/karies-dentist/

2.4 Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat adalah gula. Beberapa gula sederhana, dan lainnya lebih kompleks.
Sucrose (gula meja) dibuat dari dua gula yang lebih sederhana yaitu glukosa dan
fruktosa. Lactose (gula susu) terbuat dari glukosa dan galactose. Baik sucrose maupun
lactose harus dipecahkan ke dalam gula pembentuknya dengan enzim sebelum badan
bisa menyerap dan memakai mereka. Karbohidrat pada roti, pasta, padi, dan makanan
lain yang berisi karbohidrat adalah rangkaian panjang molekul gula sederhana. Molekul
ini yang lebih panjang juga harus dibongkar oleh tubuh.

Jika enzim yang diperlukan untuk mengolah gula tertentu hilang, gula bisa
menumpuk di badan, menyebabkan masalah.
Metabolisme karbohidrat mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-
tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme.
Metabolism total merupakan semua proses biokimia di dalam organisme. Metabolisme
sel mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup
tidak dapat bertahan hidup. KARBOHIDRAT merupakan hidrat dari unsur karbon (C).
Peristiwa ini banyak dijumpai pada tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, atau
manusia.
2.4.1 Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat

Tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat


menjadi ikatan-ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dan fruktosa, sehingga dapat
diserap oleh pembulu darah melalui dinding usus halus. Pencernaan karbohidrat
kompleks dimulai di mulut dan berakhir di usus halus.

2.4.2 Metabolism karbohidrat pada rongga mulut


Rongga mulut à α amilase saliva bekerja pada zat pati menghasilkan maltosa,
beberapa glukosa, unit-unit moekul pati yang kecil.

Sumber : http://www.blogpribadi.com/2009/07/karbohidrat.html.

2.5 Malnutrisi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi


secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme,
dan pengeluaran zat – zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ – organ serta menghasilkan energi.

Akibat kekurangan gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk
memenuhi kebutuhan apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi
akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Pada saat ini orang bisa dikatakan
malnutrisi
Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita dengan latar belakang ekonomi
lemah. Hubungan antara kecukupan gizi dan penyakit infeksi yaitu sebab akibat yang
timbal balik sangat erat. Berbagai penyakit gangguan gizi dan gizi buruk akibatnya tidak
baiknya mutu/jumlah makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh masing –
masing orang. Jumlah kasus gizi buruk pada balita yang ditemukan dan ditangani tenaga
kesehatan
Masalah gizi semula dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya dapat
ditanggulangi dengan pengobatan medis/kedokteran. Namun, kemudian disadari bahwa
gejala klinis gizi kurang yang banyak ditemukan dokter ternyata adalah tingkatan akhir
yang sudah kritis dari serangkaian proses lain yang mendahuluinya.

Pertumbuhan gigi dan mempengaruhi pembagian usia rentan terhadap gigi


berlubang tapi juga jumlah yang tinggi pada gigi permulaan yang rusak.

Malnutrisi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis yang
disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali disamakan
dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau
kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi
(overnutrition) yang disebabkan oleh makan berlebihan atau masuknya nutrien spesifik
secara berlebihan ke dalam tubuh. Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak
mengkonsumsi jumlah atau kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama
suatu jangka waktu yang cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat
mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Malnutrisi

2.6 Vitamin dan Mineral yang baik untuk perkembangan dan pertumbuhan gigi

• VITAMIN
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita,
yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin,
manusia , hewan dan mahluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup.
Dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit
pada tubuh kita.
Vitamin berdasarkan kelarutannya didalam air dapat dibagi menjadi :
• Vitamin yang larut dalam air : vitamin B dan vitamin C
• Vitamin yang tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam lemak : vitamin A, D,
E, K.
Vitamin yang baik untuk perkembangan dan pertumbuhan gigi adalah :

o Vitamin A
Vitamin A dibutuhkan untuk membangun gigi dan tulang yang kuat. Sumber beta
karoten yang diubah menjadi vitamin A oleh tubuh adalah buah yang berwarna
oranye dan sayuran yang berwarna oranye dan hijau.

o Vitamin D
Diperlukan untuk menyerap kalsium yang baik untuk pertumbuhan gigi. Sumber vitamin
D dapat diperoleh dari susu cair, susu kedelai, margarin, ikan berlemak, ikan salmon dan
dapat dari sinar matahari.

