You are on page 1of 27

Kegagalan Wirausaha

Artikel Peserta Lomba Media BilHikmah


Penyelenggara: MediaMuslim.Info dan MediaMuslim.Org
Sebagian orang berpendapat belajarlah dari keberhasilan seseorang sedangkan sebagian lagi
berpendapat belajarlah dari kegagalan orang lain.

Yang kecil2, Kerambah Ikan.


Pernah mencoba usaha dari yang kecil2 sesuai kemampuan yang ada dimulai dari ikan mas dan
gurame, di tempatkan di kerambah sungai yang air mengalir biar lebih cepat besar dengan
mengambil bibit dari Cirawingin Sukabumi yang sudah berhasil membesarkan perikanan dan
sekarang membuat bibit pula. Pembeli akan jemput bola jika panen nanti tapi sebelum panen
tinggal beberapa saja yang ada, katanya tidak ada yang jagain tapi teman lain yang buat
perjanjian sama penjaga mengalami hal yang sama… katanya ada yang ambil atau ada yang
tidak jujur nih. Disamping itu pembeli juga tidak kunjung ada. Selang setahun bubarlah
perkerambahan ikan.
Ternyata masih ada yang penasaran buat pembibitan di Sukabumi dengan perhitungan dan relasi
yang lebih matang, danapun jauh lebih besar namun berakhir tidak jauh berbeda alias gagal.

Yang Gede, Bisnis Batu Bara.


Beberapa tahun kemudian datanglah seseorang yang konon mantan pengusaha batubara yang
tadinya sudah sangat berhasil gagal karena moneter 1998 dolar melambung tinggi kurang
perhitungan, dia kontrak dengan keluarganya di komplek rumah. Awalnya penghuni komplek
memang akrab selama ini, sering berkumpul membicarakan kehidupan komplek dan sekitarnya
serta di selingi acara makan2 di taman. Begitu juga si mantan pengusaha ini di undang… maka
suatu hari muncul lah ide si mantan ini agar persatuan ini bisa berwirahusa berdasarkan relasi,
kemampuan serta pengalamnya dengan iming akan berhasil. Dihitung2 dan dikaji maka dana
terkumpul dari yang biasa ngumpul kecuali si mantan karena sudah bankrut maka Perusahan
Terbatas (PT) langsung segera terbentuk. Kantor terbentuk dengan segala fasilitasnya, kontak
dan terbang ke Kalimantan, Singapore dan Thailand sampai ikut tender ke Sinar Mas group
pengadaan batu bara. Bulan ke bulan ternyata terjun di dunia bisnis spt itu penuh permainan
dan resiko yang cukup besar dan si pengontrak pun menghilang. Akibat terburuk bukan
hilangnya uang yang ada tapi hilangnya kepercayaan dan keakraban selama ini antar penghuni
komplek bahkan ada rekan yang berkelanjutan mengalami rentetan akibat musibah ini.

Yang sedang2 dan sendiri saja.


Keluhan dari kanan kiri tidak bekerja membuat berfikir ulang agar bisa membuka lapangan
pekerjaan ketimbang nepotisme ke perusahaan. Alhamdulillah rezeki dari Allah masih bisa
menyisihkan dana dari penghasilan maka berfikir jenis usaha apa yang lebih aman dan tidak
mengajak orang lain karena mengingat dampak usaha sebelumnya. Buat komitmen dengan si
pelaksana harian ternyata bengkel motor pilihannya. Beberapa bulan mencari lokasi didapatlah
kontrakan tidak jauh dari rumah dan pas di jalan raya yang boleh dikata 24 jam hilir mudik
kendaraan2 dan sainganpun belum ada dengan perhitungan keuntungan service. Mengingat
masih baru maka tidak ada target untuk si pelaksana harian memberikan keuntungan,
dipersilahkan untuk di kelola dan pendapatan harian bisa dia gunakan sebagian untuk
kehidupannya sebagian untuk membesarkan usaha. Bulan ke bulan hingga tahun ke 5 tidak ada
peningkatan yang berarti walau modal terus di tambah, alasan pelaksana butuh spare part yang
banyak agar pengunjung datang lebih, masalahnya mau berapa banyak ditambah lagi kemana
saja keuangan service yang katanya tidak cukup menenutupi operasional, lebih rumit lagi
mulai tumbuh bengkel2 baru dan bahkan pemodal besar bermain dengan franchise-nya. Bubarlah
semuanya tanpa menyicip sedikitpun modal yang sudah di tanam. Analisa sementara untuk buka
bengkel mesti sangat besar modal serta jaringan pendukungnya.

Dari pengalaman di atas menunjukan faktor ketidak jujuran, kurangnya usaha yang gigih ataupun
lingkungan yang tidak kondusif untuk persaingan yang sehat bercampur membuat kegagalan ini.

Tapi alhamdulillah rezeki tidak kemana2, masa2 itu si punya kontrakan mengusulkan untuk di
beli, boleh di cicil dan sekarang telah dapat di lunasi dengan hasil menyisihkan penghasilan
lainnya. Bagaimanapun juga Allah telah menetapkan rezeki itu tidak hilang… masih ada. Bisa
jadi kalau saya tidak buka bengkel, uang penghasilan tadi bisa jadi terhambur tidak menentu
walau secara nominal nilai investasi merugi dan lebih lagi masih di beri kesehatan dan iman.

Silahkan siapa yang mau berwirausaha.. mau belajar dari yang gagal atau dari yang berhasil…
yang penting tetap bersyukur dan bersabar apapun hasilnya…
Mas Stephanus Osa, wartawan senior Kompas menghubungi saya untuk menanyakan beberapa
hal seputar bisnis internet dan blogging yang saya geluti. Berikut adalah petikan wawancara
tertulisnya:

Bagaimana Anda tertarik untuk usaha sekolah blogger? Awal mulanya gimana sih…

Saya mengenal aktivitas blogging sejak penghujung tahun 2005. Waktu itu mulanya saya
ngeblog hanya untuk mempublikasikan tulisan sendiri, baik berupa opini, puisi maupun catatan
harian sederhana. Ngeblog-nya juga masih di layanan gratisan. Pergulatan dengan aktivitas
blogging semakin meningkat ketika saya mulai tertarik untuk membuktikan kebenaran berbagai
promosi di internet bahwa orang bisa dapat penghasilan dari internet.

Nah, sejak awal 2007, saya mulai mengenal dunia blog advertising – salah satu ceruk make
money blogging – melalui program Pay-Per-Click (PPC), yaitu google adsense. Namun,
penghasilan demi penghasilan saya yang waktu itu mencapai $1000 USD per bulan, lebih banyak
yang gagal saya cairkan karena ternyata melanggar term of services layanan google adsense.
Maklumlah karena saat itu saya masih sangat baru dengan pengetahuan pas-pasan dan bahasa
Inggris yang payah.

Karena tidak kunjung berhasil dengan Google adsense, maka saya mencoba sebuah program lain
dalam make money blogging, yaitu program paid review. Nah, inilah ceruk penghasilan nyata
yang saya dapatkan dari internet pertama kalinya. Saat itu pertengahan 2007, saya sudah
mengoleksi lebih dari 50 blog komersil berbahasa Inggris, tetapi semuanya masih dari layanan
gratisan di blogspot.com

Hingga akhirnya sedikit demi sedikit penghasilan itu saya kumpulkan di akun Paypal saya
(Paypal adalah media pembayaran online terbesar dan paling banyak digunakan di dunia
internet), hingga mampu membeli sendiri hosting dan domain berbayar.

Awal Jan 2008, boleh dibilang saya sedang memasuki sebuah tahap awal make mony blogging
secara lebih profesional karena sudah punya hosting dan sebuah domain sendiri. Januari 2008
adalah bulan lahirnya blog personal saya astaqauliyah.com

Perjalanan bisnis make money blogging saya terus berkembang, hingga penghujung 2008.
Seorang teman menyodorkan formulir pendaftaran program Lomba Wirausaha Muda Mandiri
2008. Awalnya saya menolak dengan alasan bahwa usaha yang saya geluti tidak nyata dilihat
oleh masyarakat. Tetapi beberapa bulan kemudian, teman tersebut kembali menyodorkan
formulir baru (formulir lama saya hilangkan dengan tidak sengaja), dan mengisinya berdasarkan
jawaban lisan saya.

Ternyata, keikutsertaan saya di program WMM 2008 berbuah hasil yang tidak pernah
terbayangkan sebelumnya. Saya akhirnya menyabet gelar Juara II tingkat Nasional kategori
Mahasiswa. Sebuah capaian prestisius untuk bilangan bisnis online yang belum banyak diketahui
oleh publik.
Dari pengalaman ini, kepercayaan diri saya semakin meningkat dan akhirnya melahirkan ide
untuk mendirikan sekolah blogging (blogging school) dengan maksud yang sangat mulia:
memberikan kesempatan kepada anak-anak muda untuk bisa punya pendapatan dari internet.
Untuk memuluskan upaya ini, maka pada awal 2009, saya mendirikan perusahaan induk
(holdings company) untuk menaungi beberapa usaha online yang sebelumnya sudah eksis plus
beberapa usaha offline yang baru saya rintis. Perusahaan itu bernama AstaMedia Group.
Sekolah blog yang saya dirikan diberi nama AstaMedia Blogging School. Ternyata, sekolah blog
ini menjadi sekolah blog offline pertama di ASIA!

Mungkin bisa diceritakan sedikit, latar belakang pendidikannya. Kalo tidak salah ingat,
seru juga tuh cerita banting setirnya mulai dari memilih jurusan kuliah sampe akhirnya
banting setir begini?

Saya adalah mahasiswa program pendidikan klinik di Fakultas Kedokteran Universitas


Hasanuddin. Memang tidak ada latar belakang sama sekali di bidang IT dan per-blogger-an, tapi
karena aktivitas blogging begitu memikat hati saya, maka saya sangat menikmatinya, sekaligus
menjadi hobi baru yang ternyata bisa menghasilakn ribuan bahkan puluhan ribu dollar sebulan.

Sewaktu SMU saya sebenarnya bercita-cita menjadi engineer sipil. Tetapi saya menerapkan
strategi yang salah ketika mengikuti UMPTN 1999 (SPMB saat ini). Saya memilih Kedokteran
sebagai pilihan pertama, dan Teknik Sipil Unhas sebagai pilihan kedua. Saya sih memperkirakan
saya akan ‘jatuh’ pada pilihan kedua, karena tidak akan mampu bersaing dengan kompetitor lain
di Kedokteran. Eh, ternyata hasilnya berbicara lain! Saya lulus di Kedokteran Unhas. Bukan
main kagetnya saya waktu itu, dan akhirnya karena dorongan orang tua yang begitu senang
anaknya bakal jadi dokter, maka saya memaksakan diri menempuh sebuah dunia baru yang tidak
pernah saya cita2kan sebelumnya. Butuh sekitar 2 bulan untuk bisa merubah struktur cita-cita
saya sebelumnya yang ingin menjadi Insinyur. Saat kuliah saya banyak menghabiskan waktu
sebagai aktivis dan menjadi pengurus lembaga-lembaga kemahasiswaan.

