You are on page 1of 23

PENGARUH PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PENDERITA

OSTEOARTHRITIS TERHADAP PERKEMBANGAN INDUSTRI


OLAHRAGA

MAKALAH

Oleh

Mega Nur P S

072010101066

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2009
ABSTRACT

Osteoarthritis is the most common joint disease causing disability. It is one of the
most prevalent diseases chronic worldwide and is associated with substantial
impact in patient individual quality of life as well as on health care costs. It
prevalence is expected to rise significantly in the upcoming decades.
Osteoarthritis therapy can be cured by exercise especially cycling therapy.
Because it can makes recovery of joint. Recovery of osteoarthritis can increase
motivation of people to cycling together. This motivation can influence the
development of sport industry especially in industry of bicycle. The purpose of
this study was to analyze influence of cycling therapy for osteoarthritis with
motivation to sport and influence of motivation to sport with development of sport
industry. The analysis is conduct by using descriptive methods. The results
showed that cycling therapy have good effect for osteoarthritis and make
motivation to sport for development of sport industry.

Key words: osteoarthritis, cycling therapy, motivation, sport industry.


BAB 1.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan di seluruh dunia akan menghadapi tekanan biaya
yang berat pada 10-20 tahun mendatang, karena adanya peningkatan penderita
penyakit muskuloskeletal. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa
beberapa juta orang telah menderita karena penyakit sendi dan tulang, dan angka
tersebut diperhitungkan akan meningkat tajam karena banyaknya orang yang
berumur lebih dari 50 tahun pada tahun 2020. Beberapa macam penyakit
muskuloskeletal adalah osteoartritis, artritis reumatoid, artritis gout,
osteoporosis, spondioloartropati, seronegatif, lupus eritomatosus sistemik, serta
penyakit reumatik jaringan lunak. (Nasution. 2006)
Penyakit musculoskeletal yang menyerang sendi dan paling banyak
dijumpai adalah osteoartritis (OA). OA merupakan penyakit sendi degeneratif
yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Bagian tubuh yang sering
terkena OA adalah vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki (Soeroso,
2006:1195). Sekitar 34,7 orang pada tahun 2002 dan diprediksikan mencapai 36,5
juta orang pada tahun 2007 menderita OA. Prevalensi OA semakin meningkat
dengan bertambahnya usia. Diperkirakan 40 % dari populasi di atas 70 tahun
menderita OA dan 80% pasien OA mempunyai keterbatasan gerak dalam berbagai
derajat dari ringan sampai berat yang berakibat mengurangi kualitas hidupnya
(Sujatno. 2007:xi). WHO memperkirakan 10% penduduk berusia lebih 65 tahun
menderita OA yang bergejala, dan sekitar 50% yang telah terkena OA namun
belum mengeluh sakit. Penyakit ini dapat megenai pria dan wanita. Sebelum usia
45 pria lebih banyak terkena sedangkan setelah usia tersebut lebih banyak
mengenai wanita. (Wachjudi. 2007)

Prevalensi di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan di Jawa Tengah


