You are on page 1of 16

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
2. TUJUAN ......................................................................................................... 2
3. DATA YANG TERSEDIA............................................................................. 2
3.1. Outcrop (Singkapan) ............................................................................... 2
3.2. Data Bor .................................................................................................. 2
3.3. Peta Dasar ............................................................................................... 5
3.3.1. Peta Topography ............................................................................. 5
3.3.2. Peta Geologi .................................................................................... 5
4. KONDISI GEOLOGI ..................................................................................... 6
4.1. Regional .................................................................................................. 6
4.2. Morfologi ................................................................................................ 6
4.3. Data Analysis .......................................................................................... 8
4.3.1. Downdip Line 1 .............................................................................. 8
4.3.2. Downdip Line 2 .............................................................................. 9
5. PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA ...................................... 12
6. RENCANA EKSPLORASI .......................................................................... 13
6.1. Validasi Data Yang Ada........................................................................ 13
6.2. Pemetaan Geologi ................................................................................. 13
6.3. Pemboran Pandu (Scout Drilling) ......................................................... 14
7. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 15
Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

1. PENDAHULUAN
PT. Multi Dimensi Energindo (MDE) memperoleh mandat dari Bapak Tugus
selaku investor untuk melakukan tinjauan awal potensi batubara di wilayah Ijin
Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi PT. Kutai Permata Nusantara (KPN)
dengan nomor registrasi : 540/0801/IUP-Er/MB-PBAT/IV/2010, yang berlaku
dari tanggal 14 April 2010 hingga 14 April 2013.
Wilayah IUP PT. KPN terletak di dalam desa Sungai Merdeka, desa Sungai
Seluang, desa Margomulyo, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara,
Propinsi Kalimantan Timur, dengan luas mencapai 1037.8 Ha. Lokasi IUP PT.
KPN dapat ditempuh melalui jalan darat ± 30 Km dari Balikpapan. Koordinat
wilayah IUP PT. KPN ditampilkan pada tabel berikut :

Table 1. Koordinat Wilayah IUP PT. KPN


Easting Southing
No
Degrees Minutes Second Degrees Minutes Second
1 116 57 24.52 1 1 50.61
2 116 59 44.34 1 1 50.61
3 116 59 44.34 1 0 59.94
4 116 59 10.56 1 0 59.94
5 116 59 10.56 1 0 0.37
6 116 58 20.00 1 0 0.37
7 116 58 20.00 1 0 10.00
8 116 58 15.00 1 0 10.00
9 116 58 15.00 1 0 20.00
10 116 58 10.00 1 0 20.00
11 116 58 10.00 1 0 30.00
12 116 57 56.93 1 0 30.00
13 116 57 56.93 1 0 49.92
14 116 57 50.89 1 0 49.92
15 116 57 50.89 1 0 54.49
16 116 57 46.32 1 0 54.49
17 116 57 46.32 1 0 58.04
18 116 57 44.85 1 0 58.04
19 116 57 44.85 1 1 1.14
20 116 57 40.92 1 1 1.14
21 116 57 40.92 1 1 6.12
22 116 57 35.52 1 1 6.12
23 116 57 35.52 1 1 9.86
24 116 57 24.52 1 1 9.86

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 1


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

2. TUJUAN
Tujuan dari dilakukannya tinjauan awal potensi sumber daya batubara di wilayah
IUP PT. KPN adalah:
1. mempelajari potensi sumber daya batubara berdasarkan data – data awal
yang tersedia.
2. membuat rencana eksplorasi lanjutan jika berdasarkan data awal, dapat
diambil sebuah kesimpulan bahwa sumber daya batubara di wilayah ini
dapat dikembangkan lebih lanjut

