Professional Documents
Culture Documents
health: kesehatan
Furunkolosis dapat menimbulkan komplikasi yang fatal. Salah satunya adalah furunkel
maligna yaitu furunkel yang timbul pada daerah segitiga yang dibatasi oleh bibir atas dan
pinggir lateral kedua mata, oleh karena dapat meluas ke dalam intra kranial. Masalah lain
yaitu bisa terjadi penyebaran bakteri yang lebih dalam atau lebih luas sehingga bisa juga
terjadi selulitis atau bakterimia. Dan apabila higinis penderita jelek atau menderita
diebetes militus, furunkel menjadi sering kambuh. Berikut akan dipaparkan dari
penyebab, patogenesis, sampai penanganannya.
Penyebaran
Furunkel lebih sering pada musim panas, karena banyak berkeringat. Dari segi umur
onsetnya dapat terjadi pada anak-anak dan juga orang muda. Frekuensinya lebih banyak
pada anak laki-laki.
Etiologi / Penyebab
Faktor host
Lingkungan
Patologi prototipe lesi staphylococcus adalah furunkel atau abses setempat lainnya.
Kelompok-kelompok S. aureus yang tinggal dalam folikel rambut menimbulkan nekrosis
jaringan. Koagulase dihasilkan dan mengkoagulasi fibrin disekitar lesi dan didalam
saluran getah bening, mengakibatkan pembentukan dinding yang membatasi preses dan
diperkuat oleh penumpukan sel radang dan kemudian jaringan fibrosis. Di tengah-tengah
lesi, terjadi pencairan jaringan nekrotik (dibantu oleh hipersensitivitas tipe lambat) dan
abses mengarah pada daerah yang daya tahannya paling kecil, setelah jaringan nekrotik
mengalir keluar, rongga secara perlahan-lahan diisi dengan jaringan granulasi dan
akhirnya sembuh.
Gambaran Klinik
Bakteri masuk ke dalam folikel rambut sehingga menimbulkan folikulitis dan
perifolikulitis, tampak sebagai nodus kemerahan dan sangat nyeri. Pada keadaan yang
berat dapat disertai gejala demam, malaise, dll. Setelah 2-4 hari terjadi proses supurasi
dan terbentuk abses ini dapat diketahui dengan adanya fluktuasi. Pada bagian tengah lesi
terdapat bintik kekuningan yang merupakan jaringan nekrotik, dan disebut mata bisul
(core). Bila abses pecah inti jaringan nekrotik tersebut akan keluar. Perawatan khusus
ialah pada furunkel maligna yaitu furunkel yang timbul pada daerah segitiga yang
dibatasi oleh bibir atas dan pinggir lateral kedua mata, oleh karena dapat meluas ke dalam
intra kranial. Masalah lain yaitu bisa terjadi penyebaran bakteri yang lebih dalam atau
lebih luas sehingga bisa juga terjadi selulitis atau bakterimia. Dan apabila higinis
penderita jelek atau menderita diebetes militus, furunkel menjadi sering kambuh.
Predileksi penyakit ini biasanya pada daerah yang berambut misalnya pada wajah,
punggung, kepala, ketiak, bokong dan ekstrimitas, dan terutama pada daerah yang banyak
bergesekan.
Efloresensi, lesi awal berupa infiltrat kecil, membesar membentuk nodul eritematosa
berbentuk kerucut, nyeri, terdapat core (mata bisul), kemudian melunak menjadi abses,
pecah, terbentuk ulkus.
Bagaimana Mendiagnosisnya.
1. anamnesis : timbul bisul atau benjolan yang nyeri dan ada matanya.
2. pemeriksaan fisik khususnya efloresensi nodul eritema berbentuk kerucut, dan
ditengahnya terdapat core
3. pemeriksaan penunjang : pengecatan Gram, kultur dan tes sensitivitas
Diagnosis banding
Diagnosis banding furunkolosis adalah folikulitis dan karbunkel. Antara furunkolosis dan
folikulitis dapat dibedakan dari segi efloresensinya kalau pada folikulitis berupa macula
eritematus, papul, pustula, tidak terdapat core dan jaringan disekitarnya tidak meradang.
Antara furunkolosis dengan karbunkel, dapat dibedakan dari segi efloresensinya mirip
dengan furunkel hanya saja ukurannya lebih besar dan mata bisulnya lebih dari satu. Dan
biasanya sering dijumpai pada penderita DM.
Komplikasi
1. furunkel malignan : yaitu furunkel yang timbul pada daerah segitiga yang dibatasi
oleh bibir atas dan pinggir lateral kedua mata, oleh karena dapat meluas ke dalam
intra kranial melalui vena facialis dan anguular emissary dan juga pada vena
tersebut tidak mempunyai katup sehingga menyebar ke sinus cavernosus yang
nantinya bisa menjadi meningitis.
2. selulitis bisa terjadi apabila furunkel menjadi lebih dalam dan meluas.
3. bakterimia dan hematogen : bakteri berada di dalam darah dapat mengenai katup
jantung, sendi, spine, tulang panjang, organ viseral khususnya ginjal
4. furunkel yang berulang, hal ini disebabkan oleh higine yang buruk
1. Topikal
Topical diberikan salep yang mengandung basitrasin dan neomisin, asam fusidat ,
natrium fusidat atau yang mengandung mupirosin. Bila terjadi ulkus atau lesi masih
eksudatif dilakukan kompres terbuka dengan larutan permanganas kalikus 1/ 5000,
larutan rivanol 0,1% atau povidin iodine 5%-10%.
1. Sistemik
Sistemik diberikan antibiotic, seperti
Pada furunkel maligna diberikan sefotaksim 1 gram intramuskuler per 8 jam selama
10 hari.
Prognosis
Umumnya baik. Asalkan mendapatkan penanganan yang adekuat dan faktor penyebab
dapat dihilangkan, dan prognosis menjadi kurang baik bila terjadi komplikasi.
1. Djuanda, A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keempat, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta, 2005, p. 110-112 , 379-381
2. Duarsa, W., Pindha, S., Bratiartha, Adiguna, S., Wardhana, Darmada, Wiraguna, Nusantara, A.
Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat
Denpasar, Fakultas Kedokteran Udayana, Denpasar, 2007, p. 27-28
th
3. Freeberg, I.M., Elsen, A.Z., Wolff, K. Fitzpatrieks Dermatology in General Med, 6 ed,
McGraw Hill, 2003, vol 2 p. 1856-1863.
4. Fitzpatrieks Color atlas and Synopsis of Clinical Dermatologg, 5 th ed, McGraw Hill, 2003, p.
595-597
5. Katzung, B.G. Basic & Clinical Pharmacology, 9 th ed, McGraw Hill, 2004, p. 801-806
6. Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, edisi kedua, EGC, Jakarta, 2004, p. 80-81,
84-87
7. Jawetz, dkk., Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 20, EGC , 1996.