menemukan pasien OA lutut mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita
yang berumur antara 40-60 tahun (Sujatno, 2007:xi). Karena prevalensi yang
cukup tinggi dan sifatnya yang kronik-progresif, OA mempunyai dampak sosio-
ekonomik yang besar, baik di negara maju maupun di negara berkembang.
(Soeroso, 2006:1195)
Dengan alasan itulah, OA membutuhkan terapi yang tepat, Terapi OA
pada umumnya simptomatik, misalnya dengan pengendalian faktor-faktor risiko,
latihan, intervensi fisioterapi, dan terapi farmakologis, pada OA fase lanjut sering
diperlukan pembedahan (Soeroso, 2006:1200). Terapi OA memiliki tujuan untuk
memperbaiki keadaan penderita sehingga dapat meperbaiki kualitas hidupnya.
Salah satu terapi yang banyak disarankan adalah dengan terapi olahraga seperti
bersepeda dan berenang.
Olahraga tidak terbatas kepada penderita osteoartritis saja, tetapi kepada
masyarakat secara luas karena olahraga tidak hanya terbukti mengurangi keluhan
pada penderita osteoartritis tetapi juga dapat mencegah osteoartritis serta
membuat masyarakat menjadi lebih sehat. Selain itu, perbaikan kualitas hidup
pada penderita osteoartritis akan memberikan kesadaran akan pentingnya
olahraga. Kesadaran penderita osteoartritis dapat memberikan motivasi terhadap
lingkungan sekitar untuk berolahraga. Dalam melakukan kegiatan olahraga,
sebagian orang memiliki kendala tersendiri seperti tidak punya waktu dan kurang
motivasi. Dari kedua alasan tersebut, kurangnya motivasi untuk berolahraga
merupakan alasan terbanyak. Motivasi olahraga sangatlah penting untuk
mewujudkan masyarakat yang lebih sehat. Dengan adanya motivasi olahraga,
industri olahraga diharapkan dapat berkembang.
Karya tulis ini mempunyai tujuan mengetahui hubungan antara
peningkatan kualitas hidup penderita osteoartritis dengan motivasi masyarakat
dalam berolahraga dan hubungan antara peningkatan motivasi masyarakat dengan
perkembangan industri olahraga khususnya dalam bidang olahraga sepeda.
Bersepeda tidak hanya baik bagi kesehatan masyarakat tetapi juga kepada
lingkungan karena olahraga ini tidak menyebabkan polusi udara. Diharapkan dari
penelitian ini, industri olahraga khususnya dalam bidang olahraga sepeda dapat
berkembang dengan adanya ide-ide dari karya tulis ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa osteoarthritis dapat menyebabkan kualitas hidup
penderitanya turun ?
2. Bagaimana terapi bersepeda dapat memperbaiki kualitas hidup
penderita osteoartritis?
3. Apakah hubungan antara peningkatan kualitas hidup penderita
osteoartritis dengan motivasi masyarakat dalam bersepeda?
4. Apakah hubungan antara peningkatan motivasi masyarakat dalam
olahraga sepeda dengan perkembangan industri olahraga?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengaruh osteoarthritis terhadap penurunan kualitas hidup
penderitanya.
2. Mengetahui pengaruh terapi bersepeda terhadap penderita
osteoarthritis.
3. Mengetahui hubungan antara peningkatan kualitas hidup penderita
osteoarthritis dengan motivasi masyarakat dalam bersepeda.
4. Mengetahui hubungan antara peningkatan motivasi masyarakat dalam
olahraga sepeda dengan perkembangan industri olahraga.

1.4 Manfaat
1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang penyakit osteoarthritis
baik dari definisi, gejala dan terapinya.
2. Memberi informasi kepada pembaca mengenai pengaruh osteoarthritis
terhadap penurunan kualitas hidup penderitanya.
3. Menambah wawasan pembaca tentang pengaruh terapi bersepeda
terhadap penderita osteoarthritis.
4. Menambah wawasan pembaca tentang hubungan antara peningkatan
kualitas hidup penderita osteoarthritis dengan motivasi masyarakat
dalam bersepeda.
5. Menambah wawasan pembaca tentang hubungan antara peningkatan
motivasi masyarakat dalam berolahraga dengan perkembangan industri
olahraga.
BAB 2.
TELAAH PUSTAKA

