You are on page 1of 1

Pemilu rata dikampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta telah

dilaksanakan, namun masih banyak sekali pertanyaan dibenak kita tentang jalannya
pemilu tersebut. Begitupula yang terjadi di Fakultas Saisn dan Teknologi (FST).
Kondisi pemilu di FST kali ini memang lebih rumit dibandingkan pemilu pada
tahun sebelumnya. Pada tahun ini banyak sekali kejanggalan-kejanggalan yang terjadi,
mulai dari Calon, sampai pada saat berjalannya pemilihan. Namun yang paling mencolok
dari semua kejadian-kejadian pada saat itu ialah penyataan Calon Wakil Presiden BEMJ
MIPA dari partai PIM. Dia mengaku kepada temannya yang kebetulan kader PMII di
MIPA bahwa dirinya telah dipaksa mencaji calon dari partai tersebut, bahkan ia pernah
diteror oleh salah satu kader dari partai yang menginginkan dirinya menjadi calon wakil
presiden, “sampai-sampai untuk spanduk kampanye mereka mengambil dan mengedit
foto saya secara diam-diam” ucapnya.
Kasus tersebut segera dilaporkan oleh kader PPM kepada KPU, dengan maksud
agar suara dari calon presiden tersebut dibatalkan dan di eliminasi dari pemilu. Dan calon
presiden yang dinaikan oleh PPM dapan mendapatkan kursi presiden di MIPA, namun
tidak disangka, perjuangan kader-kader PPM menjadi sia-sia, hal itu disebabkan karena
partai yang bersangkutan tidak mengakui jika ada kadernya yang memaksa salah satu
calon. Bahkan mereka telah mengganti calon wakil presidennya sebelum melakukan
pemilihan. Inikah partai yang mengatasnamakan Islam dalam kampanyenya…???
Alhasil mereka memenangkan kursi kepresidenan MIPA, tetapi kekecewaan
kader PPM tidak bertahan lama, karena hasil yang dicapai pada saat penghitungan suara
untuk kursi kepresidenan BEMJ TI/SI, PPM dapat mempertahankan posisi yang sudah 7
kali depegang berturut-turut oleh PPM.hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kader-
kader PPM Saintek.

You might also like