• MINERAL
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas tertentu dan mempunyai atom-atom
yang tersusun secara teratur. Mineral yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
gigi adalah :
o Kalsium
Kalsium merupakan bahan utama dalam pembentukan dentin dan email, asupan
kalsium yang kurang pada masa pertumbuhan bayi dan anak dapat mengganggu
pertumbuhan gigi, bisa juga gigi yang terbentuk menjadi tidak kokoh dan rapuh. Oleh
sebab itu dalam masa kehamilan seorang ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi
kalsium agar pertumbuhan tulang dan gigi anak yang dikandung dapat terbentuk
dengan baik.
Produk susu rendah lemak, susu kedelai, ikan salmon, sarden, ikan teri kering,
almond, sayuran hijau adalah sumber kalsium yang baik.

o Fluor
Fluor berperan penting dalam proses mineralisasi dan pengerasan pada email gigi.
Pada saat gigi dibentuk yang pertama kali terbentuk adalah hidroksiapatit yang terdiri
dari kalsium dan fosfor. Tahap berikutnya adalah fluor akan menggantikan gugus
hidroksi (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluorapatit yang menjadikan gigi
tahan terhadap kerusakan. Paparan fluor dalam dosis rendah yang terjadi terus
menerus akan mencegah terjadinya kerusakan gigi.
Sumber utama fluor adalah dari air minum.

o Magnesium
Magnesium berfungsi mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium
didalam email gigi. Sumber magnesium dapat diperoleh dari sayuran hijau, sereal,
biji-bijian, kacang-kacangan dan susu.

o Fosfor
Asupan fosfor yang kurang akan mengganggu proses pembentukan gigi, akibat
kekurangan asupan fosfor juga akan mengakibatkan gigi mudah keropos dan mudah
terkena karies.
Sumber fosfor antara lain susu, keju, ikan teri, kacang-kacangan dan sarden.
o Protein
Protein digunakan untuk pembentukan keratin yang terdapat dalam email gigi.
Protein banyak terkandung dalam susu yang merupakan nutrisi utama pada bayi dan
anak-anak.

Sumber : www.suaramedia.com

2.7 Pengaruh Susu

Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu
mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat
mencerna makanan padat. Susu juga mengandung banyak vitamin dan protein.
fungsi kalsium :

1. Pembentukan Tulang dan Gigi yang Sehat

Begitu bayi lahir hingga usia enam tahun adalah usia rawan terhadap kebutuhan
kalsium, yang merupakan komponen utama dari pembentukan gigi sehat dan
kuat.
Periode rawan kebutuhan kalsium berikutnya, terjadi sampai usia delapan belas
tahun, yang menjadi periode kesempatan terakhir untuk mengatasi defisiensi
(kekurangan) kalsium berkaitan dengan pertumbuhan tulang.

Tulang sendiri mengalami puncak proses pemadatannya sampai seseorang


berusia tiga puluh lima tahun. Lewat dari usia tiga puluh lima tahun, massa
tulang secara perlahan mulai berkurang.Kalsium dalam bentuknya sebagai garam
kalsium berfungsi sebagai pengeras tulang agar kerangka tubuh mampu
menyokong keseluruhan badan berdiri tegak.

2. Kerja Otot dan Jaringan Syaraf

3. Sistem Imunitas / Kekebalan

4. Jantung dan Jaringan Pembuluh Darah

5. Sistem Pencernaan

Kekurangan kalsium pada tulang dan gigi


Bila tulang kekurangan kalsium, disebut sebagai osteoporosis, maka akan terjadi
tulang mudah retak atau patah. Dalam kondisi yang serius, bahkan tulang bisa retak
walau dalam kondisi aktivitas badan yang normal.

Kekurangan asupan kalsium, atau daya resap asupan kalsium yang kurang, plus
kekurangan dalam penyinaran matahari, menjadi penyebab dari kurangnya kandungan
kalsium dalam tulang. Tulang menjadi rapuh, yang tampak pada kondisi tulang rusuk
atau tulang kaki yang tidak berkembang sempurna, dengan gejala-gejalanya seperti:
sakit pinggang, tulang rusuk yang rapuh, dan kaki yang berbentuk “O” atau “X”.

Faktor yang mempengaruhi anak tidak mau minum susu yaitu :


1.Ukuran dan bentuk dot
2.Rasa susu yang tidak sesuai
3.Pengaruh mood
4.Pengaruh orang tua
Penting Untuk Mineralisasi