2.1 Osteoarthritis
Osteoartritis (OA) adalah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai
oleh adanya kelainan pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya.
Tulang rawan (kartilago) adalah bagian dari sendi yang melapisi ujung dari
tulang,yang memudahkan pergerakan dari sendi. Kelainan pada kartilago dapat
menyebabkan tulang bergesekan satu sama lain,yang menyebakan kekakuan,nyeri
dan pembatasan gerakan pada sendi. OA biasanya terjadi pada orang yang berusia
di atas 45 tahun. Laki-laki di bawah umur55 tahun lebih sering menderita
penyakit ini dibandingkan dengan wanita pada umur yang sama. Setelah umur 55
tahun biasanya wanita lebih sering menderita osteoarthritis dibandingkan dengan
wanita. Secara keseluruhan,wanita lebih sering menderita osteoarthritis bila
dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini diduga karena bentuk pinggul wanita yang
lebar dapat menyebabkan tekanan yang menahun pada sendi lutut. Osteoartritis
juga sering ditemukan pada orang yang kelebihan berat badan dan mereka yang
pekerjaanya mengakibatkan tekanan yang berlebihan pada sendi-sendi tubuh.
Penyakit ini dipengaruhi berbagai faktor antara lain : faktor genetik,
metabolik dan traumatik. Faktor risiko OA dibedakan dalam faktor risiko kejadian
(incident) dan faktor risiko progresivitas dan berat OA. Kejadian dipengaruhi oleh
faktor lingkungan dan latar belakang genetik yang banyak bervariasi dan
membuat OA lebih kompleks. Ada perbedaan faktor risiko untuk lokasi sendi,
dimana faktor risiko OA lutut berbeda dengan faktor risiko OA panggul, tangan
dan tulang belakang. (Wachjudi. 2007)
OA biasanya bermula dari kelainan pada sel-sel yang membentuk
komponen tulang rawan,seperti kolagen (serabut protein yang kuat pada jaringan
ikat), dan proteoglikan (bahan yang membentuk daya lenting pada tulang rawan).
Akibat dari kelainan pada sel-sel tersebut,tulang rawan akhirnya menipis dan
membentuk retakan-retakan pada permukaan sendi. Rongga kecil akan terbentuk
di dalam sumsum dari tulang di bawah tulang rawan tersebut,sehingga tulang
yang bersangkutan menjadi rapuh. Tubuh kita akan berusaha untuk memperbaiki
kerusakan tersebut. Tetapi perbaikan yang dilakukan oleh tubuh mungkin tidak
memadai,mengakibatkan timbulnya benjolan pada pinggiran sendi (osteofit) yang
terasa nyeri. Pada akhirnya permukaan tulang rawan akan berubah menjadi kasar
dan berlubang-lubang sehingga sendi tidak lagi bisa bergerak secara halus. Semua
komponen yang ada pada sendi (tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial, tendon,
dan tulang rawan) mengalami kegagalan dan terjadi kekakuan sendi. Penyebab
pasti dari terjadinya semua kelainan ini sampai saat ini masih belum diketahui
secara pasti. Tetapi ada beberapa faktor risiko yang memungkinkan seseorang
untuk menderita osteoartritis, yaitu:
- Umur
- Berat badan
- Trauma pada sendi atau penggunaan sendi secara berlebihan
- Kelemahan pada otot
- Penyakit lain yang dapat mengganggu fungsi dan struktur normal pada tulang
rawan seperti rematoid artritis, hemokromatosis, gout, akromegali, dan
sebagainya
Penyakit OA mempunyai gejala-gejala yang biasanya menyulitkan bagi
kehidupan penderitanya. Adapun gejala tersebut antara lain:
1. Nyeri Sendi (Recurring pain or tenderness in joint)
Keluhan nyeri merupakan keluhan utama yang sering-kali membawa
penderita ke dokter, walaupun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan
berubah bentuknya Biasanya nyeri sendi bertambah oleh gerakan dan sedikit
berkurang bila istirahat. Pada gerakan tertentu (misal lutut digerakkan ke tengah)
menimbulkan rasa. Nyeri pada OA dapat menjalar kebagian lain, misal OA
pinggang menimbulkan nyeri betis yang disebut sebagai “claudicatio intermitten”
. Korelasi antara nyeri dan tingkat perubahan struktur pada OA sering ditemukan
pada panggul, lutut dan jelek pada tangan dan sendi apofise spinalis.

2. Kekakuan (Stiffness)
Pada beberapa penderita, kaku sendi dapat timbul setelah duduk lama
dikursi, dimobil, bahkan setelah bangun tidur. Kebanyakan penderita mengeluh
kaku setelah berdiam pada posisi tertentu. Kaku biasanya kurang dari 30 menit.
3. Hambatan Gerakan Sendi (Inability to move a joint)
Kelainan ini biasanya ditemukan pada OA sedang sampai berat. Hambatan
gerak ini disebabkan oleh nyeri, inflamasi, sendi membengkok, perubahan bentuk.
Hambatan gerak sendi biasanya dirasakan pada saat berdiri dari kursi bangun dari
tempat berbaring, menulis atau berjalan. Semua gangguan aktivitas tergantung
pada lokasi dan beratnya kelainan sendi yang terkena.
4. Bunyi gemeretak
Sendinya terdengar berbunyi saat bergerak. Suaranya lebih kasar
dibandingkan dengan pada artritis reumatoid dimana gemeretaknya lebih halus.
gemeretak yang jelas terdengar dan kasar merupakan tanda yang signifikan.
5. Pembengkakan Sendi (Swelling in a joint)
Sendi membengkak / membesar bisa disebabkan oleh radang sendi dan
bertambahnya cairan sendi atau keduanya Jarang disertai panas dan merah
kemewrahan.
6. Perubahan cara berjalan. (Wachjudi. 2007)
7. Kemerahan pada daerah sendi (Obvious redness or heat in a joint)
(Australian Physiotherapy Association (APA). 2003:1)

Pada umumnya diagnosis OA didasarkan pada gabungan gejala klinik dan


perubahan radiografi. Gejala klinik perlu diperhatikan, oleh karena tidak semua
pasien dengan perubahan radiografi OA mempunyai keluhan pada sendi. Terdapat
4 kelainan radiografi utama pada OA, yaitu : penyempitan rongga sendi,
pengerasan tulang bawah rawan sendi, pembentukan kista dibawah rawan sendi
dan pembentukan osteofit, sendi yang dapat dikenai OA:
1. OA sendi lutut.
2. OA sendi panggul.
3. OA sendi-sendi kaki.
4. OA sendi bahu.
5. OA sendi-sendi tangan.
6. OA tulang belakang.( Wachjudi. 2007)