3. DATA YANG TERSEDIA


Data yang digunakan untuk melakukan tinjauan awal potensi sumber daya
batubara di wilyah ini bersumber dari laporan eksplorasi sebelumnya dan dari
sumber – sumber lain yang akan dibahas dalam sub-bab berikut ini:
3.1. Outcrop (Singkapan)
Berdasarkan laporan terdahulu, ditemukan 3 buah singkapan yang semuanya
terletak di luar wilayah IUP PT. KPN, dengan arah jurus (strike), dip
(kemiringan), dan thickness (ketebalan) sebagaimana ditampilkan pada tabel
berikut:
Table 2. Singkapan yang ditemukan di sekitar wilayah IUP PT. KPN 
Coordinates Thickness
Code Strike Dip
Easting Southing (m)
B1 116 58 26.5 1 2 24.7 - - -
B2 116 58 26 1 2 19.9 225 10 0.25
B3 116 59 45.2 1 1 55.5 230 10 > 1.7

3.2. Data Bor


Terdapat 5 (lima) data borelog yang tersedia dengan koordinat sebagaimana
ditampilkan dalam tabel 3 berikut ini:
Table 3. Koordinat Titik Bor
Borehole ID Easting Northing Total Depth
1A 499393 9886185 52.55
2 499253 9886449 40.75
2A 499916 9886078 43.85
3 498928 9886561 49.45
5 497450 9886712 56.43

6 (enam) data bor lainnya diperoleh dari gambar posisi titik – titik data (gambar 2)
yang diperoleh dari laporan sebelumnya. Kelima titik bor tersebut hanya
menyebutkan tentang kedalam dari top batubara dan ketebalannya, kecuali pada
titik BR-8, sehingga diasumsikan pada titik ini tidak ditemukan batubara

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 2


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

Gambar 1. Peta posisi titik – titik data (bor dan singkapan) dari laporan sebelumnya

Gambar tersebut kemudian didigitasi berdasarkan data koordinat titik - titik bor
pada table 1, sehingga posisi koordinat dari 5 (lima) titik – titik bor yang lain
dapat diketahui dan ditampilkan dalam tabel 4.

Table 4. Koordinat Titik Bor lain hasil digitasi


Borehole ID Easting Northing Total Depth
BR-4 498459 9886516 -
BR-6 496744.5 9887130 -
BR-7 496087.6 9887406 -
BR-8 495411 9888385 -
J-1 496186.1 9887294 -
J-2 495929.9 9888174 -

Overlay posisi titik – titik data peta gambar 1 terhadap posisi posisi koordinat dari
batas wilayah IUP (lihat gambar 2), borelog, dan singkapan, menunjukkan bahwa:
• Batas wilayah KP: menunjukkan kesesuaian
• Singkapan:
o B-3 sesuai dengan SP-KPN-01.
o B-1 dan B-2 tidak terlihat pada peta pada gambar 1.

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 3


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

o Jika Kode SP-KPN-XX pada peta gambar 1 merupakan kode dari


singkapan, maka paling tidak perlu dilakukan pengecekan ulang
dilapangan karena :
ƒ paling tidak ada 5 buah singkapan di bagian Barat Laut dari
wilayah IUP (diluar batas IUP) yang belum terdata arah
strike, dip, dan ketebalannya.
ƒ koordinat data bor BR-2A sama dengan posisi dari SP-
KPN-02
• Titik Bor :
o Dari hasil overlay, koordinat data bor BR-2A sama dengan posisi
dari SP-KPN-02, sedangkan pada peta gambar 1 posisi dari titik
bor BR-2A terletak di dalam wilayah KP. Untuk itu perlu
dilakukan pengecekan ulang di lapangan
o Perlu dilakukan pengecekan ulang di lapangan terhadap posisi titik
bor BR-2, karena terjadi perbedaan yang cukup signifikan dari
hasil overlay (gambar 2)

Gambar 2. Overlay Koordinat titik bor dan singkapan dengan peta pada gambar 1 yang
telah didigitasi berdasarkan data koordinat batas wilayah IUP, titik bor, dan singkapan

