You are on page 1of 7

elastisitas dan gerak harmonik sederhana

Elastisitas
1. Elastisitas dan Hukum HookeBila suatu benda dikenai sebuah gaya dan
kemudian gaya tersebut dihilangkan, maka benda akan kembali ke bentuk
semula, berarti benda itu adalah benda elastis. Namun pada umumnya
benda bila dikenai gaya tidak dapat kembali ke bentuk semula walaupun
gaya yang bekerja sudah hilang. Benda seperti ini disebut benda plastis.
Contoh benda elastis adalah karet ataupun pegas. Bila pegas ditarik
melebihi batasn tertentu maka benda itu tidak akan elastis lagi. Lalu
bagaimanakah hubungan pertambahan panjang dengan gaya tarik?Karena
besarnya gaya pemulih sebanding besarnya pertambahan panjang, maka

dapat dirumuskan bahwa:


dengan,
k = konstanta pegas
Fp = Gaya Pemulih (N)
x = Perpanjangan Pegas (m) Persamaan inilah yang disebut dengan
Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam persamaan menunjukkan berarti
gaya pemulih berlawanan arah dengan arah perpanjangan.

2. Modulus ElastisitasYang dimaksud dengan Mosdulus Elastisitas adalah


perbandingan antara tegangan dan regangan. Modulus ini dapat disebut
dengan sebutan Modulus Young.
1. Tegangan (Stress)
Tegangan adalah gaya per satuan luas penampang. Satuan tegangan
adalah N/m2 Secara matematis dapat dituliskan:

2. Regangan (Strain)
Regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu
batang terhadap panjang awal mulanya bila batang itu diberi gaya.
Secara matematis dapat dituliskan:

Dari kedua persamaan di atas dan pengertian modulus elastisitas, kita


dapat mencari persamaan untuk menghitung besarnya modulus elastisitas,
yang tidak lain adalah:

Satuan untuk modulus elastisitas adalah N/m2


3. Gerak Benda di Bawah Pengaruh Gaya PegasBila suatu benda yang
digantungkan pada pegas ditarik sejauh x meter dan kemudian dilepas,
maka benda akan bergetar. Percepatan getarnya itu dapat dihitung dengan

persamaan: Dari persamaan di atas, kita mengetahui bahwa


besarnya percepatan getar (a) sebanding dan berlawanan arah dengan
simpangan (x)

GERAK HARMONIK
Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut
gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai
gerak harmonik/harmonis. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada
lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk yang
sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas.
Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis sederhana. Banyak jenis gerak lain
(osilasi dawai, roda keseimbangan arloji, atom dalam molekul, dan sebagainya)
yang mirip dengan jenis gerakan ini, sehingga pada kesempatan ini kita akan
membahasnya secara mendetail.
Dalam kehidupan sehari-hari, gerak bolak balik benda yang bergetar terjadi tidak
tepat sama karena pengaruh gaya gesekan. Ketika kita memainkan gitar, senar
gitar tersebut akan berhenti bergetar apabila kita menghentikan petikan. Demikian
juga bandul yang berhenti berayun jika tidak digerakan secara berulang. Hal ini
disebabkan karena adanya gaya gesekan. Gaya gesekan menyebabkan benda-
benda tersebut berhenti berosilasi. Jenis getaran seperti ini disebut getaran
harmonik teredam. Walaupun kita tidak dapat menghindari gesekan, kita dapat
meniadakan efek redaman dengan menambahkan energi ke dalam sistem yang
berosilasi untuk mengisi kembali energi yang hilang akibat gesekan, salah satu
contohnya adalah pegas dalam arloji yang sering kita pakai. Pada kesempatan ini
kita hanya membahas gerak harmonik sederhana secara mendetail, karena dalam
kehidupan sehari-hari terdapat banyak jenis gerak yang menyerupai sistem ini.

GERAK HARMONIS SEDERHANA


Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan sederhana. Kita
akan mempelajarinya satu persatu.

Gerak Harmonis Sederhana pada Ayunan


Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda
akan diam di titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan,
maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan
terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas
melakukan gerak harmonik sederhana.
Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada ayunan sederhana
Periode (T)
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki
periode alias waktu yang dibutuhkan benda untuk melakukan satu getaran secara
lengkap. Benda melakukan getaran secara lengkap apabila benda mulai bergerak
dari titik di mana benda tersebut dilepaskan dan kembali lagi ke titik tersebut.
Pada contoh di atas, benda mulai bergerak dari titik A lalu ke titik B, titik C dan
kembali lagi ke B dan A. Urutannya adalah A-B-C-B-A. Seandainya benda
dilepaskan dari titik C maka urutan gerakannya adalah C-B-A-B-C.
Jadi periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan
satu getaran (disebut satu getaran jika benda bergerak dari titik di mana benda
tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut ). Satuan periode adalah
sekon atau detik.

