Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : SUNARDI
NPM : 07220492
Oleh :
Nama : SUNARDI
NPM : 07220492
Hari : ………………………………..
Tanggal : ………………………………...
Semarang,……………….2010
Dosen Pembimbing Lapangan
i
Kata Pengantar
Semarang.
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
Veteran Semarang.
ii
penuh kesabaran, ketelitian, dalam membimbing serta memberi
12. Pihak – Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang
iii
Penulis menyadari bahwa karena keterbatasan serta kemampuan
penulis, maka laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
adanya kekurangan – kekurangan untuk itu segala kritik dan saran yang
Penulis
SUNARDI
iv
DAFTAR ISI
A. Simpulan .................................................... 40
B. Saran ......................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
keterampilan konseling.
D. Sejarah Institusi
2
FKIP adalah bidang pendidikan. Dari situ keluar Keputusan
1963.
3
lainnya (IKIP Medan, IKIP Padang dan IKIP Malang) diberi
universitas.
(SPF).
berdiri sendiri,yaitu :
4
1. Fakultas Ilmu Pendidikan
dan Solo, FIP dan FKIP UGM disatukan dalam satu wadah
21 Mei 1964.
5
Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud untuk
3. VISI MISI
a. Visi
6
pendidikan dan komunitas ahli pendidikan untuk pencerahan
kemanusiaan.
b. Misi
berikut :
sarana-prasarana.
bidang kependidikan.
internal-eksternal, lokal-nasional-internasional.
c. TUJUAN
dan manusiawi.
kepribadian mulia.
profesi/sertifikasi.
timur gedung.
5. Peran Laboraturium
konseling.
membutuhkan.
sekali.
pelatihan.
dan mahasiswa.
laboratorium.
laboratorium.
E. Kerangka Teori
1. Keterampilan Konseling
a. Keterampilan Attanding
2. Keterampilan Berempati
Keterampilan berempati merupakan salah satu kunci
3. Keterampilan Bertanya
a. Keterampilan Konfrontasi
b. Keterampilan Merangkum
12
Keterampilan merangkum merupakan bagian dari
secara penuh.
F. Sumber Data
1. Metode Wawancara
percakapan. 14
a. Keuntungan
b. Kelemahan
memenuhi harapan.
2. Sering timbul sikap kurang baik responden, atau
dengan responden
manusia
2. Metode Observasi
Suryobroto, 1994 : 7 )
secara sistematik.
menjadi 3 yaitu :
16
a. Observasi Partisipan
c. Observasi eksperimental
dapat diobservasi.
observasi langsung.
untuk diamati.
atau sebaliknya.
b. Timbulnya kejadian yang tidak dapat diramalkan
3. Metode Dokumentasi
PEMBAHASAN
pribadi, yaitu antara konselor dan satu atau lebih klien dimana konselor
20
9
A. Keterampilan Attending
ketelibatan postur tubuh, gerakan tubuh secara tepat, kontak mata, dan
dengan bahasa tubuh, sering kali berbicara lebih keras dari pada
lebih kuat jika konselor menampilkan sikap tubuh yang rileks tetapi
21
posisi badan agak condong kedepan menghadap konseli dengan tetap
menjaga situasi dan posisi diri yang terbuka dalam jarak yang tepat
dari konseli.
22
Jangan terlalu dekat ataupun terlalu jauh akan mengganggu
demikian jarak yang peling nyaman antara konselor dan konseli sangat
ditunjukan oleh konseli terkait jarak yang diambil oleh konselor dari
diikuti dengan gerakan tubuh akan tampak kaku, dingin, dan terasa
23
dengan satu kaki di angkat dan ditumpangkan pada kaki yang lain
3. Kontak mata
Konselor harus dapat membaca bahasa isyarat dan apa yang sedang
apa yang sebenarnya dialami dan dirasakan klien pada saat itu.
mata terjadi lagi dalam hal ini konselor harus paham benar karena jika
24
konseli, memandang wajah konseli dengan pandangan kosong, dan
hiruk pikuk dan kacau. Dan juga seperti radio, televise dan sejenisnya
25
B. Keterampilan Berempati
raut wajah dan bahasa isyarat tubuh, serta dengan mencermati bahasa
seperti rasa senang/ bahagia, sedih, marah, terkejut, jijik, dan takut.
emosi yang sedang dialami oleh orang lain tanpa kehilangan kendali.
