Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Oleh
Mega Nur P S
072010101066
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2009
ABSTRACT
Osteoarthritis is the most common joint disease causing disability. It is one of the
most prevalent diseases chronic worldwide and is associated with substantial
impact in patient individual quality of life as well as on health care costs. It
prevalence is expected to rise significantly in the upcoming decades.
Osteoarthritis therapy can be cured by exercise especially cycling therapy.
Because it can makes recovery of joint. Recovery of osteoarthritis can increase
motivation of people to cycling together. This motivation can influence the
development of sport industry especially in industry of bicycle. The purpose of
this study was to analyze influence of cycling therapy for osteoarthritis with
motivation to sport and influence of motivation to sport with development of sport
industry. The analysis is conduct by using descriptive methods. The results
showed that cycling therapy have good effect for osteoarthritis and make
motivation to sport for development of sport industry.
1.4 Manfaat
1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang penyakit osteoarthritis
baik dari definisi, gejala dan terapinya.
2. Memberi informasi kepada pembaca mengenai pengaruh osteoarthritis
terhadap penurunan kualitas hidup penderitanya.
3. Menambah wawasan pembaca tentang pengaruh terapi bersepeda
terhadap penderita osteoarthritis.
4. Menambah wawasan pembaca tentang hubungan antara peningkatan
kualitas hidup penderita osteoarthritis dengan motivasi masyarakat
dalam bersepeda.
5. Menambah wawasan pembaca tentang hubungan antara peningkatan
motivasi masyarakat dalam berolahraga dengan perkembangan industri
olahraga.
BAB 2.
TELAAH PUSTAKA
2.1 Osteoarthritis
Osteoartritis (OA) adalah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai
oleh adanya kelainan pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya.
Tulang rawan (kartilago) adalah bagian dari sendi yang melapisi ujung dari
tulang,yang memudahkan pergerakan dari sendi. Kelainan pada kartilago dapat
menyebabkan tulang bergesekan satu sama lain,yang menyebakan kekakuan,nyeri
dan pembatasan gerakan pada sendi. OA biasanya terjadi pada orang yang berusia
di atas 45 tahun. Laki-laki di bawah umur55 tahun lebih sering menderita
penyakit ini dibandingkan dengan wanita pada umur yang sama. Setelah umur 55
tahun biasanya wanita lebih sering menderita osteoarthritis dibandingkan dengan
wanita. Secara keseluruhan,wanita lebih sering menderita osteoarthritis bila
dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini diduga karena bentuk pinggul wanita yang
lebar dapat menyebabkan tekanan yang menahun pada sendi lutut. Osteoartritis
juga sering ditemukan pada orang yang kelebihan berat badan dan mereka yang
pekerjaanya mengakibatkan tekanan yang berlebihan pada sendi-sendi tubuh.
Penyakit ini dipengaruhi berbagai faktor antara lain : faktor genetik,
metabolik dan traumatik. Faktor risiko OA dibedakan dalam faktor risiko kejadian
(incident) dan faktor risiko progresivitas dan berat OA. Kejadian dipengaruhi oleh
faktor lingkungan dan latar belakang genetik yang banyak bervariasi dan
membuat OA lebih kompleks. Ada perbedaan faktor risiko untuk lokasi sendi,
dimana faktor risiko OA lutut berbeda dengan faktor risiko OA panggul, tangan
dan tulang belakang. (Wachjudi. 2007)
OA biasanya bermula dari kelainan pada sel-sel yang membentuk
komponen tulang rawan,seperti kolagen (serabut protein yang kuat pada jaringan
ikat), dan proteoglikan (bahan yang membentuk daya lenting pada tulang rawan).