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 4


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

3.3. Peta Dasar


3.3.1. Peta Topography
Topography yang merupakan titik – titik ketinggian di permukan bumi, sangat
diperlukan untuk membuat model dari distribusi batubara, terutama untuk
menghitung overbuden pertama dari sebuah lapisan batubara. Overbuden akan
digunakan untuk menghitung stripping ratio yang akan menentukan keekonomian
dari sumber daya batubara yang akan ditambang.
Tidak ada data titik ketinggian di wilayah IUP PT. KPN, kecuali titik ketinggian
pada titik bor koordinat pada tabel 3 yang diukur menggunakan GPS. Hasil
pengukuran ketinggian dari sebuah alat GPS sangat tidak akurat, untuk itu
diperlukan data ketinggian dari sumber lain.
Peta dari bakosurtanal menyatakan bahwa peta topography dengan skala terbesar
di wilayah IUP PT. KPN adalah 1: 50.000, dan belum dalam bentuk grid file,
sehingga untuk dimasukkan ke dalam model perlu processing lebih lanjut. Digital
Elevation Model (DEM) dari SRTM, sudah dalam bentuk grid file sehingga dapat
langsung digunakan dalam modelling untuk analisa data.

3.3.2. Peta Geologi


Ada 2 (dua) lembar peta geologi yang digunakan dalam tinjauan awal ini yaitu:
1. Peta Geologi Lembar Balikpapan, dari Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi tahun 1994
2. Peta formasi batuan daerah Kalimantan, Sumber dari Konsultan (yg
berafiliasi dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi)
Kedua peta di atas memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
• Peta Geologi Lembar Balikpapan juga mencakup ciri – ciri struktur
sedangkan peta formasi batuan belum mencantumkan ciri – ciri
struktur.
• Peta Geologi Lembar Balikpapan adalah peta terbitan tahun 1994
dan tidak terupdate, sedangkan peta formasi batuan adalah hasil
update dari berbagai macam penelitian
• Kedua peta adalah peta regional dalam skala 1 : 250.000
Kedua peta digunakan sebagai referensi awal dan bersifat saling melengkapi.

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 5


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

4. KONDISI GEOLOGI
4.1. Regional
Wilayah IUP PT. KPN terletak sebagian besar di atas formasi – formasi batuan
pembawa lapisan batubara, yaitu formasi kampung baru yang diapit oleh formasi
balikpapan di bagian Barat Laut dan Tenggara (Gambar 3).
Formasi – formasi tersebut memiliki arah penyebaran secara umum ke arah Barat
Daya – Timur Laut. Karena Formasi Balikpapan berumur lebih tua dari Formasi
Kampung baru, maka secara teoritik struktur umum yang bekerja di wilayah ini
adalah Lipatan Sinklin (Cekung).

Gambar 3. Peta Geologi dan Formasi Batuan di sekitar wilayah IUP PT. KPN

4.2. Morfologi
Berdasarkan analis peta Topography, wilayah IUP PT. KPN termasuk dalam
Morfologi Pedataran – Perbukitan Beergelombang Lemah dengan elevasi berkisar
10 m – 40 m dpl dengan puncak tertinggi berada di bagian Tenggara. Perbukitan
terletak di mengelilingi wilayah IUP PT. KPN dan menjadi pedataran dengan
elevasi semakin rendah ke arah Timur Laut yang berujung pada genangan air
permanen (danau kecil.rawa, lihat gambar 4).
Arah dari perubahan elevasi ini dapat diinterpretasikan sebagai arah dari surface
water run-off, dimana kemungkinan besar akan terjadi genangan air (rawa – rawa)
jika terjadi hujan dalam waktu yang cukup lama di daerah perbukitan.

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 6


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

Gambar 4. Digital Elevation Model and Contour Lines IUP PT. KPN dan sekitarnya

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 7


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

4.3. Data Analysis


Asumsi awal yang digunakan adalah semua data yang tersedia adalah benar
(koordinat dan data bor), dan hanya lapisan batubara dengan ketebalan >0.5 m
yang dimasukkan dalam perhitungan sumber daya. Untuk memahami model dari
pengendapan batubara, maka dibuat 2 (dua) profil penampang searah downdip
sebagaimana ditampilan dalam gambar 5.