Beranjak menjadi wirausaha, apa yg membuat Anda nekat berwirausaha kayak gini?

Saya senang dengan aktivitas blogging yang saya geluti. Inilah alasan mendasar kenapa akhirnya
saya memutuskan untuk fokus di bidang ini. Saya melihat peluang bisnis internet marketing dan
blog advertising di Indonesia dan dunia internasional masih sangat besar. Lagi pula, pekerjaan
ini sangat penuh dengan tantangan. Setiap waktu selalu saja ada hal-hal baru yang diproduksi
melalui internet dan itu membuat kita semakin terpicu untuk terus berkreasi dan beradaptasi.

Pendapatan dari dunia online juga terhitung tidak sedikit. Itu hanya jika dijalankan secara santai
dan tidak full time. Coba bayangkan jika kita melakukannya secara full time!

Ada juga beberapa hal yang menguatkan saya untuk fokus dengan bisnis online saat ini. Saya
secara pribadi punya impian untuk mempekerjakan ribuan orang di bawah payung perusahaan
saya AstaMedia Group dan berbagi dengan mereka. Saya hendak menjadikan AstaMedia
sebagai sebuah perusahaan online marketing dan blog advertising yang terkemuka di dunia
internasional. Dan impian saya ini pada akhirnya didukung oleh sahabat dan keluarga, yang pada
masa awal saya merintis usaha ini banyak menentangnya. Ini adalah energi besar yang sulit
padam untuk semakin maju dan sukses.

Sampai sekarang, berapa murid yang ikutan sekolah ini? Mengapa perlu mendirikan
sekolah blogger?

Saat ini kami sudah menelorkan lebih dari 100 orang alumni dengan asumsi 80% dari mereka
eksis di bisnis online hingga sekarang, dengan estimasi pendapatan minimum 2 juta per bulan.
Artinya, keberadaa kami sejak Jan 2009, khususnya di Makassar, telah berhasil membuka
lapangan pekerjaan dan penghasilan baru kepada sekitar 80-an orang, dan secara akumulatif
telah mampu mendatangkan devisa negara sebesar $16.000 USD (160-an juta) setiap bulan yang
dilakukan oleh alumni kami.

Sekolah blogging merupakan lahan alternatif bagi mereka yang ingin memiliki pendapatan dari
internet secara lebih mudah dan cepat. Bahkan, bisa saja dijadikan sebagai lapangan kerja tetap
dengan penghasilan yang mantap!

Oya, katanya ini cara cepat orang-orang bisa dapat duit. Bagaimana hitung2nya?

Siswa kami di AstaMedia Blogging School (ABS) memang diberikan jaminan/garansi 3 bulan
berpendapatan! Jadi sejak mulai program edukasi dalam kelas dan pembimbingan di luar kelas,
mereka akan kita pandu untuk memiliki penghasilan dari blog-blog mereka. Setiap siswa akan
kita berikan sebuah blog dengan kualifikasi tertentu beserta hosting gratis selama setahun.

Nah, kalau dihitung-hitung secara seksama, sebuah blog siswa ABS memungkinkan untuk
memberikan penghasilan antara 2-3 juta per bulan. Ini berasal dari hasil penjualan link (tautan),
publikasi review, dan pemasangan sejumlah iklan di dalamnya.

Nah, jika seorang siswa benar-benar memahami, mempelajari dan mengaplikasikan metode yang
kami ajarkan di kelas, mereka bahkan bisa memperoleh pendapatan jutaan rupiah setiap harinya!
Apalagi jika mereka bisa dengan seksama mereplikasi jumlah blog mereka hingga mencapai
puluhan blog.

Jika sudah mengetahui metodenya, dan menguasai mekanisme pengembangan blog yang benar,
maka seorang alumni AstaMedia Blogging School dapat saja memiliki penghasilan puluhan
bahkan hingga ratusan juta rupiah setiap bulan, dengan biaya produksi (cost) yang sangat rendah!
Henry Ford, sang kaisar di kerajaan mobil, mengatakan bahwa kegagalan merupakan kesempatan untuk
memulai kembali dengan cara yang lebih cerdas.

Oleh:
Roy Sembel, Direktur MM Finance and Investment,
Universitas Bina Nusantara
(www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel, Direktur Utama Edpro (Education for Professionals),
edpro@cbn.net.id

KEGAGALAN: BATU LONCATAN

Semua orang pasti akan menyambut datangnya sukses dengan tangan terbuka. Sebaliknya, banyak
orang akan berusaha agar tidak mengalami kegagalan. Kenyataannya, sukses dan gagal merupakan
“satu paket” yang tidak bisa dipisahkan. Lalu, mengapa kita harus takut pada kegagalan? Yang perlu kita
ketahui adalah apa yang harus kita lakukan ketika kegagalan datang. Simak yang berikut.
Jika kita sadar bahwa kegagalan itu merupakan bagian dari sukses dan kegagalan merupakan guru yang
terbaik, maka kita tidak akan takut ketika kegagalan datang.

Kegagalan merupakan bagian dari sukses


Di balik manisnya kesuksesan ada setumpuk kegagalan. Seorang bayi, ketika belajar berbicara, harus
melewati “kegagalan” dalam mengucapkan huruf, kata, dan kalimat. Sebelum seorang anak bisa berjalan,
bahkan berlari, pasti mengalami jatuh berkali-kali. Kegagalan juga dialami oleh orang dewasa. Tanyakan
saja kepada para ilmuwan. Sebelum mereka berhasil mempersembahkan karya ilmiah yang gemilang,
mereka banyak mengalami kegagalan (puluhan, bahkan ratusan kegagalan) dalam percobaan dan riset
yang mereka lakukan.
Sebelum Thomas Alva Edison menemukan bola lampu yang berhasil merevolusi kehidupan manusia, ia
melakukan banyak kesalahan dan mengalami ratusan percobaan yang gagal. Bahkan dari ratusan
percobaan tersebut, hanya satu yang berhasil membawa sukses: penemuan bola lampu. Demikian juga
dengan olahragawan, sebelum mereka berhasil membukukan sukses, mereka juga harus melewati jalan
yang sama: kegagalan. Lance Armstrong, pebalap sepeda dunia yang telah berhasil memenangkan
berbagai kejuaran dunia balap sepeda, dia juga mengalami banyak kegagalan. Ia harus mengalami jatuh
bangun dalam ratusan kali latihan yang ia jalani dalam mempersiapkan diri sebelum ikut suatu
pertandingan.
Hal yang sama juga dialami oleh para pebisnis sukses. Mereka bahkan memasukkan kegagalan dalam
rencana sukses mereka. Kegagalan mereka antisipasi dalam perjalanan meraih sukses, sehingga
mereka pun bisa mempersiapkan diri dengan baik untuk melewati jalan yang penuh kesulitan.Ketika jalan
itu berhasil mereka lalui, mereka mengambil pelajarannya dan terus melaju meraih yang mereka cita-
citakan.

Kegagalan merupakan guru yang terbaik


Banyak memang pelajaran yang kita dapat dari kesuksesan. Tapi, biasanya, pelajaran dari kegagalan
akan lebih melekat dan lebih mudah kita ingat. Santi, yang baru saja mengalami kegagalan dalam tahap
akhir interviu untuk memperoleh pekerjaan yang diidamkannya, sangat terpukul.
Ia menganalisa lagi tiap langkah yang ia lakukan selama interviu. Ternyata, setelah diamati dengan rinci,
malam sebelumnya, ia nervous, sehingga ia hanya tidur sekitar dua jam saja, dan tidak tampil prima
secara fisik ketika harus diwawancara.
Lain lagi dengan Mustafa. Dengan dibekali semangat tinggi, rencana bisnis yang menurutnya sudah
sempurna, serta dibekali uang tabungan yang berhasil dikumpulkan selama sepuluh tahun bekerja, ia
mencoba memulai usahanya sendiri. Tetapi yang ia lupakan adalah mengantisipasi “kegagalan” dalam
agenda bisnisnya. Akibatnya, ketika enam bulan pertama ia masih harus mengalami kegagalan ia tidak
siap, sehingga bisnisnya harus gulung tikar.
Setelah mengalami kegagalan yang menyakitkan. Mustafa kembali bangkit menggalang dukungan dan
mengumpulkan dana untuk memulai usaha dari awal lagi. Kali ini, belajar dari sakitnya kegagalan yang ia
alami, Mustafa memasukkan “kegagalan” dalam rencana bisnisnya, terutama pada enam bulan sampai
satu tahun pertama. Dengan perencanaan yang lebih matang, akhirnya ia berhasil meraih keuntungan.

Belajar dari Kegagalan


Henry Ford, sang kaisar di kerajaan mobil, mengatakan bahwa kegagalan merupakan kesempatan untuk
memulai kembali dengan cara yang lebih cerdas. Jadi, ketika kita mengalami kegagalan, janganlah
menganggap bahwa kegagalan itu adalah akhir dari perjalanan hidup kita. Tapi dengan adanya
kegagalan, kita mempunyai kesempatan untuk memulai kembali dengan lebih bijak.

Melaju dengan kegagalan


Malcolm Forbes, pebisnis sukses, sepertinya juga setuju dengan pernyataan Henry Ford mengenai
kegagalan. Forbes bahkan menegaskan bahwa kegagalan adalah kesuksesan jika kita mau belajar dari
kegagalan tersebut. Ilustrasi berikut yang didapat penulis dari sebuah email dan juga dikutip oleh Michael
Lum Y dalam bukunya No Failure, Only Success Delayed menarik untuk kita simak bersama: Pada suatu
hari, seorang petani yang sedang berjalan bersama keledainya, terpaksa menghentikan perjalanannya
karena sang keledai jatuh ke dalam sumur.
Setelah melihat sumur tua yang sudah tak terpakai, sang petani berpikir bahwa sumur ini sudah tidak ada
gunanya. Kemudian ia melihat ke dalam sumur. Di dasar sumur terlihat keledai tuanya yang terjatuh.
Karena menganggap bahwa sumur dan keledai tak ada gunanya, lalu sang petani mulai memanggil
beberapa teman untuk mengubur keledai dan menutup sumur tua tersebut.
Sedikit demi sedikit tanah pun mulai diuruk. Sang keledai merasa sedih karena merasa tidak dihargai
oleh tuannya. Tapi ia tidak putus asa. Tanah yang jatuh dipundaknya, digoncangnya, sehingga tanah
jatuh ke bawah. Lalu sang keledai naik ke atas tanah tersebut. Demikian seterusnya, sang keledai naik
terus.
Makin banyak tanah yang dilemparkan, makin dekat sang keledai ke permukaan, sampai akhirnya
sampailah keledai ke permukaan sumur dan berhasil loncat ke luar.
Menurut Michael Lum, kegagalan adalah tanah urukan yang berkali-kali harus kita pikul. Tetapi, jika kita
bisa memanfaatkan kegagalan dengan baik, maka kegagalan bahkan bisa kita jadikan senjata untuk
meraih kemenangan.