Penilaian secara holistik penderita osteoarthritis (National Institute for Health and
Clinical Excellence (NHS). 2008:9):
1. Sosial
a. Efek pada kehidupan
i. Aktivitas sehari-hari
ii. Pekerjaan rumah tangga
iii. Hobby
b. Lifestyle expectations
2. Pemikiran yang ada
a. Perhatian
b. Dugaan
c. Pengetahuan sekarang tentang Osteoarthritis
3. Pekerjaan
a. Kemampuan untuk bekerja
i. Jangka pendek
ii. Jangka panjang
b. Penyesuaian diri dengan rumah atau tempat kerja
4. Suasana hati
a. Gambaran tentang depresi
b. Stress lain dalam kehidupan
5. Kualitas tidur
6. Support network
a. Ide, perhatian, dugaan tentang karir
b. How carer is coping
c. Isolasi
7. Nyeri muskuloskeletal yang lain
a. Bukti adanya sindrom nyeri kronik
b. Sumber nyeri lain yang dapat diobati
i. Misalnya periarticular pain
ii. Misalnya trigger finger, ganglion dsb
iii. Misalnya bursitis
8. Sikap untuk berolahraga
9. Comorbidity
a. Fitness untuk pembedahan
b. Penilaian pada sebagian besar terapi obat yang tepat
c. Interaksi dua atau lebih morbiditas
d. Jatuh
10. Penilaian nyeri
a. Self-help strategies
b. Analgesik
i. Obat, dosis, frekuensi, waktu
ii. Efek samping

Penanganan permasalahan osteoartritis


Pengelolaan Osteoatritis berdasarkan atas distribusinya (sendi mana yang
terkena) dan berat ringannya sendi yang terkena (Soeroso et al, 2006:1200).
Pengelolaannya terdiri dari 3 hal
1. terapi non-farmakologis:
a. edukasi atau penerangan
b. terapi fisik dan rehabilitasi
c. penurunan berat badan
2. terapi farmakologis :
a. Analgesik oral non-opiat
b. Analgesik topikal
c. NSAID
d. Chondroprotective
e. Steroid intra-artikuler
3. Terapi bedah :
a. Malaligment, deformitas lutut Valgus-Varus dsb;
b. Arthroscopic debridement dan joint lavage
c. Osteotomi
d. Artroplasti sendi total

Terapi fisik berguna untuk melatih pasein agar persendiannya tetap dapat
dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit (Joewono Soeroso
et al :2006:1200). Terapi fisik membuat penderita dapat beraktivitas seperti
biasanya sekaligus mengurangi resiko fisik yang tidak berfungsi dengan baik.
Terapi fisik pada penderita osteoartritis dapat berupa fisioterapi ataupun olahraga
ringan seperti bersepeda dan berenang. Terapi fisik ini berusaha untuk tidak
memberikan beban yang terlalu berat pada penderita.
Fisioterapi dapat (APA, 2003:2):
1. mengurangi nyeri
2. meningkatkan pergerakan dan postur
3. memperkuat otot
4. meningkatkan fungsi independen
5. mengobati masalah biomekanika yang dapat mengekserbasi gejala

2.2 Olahraga
Berdasarkan konsumsi oksigen, olahraga dibagi menjadi (Deasy Silviasari,
2007:4) :
1. Anaeorobik, yaitu latihan yang terlalu banyak menuntut oksigen tetapi
selesai terlampau cepat sehingga tidak menghasilkan pengaruh latihan
yang jelas, misalnya lari sprint, bersepeda cepat dan renang.
2. Aerobik, yaitu latihan yang menuntut oksigen cukup banyak serta
berlangsung cukup lama untuk menghasilkan pengaruh latihan yang jelas,
misalnya lari jarak jauh, renang dan tenis.

Berdasarkan tipe dan performance latihan, olahraga dibagi menjadi dua


bagian dasar, yaitu:
1. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan perubahan pada
panjang otot dan pergerakan sendi dengan kontraksi ritmis.
2. Olahraga statik, yaitu olahraga yang menyebabkan kontraksi isometris.