26
1. Pemahaman yang sensitive dan akurat tentang persaan –
perasaan orang lain sambil tetap menjaga agar dirinya agar tidak
verbal seperti ekspresi wajah, nada suara, bahasa tubuh, pikiran serta
perasaan orang lain. Empati berbeda dengan simpati dan atipati. Apati
berarti tidak peduli dan tidak melibatka perasaan atau tidak menaruh
yang apati biasanya tidak mau melibatkan diri dan biasanya memberikan
masyarakat modern sekarang ini, kita memang perlu bersikap apati untuk
orang – orang tertentu. Artinya tidak mungkin kita harus menaruh peduli
kepada semua orang yang kita jumpai padahal tidak mengenalnya lebih
dekat, tetapi sikap tersebut jangan terlalu berlebihan karena kita akan
27
Simpati adalah suatu keterlibatan emosi yang berlebihan kepada
yang dalam hal ini sebagai penolong dimana konselor menjadi tidak
seseorang.
C. Keterampilan Bertanya
suatu dialog antara konselor dan konseli. Pertanyaan yang baik sangat
yang menjadi dan atau terkait dengan topic pembicaraan. Cara – cara
28
guna memperoleh pemahaman dirinya yang lebih baik. Melalui
klien.
29
dengan menggunakan pertanyaan, “ Ketika ibu kamu meninggal
D. Keterampilan Konfrontasi
dua pesan atau lebih yang saling bertentangan yang disampaikan oleh
didapati adanya :
dilakukan.
yang berbeda.
30
3. Pertentangan antara perasaan yang dikatakan dengan tingkah laku
mengatakan bahwa anda senang dengan sepeda baru kamu tetapi kamu
bukti – bukti lain yang sedang terjadi pada konseli. Konfrontasi tidak boleh
ketidak logisan berfikir klien dan membawa klien kembali berfikir secara
logis dan lebih memahami apa yang sebenarnya terjadi pada diri konseli
tersebut.
E. Keterampilan Merangkum
31
permasalahan klien secara runtut, sehingga dapat memberikan
inlah yang membuat respon konseli unik. Dengan kata lain suatau
masalah yang sama akan dihayati secara berbeda oleh dua orang atau
diungkapkan konseli. Dalam suatu dialog yang panjang antara konseli dan
32
pokok – poko pikiran dalam hati, lalu pada saat yang tepat
bahwa kata – kata untuk mengawali rangkuman perlu ditata dengan baik
sehingga tidak ada kesan konselor menghakimi. Bebrapa kata yang dapat
F. Keterampilan Genuin
tingkah laku apa adanya merupakan sikap dan tingkah laku konselor yang
adalah bagaimana jika dalam diri konselor muncul perasaan itu secara
33
anda, anda harus menyadari adanya perasaan – perasaan tersebut.
pertama kali anda harus menguasai diri dan perasaan - perasaan anda,
sadar diri, siapa diri anda beserta pikiran – pikiran dan perasaan –
perasaan yang ada pada diri anda. Kemampuan ini meliputi bagaimana
bahagia, anda dapat menyadari bahwa anda bahagia, atau jika anda
dan pikiran, anda perlu belajar membedakan antara respon – respon yang
tidak responsive, respon yang tidak genuine dan respon yang genuine.
jengkel dan kesal kepada kakakIbu saya” respon yang tidak responsive
adalah “ kamu harus benar – benar menyukai Ibu kamu”, respon yang
kesal kepada Ibu anda, saya rasa tidak mudah untuk berpisah darinya
34
G. Ketermpilan Pemecahan Masalah
seluruh dimensi dari masalah klien. Jika dimensi – dimensi itu telah
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan. Pada banyak kasus,
35
keterampilan komonikasi saja tidak cukup. Beberapa konseli membutuhan
1. Mengeksprorasi masalah
2. Memahami masalah
36
yang terkait dengan masalah telah dieksplorasi. Setelah dapat
3. Menentukan masalah
tidak akan berjalan secara baik karena terlalu banyak aspek yang
terkait dengan mesalah yang tidak diketahui. Jika ini terjadi, maka
37
masing – masing fihak untuk mencurahkan ide –ide yang
memungkinkan.
Pada langkah ini, dikaji antara nilai – nilai, dan kekuatan serta
nilai – nilai yang paling penting yang tekait dengan masalah, serta
38
7. Melaksanakan alternative
39
BAB III
A. Simpulan
konseli.