Belajar dan berubah dengan kegagalan


Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Kegagalan adalah awal dari suatu perubahan. Dengan
kegagalan dalam perekonomian, khususnya di bidang perbankan, Indonesia belajar untuk memperbaiki
sistem perekonomian dan perbankan yang ternyata memang sudah bobrok. Beberapa bank mengalami
perombakan dan perubahan ke arah perbaikan. Beberapa perusahaan negara dan juga swasta dilebur,
direstrukturisasi untuk mengalami perbaikan kinerja.
Jepang dan Jerman yang mengalami kekalahan dan kegagalan dalam Perang Dunia yang lalu, belajar
dari kepedihan yang mereka alami. Kedua negara ini kemudian melakukan perubahan di semua bidang
pembangunan untuk memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan politik yang hancur. Dalam beberapa
dekade saja, kedua negara ini berhasil menempatkan diri sebagai negara adidaya yang sukses hampir di
semua aspek pembangunan bangsa.

Bangkit dari Kegagalan


Sekarang kita sudah tahu bahwa kegagalan bukanlah hal yang perlu ditakutkan. Bahkan banyak hal
positif yang bisa kita petik dari kegagalan. Selanjutnya, yang perlu kita ketahui adalah langkah-langkah
apa yang perlu kita ambil jika kita harus mengalami kegagalan.
Kesadaran. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa kita sedang mengalami
kegagalan. Tanpa kesadaran ini, kita tidak bisa berlanjut ke langkah perbaikan berikutnya. Biasanya,
banyak tanda-tanda yang menyertai datangnya kegagalan, antara lain, hasil penilaian kinerja yang buruk,
masalah dalam komunikasi antardepartemen, arus kas yang terhambat, menurunnya keuntungan,
ataupun berkurangnya pelanggan secara drastis dalam kurun waktu tertentu.
Evaluasi. Setelah kita sadar bahwa kita telah mengalami kegagalan, langkah selanjutnya adalah
mengevaluasi kesalahan apa yang sudah kita lakukan. Evaluasi bisa dilakukan dengan mengurut kembali
langkah-langkah yang telah kita lakukan sebelumnya, lalu menganalisa kegagalan yang terjadi.
Kegagalan bisa saja terjadi karena faktor internal: keterampilan dan pengetahuan yang kurang, f
asilitas dan dukungan yang terbatas, sikap yang negatif, kurang komitmen, atau kurang persiapan.
Kesalahan bisa juga datang dari luar: kondisi perekonomian yang memburuk, peraturan dan perundang-
undangan baru yang tidak mendukung, atau adanya teknologi baru yang belum kita manfaatkan.
Koreksi dan perubahan. Hasil evaluasi kemudian perlu kita olah agar bisa kita gunakan untuk
mempelajari dan menentukan tindakan koreksi yang harus dilakukan dan perubahan yang perlu kita
ciptakan untuk membantu kita bangkit dari kegagalan.
Konsolidasi. Setelah tindakan koreksi dan perubahan kita susun, langkah selanjutnya adalah melakukan
konsolidasi. Konsolidasi bisa kita lakukan ke dalam ataupun ke luar, dan dengan berbagai pihak, antara
lain: atasan, bawahan, rekan sekerja, pelanggan, supplier, bahkan keluarga dan teman. Konsolidasi ini
diperlukan untuk menggalang dukungan, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan, serta menyusun
strategi sukses.
Perencanaan. Setelah konsolidasi dilakukan, perencanaan yang lebih matang pun bisa kita siapkan.
Dalam perencanaan, jangan lupa untuk mengantisipasi kendala, kesalahan, dan kegagalan yang
mungkin harus kita alami, atau bahkan yang harus kita ciptakan untuk kita jadikan batu loncatan guna
meraih sukses (seperti sang keledai yang menggunakan tanah yang dilemparkan ke pundaknya untuk
melangkah maju dan keluar dari mulut sumur).
Aksi. Perencanaan yang telah disusun harus segera diimplementasikan. Perencanaan tanpa
pelaksanaan tak ada nilai tambahnya. Jadi, setelah semuanya disusun dengan baik, langkah selanjutnya
adalah melaksanakannya, yaitu melakukan aksi, setelah itu barulah kita bisa memetik hasilnya.
Soichiro Honda, Thomas Edison, Rupert Murdock, Albert Einstein adalah orang-orang yang meraih
sukses di bidang masing-masing melalui berbagai kegagalan. Mereka sudah membuktikan bahwa
kegagalan berada dalam satu paket dengan kesuksesan. Mereka juga telah banyak memperoleh manfaat
dari serangkaian kegagalan yang mereka alami. Jadi, jika kegagalan datang, kita tidak perlu patah
semangat, pastikan bahwa kita memetik manfaat dari kegagalan dan menggunakannya sebagai batu
loncatan untuk meraih sukses.
Anda sedang mencari peluang waralaba? Dalam daftar waralaba biasanya waralaba alfamart
dan waralaba makanan termasuk banyak diminati. Selain perlu memahami pengertian
waralaba, sebaiknya anda juga perlu mencermati perjanjian waralaba sebaik mungkin. Berikut
dikutipkan satu artikel resensi buku tentang menjadi kaya lewat waralaba yang ditulis Amir
Karamoy.

Jika Anda seorang pendatang baru dalam industri yang sudah mapan, Anda harus memiliki
keunikan atau kelebihan yang diminati oleh pasar. Tanpa itu, perjuangan Anda menembus pasar
akan sangat berat. Soalnya, masyarakat cenderung memilih suatu produk barang atau jasa
berdasarkan brand yang telah dikenal reputasi dan citranya demi jaminan kualitas yang
ditawarkan.

Penelitian juga menyebutkan kebanyakan perusahaan baru mengalami kegagalan pada tahun-
tahun pertama. Tapi, jangan pesimistis dulu. Model bisnis waralaba atau franchise bisa menjadi
pilihan solusi bagi para wirausaha yang ingin terjun ke pasar namun belum memiliki brand yang
layak bersaing di pasaran.

Sistem waralaba dapat menghindarkan dari risiko kegagalan ketika memulai bisnis baru. Karena
terwaralaba atau pihak yang menggunakan atau memanfaatkan merk yang sudah dikenal, tinggal
menjalankan konsep bisnis yang mapan yang telah dirumuskan oleh pihak pewaralaba (pemilik
brand). Selain itu, sebagai tanggung jawab terhadap reputasi perusahaan, pihak pewaralaba wajib
memberikan dukungan penuh diantaranya dalam hal manajemen, teknis, operasional dan
standardisasi atau kontrol kualitas (seperti pasokan bahan baku, peralatan, training), pemilihan
lokasi, periklanan, pemasaran bahkan promosi.

Akan tetapi, perlu dicamkan pula waralaba bukanlah jaminan sukses, melainkan hanyalah
seperangkat peralatan untuk sukses. Juga, tidak semua pewaralaba cocok dijadikan mitra yang
akan mendukung kemajuan terwaralaba. Begitu juga sebaliknya, tidak semua terwaralaba
mampu menjalankan bisnis waralaba sesuai yang diharapkan pemilik brand. Dalam buku ini,
penulis mencantumkan aspek-aspek yang harus dicermati dalam memilih calon pewaralaba
maupun terwaralaba.

Anda mungkin akan bertanya apa keuntungan pemilik brand menjalankan bisnis dengan model
waralaba, dimana chance pembajakan sangat tinggi. Sebagai konsultan waralaba nasional dan
sering bekerjasama dengan konsultan internasional, penulis melihat hal ini bukan sesuatu yang
perlu dikhawatirkan karena rahasia usaha (dagang) dilindungi oleh hukum. Misalnya pun suatu
resep dibajak dalam industri makanan, maka ia tidak akan mampu bersaing dengan merk asli
yang telah dikenal konsumen.

Ketika suatu perusahaan pemilik brand terkenal dihadapkan pada keharusan untuk ekspansi
pasar, model bisnis waralaba bisa jadi merupakan pilihan tepat. Selain tidak perlu mengubah
struktur manajemen perusahaan, sistem waralaba akan menghemat biaya ekspansi dibandingkan
membuka cabang sendiri yang membutuhkan investasi besar. Dengan waralaba yang dilakukan
secara serentak ke berbagai daerah, pewaralaba (pemilik brand) dapat menembus pasar dan
menyerap serta melipatgandakan pasar secara cepat, dengan mengalihkan risiko bisnis kepada
pihak terwaralaba.
Selain itu, dengan memberi kesempatan pada pihak terwaralaba yang telah mengenal baik
lingkungan bisnisnya, ide-ide inovatif yang sesuai dengan pasar lokal akan muncul (misalnya
penambahan menu nasi di McDonald Indonesia yang disesuaikan dengan pola makan penduduk
setempat). Dan yang pasti, bisnis waralaba akan menjadi sumber pendapatan rutin bagi pemilik
brand yang didapat dari fee dan royalti.

Sedangkan keuntungan yang didapat oleh pihak terwaralaba adalah hematnya biaya persiapan
dan awal usaha karena konsep bisnis yang mapan telah dirumuskan oleh pihak pewaralaba.
Biaya promosi yang harus dikeluarkan juga sangat minim karena konsumen telah mengenal
brand tersebut sehingga tidak perlu bersusah-payah menaikkan citra produk atau jasa yang
ditawarkan. Bayangkan dan bandingkan berapa biaya promosi dan marketing yang perlu Anda
keluarkan jika harus mempromosikan brand baru dari nol.

Dalam buku ini penulis menyebutkan bahwa waralaba merupakan sistem usaha yang Islami dan
berbasis syariah dengan prinsipnya yang luhur, dimana pihak terwaralaba sebagai mitra bisnis
ikut mencicipi keuntungan dan kesuksesan si pemilik brand (pewaralaba). Idealnya, perusahaan
pewaralaba menjadi besar dengan membagi keuntungan kepada pihak lain, atau dengan kata lain
perusahaan menjadi besar dengan cara membesarkan pihak lain.

