You are on page 1of 13

STRATEGI PELAKSANAAN

1. Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah


1. Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum…Boleh saya kenalan dengan ibu?
Nama saya …, boleh panggil saya …Saya mahasiswa keperawatan
Unpad… Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00-13.00 WIB siang.
Kalau boleh saya tahu nama ibu? bu siapa dan senang dipanggil apa?”

Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Kenapa ibu dibawa kesini?”

Kontrak
a. Topik: “ Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya?
Menurut Ibu sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita
ngobrol tentang alasan ibu tidak mau bergaul dengan orang lain
dan terus menyendiri saja di dalam kamar?”
b. Waktu : “ Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya
berapa menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa!”
c. Tempat: “di mana kita duduk? Di teras? Di kursi panjang itu atau
mau dimana?”

2. Kerja
“coba N ceritakan apa yang menyebabkan N tidak mau bergaul
dengan orang lain? Apa yang menyebabkan N merasa bersalah? Apa
yang menyebbkan N merasa sangat bodoh? Bagaimana dengan
kemampuan lain seperti kemampuan akademik lainnya selain
kesenian?”
Jika klien diam saja, atau menggeleng maka katakan
: “ Suster yakin N pasti memilikinya atau N memiliki hobi yang N
sukai?”
Jika klien mengangguk, maka katakana :
“ Nah, apa saja? Coba ceritakan ke suster. Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya. Apa lagi kegiatan lain? Melukis misalnya? Atau
menyanyi? Wah.. bagus sekali..ada 6 kemampuan yang N miliki. N,
dari 6 kemampuan yang dimiliki, mana yang masih bisa dilakukan
dirumah sakit? Coba kita lihat yang pertama bisakah, yang kedua…
(misalnya ada 3 kemampuan yang bisa dilakukan), wah, bagus sekali
masih ada 3 kemampuan yang bisa dilakukan di rumah sakit.
Sekarang, coba N pilih salah satu yang mampu dilakukan di rumah
sakit. Bagus sekali, sekarang kita coba latih kemampuan N dalam
menyanyi. N pernah menyanyi selama di rumah sakit ini? Bagus sekali.
Biasanya menyanyi lagu apa? Baiklah sekarang suster ingin
mendengarkan N menyanyi. Bagus sekali suara N, nada lagunya juga
pas. Sekarang coba nyanyikan lagu yang lainnya. Nah, sekarang kita
sudah selesai menyanyi.”

3. Terminasi
Evaluasi subyektif
“bagaimana perasaan ibu setelah latihan bernyanyi tadi? Ternyata
masih banyak kemampuan yang bisa dilakukan di rumsh sakit ini yang
sudah ibu praktekkan dengan baik sekali.”
Evaluasi obyektif
“setelah kita ngobrol tadi, coba katakan pada saya apa yang ibu
ingat?”
“coba sebutkan lagu apa saja yang sudah ibu nyanyikan?”
Rencana tindak lanjut
“bagaimana kalau kita masukkan latihan ini ke dalam jadwal harian
ibu. Menurut ibu jam berapa dimasukkan? Bagus sekali, berarti jam
08.00 setelah sarapan pagi dan jam 16.00. baiklah bagaimana kalau 2
jam lagi saya datang dan kita melatih kemampuan ibu yang kedua
yaitu melukis? Tempatnya disini lagi ya bu? Setuju?”

2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi


sensori : Halusinasi
1. Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum…Boleh saya kenalan dengan ibu?
Nama saya …, boleh panggil saya …Saya mahasiswa keperawatan
Unpad… Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00-13.00 WIB siang.
Kalau boleh saya tahu nama ibu? bu siapa dan senang dipanggil apa?”

Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?”