Secara sistemik fluoride sangat dibutuhkan dalam perkembangan gigi pada masa
mineralisasi gigi agar email menjadi lebih tahan terhadap karies. Benih gigi dibentuk
pada waktu janin masih dalam kandungan dan masa kanak-kanak. Mineralisasi gigi
sulung dimulai pada waktu janin berusia 5 bulan dalam kandungan.
Pada gigi permanen, mineralisasi pertama adalah pada gigi geraham pertama bawah,
dimulai beberapa minggu pertama setelah bayi lahir. Gigi yang terakhir dibentuk adalah
gigi geraham ke tiga, mineralisasinya dimulai pada usia 9 tahun.
Secara fisiologis, flour terdapat dalam tulang dan gigi. Fluor dapat dikonsumsi
melalui air minum, makanan seperti ikan, sayur-sayuran, dan susu, atau diberikan dalam
bentuk suplemen seperti tablet atau gel. Pemberian suplemen ini biasanya diberikan
sejak anak berusia setahun atau dua tahun, dan diulang setahun kemudian. Di usia 2
tahun, biasanya gigi anak masih bagus, sehingga proses fluorisasi bisa maksimal.

sumber : Dr.Nasir,kalsium,tidakhanyauntuktulangdangigi.2009.google.march 2009

BAB IV
PEMBAHASAN

Seorang anak berumur 10 tahun bersama ibunya datang kepraktek dokter gigi dengan
keluhan kalau makan sering masuk makanan kedalam gigi gerahamnya yang berlubang.
Hasil pemeriksaan rongga mulutnya di jumpai adanya karies pada gigi geraham bawah.
Menurut ibu sianak tidak suka minum susu waktu kecil, dia suka makan roti dan coklat,
dan suka mengemil diantara waktu makan. Ibu juga menceritakan bahwa saat berumur 3
tahun, si anak sempat dinyatakan malnutrisi (gizi kurang). Kalau anda sebagai dokter
gigi apa yang anda lakukan?

Dari skenario yang telah kami bahas, bahwa karies yang terjadi pada anak yang
berusia 10 tahun juga berhubungan dengan malnutrisi yang sempat dinyatakan saat
anak berusia 3tahun. Di mana malnutrisi ini adalah peristiwa yang long time, malnutrisi
juga menjadi salah satu faktor penting terjadinya karies pada anak. Karna malnutrisi
memiliki hubungan yang sangat erat pada proses demineralisasi, jika dimeniralisasi
tidak sempurna maka kemungkinan besar terjadi rampan karies.

Di duga karies terjadi pada anak tersebut sudah bermula sejak adanya gigi susu,
saat di diagnosa dokter malnutrisi . kebiasaan makan roti dan coklat serta tidak suka
minum susu dan ngemil diantara waktu makan, adalah penyebab kompleks dari
malnutrisi. Karna tidak tercukupinya asupan makanan yang bernutrisi, gizi yang
mendukung, dan vitamin yang di butuhkan anak. Baik untuk perkembangan gigi
proteinataupun tubuhnya.

Hubungan malnutrisi dengan karies adalah bahwa malnutrisi membuat anak


keurangan beberapa vitamin yang di butuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi,
kurangnya vitamin A dan vitamin D akan membuat gigi anak rusak dan tidak kuatrnya
tulang dan gigi anak. Selain itu malnutrisi juga etbutuhkan

Mengapa karies tersebut di duga terjadi saat anak sudah memiliki gigi susu?
Dengan adanya dukungan dari malnutrisi, gigi susu lebih mudah terserang karies, karna
enamel gigi susu mengandung lebih banyak bahan organic, lebih banyak air namun
jumlah mineral lebih sedikit, ditambah lagi secara kristalografi. Di mana Kristal Kristal
gigi susu susunannya tidak sepadat gigi tetap. Dan susunan Kristal ini turut menentukan
resistensi enamel terhadap karies. Dan Kristal merupakan suatu kelemahan dalam
struktur enamel. Selain itu proses terjadinya karies pada anak di karenakan terjadinya
proses kimiawi, yang di dukung oleh beberapa bakteri yang berperan penting dalam
proses karies gigi, salah satunya yaitu streptococcus, streptococcus memprementasikan
berbagai jenis karbohidrat menjadi asam sehingga mengakibatkan penurunanlah ph, jika
variasi ph demikian besar akan sangat berpengaruh terhadap kelarutan dari enamel.
Asam yang di bentuk sebagai hasil metabolisme mikro organisme pada sukrosa dapat
mengakibatkan proses demineralisasi permukaan gigi, dan apabila asam terus menerus
di hasilkan oleh ph sehinngga menjadi lebih rendah dan mencapai derajat keasaman 5,5-
5,25 maka inilah proses demineralisasi kalsium dan pospat dari enamel di mulai.

