Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar Belakang
pada tahun 1492. Beliau menemukan benua Amerika dan mendarat di pulau
devisa dan sumber pendapatan usahatani. Harga Komoditi tinggi dan pengusahaan
cuaca, fluktuasi harga dan serangan hama penyakit tanaman. Padahal sebagai
cerutu. Namun ada beberapa faktor khas Indonesia yang membuat jenis
Boyolali, dan lain sebagainya. Lebih dari 100 jenis tembakau dihasilkan
di Indonesia, dan 70% dari 200 juta kilogram tembakau yang diproduksi
pengeringan dengan bantuan sinar matahari (sun cured). Berdasarkan tipe ukuran
rajangannya, terbagi menjadi dua, broad cut (meliputi rajangan kasar dan sedang)
dan fine cut (rajangan halus). Berdasarkan warna hasil fermentasi, tembakau
rajangan dibagi menjadi dua, rajangan kuning dan hitam. Disebut rajangan
Tujuan Penulisan
permasalahannya.
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
pernah ada di dunia ini diperkirakan mencapai lebih dari 20 jenis, di mana
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Nicotiana L.
tegak ke pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75
tembakau juga memiliki bulubulu akar. perakaran akan berkembang baik jika
Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi
kuat, makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang
ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap
5
ruas batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter
tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Lapisan
atas daun terdiri atas lapisan palisade parenchyma dan spongy parenchyma pada
bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28- 32 helai
(Matnawi, 1997).
Bakal buah tembakau terletak diatas dasar bunga dan mempunyai 2 ruang
yang membesar, setiap ruang mengandung bakal biji anatrop yang banyak sekali.
Bakal buah ini dihubungkan oleh sebatang tangkai putih dengan sebuah kepala
didalamnya banyak berisi biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam setiap gram
biji berisi 12000 butir biji. Tiap-tiap tembakau dapat menghasilkan rata-rata 25
gram biji. Kira-kira 3 minggu sesudah pembuahan buah tembakau telah jadi
Biji dari buah tembakau yang baru dipungut kadang-kadang belum dapat
istirahat atau dormansi. Kira-kira 2-3 minggu untuk dapat berkecambah, untuk
dapat memperoleh kecambah yang baik sekitar 95% biji yang dipetik harus sudah
masak dan telah disimpan dengan baik dengan suhu yang kering
Syarat Tumbuh
Iklim
ataupun iklim yang sangat basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi
tanaman tembakau dapat merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh
mm/tahun, sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah hujan ratarata 1.500-
itu lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka dan waktu
antara 21-32,30 C. Tanaman tembakau dapat tumbuh pada dataran rendah ataupun
(Matnawi, 1997).
Tanah
7
gembur, remah, dan mudah mengikat air. Selain itu lahan yang baik untuk
tanaman tembakau adalah yang memiliki tata air dan udara yang baik sehingga
dapat meningkatkan drainase. Hal ini disebabkan karena tanaman tembakau yang
sangat peka terhadap air yang menggenang. Tanah yang optimal bagi tanaman
PERMASALAHANNYA
a. Pembibitan
bermutu dari varieatas unggul. Benih yang bermutu dan varietas unggul dapat
menentuka hasil tembakau. Varietas unggul tembakau dapat diperoleh dari tetua-
Jonge, 1989) maka diperkirakan Indonesia telah memiliki plasma nutfah yang
kelemahan varietas yang ada terhadap lingkungan marginal seperti hama dan
penyakit, kekeringan, kemiskinan unsur hara dan kemasaman tanah dapat diatasi
dengan memberdayakan berbagai ragam genetik dalam plasma nutfah yang ada.
dengan hasil bibit tembakau cabutan atau sistem polybag dengan hasil bibit dalam
1) Benih
9
biji atau setiap gram mengandung 13000 butir benih, dengan demikian
harus dipersiapkan dari areal khusus pembibitan dan diseleksi secara tepat.