Kontrak
a. Topik: “ Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya?
Menurut Ibu sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita
ngobrol tentang suara dan sesuatu yang selama ini Ibu dengar dan
lihat tetapi tidak tampak wujudnya?”
b. Waktu : “ Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya
berapa menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa!”
c. Tempat: “di mana kita duduk? Di teras? Di kursi panjang itu atau
mau dimana?”
2. Kerja
“apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
“apa yang dikatakan suara itu?”
“apakah ibu melihat sesuatu/orang/bayangan/makhluk?”
Seperti apa yang kelihatan?”
“apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-
waktu saja?”
“kapan paling sering ibu melihat sesuatu atau mendengar suara
tersebut?”
“berapa kali sehari ibu mengalaminya?”
”pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”
“apa yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”apa yang ibu rasakan pada saat melihat sesuatu?”
”apa yang ibu lakukan saat melihat sesuatu?”
”apa yang ibu lakukan saat mendengar suara tersebut?”
”apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”
”bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau
bayangan agar tidak muncul?”
“ibu ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul”
“pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“kedua, dengan bercakap-cakap dengan orang lain.”
“ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
”keempat, minum obat yang teratur.”
“bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan cara
meenghardik.”
“caranya seperti ini:
Saat suara-suara itu muncul, langsung ibu bilang, pergi saya tidak mau
dengar…. Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-
ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah
begitu… bagus! Coba lagi! Ya bagus ibu sudah bisa.”
Saat melihat bayangan itu muncul, langsung ibu bilang, pergi saya
tidak mau lihat… saya tidak mau lihat. Kamu palsu. Begitu diulang-
ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba ibu peragakan! Nah
begitu… bagus! Coba lagi! Ya bagus ibu sudah bisa.”

3. Terminasi
Evaluasi subyektif
“bagaimana perasaan ibu setelah ngobrol tadi? Ibu merasa senang
tidak dengan latihan tadi?
Evaluasi obyektif
“setelah kita ngobrol tadi, coba katakan pada saya apa yang ibu
ingat?”
“coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu
agar tidak muncul lagi.”
Rencana tindak lanjut
“kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silahkan ibu coba
cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam
berapa saja latihannya?” (masukkan latihan menghardik halusiansi
dalam jadwal kegiatan harian klien).
Kontrak yang akan datang
a. topic: “ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang
gimana caranya berbicara denagn orang lain saat bayangan dan
suara-suara itu muncul?”
b. waktu: “kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok
jam 09.30, bisa?”
c. tempat: “kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol dimana
ya? Apa masih disini atau cari tempat yang nyaman? Oke kalau
begitu sampai jumpa besok”.

Tindakan Keperawatan
Tujuan Khusus:
Setelah…x

3. Diagnosa Keperawatan : gangguan proses pikir:


waham.
1. Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum…Boleh saya kenalan dengan ibu?
Nama saya …, boleh panggil saya …Saya mahasiswa keperawatan
Unpad… Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00-13.00 WIB siang.
Kalau boleh saya tahu nama ibu? bu siapa dan senang dipanggil apa?”

Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?”

Kontrak
a. Topik: “ Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya?
Menurut Ibu sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita
ngobrol tentang bidang yang anda sukai?
b. Waktu : “ Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya
berapa menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa!”
c. Tempat: “di mana kita duduk? Di teras? Di kursi panjang itu atau
mau dimana?”

2. Kerja
“bidang apakah yg ibu sukai? Kemarin ibu sempat mengatakan
memiliki toserba, apakah ibu suka dengan bisnis? Mengapa ibu
menyukainya? Bagaimana dengan politik? Apakah ibu juga
menyukainya? Karena beberapa hari yg lalu ibu juga mengatakan
kepada saya ingin membuat partai politik biru, benar ibu? Mana yang
ibu sukai, bisnis atau politik? Mengapa ibu lebih menyukai itu? Karena
sekarang ibu sdg berada disini, apakah menurut ibu, ibu bisa
menjalankan bidang yang ibu minati itu? Bagaimana caranya? Apakah
bisa kita masukkan kedalam jadwal kehidupan sehari-hari?