Terlepas dari gaya tulisan yang kurang sistematis — karena buku ini ditulis sebagai jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan seputar waralaba sehingga banyak hal yang diulang-
ulang– seluk beluk sistem waralaba berhasil dibeberkan secara menyeluruh, termasuk aspek
pembayaran, hukum, dan isu-isu kontemporer.

Nilai tambah lain buku ini adalah tersedianya direktori franchise & business opportunities di
Indonesia. Alhasil, bagi pembaca yang ingin mencoba berbisnis secara waralaba akan sangat
terbantu untuk memilih dan mengontak pewaralaba yang diinginkan.
[Artikel] Tine, Mendulang Rupiah Berbekal Idealisme

— Mendulang rupiah dengan menjadi wirausaha tak melulu harus mengorbankan idealisme ke
tangan logika bisnis. Keduanya bisa seiring sejalan. Tine Mulyatini (40) membuktikan hal itu.
Usaha kerajinan Waditra Craft menjadi pengejawantahan segumpal misi untuk mengenalkan alat
musik tradisional Sunda.

"Saya risau, tidak banyak orang yang mengetahui khazanah alat musik tradisonal Sunda.
Padahal, bentuknya unik dan menarik. Dari situ saya melihat ada peluang usaha untuk membuat
miniaturnya," tutur Tine, Rabu (7/4/2010) di lokasi sanggar Waditra Craft, Jalan Sadang Serang
Raya Nomor 8, Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Cobong, Bandung.

Waditra Craft dirintis Tine sejak 2005 dengan modal Rp 30 juta. Dia dibantu kedua adiknya,
Dadang (32) dan Ari (27), yang mahir membuat barang kerajinan dari kayu. Meski kemudian
mendirikan usaha kerajinan berbendera CV Waditra Indojaya, bisnisnya tak kunjung maju.
Maklum, kala itu Tine tidak fokus menangani bisnis karena masih bekerja sebagai sekretaris di
salah satu perusahaan tekstil di Bandung.

Baru pada 2008, saat Tine mundur dari posisinya sebagai sekretaris, usahanya perlahan
berkembang. Pilihannya untuk total menjadi wirausaha berbuah manis. Jaringan pemasaran
Waditra Craft semakin luas.

"Saat itu saya baru sadar, menjadi wirausaha tidak bisa setengah-setengah. Harus fokus. Contoh
kecil, karena kala itu saya masih kerja kantoran, saya jadi tidak bisa fleksibel menemui calon
pembeli. Padahal, calon pembeli biasanya meminta waktu ketemu saat jam kerja. Akhirnya,
banyak order gagal," Tine menceritakan pengalamannya.

Cendera mata Sunda

Kata waditra dalam bahasa Sunda berarti alat musik. Kini, Waditra Craft setidaknya telah
memiliki 10 produk miniatur gamelan Sunda, di antaranya angklung, kecapi, rebab, saron, gong,
bonang, gambang, dan kendang. Lewat tangan-tangan terampil perajin asuhan Tine, gamelan
tradisional dibuat dalam skala mini untuk dijadikan cendera mata.

Bahan baku yang digunakan ialah bambu, kulit, kayu, logam, dan serat kaca. Saat ini, Tine sudah
memiliki delapan perajin. Untuk pesanan yang tidak bisa ditangani sendiri, Waditra Craft
memiliki tiga rekanan perajin yang mampu memproduksi barang dengan kualitas sama di bawah
supervisi Tine langsung.

Seiring dengan semakin dikenalnya kerajinan Waditra Craft di masyarakat, usaha Tine yang
pernah menjadi duta seni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat pada acara Tong-tong
Fair di Den Haag, Belanda, pada 2006 ini semakin besar. Jika saat dimulainya usaha ini pesanan
hanya 10 unit per jenis, kini jumlahnya berlipat sepuluh kali menjadi 100 unit. Bahkan ia pernah
mengerjakan pesanan cendera mata dari instansi bank yang mencapai 2.000 unit.
Omzet usahanya pun terus meningkat. Kini Tine memperkirakan omzet Waditra Craft mencapai
Rp 20 juta per bulan. Dari pendapatan tersebut, laba bersih yang bisa diperoleh sekitar 40 persen
atau Rp 8 juta per bulan. Pesanan miniatur gamelan terus mengalir, mulai dari institusi
pemerintah, perbankan, hingga kalangan perhotelan. "Karena menyimbolkan budaya Sunda,
biasanya produk kami dijadikan cendera mata khas institusi mereka," ujarnya.
[Artikel] Eksotisme Tas Kulit Ular
— Ular merupakan reptil yang menakutkan bagi sebagian orang. Namun, di mata Tina Sofa (37),
ular justru memiliki nilai estetis dan ekonomis. Setelah diolah menjadi aksesori, kulit ular terlihat
eksotis dan menggiurkan untuk dimiliki. Tina sebelumnya berkarier sebagai pegawai swasta
selama tujuh tahun.

Awal tahun lalu, seorang penangkap ular datang ke rumahnya untuk meminjam uang. Tebersit
rasa iba, ia pun memberikan sejumlah uang sekaligus menanyakan tentang pekerjaan orang
tersebut. Dari situlah muncul ketertarikan terhadap ular.

Ternyata, sangat mudah menemukan ular di persawahan, perkebunan sawit, ataupun hutan. Yang
dapat ditangkap adalah yang tidak dilindungi, seperti ular sanca batik atau Python reticulatus.
Jenis ular ini memiliki motif kulit yang eksotis berwarna kuning keemasan dan kuning
kecoklatan, tetapi harga jualnya cukup tinggi.

Semula, Tina menjadi penampung ular dan kulit ular untuk dijual ke Jakarta. Belakangan, ia baru
menyadari bahwa harga kulit ular yang dijual tersebut sangat tidak sebanding jika sudah diolah
menjadi produk jadi.

Kalangan pengusaha di Jakarta dan Bali bisa menjual produk tas dan sepatu berbahan kulit ular
dengan harga belasan hingga puluhan juta rupiah per buah.

Ia pun terdorong mencari cara untuk memanfaatkan kulit ular menjadi produk siap pakai. ”Saya
langsung browsing internet tentang proses penyamakan hingga penjahitan tas dari bahan kulit
reptil,” kenang pemilik usaha CV Mitra Kencana Makmur, yang telah terdaftar di Balai
Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, itu.

Menurut Tina, sangat sulit mendapatkan tenaga kerja yang mampu menyamak kulit reptil.
Apalagi di Kota Jambi, tempat Tina tinggal sejak masa kecil, belum ada industri yang bergerak
dalam bidang tersebut. Ia pun mendatangkan tenaga penyamak dari Cileungsi, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat.

Pada uji coba awal, hasil penyamakan ternyata tidak sebaik yang dikira. Kulit menjadi keras dan
kaku. Tina begitu kecewa. Terlebih lagi, dua mesin jahit bekas yang dibelinya dari si tenaga
penyamak tersebut ternyata rusak.

Namun, Tina tidak putus asa. Ia terus menjelajahi pusat-pusat industri penyamakan kulit. Di
Karawang, Jawa Barat, ia mendapatkan seorang buruh penyamakan, yang kemudian diboyong ke
Jambi.

Untuk mengolah kulit ular menjadi produk setengah jadi yang berkualitas baik, dibutuhkan
proses penyamakan cukup panjang. ”Paling tidak, kami menggunakan sekitar 15 bahan kimia
untuk kegiatan penyamakan. Prosesnya bisa berlangsung seminggu lamanya untuk menyamak
setiap kulit,” ujar Tina.
Prosesnya memang cukup rumit. Untuk menghasilkan bahan kulit yang lentur, bersih, bebas
lemak, dan tidak amis, dilakukan perendaman berulang-ulang dengan bahan kimia tertentu.

Setelah itu, kulit diwarnai sesuai dengan selera dan digilas mesin khusus untuk membuat kulit
terlihat mengilap. Barulah kulit kemudian dijahit menjadi tas yang cantik dan terlihat eksotis.

Modifikasi dengan batik

Selain tas, Tina juga mengolah kulit ular dan biawak menjadi sepatu, dompet, sabuk, topi, sarung
telepon seluler, dan tempat kartu nama. Di rumahnya, taplak meja Tina juga terbuat dari kulit
ular.

Tina kemudian membuat tas kulit reptil yang dimodifikasi dengan batik khas jambi. Kini, ia
berencana memadukan tas kulit dengan bahan rotan dan eceng gondok.

Usaha kerajinan kulit reptil ini baru delapan bulan dijalankan Tina dengan menggunakan merek
TM (Tina Mitra). Usaha ini berkembang dengan cepat. Dalam sebulan, jumlah pesanan
mencapai rata-rata 20 tas, belum termasuk dompet dan aksesori lainnya.

Sebagian besar pesanan datang dari kalangan wanita yang gemar berbelanja. Mereka memesan
lewat internet dan ada juga yang datang langsung ke etalase tas kulit di rumahnya yang
beralamat di Jalan Adityawarman, Thehok, Kota Jambi.

Menurut Amelia Masniari, penulis buku Miss Jinjing, Pantang Mati Gaya, tas hasil produksi
Tina sangat rapi dan tidak kalah dengan tas-tas kulit ular yang diproduksi merek dunia, seperti
Adriana Castro dan Bottega Veneta.

Padahal, produk-produk berkelas internasional tersebut dijual dengan harga di atas Rp 50 juta.
Sementara Tina menjual tas kulitnya dengan harga paling mahal Rp 3 juta per buah.

Amelia pun selalu membawa Tina bersama tas-tas kulitnya, ikut roadshow peluncuran buku
ketiganya tersebut ke sejumlah kota.

Produk tas kulit reptil Tina sangat eksklusif. Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Batanghari
ini hanya membuat satu unit untuk setiap jenis dan warna. Sebagian besar pembuatan tas
didasarkan hasil pesanan.

Calon pembeli umumnya mencontoh desain produk dari luar negeri yang harganya puluhan juta
itu. ”Ada yang kami buat dengan desain sendiri. Ada juga yang mereka kasih contohnya, lalu
kami buatkan di sini. Hasilnya, mereka tetap puas karena kualitas bagus, tetapi harga jauh lebih
murah,” ujar wanita yang memiliki tujuh karyawan di bengkel tas reptilnya itu.