Olahraga dapat membantu pengelolaan penderita osteoartritis asalkan tidak


terlalu membebani penderita. Olahraga yang disarankan adalah (APA, 2001:4-6):
a. Peregangan (Strengthening Exercise)
b. Senam (Combined Exercise)
c. Berenang (Water Exercise)
d. Berjalan
e. Bersepeda

Olahraga bersepeda memiliki kelebihan karena beban yang ditimpakan


pada penderitanya lebih ringan. Selain itu olahraga bersepeda dapat membantu
penderita osteoartritits dalam (APA, 2003:2):
a. Melatih atau meningkatkan pergerakan
b. Memperbaiki lubrikasi sendi dan nutrisinya
c. Mengembalikan keseimbangan otot
d. Meningkatkan sirkulasi
e. Meningkatkan kekuatan dan stabilitas
f. Memperbaiki postur yang jelek

Terapi osteoartritis dengan bersepeda


Terapi osteoartritis direkomendasikan untuk berolahraga secara aerobik
tanpa terlalu membebani penderita. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
bersepeda yang tidak terlalu cepat. Dalam sebuah studi terlihat bahwa intensitas
bersepeda baik rendah maupun dengan intensitas tinggi memiliki hubungan dalam
efektivitas dalam meningkatkan fungsi tubuh dan mengurangi nyeri (APA,
2001:5-6). Terapi bersepeda dapat dilakukan dengan sepeda statis maupun sepeda
biasa.
Terapi bersepeda pada penderita osteoartritis dilakukan sekali dalam sehari
dengan syarat lutut harus mendekati batas peregangan (full extension) di bawah
tarikan pedal. Dilakukan dalam waktu minimal 5 menit dan maksimal sesuai
dengan kemampuan (Deyle et al, 2005:1308).

Peningkatan kualitas hidup pada penderita osteoartritis dengan bersepeda


Terapi bersepeda baik bagi penderita Osteoartritis karena memberikan
kemampuan pada pergerakan penderita serta mengurangi rasa sakit. Hal tersebut
dapat meningkatkan semangat hidup penderita dan mengurangi stressnya.
Peningkatan kualitas hidup tersebut dapat terjadi selama penderita mau untuk
terus bersepeda dan menaati aturan lainnya seperti :
a. Selalu mewaspadai rasa sakit yang timbul
b. Menghindari penekanan yang berlebihan pada sendi
c. Menghindari gerakan secara tiba-tiba saat memungkinkan
d. Mengurangi berat badan bagi penderita osteoartritis yang mengalami
obesitas
e. Jangan terlalu berlebihan dalam melakukan aktivitas dan olahraga

Istirahat, olahraga dan aktivitas yang seimbang merupakan bagian yang


terpenting dalam mengelola osteoartritis. Istirahat itu penting saat sendi terasa
panas, bengkak atau sakit (Canadian Physiotherapy Association (CPA) 2009:2)

Keuntungan lain dari olahraga sepeda


Bersepeda dapat meningkatkan kesehatan penderita osteoarthritis, selain
itu olahraga sepeda juga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat melalui 4 cara
yang berbeda yaitu mengurangi kecelakaan lalu lintas yang fatal, meningkatkan
kontak sosial, mengurangi polusi udara dan ramah lingkungan (Bloomfield,
2000:1). Masyarakat yang sadar akan keuntungan dari olahraga sepeda akan
termotivasi untuk berpartisipasi dalam olahraga ini. Oleh karena itu, perlu
diketahui juga tentang arti motivasi.
Motivasi terwujud dari keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya. Maslow (1954) membangun teori motivasi manusia yang bertujuan
menjelaskan semua tipe kebutuhan manusia dan merankingnya dalam golongan
orang yang mencari untuk memuaskannya (Jarvis, 1999:102-103). Kebutuhan-
kebutuhan tersebut adalah:
1. Kebutuhan fisik (Physiological needs)
Kebutuhan yang paling mendasar dan harus dipenuhi. Tanpa kebutuhan ini,
manusia tidak dapat hidup.
2. Keamanan (Safety needs)
Bila kita merawat tubuh kita dengan cara berolaharaga yang baik kita bisa yakin
bahwa kita akan hidup lebih sehat tanpa gangguan fisik. Ini adalah motivasi yang
paling mendasar. Hal itu dapat dilihat dari aktivitas olahraga seperti fitness,
bermain bola basket, tenis dan bersepeda.
3. Kebersamaan (Social needs)
Kebutuhan akan kebersamaan dinyatakan dalam keinginan untuk bersama-sama
dengan sahabat-sahabat dan keluarga untuk menjadi bagian kelompok dan bagian
kebersamaan. Orang adalah makhluk sosial, mereka ingin berkomunikasi dan
kontak dengan satu sama lain.
4. Penghargaan (Eestem needs)
Dua aspek terhadap motivasi ini adalah penghargaan terhadap diri sendiri dan
penghargaan terhadap orang lain. Orang juga ingin merasa dihargai, sehingga hal
ini menjadi kebutuhan tersendiri.
5. Kebutuhan intelektual (Intelektual needs)
Kebutuhan untuk memperoleh pemahaman dan ilmu pengetahuan. Orang juga
membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya.
6. Kebutuhan estetik (Aesthetic needs)
Kebutuhan akan kecantikan dan keseimbangan. Orang juga menginginkan
penampilan yang menarik. Dengan olahraga, seorang pria dapat memiliki tubuh
yang atletis dan seorang wanita dapat memiliki tubuh yang kurus.
7. Aktualisasi diri pribadi (Self-actualisation)
Aktualisasi diri pribadi melibatkan sesuatu yang benar bagi sifat alami seseorang
untuk pemenuhan secara personal dan mencapai suatu kemampuan atau bakat.