3. Terminasi
Evaluasi subyektif
“bagaimana perasaan ibu setelah ngobrol tadi? Ibu merasa senag tidak
dengan latihan tadi?
Evaluasi obyektif
“setelah kita ngobrol tadi, coba katakan pada saya apa yang ibu
ingat?”
Rencana tindak lanjut
“setelah kita tau bidang yang ibu sukai, bagaimana kalau besok kita
ngobrol tentang potensi yang ibu miliki?”
Kontrak yang akan datang
a. topic: “bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang potensi atau
kemampuan yang miliki. Ibu setuju?”
b. waktu: “kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok
jam 09.30, bisa?”
c. tempat: “kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol dimana
ya? Apa masih disini atau cari tempat yang nyaman? Oke kalau
begitu sampai jumpa besok”.
Tindakan Keperawatan
Tujuan khusus
Klien dapat mengontrol atau mengendalikan wahamnya.
SP1: Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik :
- Beri salam
- Perkenalkan diri, serta tanyakan nama dan nama panggilan
yang disukai klien
- Jelaskan tujuan interaksi
- Yakinkan klien dalam keadaan aman, serta perawat siap untuk
menolong dan mendampinginya.
- Yakinkan bahwa kerahasiaan klien akan tetap terjaga
- Tunjukkan sikap terbuka dan jujur
- Perhatikan kebutuhan dasar dan beri bantuan untuk
memenuhinya.

4. Diagnosa Keperawatan : defisit perawatan diri


1. Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum…Boleh saya kenalan dengan ibu?
Nama saya …, boleh panggil saya …Saya mahasiswa keperawatan
Unpad… Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00-13.00 WIB siang.
Kalau boleh saya tahu nama ibu? bu siapa dan senang dipanggil apa?”

Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?”

Kontrak
a. Topik: “ Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya?
Menurut Ibu sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita
ngobrol tentang kebersihan diri?”
b. Waktu : “ Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya
berapa menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa!”
c. Tempat: “di mana kita duduk? Di teras? Di kursi panjang itu atau
mau dimana?”

2. Kerja
- Pengkajian mandi/kebersihan diri.
“berapa kali ibu mandi dalam sehari? Apakah ibu sudah mandi hari ini?
Menurut ibu apa kegunaan mandi? Apa yang membuat ibu tidak bisa
merawat diri? Menurut ibu, apa manfaatnya kita menjaga kebersihan
diri? Seperti apa tanda-tanda orang yang merawat diri dengan baik?
Menurut ibu jika kita tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah
apa yang bisa muncul?”
- Pengkajian berpakaian
“ apa yang ibu lakukan agar tidak kedinginan setelah mandi? Kapan
ibu mengganti pakaian? Berapa hari sekali ibu mengganti pakaian?
Apa manfaat mengganti pakaian?Apa kerugiannya jika tidak
mengganti pakaian? Bagaimana cara memakai dan melepaskan
pakaian? Dimana tempaty mengambil bersih dan meletakkan pakaian
kotor?”
- Pengkajian berdandan
“ apa yang ibu lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja
ibu menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa tujuannya
sisiran dan berdandan? “
- Pengkajian makan
“berapa kali makan dalam sehari? Apa saja yang harus dilakukan
sebelum makan? Dimana tempat kita makan? Bagaimana cara makan
yang baik? Apa yang dilakukan setelah makan?”
- Pengkajian BAB dan BAK
“dimana ibu biasanya BAB dan BAK? Bagaimana cara
membersihkannya?”

3. Terminasi
Evaluasi subyektif
“bagaimana perasaan ibu setelah ngobrol tadi? Ibu merasa senag tidak
dengan latihan tadi?
Evaluasi obyektif
“setelah kita ngobrol tadi, coba katakan pada saya apa yang ibu
ingat?”
“coba sebutkan cara menjaga kebersihan diri?”
Rencana tindak lanjut
“kalau ibu sudah tahu cara membersihkan diri, nanti saat jam 17.00,
coba ibu praktikkan penjelasan saya tadi.”
Kontrak yang akan datang
a. topic: “ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang
bagaimana caranya menjaga kebersihan mulut?”
b. waktu: “kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok
jam 09.30, bisa?”
c. tempat: “kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol dimana
ya? Apa masih disini atau cari tempat yang nyaman? Oke kalau
begitu sampai jumpa besok”.