Sejauh ini, ibu lima anak ini belum dapat memenuhi jumlah pesanan besar. Pasalnya, jumlah
tenaga kerja yang memadai dalam bidang penyamakan dan penjahitan tas kulit sangat sulit
didapatkan. Sementara proses pembuatan satu tas bisa memakan waktu dua hingga tiga pekan.
[Artikel] Larangan izin impor bibit sapi ancam investasi
Perusahaan Australia, yang ingin mengembangkan sentra pembibitan dan penggemukan sapi
impor di Jateng, terancam gagal akibat pemerintah akan membatasi izin impor pembibitan sapi
dalam rangka swasembada daging 2014.

Satu investor Australia Robert Murdoch mengatakan proyek yang tengah dibangun di tiga daerah
di Jateng mencakup pembudidayaan sapi potong, pengembangan ternak sapi, pemotongan hewan
dan penggemukan dengan nilai investasi Rp56 miliar bakal terkendala.

Proyek peternakan itu, lanjutnya, sebagai tindak lanjut dari Central Java Infrastructure Business
Forum (CJIBF) ke- II pada 2007. Semua proyek dibangun di tiga kabupaten yakni Temanggung,
Banjarnegara dan Wonosobo. Ketiga kabupaten itu dikenal memiliki potensi untuk
pengembangan sentra produksi sapi potong. Namun, jika kebijakan pemerintah membatasi izin
impor pembibitan sapi diberlakukan, proyek tesebut akan mengalami masalah.

Menurut dia, semua proyek sektor peternakan ini murni milik pemkab setempat yang dibangun
berkerja sama dengan swasta yang berperan sebagai pengelola, sedangkan pemkab menyediakan
lahan.

Menurut dia, sapi yang akan dikembangkan di tiga daerah itu jenis Red Wagyu yang didatangkan
dari Australia, selain pembelian sperma untuk dikembangbiakkan dengan sapi lokal melalui
inseminasi buatan (IB).

Berdasarkan perhitungan, dalam empat tahun ke depan sedikitnya 250.000 ekor sapi yang
dikembangkan di Jateng setiap tahun mampu diekspor ke mancanegara, setelah pengembangan
infrastruktur sebagai pendukung selesai.

Infrastruktur pendukung yang juga tengah dikembangkan seperti rumah pemotongan hewan
sebagai pemantau persyaratan untuk pemenuhan ekspor, khususnya label halal dan standarisasi
kesehatan sapi.

Robert mengatakan pada tahap awal 50.000 ekor sapi didatangkan dari Australia dan jika satu
peternak memelihara lima ekor, peternak yang bisa diberdayakan sekitar 10.000 orang. “Itupun
kalau tidak ada kebijakan pembatasan impor bibit sapi,” ujarnya, hari ini.

Ketua Kadin Jateng Solichedi mengatakan pemerintah sebaiknya membatasi izin impor sapi
bakalan, bukan membatasi investasi pembibitan sapi yang dibutuhkan para petani ternak di
daerah, sebagai pilihan mereka untuk mendapat sapi yang terbaik.

“Langkah itu merupakan wujud perlindungan terhadap perusahaan plasma dan mendorong petani
ternak untuk meningkatkan kualitas penggemukan sapi produk peternak di berbagai daerah
sentra produksi,” ujarnya.

Dia mengatakan inseminasi buatan (IB) sapi yang dikembangkan di Indonesia kini sangat
diminati, karena sebagian besar sudah bebas penyakit ternak, justru sapi bakalan impor yang
banyak didatangkan belakangan ini kini lebih berisiko berpenyakit.

Oleh karena itu, lanjutnya, investasi di bidang pembibitan ternak sapi itu jauh lebih aman dan
sangat menguntungkan, baik bagi perusahaan maupun para petani. Mengingat harga jualnya pun
untuk pasar lokal dan ekspor semakin tinggi.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan membatasi izin impor sapi bakalan atau
pembibitan, sebagai upaya untuk mencapai swasembada sapi 2014. Saat ini Kementerian
Pertanian masih memberikan izin impor sapi sebanyak 1,1 juta ekor.

Kran impor sapi saat ini masih dibuka. Tapi kebijakan akan dirahkan dengan pembatasan jumlah
sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan data 2009, tingkat kebutuhan sapi dalam negeri 420.000
ekor, maka jumlah sapi yang diimpor sesuai dengan jumlah tersebut.

Selain membatasi jumlah sapi impor, pemerintah juga akan lebih memperketat pengawasan
terhadap impor sapi hidup maupun daging sapi, mengingat selama ini jumlah suplai sapi maupun
daging sapi impor melebihi kebutuhan masyarakat.

Solichedi mengatakan ketiga proyek yang tengah dibangun perusahaan Australia itu merupakan
bagian dari 14 proyek sektor lain yang berhasil disepakati pebisnis melalui penandatanganan LoI
pada kegiatan CJIBF ke II 2007 di Solo.(msb)
BANGKIT DARI KEGAGALAN

____________________________

Siapapun anda yang membaca artikel saya ini pasti pernah mengalami kegagalan. Masih
ingatkah anda ketika pertamakali menulis puisi? Untuk menulis puisi mungkin kita memerlukan
berlembar-lembar kertas karena kita merasa gagal dengan tulisan-tulisan pertama, kedua dan
berikutnya. Mungkin anda pernah gagal dalam pacaran, pernah kalah dalam suatu pertandingan,
pernah gagal memanfaatkan kesempatan yang sudah di depan mata atau kegagalan-kegagalan
lainnya.

Dalam sequel film Rambo yang dimulai dari First Blood (1982) dan First Blood 2 (1985), kita
bisa melihat betapa hebatnya tentara Amerika bertempur dalam perang Vietnam. John Rambo
(Sylvester Stallone) dalam perang Vietnam ini seolah-olah merupakan “ikon” tentara Amerika
sangat digdaya dan selalu memenangkan setiap pertempuran yang dilakoninya. Dalam perang
Vitenam sesungguhnya yang terjadi antara tahun 1959 – 1975, terdapat 58,000 tentara Amerika
gugur. Mereka berhasil dikalahkan oleh para Viet Cong (tentara sipil untuk mempertahankan
Vietnam Selatan). Ahli strategi militer klasik China Sun Tzu (544 – 496 SM), pernah
mengatakan bahwa tidak mungkin kita memenangkan dalam setiap medan pertempuran. Tentara
Amerika yang sangat digdaya dan mempunyai peralatan canggihpun pun bisa mengalami
kekalahan atau kegagalan.

Di era akhir 80-an kita dikejutkan dengan munculnya si leher beton Mike Tyson di khasanah
tinju kelas berat dunia. Dalam 19 penampilan pertamanya di ring tinju professional, Mike Tyson
mengalahkan lawan-lawannya maksimal dalam 6 ronde, dan 12 di antaranya diKO pada ronde
ke-1! Saat itu muncul asumsi bahwa dalam sepuluh tahun ke depan akan sulit menemukan lawan
sepadan buat Mike Tyson di planet ini. Namun siapa sangka pada tanggal 11 Februari 1990 di
Tokyo, Mike Tyson bisa dijungkalkan James “Buster” Douglas, petinju yang tidak dilirik sebelah
mata pun oleh pasar taruhan (42-1 untuk Tyson)? Dalam 35 detik di ronde ke-10 untuk pertama
kalinya Tyson mencium kanvas dan kehilangan gelar!

Dari kedua contoh di atas jelas menunjukkan bahwa kegagalan bisa terjadi pada siapa saja.
Kegagalan harus kita yakini sebagai proses yang belum sempurna, ada tahap-tahap tertentu yang
mungkin tidak kita prediksi sebelumnya atau kita lewati hanya dikarenakan kita terlalu percaya
diri. Untuk kasus Mike Tyson, dia terlalu menganggap remeh lawan dan sangat kurang dalam
persiapan menghadapi pertarungan tersebut. Hanya sayangnya James “Buster” Douglas
bukanlah petinju besar, setelah pertarungan tersebut dia langsung kehilangan gelar pada saat
mempertahankan gelar pertamanya melawan Evander Holyfield. Namun dia akan selalu
dikenang sejarah sebagai orang pertama yang berhasil menjungkalkan si leher beton! Tidak ada
manusia hidup di dunia ini dengan kesempurnaan. Seperti kurva distribusi normal, semua
dimulai dari bawah, bergerak menuju ke puncak dan pada masanya mengalami penurunan.
Semua orang pernah mengalami kegagalan.

Kesuksesan di balik Kegagalan


Pada setiap kegagalan yang kita alami, jika kemudian kita lakukan evaluasi maka akan terdapat
beberapa kesempatan-kesempatan baru untuk mendapatkan kesuksesan yang lebih besar. Siapa
yang tidak mengenal Abraham Lincoln? Lincoln sudah ditinggalkan ayahnya pada usia 8 tahun
dan ditinggal ibunya pada saat usianya 10 tahun. Kegagalan demi kegagalan di waktu mudanya
tidak membuat dirinya patah semangat. Abraham Lincoln mampu membuat kegagalan menjadi
batu loncatan antara satu kesuksesan ke kesuksesan lain. Tahun 1849 Lincoln maju menjadi
walikota namun ditolak. Tahun 1854 maju menjadi anggota senat namun gagal juga. Tapi ia
terus maju dan kembali gagal saat mencalonkan diri jadi Wakil Presiden pada tahun 1856 tetapi
gagal karena suaranya di bawah 100 pemilih. Saat mencoba masuk senat pada 1858 ia kalah lagi.
Dengan kegigihan dan keyakinan kuat, Abraham Lincoln malahan terpilih menjadi Presiden AS
ke-16 pada tahun 1860.

Anda pasti mengenal celana Levi’s bukan? Proses di balik kesuksesannya sangat menginspirasi
kita. Levi Strauss dilahirkan di Bavaria Eropa 26 Februari 1829. Ketika di San Fransisco pada
tahun 1850 lagi demam penambangan emas, dia mencoba peruntungan bermigrasi ke San
Fransisco. Akhirnya dia menjadi warga negara Amerika di tahun 1853. Mengetahui
kegagalannya menjadi penambang emas, Levi Strauss melihat justru ada peluang baru, dia
menawarkan tenda-tenda kanvas ke para penambang. Pekerja-pekerja tambang di sana justru
sangat tertarik dengan celana panjang yang dikenakannya. Kemudian dikembangkanlah celana
denim atau jeans. Bisnis barunya ini menjadi cikal bakal blue jeans “Levi’s” yang merupakan
merek pertama dan terpopuler hingga saat ini.

Kegagalan memberikan pelajaran berharga kepada kita bahwa mungkin cara yang kita tempuh
adalah salah sehingga kita bisa mengerjakan segala proses kesuksesan dengan lebih baik. Kita
juga jadi tahu resiko-resiko yang mungkin akan muncul di setiap proses dan bagaimana
menghindari resikonya tersebut. Kegagalan jika dikelola dengan baik akan membangitkan
motivasi positif dalam diri kita.