Motivasi berasal dari keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan-


kebutuhan tersebut. Kebutuhan akan olahraga merupakan suatu motivasi.
Motivasi yang timbul dalam masyarakat turut mengembangkan industri olahraga.

BAB 3.
METODE PENULISAN

Dalam penulisan karya tulis ini digunakan metode diskriptif analisis


dengan menggunakan kajian literatur dan hasil penelitian terbaru. Kajian ini
dimaksudkan untuk mendapatkan konsep-konsep teoritis dan melakukan kajian
mengenai masalah yang sedang diangkat agar dapat disintesis sebuah pengetahuan
yang benar dan baru. Konsep-konsep teoritis dan hasil penelitian terbaru diperoleh
dari literatur atau referensi yang relevan dengan masalah yang sedang dianalisis
baik dari media cetak maupun media elektronik.
Dalam penulisan ini, setiap kajian selalu berdasarkan kajian ilmiah dan
taat hukum ilmiah dengan memperhatikan aspek-aspek yang terkait secara
komprehensif tetapi terarah, sesuai dengan masalah yang dianalisis. Penarikan
kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pembahasan masalah yang dilakukan
secara terperinci dan bersifat terbuka terhadap penemuan-penemuan yang
mungkin didapatkan pada masa yang akan datang.
Pembahasan yang dilakukan mengarahkan pembaca untuk memahami
tentang terapi bersepeda dapat meningkatkan kualitas hidup penderita
osteoarthritis serta mempengaruhi motivasi masyarakat dalam bersepeda.
Pembahasan ditekankan pada motivasi masyarakat dalam bersepeda dapat
mendorong berkembangnya industri olahraga khususnya olahraga sepeda.
Diharapkan hasil pembahasan yang didapatkan lebih terstruktur dan terperinci
agar nantinya dapat dikaji lebih lanjut untuk mencapai suatu gambaran yang jelas
mengenai topik yang sedang dibahas secara holistik dan mendalam sehingga dapat
dijadikan suatu teori yang dapat dijadikan sebagai literatur dalam dunia
kedokteran maupun dunia olahraga dalam memperbaiki kualitas hidup manusia.

BAB 4.
ANALISIS DAN SINTESIS

4.1 Osteoarthritis Menyebabkan Penurunan Kualitas Hidup Penderitanya


Osteoarthritis berdampak pada penderita secara fisik maupun psikis.
Secara fisik, penderita terbatas dalam melakukan aktivitas sehingga pekerjaannya
menjadi terbatas. Fisik yang terganggu tersebut juga dapat berpengaruh terhadap
psikis penderita seperti timbulnya kecemasan karena tidak bisa beraktivitas seperti
sebelum menderita osteoarthritis. Kecemasan tersebut lama-lama akan berubah
menjadi depresi karena adanya perasaan membebani orang lain.