40
5. Keterampilan Merangkum (Summarizing skill ) mengungkapkan
harus mencermati pokok – pokok pikiran dalam hati, lalu pada saat
bahasa konselor.
dalam proseskonseling.
B. Saran
41
3. Universitas Negeri Yogyakarta harus dapat memfasilitasi lembaga
bidangnya.
42
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pdat.co.id/pertiti/?called=pt&kode=00822
http://www.uny.ac.id/view.php?i=3&s=0
http://fip.uny.ac.id/home/index.php?pilih=hal&id=6
Veteran semarang.
Negeri Yogyakarta.
Konselor : Ya,..tidak apa – apa kok nak, ada perlu apa kok kayaknya
ada sesuatu yang penting yang ingin kamu sampaikan? (
mimic konselor bertanya – tanya / attending skill bahwa
konselor dengan serius ingin menerima konseli)
Konseli : Begini Pak saya,… saya tidak tau harus berbicara dari
mana,….. saya malu,…
Konselor : Tidak apa – apa kok nak,… utarakan saja apa yang
menjadi ganjalan dalam hati kamu kepada bapak siapa tahu
bisa lebih meringankan pikiran kamu,….
Konselor : Nak,.. Bapak ini kan Bapak kamu juga, sudah menjadi
kewajiban untuk dapat memberikan apa yang bermafaat dan
dapat membantu menuntaskan apa yang menjadi masalah
kamu, dan sudah menjadi Kode Etik Bapak untuk menjaga
kerahasiaan tentang masalah kamu. (Konselor menunjukan
empatinya kepada konseli untuk meyakinkan konseli agar
mau mengungkapkan masalahnya).
Konseli : iya Pak ,… terima kasih. Begini Pak, saya saat ini
bingung dan bimbang dan tidak tau harus bersikap
bagaimana,..
Konselor : Bingung seperti apakah yang kamu rasakan saat ini, bisa
diutarakan kepada Bapak,…
Konseli : Saat ini saya akan dijodohkan oleh kedua orang tua
saya,... dan saya sendiri sudah mempunyai pacar yang
sangat saya cintai,… aku tidak tau mengapa orang tua
saya begitu jahat dengan saya,… aku tidak mau
kehilangan mereka bu,….
Konseli : iya Pak mereka jahat kepada saya padahal selama ini saya
selalu menurut,…
Konselor : Kalo boleh Bapak tau, apa kedua orang tua kamu sudah
mengetahui bahwa kamu sudah mempunyai pacar? Kamu
bisa memulai intensif berkomunikasi dengan mereka untuk
memperjelas tentang hubungan kamu dengan pacar kamu
( keterampilan konselor Questioning skill untuk
mengeksplor masalah )
Konselor : jadi kamu ingin pergi dari rumah apa dengan cara seperti
ini orang tua kamu dapat mengetahui apa yang menjadi
ganjalan di hati kamu, selain cara itu apakah kamu
mempunyai pandangan lain? (Keterampilan pemecahan
masalah memunculkan alternative )
Konseli : iya juga ya Pak,… apa aku sharing saja ya Pak dengan
kedua orang tua saya,..
Konselor : Bagus, Bapak akan mendukung kamu nak, dari apa yang
kamu utarakan tadi ibu dapat menangkap bahwa kamu
tadinya bingung terhadap sikap kedua orangtua kamu yang
akan menjodohkan kamu dengan pria pilihannya, karena
disisi lain kamu mempunyai pilihan hati kamu sendiri, dan
kamu beragapan bahwa pergi dari rumah adalah solusi
terbaik, tetapi dari apa yang telah kita bicarakan dan kita
uraikan, akhirnya kamu memilih untuk membicarakan ini
dulu kepada kedua orang tua kamu, untuk mengetahui
sebatas mana pengertian mereka kepada kamu, begitukah
nak.. ( Konselor melakukan Summarizing skill dan Problem
solving skil l)
Konselor : Ya sudah, jika nanti masih ada yang menjadi ganjalan dari
apa yang kamu rasakan kamu bisa sharing kepada Bapak.
Bapak akan siap selalu untuk membantu kamu.
Konseli : iya Pak, kalo begitu saya permisi dulu, terima kasih atas
bantuannya,…