Fenomena Rudy Hartono dan David Beckham

Seorang remaja Indonesia usia18 tahun di tahun 1968, berhasil mengalahkan pemain badminton
hebat Tan Aik Huang (Malaysia) dengan score 15-12 dan 15-9 di ajang Piala All England untuk
pertama kalinya. Remaja ini bahkan setahun sebelumnya memberikan andil kemenangan tim
bulutangkis Indonesia untuk memenangkan Thomas Cup. Dialah Rudy Hartono, sang maestro
bulutangkis kita. Rudy memenangkan piala supremasi All England sebanyak 7 kali berturut-
turut dari tahun 1968-1974. Tampil 10 kali di final All England, Rudy Hartono berhasil merebut
8 kali juara. Tahun 1975 di final Rudy dikalahkan musuh bebuyutannya yaitu Svend Pri
(Denmark) dengan score 11-15 dan 14-17. Tahun 1976 Rudy bangkit dari kegagalannya dan
mengalahkan Liem Swie King di final. Tahun 1977 Rudy tidak ikut dan di tahun 1978 dia tampil
di final All England lagi meskipun akhirnya dikalahkan juniornya Liem Swie King. Selain tahun
1967, Rudy Hartono juga mengantarkan Indonesia merebut Thomas Cup 1970, 1973 dan 1976.
Kegagalan menyakitkan bagi Rudy Hartono kekalahan menyesakkannya dari Svend Pri di ajang
Thomas Cup tahun 1973 di Jakarta. Meski Indonesia mengalahkan Denmark 8-1 namun satu-
satunya kekalahan Indonesia adalah diperoleh Rudy Hartono. Bukanlah Rudy Hartono kalau
tidak bangkit kembali. Dia bangkit kembali dengan merebut 3 gelar All England setelah itu,
bahkan di tahun 1980 Rudy Hartono menjadi juara dunia mengalahkan Liem Swie King. Suatu
prestasi yang sangat sukar diulangi sampai kapanpun juga. Tidak gampang menjadi juara di
kejuaraan internasional badminton apalagi sebagai juara badminton All England 8 kali!

Contoh paling gres tentang bangkit dari kegagalan dari dunia sepakbola adalah fenomena David
Beckham. Beckham gagal membawa Inggris dalam Piala Dunia 2006. Lebih tragis lagi dia
dicoret dari timnas Inggris oleh Steve McClaren pada 11 Agustus 2006. Di Real Madrid klub
terakhir dia bercokol (hingga akhir Juni 2007) tidak pernah memasang Beckham sebagai starter
sejak itu. Fabio Capello sang pelatih malah bilang tidak akan pernah memakai Beckham lagi
setelah dia menandatangani kontrak 5 tahun sebesar 250 juta dollar US dengan klub Los Angeles
Galaxy pada 14 Januari 2007. Namun apa yang dilakukan Beckham dengan serangkaian
kegagalan dan penolakan di ujung karirnya? Beckham tetaplah seorang profesional sejati. Dia
tetap disiplin berlatih bersama teman-temannya Real Madrid di Santiago Bernabeu meskipun
namanya tidak masuk dalam line-up pemain sekalipun.

Hingga Real Madrid mengalami krisis pemain dan kegagalan beruntun dihadapi, akhirnya Fabio
Capello menarik kembali ucapannya dan memasang Beckham kembali. Hal yang luar biasa
bahwa Beckham bisa bangkit dan menunjukkan kelasnya sebagai pemain dunia yang
mengantarkan kemenangan Real Madrid di beberapa pertandingan terakhir. Malang bagi Real
Madrid, kini Beckham sudah bukan milik mereka lagi, mereka menyesal pernah melakukan
kesalahan terbesar dengan mencoretnya dalam daftar pemain. Ramon Calderon Presiden Real
Madrid berusaha menggagalkan kepergian Beckham ke LA Galaxy berapapun biayanya, namun
Beckham tetaplah pemain profesional dan tetap akan ke LA Galaxy.

Tanggal 26 Mei 2007 Mc. Claren pelatih Inggris memanggil kembali Beckham di tim nasional
Inggris setelah tim Inggris mengalami permainan buruk sepanjang awal kualifikasi piala Euro
2008. Pertandingan comeback pertama Beckham yang dilakoni melawan Brasil berhasil
dilewatinya dengan sempurna. Umpan matangnya ke John Terry mengantarkan Inggris
memenangkan pertandingan tersebut. Bravo buat profesionalisme Beckham! Dia memberikan
contoh bahwa bangkit dari kegagalan adalah suatu keharusan jika kita ingin tetap maju.

Setiap orang mengalami masa-masa perjuangan menuju sukses. Untuk mencapai kesuksesan ada
resikonya. Semakin besar resiko maka semakin besar pula tingkat kesuksesannya. Resiko
terbesar adalah kegagalan. Kegagalan adalah suatu kata yang tidak enak didengar, dan tidak
seorang pun di dunia ini yang menginginkan atau mau mengalami kegagalan itu. Kita sudah
belajar bahwa orang-orang sukses tidak bakalan sukses tanpa kegagalan-kegagalan yang
dialaminya. Orang-orang sukses beranggapan kegagalan adalah bersifat sementara bukan
permanen. Kegagalan hendaklah hanya merupakan salah satu bab dalam rangkaian buku
kehidupan kita. Kegagalan bukanlah menjadi penutup kehidupan kita, terkecuali jika kita
menyerah terlalu dini. Nah jika kita pernah mengalami kegagalan, berapapun besar tingkat
kegagalan tersebut tetaplah pantang menyerah. Ambillah sikap positif. Belajarlah dari
kegagalan, evaluasi dan lakukan action-action baru. Kita harus mampu bangkit dari kegagalan
dan menjadi pemenang di kehidupan ini!

Salam dahsyat luar biasa,


PENYEBAB KEGAGALAN TERATAS
__________________________________

Saya tahu, Anda yang rajin mengunjungi situs ini


atau member Mailing List motivasi Islami adalah orang-orang yang sedang berusaha untuk
meningkatkan kualitas hidupnya. Saya ingin Anda berhasil, oleh karena itu saya menampilkan 8
penyebab kegagalan teratas dalam proses pengembangan diri dan mewujudkan apa yang Anda
inginkan.

1. Tetap Skeptis. Orang seperti ini selalu mengatakan dalam hatinya atau juga melalui
mulutnya “ah tidak akan berhasil”, “ini bukan untuk saya”, “orang lain bisa tetapi saya
tidak akan”, “tidak mungkin”, “terlalu bagus untuk menjadi kenyataan”, dan kalimat-
kalimat lainnya. Intinya orang skpetis tidak akan pernah percaya terhadap apa yang
ditulis dan dikatakan oleh orang lain.
2. Besok Waktu Terbaik. OK, bagus, saya akan mulai besok. Ini disebut dengan menunda-
nunda. Jika hari ini mengatakan bahwa besok akan mulai, maka besok pun besar
kemungkinan akan mengatakan hal yang sama, akhirnya besok lagi, besok lagi. Tanpa
sadar dia mengatakan besok sampai 1000 kali, artinya dia menunda 1000 hari untuk
berbuat baik. Ah tidak mungkin, masak sampai 1000 hari? Pada kenyataannya, banyak
yang lebih dari 1000 hari, ada yang sampai puluhan tahun menunda untuk berbuat
baik.
3. Tidak berhasil, tidak apa-apa. Ah coba saja, berhasil syukur, tidak pun tidak apa-apa.
Banyak orang seperti ini. Katanya nothing to loose. Betulkah? Jika sejak awal sudah
seperti ini, maka kemungkinan sukses akan jauh berkurang. Yang pertama karena dia
tidak benar-benar membutuhkan keberhasilan dan yang kedua dia ragu dengan proses.
Dua hal yang justru akan menghambat sukses.
4. Ah, yang pentingkan….. Ada suatu yang aneh, setelah panjang lebar membaca sebuah
buku, akhirnya dia menutup buku dengan mengatakan “Ah, yang pentingkan ….”
Sebagai contoh, ada saudara saya yang membaca buku The Secret, kemudian saat saya
tanya tentang buku tersebut dia menjawab, “Ah yang pentingkan kita berdoa kepada
Allah”. Tidak ada yang salah dengan berdo’a, masalahnya dari dulu sudah berdo’a,
mengapa belum berhasil juga? Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan sambil
menyepelekan pelajaran yang didapat.
5. Tidak Spesifik. Sebagai contoh, saya hanya ingin bahagia. Saya ingin kaya. Kaya seperti
apa? Bukankah jika gajinya ditambah Rp 1.000 sudah lebih kaya? Tujuan yang tidak
spesifik malah akan membuat tindakan kita mengambang tidak memiliki arah yang
jelas. Saya mau ke Jakarta, Jakartanya sebelah mana? Jakarta itu luas bung!
6. Menyalahkan. Tipe orang seperti ini selalu mencari kambing hitam untuk setiap
kesalahan dan kegagalan yang dia alami. Jika selalu menyalahkan orang lain, artinya
dia selalu benar dan tidak perlu diperbaiki. Maka sampai kapan pun tidak akan pernah
ada perbaikan baginya. Dia kreatif untuk mencari alasan, saya tidak kreatif untuk mencari
solusi.
7. Cepat Menyerah. “Saya sudah mencoba!” OK, Anda sudah mencoba, berapa kali?
Tanyakan kepada Thomas Alpha Edison, berapa kali dia mencoba membuat bola lampu.
Jika dia berhenti setelah 1000 kali, dia “bisa dikatakan punya cukup alasan”. Tetapi dia
tidak. Ah, banyak kisah lain yang menceritakan kekuatan mencoba. Sebagai contoh, Nabi
Muhammad saw pun berkali-kali mencoba hijrah sebelum ke Madinah.
8. Yang penting bertindak. “Tidak usah banyak teori, yang penting kita bertindak dan
bekerja keras, maka kajaiban akan terjadi.” Saya melihat orang-orang yang begitu kerja
keras dalam hidupnya. Mereka selalu bertindak, tidak pernah berpangku tangan. Tapi
sayang, mereka tidak mengalami kemajuan berarti dalam hidupnya. Sementara banyak
orang yang tindakannya tidak sekeras mereka, tetapi justru lebih berhasil. Artinya, Anda
memang harus bertindak, tetapi yang menjadi pertanyaan, “Bertindak seperti apa?”
“Bertindak yang bagaiamana?” Bukan asal bertindak.