Tindakan Keperawatan
Tujuan khusus SP1
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Mengidentifikasi kebersihan diri, berdandan, makan, dan BAB, BAK
- Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
- Menjelaskan peralatan yang digunakan untuk menjaga kebersihan
diri dan cara melakukan kebersihan diri.
- memasukkan dalam jadwal kegiatan klien.

Intervensi

5. Diagnosa Keperawatan : Resiko Bunuh Diri


1. Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum…Boleh saya kenalan dengan bpk?
Nama saya …, boleh panggil saya …Saya mahasiswa keperawatan
Unpad… Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00-13.00 WIB siang.
Kalau boleh saya tahu nama bpk? pa siapa dan senang dipanggil apa?”

Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?”

Kontrak
“saya yang akan merawat bapak di ruangan hari ini dan saya akan
membantu menyelesaikan masalah yang bapak hadapi.”
a. Topik: “ Apakah bpk tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya?
Menurut bpk sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita
ngobrol tentang hal atau perasaan yang menyebabkan bapak ingin
mengakhiri kehidupan bapak?”
b. Waktu : “ Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Bpk maunya
berapa menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa!”
c. Tempat: “di mana kita duduk? Di teras? Di kursi panjang itu atau
mau dimana?”

2. Kerja
“ apakah bpk pernah berniat untuk bunuh diri? Apakah bpk pernah
mencoba bunuh diri? Dengan cara apa? Apa yang bpk rasakan saat
itu? Apa yg menyebabkan bpk memiliki perasaan ingin mengakhiri
hidup bapk? Bpk tampaknya membutuhkan pertolongan karena bpk
mempunyai keinginan untuk bunuh diri, untuk itu saya akan menemani
bpk disini. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar bpk untuk
memastikan tidak ada bebda yg membahayakan bpk. Apakah bpk
telah meminum obat yg diberikaan oleh perawat, kalau belum saya
akan membantu bpk untuk minum obat. Apa yang bpk lakukan bila
keinginan bunuh diri tersebut muncul? Saya akan membantu bpk agar
keinginan untuk bunuh diri hilang. Kalau keinginan bunuh diri itu
muncul, bapak bisa langsung meminta bantuan perawat atau keluarga
yang mengunjungi. Katakan kepada kamui bila keinginan bunuh diri itu
muncul. Cara lain yang bisa digunakan adalah mengalihkan perhatian
atau pikiran bpk dengan cara mencari teman untuk diajak bercakap-
cakap.”

3. Terminasi
Evaluasi subyektif
“bagaimana perasaan bpk setelah ngobrol tadi? Apakah bpk merasa
ada manfaatnya kita berbincang-bincang saat ini? Apakah saat ini
keinginan bunuh diri itu masih ada?”
Evaluasi obyektif
“setelah kita ngobrol tadi, coba katakan pada saya apa yang bpk ingat
untuk mengatasi keinginan bunuh diri? Coba bpk sebutkan cara agar
keinginan bunuh diri itu tidak muncul lagi.”
Rencana tindak lanjut
“saya harap bila nanti keinginan untuk bunuh diri muncul lagi, bpk bisa
mempraktikkan cara-cara yang sudah kita pelajari tadi.”
Kontrak yang akan datang
a. topic: “bpk, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang
cara mengatasi rasa bersalah dan rasa rendah diri yang bpk almi?”
b. waktu: “kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok
jam 09.30, bisa?”
c. tempat: “kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol dimana
ya? Apa masih disini atau cari tempat yang nyaman? Oke kalau
begitu sampai jumpa besok”.