Gambar 5. Profil Penampang untuk melihat model dari endapan batubara

4.3.1. Downdip Line 1


Profil Downdip Line 1 ditarik memanjang dari outcrop B3 dengan arah N 320o E,
hingga ke batas wilayah IUP PT. KPN. Seluruh titik bor di tarik ke dalam line ini
sehingga terbentuk sebuah penampang seperti terlihat dalam gambar 6.
Lapisan batubara terdalam (seam-1) dengan ketebalan 1 m ditemukan pada lubang
bor B-3 pada kedalaman 36.45 m. Di lubang bor lain seam ini tidak ditemukan
karena pemboran yang kurang dalam.

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 8


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

Seam ke-2 (dua) dengan ketebalan 1.7 m – 2.7 m ditemukan pada lubang bor B-2,
B-5, B-6, dan J-1. Tidak ditemukannya seam ini pada lubang bor B-1A, BR-2A,
dan BR-4, diperkirakan karena pemboran kurang dalam sehingga tidak mencapai
seam ini.
Seam ke-3 (tiga) dengan ketebalan 1.3 m - 1.5 m ditemukan pada lubang bor BR-
1A, BR-2A, dan BR-2. Seam ini juga ditemukan pada lubang bor J-1 dan BR-7 di
bagian kea rah Barat Laut dengan ketebalan 1 m. Di bagian tengah (BR-4, BR-5,
BR-6) seam ini tidak ditemukan, yang diduga akibat terjadinya erosi.
Seam ke-4 (empat) dengan ketebalan 1.2 m dan 1.4 meter ditemukan berturut –
turut pada lubang bor BR-1A dan BR-2A. Pada lubang BR-2 seam ini terpecah
menjadi 2 bagian masing masing dengan ketebalan 0.6 m dan 0.8 m.
Seam ke-5 (lima) dengan ketebalan 0.7 m dan semakin menebal hingga 1.2 meter
ditemukan di lubang bor BR-1A, BR-2A, dan BR-2. Sisipan batubara/lempung
karbonan setebal 0.2 m – 0.4 m antara seam ke-4 dan seam ke 5 pada lubang bor
tersebut di atas di duga juga terdapat (terkorelasi) pada lubang bor BR-4, BR-5,
BR-6, BR-7, dan BR-2. Dengan asumsi tersebut maka batubara dengan ketebalan
1.2 m pada lubang bor BR-5 diduga merupakan seam ke-5.
Batubara dengan ketebalan 1 m yang ditemukan pada lubang bor J-2 diperkirakan
merupakan seam ke-3, sedangkan seam ke-4 tidak ditemukan karena sudah
tererosi.

4.3.2. Downdip Line 2


Profil Downdip Line 2 ditarik memanjang dari batas wilayah IUP bagian selatan
dengan arah N 320o E, hingga ke batas wilayah IUP PT. KPN. Profil ini untuk
memperjelas model di bagian Barat wilayah IUP, dimana titik bor BR-5, BR-6,
J1, dan BR-7 ditarik kedalam profil line tersebut sebagaimana tampak dalam
gambar 7.
Dari gambar tersebut terlihat jelas bahwa sebagaimana dijelaskan pada bagian
sebelumnya seam ke-3 (tiga) telah mengalami erosi sehingga tidak ditemukan
pada lubang bor BR-5 dan BR-6.
Sisipan batubara setebal 0.3 m tidak ditemukan pada lubang bor J1 dan BR-7,
karena erosi terhadap permukaan (bentuk topografi yang berundulasi). Begitu pula
tidak ditemukaannya batubara seam ke-5 dengan ketebalan 1.2 m pada lubang bor
BR-6, J1, dan BR-7 diakibatkan oleh kejadian geologi yang sama.

