Professional Documents
Culture Documents
Kompetensi Dasar :
LATAR BELAKANG.
Asas hubungan internasional adalah pedoman yang dijadikan landasan atau asas
hubungan internasional baik tertulis maupun tidak tertulis, yang meliputi :
1. Asas Teritorial.
Yaitu Negara mempunyai kekuasaan hukum atas semua orang dan semua barang
yang ada di wilayahnya.
1. Asas Kebangsaan.
Artinya warga negara dimanapun ia berada, tetap mendapat perlakuan hukum dari
negaranya. Asas ini berkekuatan exteritorial, artinya hukum dari negara tersebut
tetap berlaku bagi warga negaranya, walaupun di negara asing.
Artinya negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa
yang berhubungan dengan kepentingan umum.
Artinya hubungan antar bangsa perlu saling terbuka sehingga negara paham akan
manfaat dari hubungan tersebut.
Lembaga ini bertanggung jawab atas hubungan atas suatu negara dengan negara
lain. Ruang lingkupnya tergantung pada hukum nasional masing-masing negara.
Tugas :
4). Proteksi, yaitu melindungi pribadi, harta benda dan kepentingan warga
negaranya.
5). Persahabatan.
2). Duta
3. Konsuler.
Adalah perwakilan suatu negara di negara lain yang mengurusi kepentingan
komersial dari negara pengirim atau negara yang menunjuk. Ia juga dibebani
tugas eksekusi akta notaris, memberi paspor,, meresmikan perkawinan dan
melakukan yuridiksi disipliner awak kapal negaranya.
4.Misi Khusus
Yaitu misi sementara yang mewakili suatu negara yang dikirim ke negara lain
atas persetujusn negara pengirim dan negara penerima.
Yaitu perwakilan negara untuk negara lain yang tidak mempunyai status
diplomatik dan tidak mempunyai efek-efek diplomatik. Contoh : Misi dagang,
pusat informasi atau pelayanan pariwisata.
1. Perundingan (Negotiation)
1. Penandatanganan (Signatute)
1. Pengesahan (Ratification)
Yaitu pengesahan naskah perjanjian oleh badan yang berwenang di suatu negara.
Perjanjian baru bersifat mengikat setelah diratifikasi.
Istilah-istilah perjanjian :
1. Traktat (treaty) : yaitu perjanjian formal yang merupakan persetujuan dua
negara atau lebih.
2. Konvensi (convention) : yaitu persetujuan formal yang bersifat multilateral
tetapi tidak berurusan dengan kebijakan tingkat tinggi.
3. Protokol (protocol) : Yaitu persetujuan tidak resmi yang dibuat oleh bukan
kepala negara yang mengatur masalah-masalah tambahan seperti
penafsiran dari klausal tertentu.
4. Persetujuan (agreement) : Yaitu perjanjian yang bersifat teknis atau
administratif.
5. Perikatan (arrangement) : Yaitu yaitu transaksi-transaksi yang bersifat
sementara.
6. Proses Verbal Yaitu catatan, ringkasan atau kesimpulan konferensi
diplomatik. Atau catatan suatu permufakatan.
7. Piagam (statute) : Yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan oleh
persetujuan internasional.
8. Deklarasi (declaration) yaitu perjanjian internasional yang berbentuk
traktat dan dokumen tidak resmi.
9. Modus vivendi : Yaitu dokumen untuk mencatat persetujuan internasional
yang bersifat sementara, sampai berhasil diwujudkan perjumpaan yang
permanen, terinci dan sistematis tetapi tidak memerlukan ratifikasi.
10. Pertukaran Nota : Yaitu metode yang tidak resmi yang melahirkan kewajiban
bagi yang bersangkutan. Biasanya dilakukan oleh wakil militer atau negara dan
bisa bersifat multilateral.
11. Ketentuan Penutup (final act) yaitu : ringkasan hasil konvensi yang
menyebutkan negara peserta, nama utusan yang diundang serta masalah yang
disetujui konferensi dan tidak memerlukan ratifikasi.
12. Ketentuan Umum (general act) yaitu : Traktat yang bersifat resmi dan tidak
resmi, seperti keputusan LBB tahun 1928 tentang arbitrase penyelesaian konflik
secara damai.
13. Charter yaitu istilah yang dipakai dalam perjanjian internasional untuk
pendirian badan yang melakukan fungsi administratif.
14. Pakta (pact) yaitu istilah untuk persetujuan yang lebih khusus, seperti pakta
warsawa yang membutuhkan ratifikasi.
1. Perwakilan Diplomatik.
Perangkat perwakilan diplomatik menurut Kongres Wina tahun 1815 dan Kongres
Aux La Chapella tahun 1818 (kongres Achen) :
Faktor internal yaitu adanya perang vietnam (indo china) dan sikap RRC yang
ingin mendominasi Asia Tenggara.
Tujuan ASEAN
STRUKTUR ASEAN
Sejarah singkat.
Kronologis sejarah :
Hasil KAA.
Berupa “Pernyataan dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia” yang disebut
DASA SILA BANDUNG. Dalam pernyataan tersebut dimasukan prinsip-prinsip
dalam piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru sebagai berikut :
KTT dihadiri 26 negara Asia, Afrika, Amerika Latin dan Eropa dimaksudkan
untuk meredakan ketegangan dunia dan menunjukkan kepada dunia , bahwa
masih ada pihak ke tiga yang berada diluar blok yang saling bertentangan. Prinsip
Dasa`Sila Bandung diharapkan dapat diperluas pada forum ini mengingat banyak
negara peserta yang masih dalam status terjajah dan taraf hidupnya masih
terbelakang.
KTT 13 di Malaysia 2003 Sejak berakhirnya perang dingin, GNB tampak semakin
tidak memiliki relevansi.
Dasar Pertimbangan :
1. Tahun-tahun awal berdirinya Indonesia, Indonesia dihadapkan pada dua
kekuatan besar dunia yaitu Amerika Serikat yang Liberal dan Uni Sovyet
yang komunis.
2. Adanya ancaman dari keinginan Belanda yang ingin menguasai kembali
Indonesia.
3. Perlunya memiliki pendirian agar tidak menjadi obyek dua kekuatan besar
dunia
4. Perlunya politik luar negeri yang Bebas dan Aktif.
AKTIF artinya Bangsa Indonisia dalam politik luar negerinya senantiasa aktif
memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia dan aktif ikut serta menciptakan
keadilan sosial dunia.
Bebas Aktif mengabdi pada kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat,
diabdikan untuk kepentingan nasional, terutama untuk kepentingan stabilitas dan
kelancaran pembangunan disegala bidang.
Bilateral.
Regional.
Multilateral.