ataupun biji gulma, daya kecambah di atas 80 % dan bebas hama dan
dan bermutu.
profesional baik oleh instansi terkait (seperti Balitas Malang dan Badan
Contoh yang lain adalah untuk petani tembakau binaan PT. BAT Indonesia
Tbk memperoleh benih yang dihasilkan secara standar produksi benih oleh
10
PT. BAT Indonesia Tbk di Bali. Hasil dari benih ini adalah : keseragaman
tanaman, vigor tanaman tinggi yang diawali oleh daya kecambah yang
2) Pesemaian Bedengan
kriteria : dekat dengan areal pertanian, dekat dengan sumber air, tanahnya
gembur subur dan mudah diolah, lahan terbuka terhadap sinar matahari,
70 – 80 hari sebelum tanam agar bibit siap salur pada waktu tanam, karena
sebelum sebar. Penaburan benih dapat dilakukan dengan gembor berisi air
(atap) dapat dibuka dari pukul 07.00 sampai 10.30 pada saat bibit berumur
15 – 20 hari, pukul 07.00 – 12.00 pada saat umur bibit 20 – 28 hari dan
permukaan bedengan.
Waktu Penyiraman
No Frekuensi Volume (l/m2)
(HSS)
1. 0–7 3 – 4 kali/hari 4.2 – 5.6
2. 7 – 20 2 – 3 kali/hari 2.8 – 4.2
3. 20 – 30 1 – 2 kali/hari 1.4 – 2.8
4. 30 – 35 1 kali/minggu 1.5
Keterangan : HSS = Hari Setelah Sebar
Atau dapat digunakan pupuk majemuk NPK dengan dosis 0.1 – 1 kg/m2
bedengan. Pupuk ditabur merata di atas bedengan dan dicampur dengan lapisan
tanah atas.
Hama dan penyakit yang sering menyerang pembibitan adalah ulat daun,
ulat pucuk, ulat tanah dan penyakit rebah kecambah Phytium spp. Contoh jadwal
Umur
Volume
No Bibit Insektisida Fungisida
Air (l/ha)
(hari)
1 14 500 Fastac atau Decis Benlate
2 17 500 Fastac atau Decis Benlate
20 500 Fastac atau Decis Topsin atau
3
Orthocide
23 600 Fastac atau Decis Topsin atau
4
Orthocide
26 600 Azodrine atau Gusadrin Topsin atau
5
Orthocide
6 29 700 Fastac atau Decis Benlate
32 800 Fastac atau Decis Topsin atau
7
Orthocide
36 900 Azodrine Topsin atau
8
Orthocide
13
kelembaban yang berlebihan karena bibit terlalu padat yang dapat menimbulkan
serangan penyakit rebah kecambah atau lanas. Disamping itu penjarangan juga
diperlukan agar bibit tidak mengalami etiolasi dan tidak terjadi persaingan unsur
hara sehingga bibit tumbuh dengan vigor seragam. Reseting dilakukan pada umur
21 hari.
Seleksi bibit dilakukan tiga kali yaitu pada umur 10 – 13 hari, 20 – 23 hari
dan 33 hari. Bibit siap salur memiliki kriteria umur 38 – 40 hari, tinggi bibit 10 –
12 cm, diameter batang 0,8 – 1 cm, jumlah daun 5 -6 lembar, warna daun hijau
dan tanaman sehat. Pencabutan bibit dilakukan pada pagi atau sore hari dengan
b. Pengolahan Tanah
berkembang baik dan mampu menyerap air serta unsur hara dalam jumlah yang
cukup untuk menunjang pertumbuhan yang terjadi dalam waktu singkat. Guna
olah lebih dari 30 cm, disamping upaya lain kearah terbentuknya struktur tanah
yang remah.
pembajakan pertama dan dilanjutkan bajak ke-dua dengan arah memotong bajak
ditentukan. Gebrus total dilakukan dengan cara menarik tanah lapisan atas dan
dibelakangnya. Gebrus total bertujuan untuk menembus lapisan olah dan oksigen
tanah. Selanjutnya dilakukan bajak 3 dan bajak 4 serta penghancuran tanah yang
c. Penanaman
50cm (jarak tanam pagar ganda) atau 100 cm x 75 cm. Populasi tanaman
20.000 sampai dengan 33.000 tanaman/ha. Jarak tanam yang paling baik
atau setelah penanaman. Untuk mencegah serangan hama pada bibit yang
2 gram/lubang tanam.