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 9


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

Gambar 6. Profil Penampang Downdip Line 1 (gambar 5). Bagian atas profil memanjang dengan arah N 320o E) dengan skala horizontal :
skala vertical = 1:10. Bagian Bawah perbesaran dari gambar bagian atas (NE) dengan skala horizontal : skala vertical = 1:3

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 10


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

Gambar 7. Profil Penampang Downdip Line 2 (gambar 5). dengan skala horizontal : skala vertical = 1:4

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 11


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

5. PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA


Perhitungan Sumber Daya dilakukan untuk mengambil keputusan awal apakah
perlu dilakukan kegiatan eksplorasi lanjutan. Perhitungan sumberdaya dilakukan
berdasarkan data – data bor yang tersedia, dengan asumsi posisi koordinat dan
data bor adalah benar.
Dengan menggunakan model geologi yang dikembangkan sebagaimana dibahas
pada bab 4, maka prospek batubara dengan perkiraan maksimum stripping ratio 1
: 10 – 12, dapat di lokalisasi pada 6 daerah prospect seperti ditampilkan pada
gambar 9. Sedangkan perhitungan dari sumber daya batubara hypothectic
ditampilkan pada tabel 5.

Gambar 8. Prospect Batubara sebagai dasar perhitungan sumber daya

Berdasarkan jarak titik bor dan kondisi geologinya, maka sumberdaya terhitung
termasuk diklasifikasikan sebagai sumber daya batubara hypothetic. Total Sumber
Daya Batubara di wilayah IUP PT. KPN diperkirakan mencapai 7,387,897.62 MT.

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 12


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

Table 5. Perhitungan Sumber Daya Hypothetic

Prospect Surface Area Thickness Cubic Meter Density Tonnage


Seam
Area (m2) (m) (m3) (ton/m3) (MT)
1 3, 4, 5 275458 3.22 886,056.57 1.3 1,151,873.54
2 2 153643 1.95 299,603.85 1.3 389,485.01
3 2 464747 2.25 1,045,680.75 1.3 1,359,384.98
4 5 718061 1.2 861,673.20 1.3 1,120,175.16
5 2 978092 2.4 2,347,420.80 1.3 3,051,647.04
6 3 242563 1 242,563.00 1.3 315,331.90
Total Resource 7,387,897.62

6. RENCANA EKSPLORASI
Untuk menambah tingkat keyakinan geologi terhadap model pengendapan dan
distribusi batubara di wilayah IUP KPN, maka diperlukan eksplorasi lanjutan
yang akan dibahas dalam sub-bab berikut:

6.1. Validasi Data Yang Ada


Sebagaimana telah dibahas dalam bab 3, bahwa terjadi ketidak sesuaian antara
posisi titik – titik data pada gambar peta (gambar 1) dengan titik data berdasarkan
koordinat (lihat overlay gambar 2). Untuk itu diperlukan pengecekan langsung ke
lapangan tentang posisi titik bor dan singkapan sehingga model yang dibentuk
sebagaimana di bahas pada bab 4 dapat dipastikan.

6.2. Pemetaan Geologi


Selain validasi data titik bor dan singkapan yang tersedia, jika dilihat dari peta
gambar 1, terlihat bahwa seharusnya ada beberapa singkapan yang datanya belum
diperoleh. Untuk itu data – data singkapan tersebut harus diperoleh di lapangan.
Selain mencari data singkapan sebagaimana terlihat dalam peta gambar 1, dalam
kegiatan pemetaan geologi juga berupaya untuk mencari dan memetakan
singkapan – singkapan lain, baik di dalam maupun diluar wilayah IUP PT. KPN
untuk melihat dan memvalidasi perkiraan model geologi sebagaimana dibahas
pada bab 4.
Selain pemetaan singkapan batubara, pemetaan satuan batuan lain juga diperlukan
untuk membentuk sebuah penampang stratigrafi sehingga model geologi yang
diperoleh akan lebih baik lagi.
Beberapa test pit untuk melihat posisi dari lapisan batubara dengan lebih pasti dan
untuk mengambil contoh batubara untuk mengetahui kualitas batubara, akan
dilakukan selama pemetaan geologi. Lokasi test pit akan ditentukan kemudian
tergantung dari situasi dan kondisi lapangan.