4.2 Terapi Bersepeda Memperbaiki Kualitas Hidup Penderita Osteoarthritis


Salah satu penanganan osteoarthritis yaitu dengan terapi fisik. Terapi fisik
membuat penderita dapat beraktivitas seperti biasanya. Terapi fisik pada penderita
osteoartritis dapat berupa olahraga ringan seperti bersepeda. Terapi fisik dapat
membantu penderita osteoarthritis dalam melatih pergerakan tubuhnya agar
aktivitas menjadi lebih leluasa karena terjadi perbaikan dalam lubrikasi sendi
maupun nutrisi sendi penderita osteoarthritis. Keseimbangan otot dan sirkulasi
menjadi lebih baik serta terjadi peningkatan kekuatan dan stabilitas penderita.
Postur penderita yang semula buruk juga dapat diatasi dengan terapi fisik.
Perbaikan penderita osteoarthritis dengan terapi, tidak hanya pada fisik tetapi pada
psikisnya juga, hal ini disebabkan olahraga dapat mengurangi stress. Perbaikan
fisik juga dapat memberikan rasa percaya diri dan kemandirian pada penderita
sehingga berdampak baik pada kondisi psikis penderita.
Terapi fisik dengan bersepeda juga memiliki keuntungan tambahan yaitu
mengurangi kecelakaan lalu lintas yang fatal, meningkatkan kontak sosial,
mengurangi polusi udara dan ramah lingkungan. Peningkatan kontak sosial dapat
terjadi disebabkan dengan bersepeda, seseorang dapat mengenali pengguna sepeda
sehingga dapat bertukar sapa. Pengurangan polusi udara disebabkan sepeda tidak
menghasilkan karbon yang mencemari udara sehingga lebih ramah lingkungan.
Hal ini dapat membantu dalam mengatasi global warming juga mengurangi
penggunaan minyak sebagai bahan bakar transportasi sehingga berdampak pada
ekonomi pengguna. Pengguna sepeda juga tidak perlu khawatir dengan kemacetan
karena sepeda dapat menerobos kemacetan. Tempat parkir sepeda tidak
memerlukan ruangan yang luas seperti tempat parkir mobil sehingga lebih
menghemat tempat.

4.3 Hubungan antara Peningkatan Kualitas Hidup Penderita Osteoartritis


dengan Motivasi Masyarakat dalam Berolahraga
Osteoartritis merupakan penyakit yang diderita oleh orang yang menginjak
usia lanjut, orang yang memiliki berat badan berlebih (obesitas) maupun orang
yang memiliki kebiasaan (life style) yang buruk. Kualitas penderita osteoartritis
dapat menurun karena keterbatasan mereka untuk bergerak bahkan kurangnya
kemandirian sehingga menimbulkan stress. Apabila kondisi para penderita
osteoartritis dapat meningkat dengan bantuan olahraga, hal tersebut dapat
menimbulkan dampak positif seperti :
1. Dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat bahwa olahraga
memberikan dampak yang baik bagi orang yang sakit bahkan mencegah
penyakit dan meningkatkan kondisi tubuh pada orang yang sehat
2. Meningkatkan motivasi masyarakat pada umumnya dan motivasi penderita
osteoartritis secara khusus untuk berolahraga
3. Memberikan contoh bahwa penderita osteoartritis yang umumnya berusia
lanjut dapat berolahraga dan memberikan semangat pada generasi muda
untuk berolahraga dan tidak kalah dengan orang yang sudah tua
4. Keluarga penderita dapat merasakan dampaknya secara langsung seperti
perbaikan kondisi penderita osteoartritis yang tidak membebani keluarga.
Penderita osteoartritis juga dapat memberikan dorongan agar keluarga
dapat berolahraga bersama-sama sehingga memberikan waktu keluarga
untuk berolahraga sambil berekreasi. Juga menciptakan keluarga yang
sehat.
5. Dapat memberikan perkembangan bagi industri olahraga dengan
bertambahnya ide-ide untuk pengadaan event olahraga keluarga maupun
olahraga bersama masyarakat. Bertambahnya motivasi masyarakat juga
dapat meningkatkan konsumsi masyarakat akan olahraga dan peralatan
olahraga.
6. Dapat memberikan lowongan untuk menjadi penerapi (physical
theraphists) pada penderita osteoartritis