17.00) untuk menghindari kelayuan bibit karena terik sinar matahari. Cara
penanaman diusahakan agar akar bibit tidak terlipat dan patah. Penanaman
penanaman setiap pagi dan sore sampai tanaman “nglilir” (mulai tumbuh).
Penyulaman dilakukan mulai umur 3 hari sampai umur 10 hari setelah tanam,
bibit diambil dari cadangan bibit yang ditanam diantara barisan tanaman.
Pendagiran/pembumbunan
1) Pemupukan
hara sehingga tanaman dapat menghasilkan krosok yang tinggi baik jumlah
Unsur Hara
Kg/ha
Tanaman
N 70
P 12
K 80
Ca 55
Mg 22
S 18
B 0,07
Mn 0,7
Fe Sedikit
Zn Sedikit
Cu 0,04
Mo Sedikit
Sumber : McCants dan Woltz (1967)
dan pupuk kandang sekitar 17-22,5 ton/ha. Tembakau Madura : 200 kg ZA/ha,
2) Pemangkasan
tunas sehingga hasil foto sintesis dapat terakumulasi pada daun sehingga
diperoleh produksi krosok dan kualitasnya yang tinggi. Pangkas pucuk dan
wiwil biasanya dilakukan secara manual. Pangkasan pucuk dilakukan pada saat
button stage atau saat daun berjumlah 20 helai di atas daun bibit. Pangkasan
wiwil dilakukan 3 sampai 5 hari sekali pada saat panjang tunas samping sekitar
7 cm. Wiwil dilakukan sampai panen berakhir. Pangkasan wiwil saat ini sudah
Panen
tergantung kemasakan dan jumlah daun. Saat panen biasanya dimulai apabila
sudah ada berita tentang dimulainya pembelian tembakau rajangan oleh pabrik
rokok atau gudang mulai buka. Panen daun tembakau dilakukan 10 – 15 hari
sebelum awal pembelian tembakau rajangan. Pemetikan daun dimulai dari bawah,
dipetik 2 – 3 lembar daun setiap kali petik. Daun yang siap panen ditandai oleh
perubahan warna daun, dari hijau menjadi kuning kehijauan, warna tulang daun
18
putih/hijau terang, tepi daun mengering, permukaan daun agak kasar dan tangkai
daun mudah dipatahkan. Waktu panen pagi hari setelah embun menguap sampai
siang hari. Apabila waktu panen turun hujan, maka daun yang cukup matang
segera dipetik atau ditunda 6-8 hari. Daun yang telah dipetik segera diproses atau
Pasca Panen
Sebelum diperam, daun tembakau disortasi agar diperoleh daun hijau yang
pada batang. Daun koseran ( daun bawah), lama pemeraman 1-2 malam (24 – 48
kekuningan sampai kuning merata. Sedangkan daun tengah yang tebal dan daun
atas memerlukan waktu peraman 4 – 7 malam (96 – 168 jam) dengan warna daun
Perajangan dimulai pada tengah malam sampai pagi dengan tujuan hasil rajangan
dapat segera dijemur pada pagi harinya. Tebal irisan (rajangan) daun tembakau
temanggung antara 1.5 mm – 2.0 mm, pisau yang digunakan untuk merajang
harus selalu tajam agar hasil rajangannya baik dan seragam. Setelah daun
matahari. Pada hari pertama rajangan di balik apabila lapisan atas sudah cukup
kering, pekerjaan ini dilakukan kira-kira pukul 10.00 – 11.00. Pada malam
harinya, rajangan diembunkan untuk memperoleh warna hitam. Pada hari kedua,
penjemuran dimulai pada siang hari sampai rajangan tembakau lemas kembali.
bambu. Di dalam satu keranjang berisi tembakau rajangan yang sama mutunya.