Akibat dari kelainan pada sel-sel tersebut,tulang rawan akhirnya menipis dan
membentuk retakan-retakan pada permukaan sendi. Rongga kecil akan terbentuk
di dalam sumsum dari tulang di bawah tulang rawan tersebut,sehingga tulang
yang bersangkutan menjadi rapuh. Tubuh kita akan berusaha untuk memperbaiki
kerusakan tersebut. Tetapi perbaikan yang dilakukan oleh tubuh mungkin tidak
memadai,mengakibatkan timbulnya benjolan pada pinggiran sendi (osteofit) yang
terasa nyeri. Pada akhirnya permukaan tulang rawan akan berubah menjadi kasar
dan berlubang-lubang sehingga sendi tidak lagi bisa bergerak secara halus. Semua
komponen yang ada pada sendi (tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial, tendon,
dan tulang rawan) mengalami kegagalan dan terjadi kekakuan sendi. Penyebab
pasti dari terjadinya semua kelainan ini sampai saat ini masih belum diketahui
secara pasti. Tetapi ada beberapa faktor risiko yang memungkinkan seseorang
untuk menderita osteoartritis, yaitu:
- Umur
- Berat badan
- Trauma pada sendi atau penggunaan sendi secara berlebihan
- Kelemahan pada otot
- Penyakit lain yang dapat mengganggu fungsi dan struktur normal pada tulang
rawan seperti rematoid artritis, hemokromatosis, gout, akromegali, dan
sebagainya
Penyakit OA mempunyai gejala-gejala yang biasanya menyulitkan bagi
kehidupan penderitanya. Adapun gejala tersebut antara lain:
1. Nyeri Sendi (Recurring pain or tenderness in joint)
Keluhan nyeri merupakan keluhan utama yang sering-kali membawa
penderita ke dokter, walaupun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan
berubah bentuknya Biasanya nyeri sendi bertambah oleh gerakan dan sedikit
berkurang bila istirahat. Pada gerakan tertentu (misal lutut digerakkan ke tengah)
menimbulkan rasa. Nyeri pada OA dapat menjalar kebagian lain, misal OA
pinggang menimbulkan nyeri betis yang disebut sebagai “claudicatio intermitten”
. Korelasi antara nyeri dan tingkat perubahan struktur pada OA sering ditemukan
pada panggul, lutut dan jelek pada tangan dan sendi apofise spinalis.
2. Kekakuan (Stiffness)
Pada beberapa penderita, kaku sendi dapat timbul setelah duduk lama
dikursi, dimobil, bahkan setelah bangun tidur. Kebanyakan penderita mengeluh
kaku setelah berdiam pada posisi tertentu. Kaku biasanya kurang dari 30 menit.
3. Hambatan Gerakan Sendi (Inability to move a joint)
Kelainan ini biasanya ditemukan pada OA sedang sampai berat. Hambatan
gerak ini disebabkan oleh nyeri, inflamasi, sendi membengkok, perubahan bentuk.
Hambatan gerak sendi biasanya dirasakan pada saat berdiri dari kursi bangun dari
tempat berbaring, menulis atau berjalan. Semua gangguan aktivitas tergantung
pada lokasi dan beratnya kelainan sendi yang terkena.
4. Bunyi gemeretak
Sendinya terdengar berbunyi saat bergerak. Suaranya lebih kasar
dibandingkan dengan pada artritis reumatoid dimana gemeretaknya lebih halus.
gemeretak yang jelas terdengar dan kasar merupakan tanda yang signifikan.
5. Pembengkakan Sendi (Swelling in a joint)
Sendi membengkak / membesar bisa disebabkan oleh radang sendi dan
bertambahnya cairan sendi atau keduanya Jarang disertai panas dan merah
kemewrahan.
6. Perubahan cara berjalan. (Wachjudi. 2007)
7. Kemerahan pada daerah sendi (Obvious redness or heat in a joint)
(Australian Physiotherapy Association (APA). 2003:1)
Penilaian secara holistik penderita osteoarthritis (National Institute for Health and
Clinical Excellence (NHS). 2008:9):
1. Sosial
a. Efek pada kehidupan
i. Aktivitas sehari-hari
ii. Pekerjaan rumah tangga
iii. Hobby
b. Lifestyle expectations
2. Pemikiran yang ada
a. Perhatian
b. Dugaan
c. Pengetahuan sekarang tentang Osteoarthritis
3. Pekerjaan
a. Kemampuan untuk bekerja
i. Jangka pendek
ii. Jangka panjang
b. Penyesuaian diri dengan rumah atau tempat kerja
4. Suasana hati
a. Gambaran tentang depresi
b. Stress lain dalam kehidupan
5. Kualitas tidur
6. Support network
a. Ide, perhatian, dugaan tentang karir
b. How carer is coping
c. Isolasi
7. Nyeri muskuloskeletal yang lain
a. Bukti adanya sindrom nyeri kronik
b. Sumber nyeri lain yang dapat diobati
i. Misalnya periarticular pain
ii. Misalnya trigger finger, ganglion dsb
iii. Misalnya bursitis
8. Sikap untuk berolahraga
9. Comorbidity
a. Fitness untuk pembedahan
b. Penilaian pada sebagian besar terapi obat yang tepat
c. Interaksi dua atau lebih morbiditas
d. Jatuh
10. Penilaian nyeri
a. Self-help strategies
b. Analgesik
i. Obat, dosis, frekuensi, waktu
ii. Efek samping
Terapi fisik berguna untuk melatih pasein agar persendiannya tetap dapat
dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit (Joewono Soeroso
et al :2006:1200). Terapi fisik membuat penderita dapat beraktivitas seperti
biasanya sekaligus mengurangi resiko fisik yang tidak berfungsi dengan baik.
