You are on page 1of 8

SANG JIVA (ROH)

DALAM KANDUNGAN

I. JENIS BADAN JASMANI DIBERIKAN TUHAN SESUAI KARMA SANG JIVA


Veda menyatakan,”Karmana daiva netrena jantur dehopapattaye stryah pravis-

ta udaram pumsa retah kanasrayah, dibawah pengawasan Tuhan YME dan se-
suai dengan perbuatan (karma)nya, sang makhluk hidup (jiva) di-masukkan ke-

dalam rahim sang ibu (oleh para Deva pengendali urusan material dunia fana)
melaluiMAKHLUK
II. SANG mani sangHIDUP
ayah untuk
(JIVA)memperoleh
MEMPEROLEHbadan jasmani
BADAN baru tertentu
JASMANI (Bhag.
DI DALAM
3.31.1). IBU (Bhag.3.31.2- 4 dan 10)
RAHIM
URAIAN PERKEMBANGAN
MASA/WAKTU DI DALAM RAHIM

MALAM PERTAMA SANG JIVA YANG BERADA DALAM MANI (SPERMA) SANG AYAH MASUK KE-
DALAM RAHIM IBU DAN BERCAMPUR DENGAN SEL TELUR (OVUM) SI IBU.

MALAM KE-LIMA CAMPURAN (SPERMA+ OVUM) TERSEBUT BERUBAH BENTUK MENJADI SA-
TU GELEMBUNG.

MALAM KE-SEPU- GELEMBUNG TERSEBUT BERUBAH WUJUD BAGAIKAN BUBUR KENTAL, DAN
LUH SELANJUTNYA BERANGSUR-ANGSUR MENJADI SEGUMPAL DAGING.

SETELAH WAKTU DARI GUMPALAN DAGING ITU TERBENTUK KEPALA


SEBULAN

SETELAH DUA BU- DARI GUMPALAN DAGING ITU TERBENTUK TANGAN, KAKI DAN ANGGOTA
LAN BADAN LAIN

SETELAH TIGA BU- TERBENTUK KUKU, JARI TANGAN, JARI KAKI, BULU BADAN, TULANG DAN
LAN KULIT. BERSAMAAN DENGAN ITU, TERBENTUK PULA KEMALUAN DAN INDRI-
YA JASMANI LAIN SEPERTI MATA HIDUNG, TELINGA, MULUT DAN DUBUR/
ANUS.

SETELAH EMAT BU RAMUAN TUBUH UTAMA TERBENTUK SEPERTI CAIRAN PERUT, DARAH, DAGI-
LAN GING, LEMAK, SUMSUM, TULANG DAN AIR MANI.

SETELAH LIMA BU- RASA LAPAR DAN DAHAGA TIMBUL.


LAN
SETELAH ENAM JANIN TERWUJUD DALAM RAHIM DAN BERGERAK-GERAK DIBAGIAN SISI KA-
BULAN NAN PERUT SI IBU.

TUJUH BULAN SE- KESADARAN SI JANIN BERKEMBANG.