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 13


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

6.3. Pemboran Pandu (Scout Drilling)


Keputusan dimulainya kegiatan pemboran dilakukan ketika pemetaan geologi
sudah mulai mendapatkan hasil atau setelah pemetaan geologi paling tidak sudah
mencapai 50 – 75%. Pemboran dilakukan untuk memvalidasi data yang sudah
ada dan untuk menambah data bawah permukaan sehingga diperoleh model yang
lebih baik.
Pemboran sebelumnya dilakukan dengan metoda touch coring (coring baru
dilakukan setelah mencapai top batubara) tanpa geophysical logging, sehingga
terdapat ambiguitas data litologi yang cukup besar. Untuk itu program pemboran
eksplorasi yang diusulkan pada eksplorasi ini adalah pemboran dengan
menggunakan metoda full coring, sehingga urut – urutan satuan litologi dapat
terdeskripsi dengan lebih baik.
Pola penyebaran titik – titik bor sebelumnya cenderung ke arah kemiringan
lapisan. Untuk itu titik – titik bor yang diusulkan didesain selain untuk melakukan
validasi terhadap data bor yang ada juga untuk mengisi kekosongan data antar
lubang bor (terlalu jauh) yang telah ada (lihat gambar 8).
Posisi pasti dari dari titik – titik bor ini akan ditentukan oleh geologist di lapangan
selama kegiatan pemetaan geologi sedang berjalan.

Gambar 9 Rencana pemboran (titik biru) untuk memperoleh korelasi dan model perlapisan
batubara ke arah kemiringan lapisan

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 14


Jl. raya joglo 55
Komplek Migas No 44 joglo kembangan
telp 021 28041178
Email mde_Energy@yahoo.com

7. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan data yang ada dan dengan asumsi bahwa data yang tersedia atau
valid. sumber daya batubara hypothetic di wilayah IUP PT. KPN mencapai
7,387,897.62 MT, sehingga layak untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk
dapat diambil keputusan apakah sumber daya batubara di wilayah ini dapat
dikembangkan hingga ke tahap operasi produksi.
Validasi data yang tersedia dan pemetaan geologi untuk melihat kecenderungan
arah strike dan dip, serta ciri dan kejadian geologi yang terjadi di dalam wilayh
IUP PT. KPN harus dilakukan sebelum dilakukan pemboran, agar dapat diperoleh
desain titik bor yang paling oprimum.
Dalam aktivitas pemetaan geologi juga dilakukan sampling untuk mengetahui
kualitas batubara yang diperoleh baik melalui outcrop ataupun test pit. Hasil dari
kualitas batubara ini akan sangat berpengaruh terhadap batas dari stripping ratio
ekonomis, yang tentunya juga dapat merubah luasan daerah prospect (lihat
gambar 8). Semakin tinggi kualitas batubara semakin besar batas stripping ratio,
sehingga semakin luas daerah prospect yang dapat dikerjakan secara ekonomis.
Mengingat aktivitas pemboran merupakan aktivitas yang membutuhkan biaya
yang cukup tinggi, maka desain pemboran sebagaimana dalam gambar 9, dapat
juga dimodifikasi sesuai dengan skala prioritas.
Berdasarkan data bor daerah prospect 1 merupakan daerah yang diperkirakan
memiliki stripping ratio paling rendah. Jika hasil pemboran BRD-1, BRD-2,
BRD-3, dan BRD-4 menyatakan bahwa data bor sebelumnya memang valid, maka
dapat dilanjutkan dengan pemboran lebih mendetail ke arah strike di bagian Utara
dari titik – titik bor sebelumnya (elevasi lebih rendah) untuk melihat apakah ada
kemungkinan terjadinya erosi permukaan yang intensive sehingga menyebabkan
hilangnya lapisan batubara. Jika hasil pemboran positive, maka daerah prospect 1
menarik untuk dikembangkan ke arah kegiatan operasi produksi.
Setelah daerah prospect 1 diketahui memberikan hasil sesuai dengan yang
diharapkan, maka pemboran dapat dilanjutkan ke titik BRD-5 dan atau ke arah
utara dari prospect 1 untuk memastikan potensi dari daerah prospect 2 dan 3.
Dengan menerapkan skala prioritas diharapkan biaya eksplorasi dapat menjadi
lebih cost effectives.

Tinjauan Awal Potensi Batubara KPN 15

You might also like