Dampak positif yang ditimbulkan dari peningkatan kualitas hidup


penderita osteoarthritis yaitu peningkatan motivasi masyarakat dalam berolahraga.
Motivasi olahraga itu penting, karena tanpa motivasi, olahraga menjadi tidak
menyenangkan sehingga manfaat berolahraga itu lebih terasa pada orang yang
termotivasi untuk berolahraga dibandingkan dengan yang tidak termotivasi.
Dengan adanya motivasi berolahraga masyarakat tidak perlu malas untuk
berolahraga bahkan bila motivasi berolahraga tersebut ditunjang dengan fasilitas
olahraga yang memadai, hal tersebut dapat memengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Apabila motivasi masyarakat terhadap olahraga meningkat, hal
tersebut dapat membuat perbaikan masalah kesehatan yang sering terjadi di
masyarakat sehingga tercipta Indonesia yang benar-benar sehat.
Telah disebutkan dalam bab I, bahwa motivasi manusia bermacam-
macam. Motivasi bagi penderita osteoarthritis untuk berolahraga adalah
pemenuhan kebutuhan keamanan, penghargaan, serta kebutuhan estetik.
Pemenuhan keamanan maksudnya adalah pemenuhan terhadap rasa aman yang
didapatkan penderita karena dapat mengurangi rasa nyeri. Kebutuhan akan
penghargaan didapatkan dari penghargaan terhadap diri sendiri karena kembalinya
rasa kemandirian dan percaya diri. Kebutuhan estetik juga didapatkan penderita
osteoarthritis karena olahraga dapat memperbaiki postur tubuh. Motivasi dari
penderita osteoarthritis dapat memacu motivasi dalam masyarakat karena
pemenuhan kebutuhan masyarakat tidak hanya keamanan, penghargaan dan
estetik, tetapi juga dengan pemenuhan kebutuhan kebersamaan dan aktualisasi
diri. Kebersamaan didapatkan dari kebersamaan masyarakat dengan para
penderita osteoarthritis dan setelah semua pemenuhan terpenuhi dapat terwujud
pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri.
4.4 Hubungan antara Peningkatan Motivasi Masyarakat dengan
Perkembangan Industri Olahraga
Peningkatan kualitas hidup penderita osteoartritis dapat memberikan
dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap motivasi masyarakat
untuk berolahraga bahkan untuk terciptanya atlit amatir dalam bersepeda.
Motivasi tersebut dapat memberikan dampak positif bagi indutri olahraga seperti
industri pembuatan sepeda karena terciptanya kebutuhan masyarakat untuk
membeli sepeda. Serta industri dalam pembuatan helm bagi pengguna sepeda
sebagai pelindung. Juga dapat tercipta event lomba olahraga sepeda bagi atlit
profesional maupun amatir juga lomba olahraga sepeda sambil berwisata bagi
masyarakat.

BAB 5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah ditulis sebelumnya, maka dapat disimpulkan
1. Gejala osteoarthritis dapat membatasi gerakan maupun aktivitas sehingga
dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.
2. Terapi bersepeda dapat memperbaiki keadaan penderita osteoarthritis.
3. Peningkatan kualitas hidup pada penderita osteoarthritis dapat
meningkatkan motivasi masyarakat untuk bersepeda.
4. Perkembangan industry olahraga dapat dipengaruhi oleh motivasi
masyarakat dalam olahraga sepeda.

5.2 Saran
Penulis berharap agar perindustrian olahraga di Indonesia dapat
mengadakan event olahraga sepeda bagi masyarakat. Hal itu dapat ditunjang
dengan adanya iklan contohnya brosur yang berisi keuntungan bersepeda bagi
kesehatan fisik terutama dalam mencegah maupun mengobati osteoarthritis untuk
memberikan pemahaman lebih terhadap masyarakat tentang pentingnya
bersepeda. Industri yang turut berperan seperti industri pembuatan sepeda maupun
helm turut terpicu untuk mengeluarkan inovasi baru sehingga masyarakat lebih
tertarik dengan olahraga sepeda.

DAFTAR PUSTAKA
Australian Physiotherapy Association. 2003. Arthritis : Physiotherapy. Available
from URL : http://www.movephysio.com.au/self-care-tips/arthritis.pdf

Australian Physiotherapy Association. 2001. Knee Joint Osteoarthritis Position


Statement. Available from URL :
https://apa.advsol.com.au/staticcontent/staticpages/position_statements/mpa/knee
OAsummary.pdf

Canadian Physiotherapy Association. 2009. Information : Osteoarthritis.


Available from URL : http://www.telmagrant.ca/ExerciseSheets/CPA%20Info
%20Sheets/Osteoarthritis%20Info.pdf

Wachjudi, Rachmat G. 2007. Osteoartritis : Alias Pengapuran Sendi. Available


from URL : http://www.interne-
rshs.com/home3/kasus/artpeny/Osteoartritis_pengapuran.pdf

National Institute for Health and Clinical Excellence. 2008. Ostearthritis: The
Care and Management of Osteoarthritis in adults. Available from URL :
http://www.nice.org.uk/nicemedia/pdf/CG59NICEguideline.pdf

Madina, Deasy S. 2007. Nilai Kapasitas Vital Paru dan Hubungannya dengan
Karakteristik Fisik pada Atlet Berbagai Cabang Olahraga. Available from URL :
http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/NILAI
%20KAPASITAS%20VITAL%20PARU.PDF

Soeroso, Joewono. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Jilid II Edisi IV.
Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI.

Bloomfield, Ashley. 2000. Cycling: Your Health, the Public’s Health and the
Planet’s Health. Available from URL : http://www.cycle-
helmets.com/bloomfield.pdf

You might also like