LANJUTNYA
III.SANG MAKHLUK HIDUP (JIVA) SENGSARA DI DALAM RAHIM
(BHAG.3.31.5-8)
Dengan memperoleh gizi dari makanan dan minuman yang di-konsumsi si
ibu, sang (jiva dalam) janin tumbuh didalam rahim sang ibu, tetapi dalam
kondisi sengsara. Sebabnya adalah:
1. Ia tinggal dalam rahim ibu bagaikan se-ekor burung dalam
sangkar yang tidak bisa bergerak bebas.
2. Ia tinggal dalam rahim ibu yang bagaikan ruangan amat sem-
pit dan menjijikkan penuh kotoran dan air kencing, dan men-
jadi tempat berbiak segala jenis ulat.
3. Ia tinggal dalam rahim ibu yang amat panas dan menyesak-
kan. Dan ia merasakan seluruh tubuhnya seperti terpangga-
ng oleh panasnya api pencernaan si ibu.
4. Seluruh tubuh si janin berulang-kali digigit oleh ulat-ulat ke-
laparan yang tinggal bersamanya di dalam rahim.
5. Sang janin tidak sadarkan diri dari waktu ke waktu karena sa
ngat menderita seperti itu.
6. Ia tiada henti merasakan derita akibat dari makanan si ibu yang ter-lalu pa-
hit, terlalu pedas atau terlalu asin atau asam.
7. Ia benar-benar secara pisik terbelenggu/terkungkung tanpa kebebasan se-
dikitpun dan tanpa daya di dalam rahim dengan kepala merunduk ke-arah
perut. Punggung dan lehernya melengkung bagaikan busur.
IV. SANG MAKHLUK HIDUP (JIVA) BERDOA DALAM KANDUNGAN
(Bhag.3.31.9 – 16).
Apabila sang makhluk hidup (yaitu jiva berbadan bayi) yang menderita dalam
rahim si ibu cukup beruntung, maka ia bisa mengingat segala penderitaan ya
ng dialaminya dalam seratu kali penjelmaannya yang telah lewat. Dalam deri-
ta di-ikat oleh tujuh lapis materi (5 unsurmateri kasar + pikiran dan kecerda-
san), si bayi berdoa kepada Tuhan Krishna yang telah menempatkan dirinya
dalam kondisi demikian.
1. Ia menyatakan diri hanya ber-lindung kepada Tuhan
Krishna dalam beraneka-macam inkarnasiNya.
2. Ia sadar sebagai jiva spiritual abadi yang kini diceng-
kram maya dan berulang-kali sujud kepada Tuhan SrI
Krishna dalam aspek Beliau sebagai Paramatma.
3. Ia tahu bahwa dirinya terpisah dari Tuhan Krishna ka-
rena terperangkap dalam badan jasmani sehingga sa-
lah menggunakan hidupnya.
4. Ia sadar bahwa dirinya kini menderita di alam material
karena melalaikan Beliau yang manjadi penguasa se-
gala sesuatu.
5. Ia berharap agar bisa kembali berhubungan dengan Tuhan Krishna dalam
pelayanan bhakti (cinta-kasih) kepadaNya.
6. Ia berjanji akan kembali ber-serah diri kepada Nya agar bebas dari segala
macam derita.
V. SANG MAKHLUK HIDUP (JIVA) LANJUT BERDOA KEPADA TUHAN
(Bhag.3.31.17- 21).
Ter-rendam dalam genangan darah, kotoran dan air kencing
dalam perut sang ibu, si bayi sangat ingin segera keluar ra-
him. Ia menghitung-hitung berapa bulan sudah diri nya ber-
ada dalam kondisi amat menyengsarakan seperiti itu.
Ia berkata,”O Tuhanku, kapankah hambaMu ini, sang jiva ya
ng sengsara, akan bebas dari kurungan derita ini?”. Dan ia
lanjut berdoa.
1. Ia, atas karunia Tuhan, menyadari betul kondisi dirinya be
gitu menderita meskipun baru berusia 10 (sepuluh) bulan.
2. Ia bersyukur karena telah diberikan badan jasmani manu-
sia, sehingga bisa menginsyafi diri (sebagai jiva abadi ro-
hani, pelayan kekal Tuhan Krishna).
3. Ia berkata tidak mau keluar rahim sang ibu meskipun sa-
ngat menderita di dalamnya, sebab ia takut jatuh lagi ke-
dalam sumur gelap kehidupan material. “Tenaga material
Mu maya akan segera menangkap diriku, sehingga ham-
ba menjadi tidak insyaf diri lagi begitu lahir kedunia fana”
begitu ia berkata kepada Tuhan Krishna. “Paham ke-AKU-an palsuku ( Aku
adalah badan jasmani dengan nama si Anu) akan seketika menyelimuti diri
ku yang merupakan awal dari siklus kelahiran dan kematian (samsara) ya-
menjerat diriku”, katanya lanjut.
4. Ia berjanji, dengan bantuan kecerdasannya yang suci, akan selalu ingat
pada kaki padma Tuhan Krishna agar bebas dari gelapnya kehidupan ma
terial dan siap lahir ke dunia fana.

VI. LUPA PADA HAKEKAT DIRI SEBAGAI SANG JIVA (Bhag.3.31.22-27)


1. Sementara berdoa demikian, angin yang
menyebabkan proses kelahiran mendoro
ngnya ke depan dengan kepala mengha-
dap ke bawah. Sang bayi lahir keluar ra-
him dalam kesusahan amat besar deng-
an kepala mengarah kebawah tanpa ber-
bernafas dan pingsan akibat penderitaan
bukan kepalang.
2. Sang bayi jatuh ke Bhumi terkotori tinja dan darah. Ia menggeliat-geliat
bagaikan ulat yang muncul dari dalam kotoran. Dia seketika kehilangan
pengetahuannya yang tinggi (yaitu pengetahuan spiritual yang menye-
babkan insyaf diri) dan menangis dalam pelukan maya.
3. Di dunia fana, si bayi diasuh oleh orang-orang yang tidak memahami ke-
inginannya, tidak mampu menolak apa saja yang di-berikan kepada diri-
nya, dibaringkan di tempat kotor berbau busuk, dan ia tidak bisa meng-
garuk tubuhnya untuk meniadakan rasa gatal, apalagi duduk,berdiri dan
berjalan.
4. Di dunia fana, si bayi yang kulitnya masih amat lembut dan halus, tidak
berdaya digigit kutu, agas, nyamuk dan binatang kecil lain. Ia telah kehi-
langan kearifan berpikir, lupa pada hakekat dirinya sebagai sang jiva ro-
hani abadi (karena dikhayalkan oleh maya) dan menangis dengan sangat
memilukan.
VII. BEGITU LAHIR KE DUNIA FANA, MAYA MENCENG-
KRAM SANG JIVA DENGAN TANGAN HALUS TRI
GUNA NYA
Tuhan Krishna berkata,”Sattvam raja tamah iti gunaih
prakrti sambhavah nibadhnanti dehe dehinam avya-
yam, begitu sang makhluk hidup (jiva) berhubungan
dengan alam material (dengan memperoleh badan jas-
mani), ia seketika di-cengkram (oleh maya dengan ta-
ngan halus) Tri Guna yaitu tiga sifat alam material sattvam (kebaikan),
rajas (kenafsuan) dan tamas (kegelapan)” – Bg.14.5.

VIII. LAIN-LAIN
Para akhli medis modern Kali-Yuga menyatakan bahwa si bayi tinggal se-
nang, enak dan nyaman dalam rahim si ibu. Pernyataan mereka adalah ke-
bodohan belaka, sebab mereka tidak ingat dan tidak merasakan lagi pen-
deritaan dirinya didalam rahim si ibu begitu lahir ke dunia fana.
IX. PENUTUP
Demikianlah saya telah jelaskan secara singkat tentang sang roh (jiva)
dalam kandungan si ibu. Semoga bermanfaat. Haribol!

Tangerang, 26 Oktober 2006.

You might also like