Mudah-mudahan tidak satu pun dari penyebab kegagalan ini ada pada diri kita. Jika masih ada,
mari kita belajar untuk menghilangkannya.
Baru masuk kuliah tugas udah seabrek,,, huhu,, resiko ne,,kuliah banyak mata kuliah,,, ne salah
satu tugas aku,,huhuhu,, di suruh nyari artikel trus disuruh di komentari,,, Kalau ada masukan,
kasih komment,ya…

Artikel Kewirausahaan

Ir. CIPUTRA PENGUSAHA SUKSES, SEBUAH INSPIRASI PROFIL DAN


OTOBIOGRAFI SINGKAT IR. CIPUTRA

Ir. Ciputra (lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931; umur 77 tahun) adalah seorang
insinyur dan pengusaha di Indonesia. Ciputra menghabiskan masa kecil hingga remajanya di
sebuah desa terpencil di pojokan Sulawesi Utara. Begitu jauhnya sehingga desa itu sudah nyaris
berada di Sulawesi Tengah. Jauh dari Manado, jauh pula dari Palu. Sejak kecil Ciputra sudah
merasakan kesulitan dan kepahitan hidup. Terutama saat bapaknya ditangkap dan diseret
dihadapannya oleh pasukan tak dikenal, dituduh sebagai mata-mata Belanda/ Jepang dan tidak
pernah kembali lagi (pada tahun 1944). Ketika remaja sekolah di SMP Frater Donbosco Manado.

Ketika tamat SMA, kira-kira saat dia berusia 17 tahun, dia meninggalkan desanya menuju Jawa,
lambang kemajuan saat itu. Dia ingin memasuki perguruan tinggi di Jawa. Maka, masuklah dia
ke ITB (Institut Teknologi Bandung). Keputusan Ciputra untuk merantau ke Jawa tersebut
merupakan salah satu momentum terpenting dalam hidupnya yang pada akhirnya menjadikan
Ciputra orang sukses. Keputusan Ciputra untuk merantau ketika tamat SMA merupakan
keputusan yang tepat, karena pada usia tersebut muncul adanya keinginan untuk bebas yang
disertai rasa tanggung jawab pada diri individu. Ciputra adalah perantau yang sempurna. Dia
mendapatkan kebebasan, tapi juga memunculkan rasa tanggung jawab pada dirinya.

Bagi Ciputra, perintis pengembang properti nasional sekaligus pembangun 20 kota satelit di
seluruh Indonesia, pengalaman hidup susah sejak kecil adalah pemicu kesuksesannya. Ciputra
yang lahir di Parigi, Sulawesi Tengah 77 tahun lalu, harus merasakan kerasnya hidup sejak usia
12 tahun, tanpa ayah. Sang ayah ditangkap tentara pendudukan Jepang dan akhirnya meninggal
di penjara.

Sebagai bungsu dari 3 bersaudara, Ciputra kecil harus bergelut dengan berbagai pekerjaan untuk
mencari uang membantu sang ibu yang berjualan kue. Ciputra yang mengaku sangat bandel dan
nakal sejak kecil, juga harus berjalan kaki tanpa alas kaki sejauh 7 kilometer ke sekolah setiap
hari. Kenakalan Ciputra terlihat dari sifatnya yang seenaknya sendiri. Saat disuruh belajar bahasa
Belanda, Jepang atau China, dia malas. Dia hanya mau belajar bahasa yang dianggapnya akan
berguna baginya, yaitu bahasa Indonesia. Akibatnya, saat usia 12 tahun dia masih di kelas 2 SD
karena berkali-kali tinggal kelas.

Pasca ditinggal sang ayah, barulah Ciputra bangkit dan mau belajar giat hingga selalu menjadi
nomor 1 di sekolah. Kegemilangan prestasi Ciputra terus berlanjut hingga mampu menamatkan
kuliah di jurusan arsitektur ITB. Setelah lulus kuliah, jiwa wirausaha Ciputra mengantarkannya
menjadi raksasa pengembang properti di tanah air lewat PT Pembangunan Jaya saat itu, dan
akhirnya menjadi grup Ciputra. Dan hingga kini, berbagai bangunan properti yang menghiasi
wajah Jakarta, tak bisa dilepaskan dari campur tangan seorang Ciputra.

Buku Ciputra Way

CIPUTRA, Pengusaha asal Sulawesi Tengah

Ketika mula didirikan, PT Pembangunan Jaya cuma dikelola oleh lima orang. Kantornya
menumpang di sebuah kamar kerja Pemda DKI Jakarta Raya. Kini, 20-an tahun kemudian,
Pembangunan Jaya Group memiliki sedikitnya 20 anak perusahaan dengan 14.000 karyawan.
Namun, Ir. Ciputra, sang pendiri, belum merasa sukses. “Kalau sudah merasa berhasil, biasanya
kreativitas akan mandek,“ kata Dirut PT Pembangunan Jaya itu.

Ciputra memang hampir tidak pernah mandek. Untuk melengkapi 11 unit fasilitas hiburan
Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Jakarta — proyek usaha Jaya Group yang cukup
menguntungkan — telah dibangun “Taman Impian Dunia”. Di dalamnya termasuk “Dunia
Fantasi”, “Dunia Dongeng”, “Dunia Sejarah”, “Dunia Petualangan”, dan “Dunia Harapan”.
Sekitar 137 ha areal TIJA yang tersedia, karenanya, dinilai tidak memadai lagi. Sehingga,
melalui pengurukan laut (reklamasi) diharapkan dapat memperpanjang garis pantai Ancol dari
3,5 km menjadi 10,5 km.

Masa kanak Ciputra sendiri cukup sengsara. Lahir dengan nama Tjie Tjin Hoan di Parigi,
Sulawesi Tengah, ia anak bungsu dari tiga bersaudara. Dari usia enam sampai delapan tahun, Ci
diasuh oleh tante-tantenya yang “bengis”. Ia selalu kebagian pekerjaan yang berat atau
menjijikkan, misalnya membersihkan tempat ludah. Tetapi, tiba menikmati es gundul (hancuran
es diberi sirop), tante-tantenyalah yang lebih dahulu mengecap rasa manisnya. Belakangan, ia
menilainya sebagai hikmah tersembunyi. “Justru karena asuhan yang keras itu, jiwa dan pribadi
saya seperti digembleng,” kata Ciputra.

Pada usia 12 tahun, Ciputra menjadi yatim. Oleh tentara pendudukan Jepang, ayahnya, Tjie Siem
Poe, dituduh anti-Jepang, ditangkap, dan meninggal dalam penjara. “Lambaian tangan Ayah
masih terbayang di pelupuk mata, dan jerit Ibu tetap terngiang di telinga,” tuturnya sendu. Sejak
itu, ibunyalah yang mengasuhnya penuh kasih. Sejak itu pula Ci harus bangun pagi- pagi untuk
mengurus sapi piaraan, sebelum berangkat ke sekolah — dengan berjalan kaki sejauh 7 km.
Mereka hidup dari penjualan kue ibunya.

Atas jerih payah ibunya, Ciputra berhasil masuk ke ITB dan memilih Jurusan Arsitektur. Pada
tingkat IV, ia, bersama dua temannya, mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan —
berkantor di sebuah garasi. Saat itu, ia sudah menikahi Dian Sumeler, yang dikenalnya ketika
masih sekolah SMA di Manado. Setelah Ciputra meraih gelar insinyur, 1960, mereka pindah ke
Jakarta, tepatnya di Kebayoran Baru. “Kami belum punya rumah. Kami berpindah-pindah dari
losmen ke losmen,“ tutur Nyonya Dian, ibu empat anak. Tetapi dari sinilah awal sukses Ciputra.

Pada tahun 1997 terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga group yang dipimpin
Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Namun dengan prinsip hidup yang
kuat Ciputra mampu melewati masa itu dengan baik. Ciputra selalu berprinsip bahwa jika kita
bekerja keras dan berbuat dengan benar, Tuhan pasti buka jalan. Dan banyak mukjizat terjadi,
seperti adanya kebijakan moneter dari pemerintah, diskon bunga dari beberapa bank sehingga ia
mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-utangnya. Akhirnya ketiga group tersebut
dapat bangkit kembali dan kini Group Ciputra telah mampu melakukan ekspansi usaha di dalam
dan ke luar negeri.

Ciputra telah sukses melampaui semua orde; orde lama, orde baru, maupun orde reformasi. Dia
sukses membawa perusahaan daerah maju, membawa perusahaan sesama koleganya maju, dan
akhirnya juga membawa perusahaan keluarganya sendiri maju. Dia sukses menjadi contoh
kehidupan sebagai seorang manusia. Memang, dia tidak menjadi konglomerat nomor satu atau
nomor dua di Indonesia, tapi dia adalah yang TERBAIK di bidangnya: realestate.

Pada usianya yang ke-75, ketika akhirnya dia harus memikirkan pengabdian masyarakat apa
yang akan ia kembangkan, dia memilih bidang pendidikan. Kemudian didirikanlah sekolah dan
universitas Ciputra. Bukan sekolah biasa. Sekolah ini menitikberatkan pada enterpreneurship.
Dengan sekolah kewirausahaan ini Ciputra ingin menyiapkan bangsa Indonesia menjadi bangsa
pengusaha.

Ir Ciputra

Ir. Ciputra Menghadapi Krisis Ekonomi

Keran KPR yang mulai mengucur, membuat aktivitas PT Ciputra Development terdengar lagi.
Kelompok usaha ini semakin giat beriklan. Akankah Ciputra segera berjaya kembali? Akibat
krisis ekonomi yang melanda negeri ini, sebagaimana kebanyakan pengusaha properti lainnya,
Ciputra pun harus melewati masa krisis dengan kepahitan. Padahal, serangkaian langkah
penghematan telah dilakukan. Grup Ciputa (GC), misalnya, terpaksa harus memangkas 7 ribu
karyawannya, dan yang tersisa cuma sekitar 35%.

Lantas, semua departemen perencanaan di masing-masing anak perusahaan segera ditutup dan
digantikan satu design center yang bertugas memberikan servis desain kepada seluruh proyek.
Jenjang komando 9 tingkat pun dipotong menjadi 5. Akibatnya, banyak manajer kehilangan
pekerjaan. Lebih pahit lagi: kantor pusat GC yang semula berada di Gedung Jaya, Thamrin,
Jakarta Pusat, terpaksa pindah ke Jl. Satrio — kompleks perkantoran milik GC. Paling tidak,
dengan cara semacam itu, GC bisa menghemat Rp 4 miliar/tahun.