Terapi fisik pada penderita osteoartritis dapat berupa fisioterapi ataupun olahraga
ringan seperti bersepeda dan berenang. Terapi fisik ini berusaha untuk tidak
memberikan beban yang terlalu berat pada penderita.
Fisioterapi dapat (APA, 2003:2):
1. mengurangi nyeri
2. meningkatkan pergerakan dan postur
3. memperkuat otot
4. meningkatkan fungsi independen
5. mengobati masalah biomekanika yang dapat mengekserbasi gejala
2.2 Olahraga
Berdasarkan konsumsi oksigen, olahraga dibagi menjadi (Deasy Silviasari,
2007:4) :
1. Anaeorobik, yaitu latihan yang terlalu banyak menuntut oksigen tetapi
selesai terlampau cepat sehingga tidak menghasilkan pengaruh latihan
yang jelas, misalnya lari sprint, bersepeda cepat dan renang.
2. Aerobik, yaitu latihan yang menuntut oksigen cukup banyak serta
berlangsung cukup lama untuk menghasilkan pengaruh latihan yang jelas,
misalnya lari jarak jauh, renang dan tenis.
BAB 3.
METODE PENULISAN
BAB 4.
ANALISIS DAN SINTESIS
BAB 5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah ditulis sebelumnya, maka dapat disimpulkan
1. Gejala osteoarthritis dapat membatasi gerakan maupun aktivitas sehingga
dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.
2. Terapi bersepeda dapat memperbaiki keadaan penderita osteoarthritis.
3. Peningkatan kualitas hidup pada penderita osteoarthritis dapat
meningkatkan motivasi masyarakat untuk bersepeda.
4. Perkembangan industry olahraga dapat dipengaruhi oleh motivasi
masyarakat dalam olahraga sepeda.
5.2 Saran
Penulis berharap agar perindustrian olahraga di Indonesia dapat
mengadakan event olahraga sepeda bagi masyarakat. Hal itu dapat ditunjang
dengan adanya iklan contohnya brosur yang berisi keuntungan bersepeda bagi
kesehatan fisik terutama dalam mencegah maupun mengobati osteoarthritis untuk
memberikan pemahaman lebih terhadap masyarakat tentang pentingnya
bersepeda. Industri yang turut berperan seperti industri pembuatan sepeda maupun
helm turut terpicu untuk mengeluarkan inovasi baru sehingga masyarakat lebih
tertarik dengan olahraga sepeda.
DAFTAR PUSTAKA
Australian Physiotherapy Association. 2003. Arthritis : Physiotherapy. Available
from URL : http://www.movephysio.com.au/self-care-tips/arthritis.pdf
National Institute for Health and Clinical Excellence. 2008. Ostearthritis: The
Care and Management of Osteoarthritis in adults. Available from URL :
http://www.nice.org.uk/nicemedia/pdf/CG59NICEguideline.pdf
Madina, Deasy S. 2007. Nilai Kapasitas Vital Paru dan Hubungannya dengan
Karakteristik Fisik pada Atlet Berbagai Cabang Olahraga. Available from URL :
http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/NILAI
%20KAPASITAS%20VITAL%20PARU.PDF
Soeroso, Joewono. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Jilid II Edisi IV.
Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI.
Bloomfield, Ashley. 2000. Cycling: Your Health, the Public’s Health and the
Planet’s Health. Available from URL : http://www.cycle-
helmets.com/bloomfield.pdf