Tindakan Keperawatan
Tujuan Khusus
Klien tidak melakukan peRcobaan bunuh diri.
SP1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik :
- Sapa klien dengann ramah baik verbal, maupun non verbal
- Perkenalkan nama lengkap, nama panggilan, dan tujuan perawat
berkenalan.
- Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
- Buat kontrak yang jelas
- Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
- Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya
- Beri perhatian kepada klien dan masalah yang dihadapi klien
- Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.

6. Diagnosa Keperawatan : Perilaku kekerasan


1. Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum…Boleh saya kenalan dengan ibu?
Nama saya …, boleh panggil saya …Saya mahasiswa keperawatan
Unpad… Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00-13.00 WIB siang.
Kalau boleh saya tahu nama ibu? bu siapa dan senang dipanggil apa?”

Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?”

Kontrak
“saya perhatikan ibu mondar-mandir sambil memukul dinding. Bisa
kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yang menyebabkan ibu
memukul-mukul dinding?”
a. Topik: “ Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya?
Menurut Ibu sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita
ngobrol tentang apa yg menyebabkan ibu marah?
b. Waktu : “ Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya
berapa menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa!”
c. Tempat: “di mana kita duduk? Di teras? Di kursi panjang itu atau
mau dimana?”
2. Kerja
“sekarang ibu bisa mulai menceritakan apa yg menyebabkan ibu
memukul-mukul dinding. Apa yang ibu rasakan saat ini? (dengarkan
ungkapan kemarahan klien dan tetap bersikap empati selama klien
mengungkapkan klien mengungkapkan kemarahannya, selain itu
lakukan observasi terhadap tanda-tanda perilaku kekerasan yang
ditujukan selama klien mengungkapkan perasaan marahnya).
“apa yang biasa ibu lakukan jika ibu merasa kesal atau marah seperti
ini?”
“Bagaimana menurut ibu dengan tindakan tersebut?”
“baiklah ibu, untuk sementara waktu ibu boleh menyendiri di ruangan
ini dulu sampai marahnya hilang, tujuannya agar ibu lebih aman dan
tenang, karena jika dalam kondisi kesal ibu tetap di luar, di
khawatirkan ibu akan mengalami hal-hal yang tidak diiinginkan,
misalnya terjatuh atau terluka.” (melakukan isolasi pada klien di
ruangan yang aman).
“ibu akan dikeluarkan dari ruangan ini sampai kondisi ibu tetap tenang
dan jika ibu perlu sesuatu saya ada di ruang depan dan siap
membantu ibu kapan saja.”

3. Terminasi
Evaluasi subyektif
“bagaimana perasaan ibu setelah berada di ruangan ini?”
“sekarang ibu bisa menenangkan diri di ruangan ini sambil ibu pikirkan
hal lain yang bisa membuat ibu kesal atau marah.”
Evaluasi obyektif
“setelah kita ngobrol tadi, coba katakan pada saya apa yang ibu
ingat?”
Rencana tindak lanjut
Saya akan kembali 15 menit lagi untuk melihat kondisi ibu, dan jika
kondisi ibu sudah lebih tenang. Saya akan mengajarkan cara
menghilangkan kesal atau marah supaya ibu tidak dimasukkan ke
ruangan ini lagi.”

Tindakan Keperawatan
Tujuan Khusus
Klien dapat mengontrol atau mengendalikan PK
SP1: Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Intervensi
- Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik
- Sapa klien dengann ramah baik verbal, maupun non verbal
- Perkenalkan nama lengkap, nama panggilan, dan tujuan perawat
berkenalan.
- Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
- Buat kontrak yang jelas
- Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
- Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya
- Beri perhatian kepada klien dan masalah yang dihadapi klien
- Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.

7. Diagnosa Keperawatan : Isolasi sosial: menarik diri


1. Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum…Boleh saya kenalan dengan ibu?
Nama saya …, boleh panggil saya …Saya mahasiswa keperawatan
Unpad… Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00-13.00 WIB siang.
Kalau boleh saya tahu nama ibu? bu siapa dan senang dipanggil apa?”

Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?”

Kontrak
a. Topik: “Pada hari ini kita akan mendiskusikan tentang penyebab
ibu kurang suka bergaul, apa saja keuntungan bergaul, dan apa
saja kerugian bila tidak bergaul dengan orang lain.?
b. Waktu : “ Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya
berapa menit? Bagaimana kalau 10 menit? Bisa!”
c. Tempat: “di mana kita duduk? Di teras? Di kursi panjang itu atau
mau dimana?”

2. Kerja
“apa yang membuat ibu tidak suka bergaul dengan orang lain?”
“apakah karena sikap atau perilaku orang lain terhadap ibu atau ada
alasan lain?”
“apakah ruginya kalau kita tidak punya teman?”
“menurut ibu, apakah keuntungannya kalau banyak teman?”
“nah, kita sudah mengetahui penyebab ibu tidak mau bergaul dengan
orang lain, ruginya tidak punya teman, dan untungnya punya teman?”

3. Terminasi
Evaluasi subyektif
“bagaimana perasaan ibu setelah berdiskusi mengenai penyebab ibu
tidak mau bergaul dengan orang lain berserta keuntungan dan
kerugiannya?”
Evaluasi obyektif
“bisakah ibu menceritakan kembali tentang keuntungan dan kerugian
bergaul dengan orang lain?”
Rencana tindak lanjut
“bagaimana ibu. Apakah ibu ingin belajar bergaul dengan orang lain?”
Kontrak yang akan datang
a. topic: “ibu, bagaimana kalau besok kita belajar mengenai cara-
cara bergaul dengan orang lain.”
b. waktu: “kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok
jam 09.30, bisa?”
c. tempat: “kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol dimana
ya? Apa masih disini atau cari tempat yang nyaman? Oke kalau
begitu sampai jumpa besok”.

TINDAKAN KEPERAWATAN
1. tindakan keperawatan untuk klien Harga Diri Rendah
Tujuan khusus :
1. klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
2. klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan
3. klien mampu menetapkan atau memilih kegiatan yang
sudah dipilih yang sesuai kemampuan
4. klien mampu melatih kegiatan yang sudah dipilih sesui
kemampuannya
5. klien mampu melaksanankan kegiatan yang sudah
dilatihnya
Tindakan :
1. mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki oleh klien
2. mendiskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah
kemampuan dan aspek positif
3. beri pujian yang realistis dan nyata dan hindarkan penilaian
yang negative setiap bertemu klien
4. diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
digunakan
5. Bantu klien menyebutkannya dan berikan penguatan pada
kemampuan diri yang diungkapakan klien
6. perlihatkan respon yang kondusif dan jadilah pendengar yang
aktif
7. diskusikan dengan klien beberapa aktivitas yang dapat
dilakukakan sehari-hari
8. Bantu klien dalam menetapkan aktivitas-aktivitas yang
memerlukan bantuan minimal dan bantuan penuh dari
keluarga atau lingkungan terdekat klien
9. diskusikan dengan klien untuk menetapakan urutan kegiatan
yang akan dilatihkan
10. bersama klien dan keluarga memperagakan beberapa
kegiatan yang akan dilakukan klien
11. membantu klien agar dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya
2. tindakan keperawatan untuk klien isolasi sosial
tujuan khusus :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
Sp1: Klien dapat membina hubungan saling percaya

tindakan :
membina hubungan saling percaya:
1. sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2. perkenalakan nama lengkap, panggilan, dan tujuan
perawat berkenalan.
3. tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai
klien
4. buat kontrak yang jelas
5. tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
berinteraksi
6. tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya.
7. beri perhatian kepada klien dan masalah yang dihadapi
klien
8. dengarkan dengan penuh perhatian pada ekspresi
perasaan klien.

You might also like