Permasalahan Budidaya
pengendalian hama dan penyakit. Selain itu tanaman tembakau ini sangat sensitif
terhadap cuaca terutama untuk tembakau Voor Oogst. Tembakau ini menghendaki
cuaca yang benar-benar kering pada saat panen dan adanya hujan walaupun dalam
sebagai berikut.
a. Penyakit
berlekuk seperti terjepit, busuk, berwarna coklat dan akhirnya bibit roboh.
atas 85 % drainase buruk curah hujan tinggi dan pH tanah 5,2 – 8,5.
daunnya masih hijau mendadak terkulai layu dan akhirnya mati, pangkal
batang dekat permukaan tanah busuk berwarna coklat dan apabila dibelah
pupuk kandang yang telah masak, rotasi tanaman minimal 2 tahun dan
21
menggunakan varietas tahan seperti Coker 48, Coker 206 NC85, DB 102,
bengkok, daun menebal, atau sampai daun berkerut dan sangat kasar.
busuk berwarna coklat. Apabila potongan batang atau ibu tulang daun
dimasukkan kedalam air jernih akan tampak aliran masa bakteri putih
b. Hama Tembakau
22
tembakau yaitu ulat pucuk tembakau, ulat grayak, kutu tembakau, kutu putih dan
ulat tanah.
berlubang-lubang karena ulat memakan pucuk daun dan daun atas. Pada
saat serangan terjadi gejala tersebut belum nampak dan gejala akan
2) Ulat grayak ( Spodoptera litura F). Serangan terjadi pada malam hari
alkoloid, gula, rasio gula alkoloid dan maningkatkan total nitrogen daun.
23
4) Kutu Putih (Bemisia tabaci Genn). Baik kutu dewasa maupun nimfanya
daun, kutu ini juga menjadi vektor bagi virus krupuk atau penyakit mosaik
apakah perlu atau tidak untuk melakukan tindakan pengendalian. Apabila hal ini
dilakukan jarang sekali terjadi ledakan serangan hama dan penyakit yang dapat
daunnya untuk rokok, pipa atau tembakau kunyah (chewing) atau untuk dihisap
nikotina yaitu, suatu zat addictive, dan juga sebagai bahan dasar untuk beberapa
jenis insektisida. Di Indonesia, tembakau telah dikenal sejak 400 tahun yang lalu
sebagai tanaman obat ataupun bahan halusinogen (Balitas, 1994). Sampai saat ini
24
industri utama adalah rokok. Volume produksi dan luas tanam terus-menerus
rokok sendiri diawali pada tahun 1964 sejak adanya laporan khusus kedokteran
Amerika bahwa diperoleh hubungan yang erat antara merokok dan kangker paru-
paru. Walaupun komoditi ini mendatangkan pendapatan yang besar bagi negara
maupun pelaku bisnis tembakau namun terus mandapat tekanan dari pihak-pihak
anti rokok.
hilir tembakau terbatas pada rokok sehingga terjadi sistem perdagangan yang
tidak sehat. Perdagangan tembakau saat ini sangat dikuasai oleh pabrik rokok
tembakau rakyat sangat kecil (rata-rata 0,25 ha) sehingga sulit untuk menerapkan
teknologi moderen yang efisien. Hal ini juga menyebabkan petani tidak memiliki
Kesimpulan
25
tembakau yang lain, yang berbeda adalah hanya pada budidaya pasca panen.
pengendalian hama dan penyakit. Selain itu tanaman tembakau ini sangat
5. Permasalahan dari segi sosial ekonomi yaitu terutama adanya tekanan dari
pihak-pihak anti rokok, industri hilir tembakau terbatas pada rokok, dan
Saran
baik dari segi penerapan teknologi pada sistem budidaya maupun pemasaran hasil