Sementara Harun dan tim keuangannya — setelah susut menjadi 7 orang dan gajinya dipotong
hingga 40% — hengkang ke salah satu lantai Hotel Ciputra, Grogol, Jakarta Barat. Di tempat itu,
mereka menyewa beberapa ruangan. Selebihnya, kabar yang menjadi rahasia umum: utang GC
macet total.

Menurut Harun, para petinggi CD waktu itu sadar betul kondisi yang ada tidak bakalan berubah
secepat yang dibayangkan. Soalnya, berlalunya krisis moneter yang belakangan bermetamorfosis
menjadi krisis multidimensional sejatinya berada di luar kendali mereka. Celah yang masih
terbuka hanyalah konsolidasi internal dan restrukturisasi perusahaan.
Maka, selain memangkas biaya operasional secara drastis, CD pun segera menerapkan strategi
pemasaran baru: menjual kapling siap bangun. Kata Harun, selain CD kala itu hanya menyimpan
sedikit stok rumah siap huni, perubahan strategi pemasaran ini juga dilakukan untuk membidik
konsumen berkantong tebal. Maklumlah, mengharapkan KPR ibarat pungguk merindukan bulan.
Adapun yang tersisa, ya itu tadi, pasar kalangan kelas menengah-atas. Mereka biasanya lebih
suka membeli kapling karena dapat menentukan sendiri desain rumahnya.

Keuntungan lain menjual kapling tanah: berkurangnya biaya operasional. Masih menurut Harun,
dengan menjual kapling siap bangun, CD cuma berkewajiban menyediakan infrastruktur seperti
telepon, air, listrik dan jalan. Memang, ketimbang membangun rumah siap huni, biaya
penyediaan infrastruktur relatif jauh lebih murah. Dalam perhitungan Harun, biaya yang
dikeluarkan per m2-nya cuma Rp 90 ribu.

Sementara itu, bila membangun rumah siap huni, CD mesti siap menerima kenyataan jika harga
bahan-bahan bangunan meningkat pesat. Besi, misalnya. Setelah kurs rupiah terhadap US$,
harganya naik 60%. Sementara semen dan keramik, masing-masing meningkat menjadi 40% dan
30%. Jadi, “Tak ada alasan tidak menerapkan strategi itu,” ujar Harun. Kebijakan itu berlaku di
Jakarta dan di Surabaya.

Guna mendukung strategi di atas, program-program above the line juga tak luput dikoreksi.
Hasilnya, dari monitoring yang dilakukan, para petinggi CD akhirnya berkesimpulan, mubazir
bila beriklan gencar di masa krisis. “Seperti membunuh tikus dengan memakai bom,” jelas
Harun. Alhasil, pilihan kemudian jatuh pada penjualan langsung. Bahannya diolah dari database
konsumen milik CD. Dan supaya lebih terarah, database diolah lewat pembentukan klub-klub
penjualan, di Jakarta maupun Surabaya.

Namun, apa daya, meski harga kapling siap bangun belum dinaikkan dan tim pemasaran bekerja
sekeras mungkin, toh strategi itu tidak langsung membuahkan hasil yang memuaskan. Lebih dari
Tiga bulan, konsumen yang tertarik dengan ratusan hektare tanah matang milik CD yang dijual
dalam bentuk kapling siap bangun — dari total 1.800 har landbank (tanah mentah) CD yang
tersebar di Jakarta dan Surabaya — bisa dihitung dengan jari.

Kata Harun, petinggi CD lagi-lagi sadar para pemilik uang sesungguhnya lebih memilih
mendepositokan uangnya ketimbang membeli kaping siap bangun. Maka, “Tahun 1998 adalah
tahun yang paling sulit yang pernah dilalui CD,” kenangnya. Masalahnya, uang yang masuk
selama setahun cuma Rp 40 miliar.

Itulah nilai total hasil penjualan lima proyek perumahan di Jakarta dan Surabaya milik CD. Jelas,
ketimbang tahun-tahun sebelumnya, saat kondisi ekonomi masih normal, kenyataan tersebut
benar-benar menyakitkan. Sebelum krisis, dari satu proyek saja, CD bisa meraup uang sebanyak
Rp 10 miliar/bulan. Artinya, angka Rp 40 miliar tersebut biasanya dicapai hanya dalam sebulan.

Yang lebih menyesakkan, menurut sumber SWA, Pak Ci ikut-ikutan menambah beban
psikologis pasukannya. Hampir setiap hari CEO GC itu uring-uringan tanpa sebab yang jelas.
Seingatnya,waktu itu Pak Ci jarang bertanya kepada anak buahnya bagaimana sebenarnya
kondisi di lapangan. “Ia malah seperti tak habis-habisnya melakukan pressure kepada timnya,”
jelas si sumber.

Dan lucunya lagi, bahkan di luar dugaan banyak orang — sang sumber sendiri kaget luar biasa
— Pak Ci sampai-sampai “menodong” seorang pemuka agama agar jemaat gerejanya membeli
kapling siap bangun di salah satu proyek perumahan CD. “Benar-benar tidak masuk akal,”
ungkap sumber. Benarkah? “Bohong. Kalau stres, siapa yang tidak stres waktu itu,” bantah
Harun.

Untunglah, bersamaan turunnya suku bunga deposito di awal 1999, strategi itu mulai
menampakkan hasil. Kecil memang, tapi, “Kami sudah mulai sibuk,” ujar Harun. Ia menunjuk
aktivitas penjualan kapling siap bangun, khususnya yang di Surabaya. “Di kota ini, penjualannya
cukup bagus.”

Sayang, Harun tak bersedia menyebutkan nilai transaksi di Kota Buaya. Yang jelas, tidak seperti
di Jakarta, jumlah item kapling siap bangun yang ditawarkan CD di Surabaya lumayan variatif.
Dari segi luas contohnya, 1.200-2.000 m2 dengan harga jual minimal: Rp 600 ribu/meter2.
Selain itu, ada pula kapling golf — posisinya berhadapan atau di sekitar lapangan golf. “Kapling
jenis ini, sekalipun lebih mahal, tampak paling disukai,” jelas Harun.

Bagaimana dengan Jakarta? Kendati kapling yang dijual hanya berukuran 200-500 m2, angka
penjualannya tidak sebagus di Surabaya. Dan kapling yang disukai konsumen kebanyakan yang
berukuran 400 m2 seharga Rp 225-500 ribu/m2. Menurut Harun, hal itu terjadi karena tingkat
persaingan di Jakarta lebih ketat ketimbang di Surabaya. Soalnya, “Ada banyak proyek serupa di
sini,” ujarnya. Dan, yang lebih penting, kapling golf bukanlah hal yang istimewa bagi banyak
konsumen metropolitan. “Jadi, penawaran kami sama seperti yang lain. Karena itu pula, bisa jadi
konsumen mencari yang lebih murah.”

Seperti yang sudah-sudah, tutur menantu Ciputra itu, kebutuhan konsumen di Jakarta sejatinya
adalah rumah siap huni yang dilengkapi fasilitas KPR. Karena itu, bermodalkan pendapatan hasil
penjualan kapling siap bangun plus tersedianya sarana KPR, CD pun mulai menggiatkan
pembangunan rumah siap huni, di Citra Raya Tangerang, Citra Indah Jonggol, Citra Grand
Cibubur ataupun Citra Cengkareng.

Bersamaan waktunya, CD pun kembali rajin beriklan. Namun, tidak seperti tiga tahun lalu, kini
belanja iklannya diatur ketat. Indikator pertama yang dihitung sebelum mengeluarkan uang untuk
berpromosi di berbagai media cetak adalah jumlah total hari libur dalam setiap bulan. Yang jelas,
sebulan CD beriklan tak lebih dari tiga kali. “Bukan apa-apa. Kami hanya ingin iklan itu bisa
efektif mencapai sasaran,” katanya. Ia menambahkan, klub-klub penjualan yang dulu sempat
dibentuk tetap diteruskan.

Hanya saja, lagi-lagi sayang, Harun mengaku tidak ingat persis jumlah uang yang masuk ke
kocek CD setelah perusahaan properti yang dipimpinnya itu kembali rajin beriklan. Ia hanya
mengatakan, “Cash flow kami cukup aman.” Ditambah semakin membaiknya daya beli
konsumen, Harun pun optimistis, CD dan GC bisa berkibar kembali. Namun, tentu saja, ia
mengaku, “Tidak seperti dulu lagi.”
Pola Sukses Pola Gagal

Pola Sukses Pola Gagal

Dapatkan Rahasia dan Kiat Sukses Memulai Usaha dan Mulai menjadi Wirausaha Sukses, Klik
di . KIAT DAN RAHASIA PENGUSAHA SUKSES DALAM MEMULAI USAHA untuk
mendapatkan Panduannya.

Success is a Journey not just a destination.. begitu kata bijak tentang sukses yang pernah gw
dengar. Ada banyak kata bijak tentang sukses lainnya… Sukses adalah sebuah perjalanan bukan
hanya sebuah tujuan.Nah,dalam menempuh sukses artinya ada proses yang harus kita lalui.
Setiap orang sukses pernah dan sudah melalui proses ini. Dan biasanya setiap orang sukses, dia
bisa mengulang lagi kesuksesannya. Dia sudah bisa membangun usaha, biasanya juga bisa
membangun usaha lainnya,membangun banyak usaha. Kenapa? Karena dia sudah mempunyai
pola sukses!! Pola sukses inilah yang bisa membuat seseorang yang sukses, misal sukses dalam
membangun bisnis, akhirnya juga bisa membangun bisnis lainnya, bisnis baru lagi..dan akhirnya
bisa memiliki banyak bisnis.

Nah, bagaimana dengan orang gagal??? Orang gagal juga punya pola: pola gagal. Pola gagal
inilah yang bisa membuat gagal. Dan kalo orang sukses punya pola sukses yang bisa membuat
dia sukses lagi untuk berikutnya, pola gagal pun sama. Pola gagal bisa berulang, dan juga bisa
diwariskan loh:-) Nah ini yang gawat, kalo pola gagal di wariskan… Bisa jadi turunan gagal,
hehe… Ini kadang saya jumpai dalam kehidupan di binis saya. Orang tuanya gagal, lantas
menceritakan kegagalan dan menularkan pola gagal pada anaknya. Ternyata gagal itu juga
menular selain penyakit keturunan.hahaha… untungnya orang tua saya bukan yang sperti ini..

Lantas bagaimana pola gagal mau diubah jadi pola sukses?? Gampang, putar arah saja… Begitu
sadar, putar arah, belajar pola sukses…

ya, begitulah pola sukses dan pola gagal. Semoga artikel tentang sukses ini
berguna… minimal mengurangi pola gagal yang beredar di masyarakat…..

You might also like