Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi korosi logam berdasarkan indikator dengan menunjukkan daerah
yang bersifat anodik dan katodik pada logam yang homogen,
2. Menuliskan reaksi katodik dan anodiknya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sedangkan pada daerah yang berwarna pink sebagai katoda terjadi pembentukan OH-
(reduksi air) menurut reaksi :
3 Fe + K2[Fe(CN)6] 3Fe2[Fe(CN)6] + 4K
Indikasi pada dua logam yang berbeda potensial sebagai contoh baja karbon rendah
dengan Zn. Jika kedua logam tersebut dihubungkan dengan kawat tembaga dan ditempatkan
dalam cawan petri yang berisi larutan yang akan dijelaskan pada bahan dan alat maka terlihat
indikasi-indikasi sebagai berikut.
Pada logam baja karbon rendah terbentuk warna pink, sehingga pada baja karbon
rendah terjadi reaksi pembentukan OH-. Menurut reaksi :
Sedangkan pada logam Zn terbentuk warna putih, artinya terjadi reaksi oksidasi :
2 Zn + K2[Fe(CN)6] Zn2[Fe(CN)6] + 2K
(warna putih)
BAB III
METODOLOGI
Alat :
Cawan petri
Hot plate
Gelas kimia 250 ml 2 buah
Thermometer
Bahan:
2 gr agar-agar
0,06 gr Kalium Ferricyanida
0,06 gr Kalium Ferrocyanida
0,1 gr garam NaCl
Phenolptealin 3 cc
Persiapan Spesimen
p
c
n
h
b
u
q
a
l
m
0
5
2
t
s
e
d
r
Persiapan Larutan
PENGOLAHAN DATA
Hari
Gambar Pengamatan
ke-
1
Mulai terbentuk warna pink di sekitar
logam Cu
Mulai terbentuk warna hijau tua dan
sedikit warna pink di sekitar logam Fe
2
Warna pink yang terbentuk di sekitar
logam Cu semakin meluas
Warna hijau tua yang terbentuk di sekitar
logam Fe semakin meluas dan warna
pink yang terbentuk semakin berkurang
3
Warna pink yang terbentuk di sekitar
logam Cu semakin meluas
Warna hijau tua yang terbentuk di sekitar
logam Fe semakin meluas dan tidak ada
warna pink yang terbentuk
Pada studi korosi logam kali ini, digunakan logam Fe dan Cu sebagai objek yang
diamati. Indikator yang digunakan adalah phenolphtalein, kalium ferrocyanida, dan kalium
ferricyanida. Penggunaan indikator phenophtalein akan mengidentifikasi pembentukan OH-
pada katodik dengan warna pink, sedangkan ferrocyanida dan ferricyanida menunjukan
pembebeasan Fe2+ dan Fe3+di anodik dengan warna biru.
Setelah dilakukan pengamatan selama 3 hari, dapat diketahui logam mana yang
mengalami korosi terlebih dahulu. Di sekitar logam Cu muncul warna pink. Hal itu
menunjukkan bahwa pada logam Cu terjadi reaksi reduksi dan bersifat katodik. Selain itu, di
sekitar logam Fe muncul warna hijau tua yang menunjukkan bahwa logam mengalami reaksi
oksidasi dan bersifat anodik. Seiring dengan berjalannya waktu, warna yang terbentuk di tiap-
tiap logam pun semakin jelas. Dari pengamatan, dapat dikatakan bahwa logam Fe mengalami
korosi terlebih dahulu dibanding logam Cu. Hal itu menunjukkan bahwa logam Fe dapat
digunakan sebagai anoda korban dalam proteksi katodik. Logam Fe memiliki potensial yang
lebih rendah dibanding logam Cu. Reaksi yang terbentuk :
3.3 Kesimpulan
1. Logam Fe pada percobaan pertama berperan sebagai anoda korban pada proses
proteksi katodik. Reaksi yang terjadi :
Anodik : Fe Fe2+ + 2e-
Katodik : Cu2+ + 2e- Cu
Reaksi sel : Fe + Cu2+ Fe2+ + Cu
2. Terjadi reaksi oksidasi pada logam Fe yang mengalami perlakuan mekanik dan reaksi
reduksi pada bagian logam Fe yang tidak mengalami perlakuan mekanik. Reaksi yang
terjadi :
Anodik : Fe Fe2+ + 2e- (x2)
Katodik : 2H2O + O2 + 4e- 4OH- (x1)
Reaksi sel : 2Fe + 2H2O + O2 2Fe2+ + 4OH-
DAFTAR PUSTAKA
Jones, Denny A, 1992, Principle and Prevention of Corrosion, New York : Mamillan
Publishing Company.
Tonapa, Yunus. 2006. Penggunaan Indikator untuk Studi Korosi Logam. Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Sumber internet :
__________. http://www.bio-architettura.org/id/articoli/122.html. Korosi Bahan Logam.
Diakses pada 04 Oktober 2010.
__________. http://id.wikipedia.org/wiki/. Proteksi Katodik. Diakses pada 04 Oktober 2010.