Frekuensi (f)
Selain periode, terdapat juga frekuensi alias banyaknya getaran yang dilakukan
oleh benda selama satu detik. Yang dimaksudkan dengan getaran di sini adalah
getaran lengkap. Satuan frekuensi adalah 1/sekon atau s-1. 1/sekon atau s-1 disebut
juga hertz, menghargai seorang fisikawan. Hertz adalah nama seorang fisikawan
tempo doeloe. Silahkan baca biografinya untuk mengenal almahrum eyang Hertz
lebih dekat.
Hubungan antara Periode dan Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi selama satu detik/sekon. Dengan
demikian selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah

:![endif]-->
Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah periode.
Dengan demikian, secara matematis hubungan antara periode dan frekuensi
adalah sebagai berikut :
Amplitudo (f)
Pada ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi, terdapat juga amplitudo.
Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan. Pada contoh
ayunan sederhana sesuai dengan gambar di atas, amplitudo getaran adalah jarak
AB atau BC.

Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas


< ![endif]-->
Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar a. Ketika
sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang
(bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak
diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang), sebagaimana tampak pada gambar B.
Jika beban ditarik ke bawah sejauh y1 dan dilepaskan (gambar c), benda akan akan
bergerak ke B, ke D lalu kembali ke B dan C. Gerakannya terjadi secara berulang
dan periodik. Sekarang mari kita tinjau hubungan antara gaya dan simpangan
yang dialami pegas.
Kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut
dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian juga
dengan gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal tanpa
hambatan. Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif ke
kiri. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan
gaya. Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam
posisi setimbang (lihat gambar a). Untuk semakin memudahkan pemahaman
dirimu,sebaiknya dilakukan juga percobaan.

< ![endif]-->
Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan
memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga
benda kembali ke posisi setimbangnya

Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya
pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali
ke posisi setimbang (gambar c).
< ![endif]-->

Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas
yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x =
0). Secara matematis ditulis dan dicetuskan oleh paman Robert Hooke. k adalah
konstanta dan x adalah simpangan. Hukum Hooke akurat jika pegas tidak ditekan
sampai kumparan pegas bersentuhan atau diregangkan sampai batas elastisitas.
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah
berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x
bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x).
Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F
bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah
simpangan x. k adalah konstanta pegas. Konstanta pegas berkaitan dengan kaku
atau lembut sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah
pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan
pegas. Sebaliknya semakin lembut sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas),
semakin kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk
meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang
besarnya sama dengan F = +kx. Pegas dapat bergerak jika terlebih dahulu
diberikan gaya luar. Amati bahwa besarnya gaya bergantung juga pada besar x
(simpangan).
Sekarang mari kita tinjau lebih jauh apa yang terjadi jika pegas diregangkan
sampai jarak x = A, kemudian dilepaskan (lihat gambar di bawah).

< ![endif]-->
Setelah pegas diregangkan, pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang
(x=0). Ketika melewati posisi setimbang, benda bergerak dengan laju yang tinggi
karena telah diberi percepatan oleh gaya pemulih pegas. Ketika bergerak pada
posisi setimbang, gaya pegas = 0, tetapi laju benda maksimum.
< ![endif]-->
Karena laju benda maksimum maka benda terus bergerak ke kiri. Gaya pemulih
pegas kembali memperlambat gerakan benda sehingga laju benda perlahan-lahan
menurun dan benda berhenti sejenak ketika berada pada x = -A. Pada titik ini, laju
benda = 0, tetapi gaya pegas bernilai maksimum, di mana arahnya menuju ke
kanan (menuju posisi setimbang).

< ![endif]-->
Benda tersebut bergerak kembali ke kanan menuju titik setimbang karena ditarik
oleh gaya pemulih pegas tadi. Gerakan benda ke kanan dan ke kiri berulang secara
periodik dan simetris antara x = A dan x = -A.

< ![endif]-->
Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada dasarnya sama
dengan ayunan sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi dan amplitudo. Jarak
x dari posisi setimbang disebut simpangan. Simpangan maksimum alias jarak
terbesar dari titik setimbang disebut amplitudo (A). Satu getaran Gerak Harmonik
Sederhana pada pegas adalah gerak bolak balik lengkap dari titik awal dan
kembali ke titik yang sama. Misalnya jika benda diregangkan ke kanan, maka
benda bergerak mulai dari titik x = 0, menuju titik x = A, kembali lagi ke titik x =
0, lalu bergerak menuju titik x = -A dan kembali ke titik x = 0 (bingung yach ?).
Dipahami perlahan-lahan ya…

Bagaimana osilasi/getaran pada pegas yang digantungkan secara vertikal ?


Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal
sama dengan getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang
digantungkan secara vertikal lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang
bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak pada arah
horisontal). Mari kita tinjau lebih jauh getaran pada pegas yang digantungkan
secara vertikal…
Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan
dengan panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan
gaya luar (ditarik atau ditekan). Nah, pada pegas yang digantungkan vertikal,
gravitasi bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan pada ujung pegas.
Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan sendirinya meregang
sejauh x0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas berada pada
posisi setimbang.
Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya
total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 =
-kx0) yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total
kedua gaya ini sama dengan nol.
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Popy Sabrina
Ranti gumala sari

X1 ipa 2

SMAN2 SIAK HULU


D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
TANTRI WULANDARI
DEVI SRI WIDYANA

X1 IPA 2

SMAN 2 SIAK HULU

You might also like