Selain itu bakteri streptococcus mutans membentuk dan menyimpan polisakarida


intra seluler(levan) dari berbagai jenis karbohidrat. Setelah bakteri tersebut mengubah
karbohidrat terutama gula menjadi asam, maka asam ini selanjutnya melewati struktur
akar dan memulai proses demineralisasi sementum dan dentin, serta untuk
demineralisasi yang merupakan ion kalsium dan pospat. Proses ini yang menyebabkan
ph mencapai nilai yang semakin kritis untuk mendemineralisasi sementum dan dentin,
serta untuk demineralisasi enamel. Dan demineralisasi inilah yang memudahkan bakteri
bakteri mudah menumpuk, di tambah lagi dengan keadaan ph asam yang rendah,
sehingga akan terus membuat enamel gigi semakin terkikis(demineralisasi) maka setelah
itu terbentuklah karies.

Cara Penanganan Karies Pada Anak:


Sebagai seorang dokter gigi hal yang paling utama kita lakukan adalah
melakukan tindakan pengobatan atau tindakan kuratif terhadap gigi geraham berlobang.
Jelaskan kepada pasien alternatif yang sesuai dengan masing-masing kasus untuk
penanganan lubang gigi pada anak, bergantung pada keparahan kasus. Perawatannya
dapat berupa tindakan penambahan atau perawatan syaraf. Setelah selesai melakukan
tindakan kita memberikan upaya promotif dengan cara memberikan penyuluhan
terhadap ibu dan anak. Yaitu dengan menjelaskan pentingnya memelihara kesehatan gigi
dengan cara rajin menggosok gigi, karena dengan adanya gigi yang rusak dapat berlanjut
pada penurunan nafsu makan pada anak sehinga juga mengalami malnutrisi. Dan apabila
si anak memang suka ngemil antara jam makan di anjurkan untuk minum air putih atau
berkumur – kumur agar sisa makanan tidak melekat pada gigi.
Dan untuk kasus malnutrisi terhadap anak, kepada ibu di anjurkan untuk
memberikan makanan yang bergizi dan memberikan susu untuk pemenuhan gizi.
Apabila anak tidak suka minum susu, seorang ibu bisa menyiasati dengan cara
memberikan susu dengan rasa yang di sukai oleh anak. Seperti yang kita ketahui di
pasaran banyak dijual susu dengan berbagai macam rasa seperti cokelat , vanila dan lain-
lain.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi,yaitu
email,dentin,dan sementum,yang disebabkan oleh bakteri.Tandanya ialah adanya
demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan
organiknya.
Penyebab karies adalah jenis karbohidrat,seperti sukrosa,glukosa dan
fruktosa yang kemudian di uraikan oleh bakteri streptococcus mutans dan
lactobacilus sehingga membentuk senyawa asam.Faktor lain menyebabkan
karies adalah malnutrisi yang di alami si anak pada umur 3 tahun.Anak tersebut
kekurangan asupan nutrisi yang di perlukan untuk pertumbuhan anak tersebut
seperti mineral yang mencakup kalsium,fosfor,magnesium flour dan
protein,karena zat-zat tersebut di butuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak,khususnya kalsium dan vitamin D.
Pada kasus di atas disebutkan bahwa anak tersebut suka memakan coklat
dan makanan yang manis-manis serta suka ngemil di malam hari.Hal tersebut
berdampak buruk pada kebersihan mulut si anak,kebiasaan ngemil di malam hari
dapat menyebabkan gigi karies,karena pada malam hari air liur jumlahnya
sedikit,sehingga mulut kering.air liur tersebut berfungsi mengurai makanan pada
mulut,sehingga makanan menumpuk pada gigi karena tidak terurai,hal tersebut
yang dapat menyebabkan karies.
Hal di atas dapat bisa di cegah dengan cara menggosok gigi dan
pemakaian flour,hal tersebut terbukti mengurangi kerentanan gigi terhadap
karies.Gigi yang bersih ,gigi yang bebas dari plaktidak akan mengalami
karies,namun sangat sedikit individu yang dapat membersihkan permukaan gigi
dengan baik

5.2 Saran

1. Menggosok gigi sebelum atau sesudah sarapan dan sebelum tidur dimalam
hari.Serta membersihkan plak dengan benang gigi (flossing) setiap hari.
2. Mengurangi makanan-makanan yang manis-manis,berkumur-kumur setelah
memakan makanan yang manis.
3. Memakan makanan yang mengandung kalsium,fosfor,vitamin C dan vitamin D
yang berguna untuk memperkuat gigi.
4. Memakan makanan yang mengandung protein,karena protein dapat menghambat
terjadinya proses karies.
5. Memakan makanan yang mengandung lemak,karena lemak dapat membentuk
lapisan minyak pada gigi,sehingga gigi menjadi licin dan karbohidrat sulit
melekat pada gigi.
6. Memakan sayur-sayuran karena mengandung nitrat,bahan yang dapat
menghambat kerja bakteri.
7. Memeriksakan gigi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

You might also like