Professional Documents
Culture Documents
Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi
memenuhi kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah
dibandingkan dengan organ lain. Aliran darah untuk jantung diperoleh dari
arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta kira-
kira ½ inchi diatas katup aorta dan berjalan dipermukaan pericardium. Lalu
bercabang menjadi arteriol dan kapiler ke dalam dinding ventrikel. Sesudah
terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler , aliran vena dari ventrikel dibawa
melalui vena koroner dan langsung masuk ke atrium kanan dimana aliran
darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara. Sirkulasi darah ditubuh ada 2
yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru mulai dari ventrikel
kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru,
setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya
kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira-
kira 15-20 mmHg pada arteri pulmonalis. Sirkulasi sistemis dimulai dari
ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriole lalu ke seluruh
tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava
superior akhirnya kembali ke atrium kanan.
B. Pengertian EKG
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik
jantung. Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam
tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang
pada permukaan tubuh. Kelainan tata listrik jantung akan menimbulkan
kelainan gambar EKG.
EKG hanyalah salah satu alat bantu dalam menegakkan diagnosis
penyakit jantung. Gambaran klinis penderita tetap merupakan pegangan yang
penting dalam menentukan diagnosis, karena pasien dengan penyakit jantung
mungkin mempunyai gambaran EKG yang normal atau sebaliknya individu
yang normal mungkin mempunyai gambaran EKG yang abnormal.
C. Manfaat EKG
EKG mempunyai nilai diagnostik pada keadaan klinis berikut :
1. Aritmia jantung
2. Hipertropi atrium dan ventrikel
3. Iskhemia dan infark myokard
4. Efek obat-obatan terutama digitalis dan anti-aritmia
5. Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium
6. Penilaian fungsi pacu jantung.
G. Sandapan EKG
Untuk memperoleh rekaman EKG dipasang elektroda-elektroda di
kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat
penting diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan
pencatatan yang berbeda. Kata sadapan memiliki 2 arti pada
elektrokardiografi: bisa merujuk ke kabel yang menghubungkan sebuah
elektrode ke elektrokardiograf, atau (yang lebih umum) ke gabungan
elektrode yang membentuk garis khayalan pada badan di mana sinyal listrik
diukur. Lalu, istilah benda sadap longgar menggunakan arti lama, sedangkan
istilah 12 sadapan EKG menggunakan arti yang baru. Nyatanya, sebuah
elektrokardiograf 12 sadapan biasanya hanya menggunakan 10
kabel/elektroda. Definisi terakhir sadapan inilah yang digunakan di sini.
Sebuah elektrokardiogram diperoleh dengan menggunakan potensial
listrik antara sejumlah titik tubuh menggunakan penguat
instrumentasi biomedis. Sebuah sadapan mencatat sinyal listrik jantung dari
gabungan khusus elektrode rekam yang ditempatkan di titik-titik tertentu
tubuh pasien.
Saat bergerak ke arah elektrode positif, muka gelombang depolarisasi
(atau rerata vektor listrik) menciptakan defleksi positif di EKG di sadapan
yang berhubungan.
Saat bergerak dari elektrode positif, muka gelombang depolarisasi
menciptakan defleksi negatif pada EKG di sadapan yang berhubungan.
Saat bergerak tegak lurus ke elektrode positif, muka gelombang
depolarisasi (atau rerata vektor listrik) menciptakan kompleks equifasik (atau
isoelektrik) di EKG, yang akan bernilai positif saat muka gelombang
depolarisasi (atau rerata vektor listrik) mendekati (A), dan kemudian menjadi
negatif saat melintas dekat (B).
Terdapat 2 jenis sandapan (lead) pada EKG, yaitu :
1. Sandapan Bipolar,
Merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, yang ditandai dengan
angka romawi I, II dan III.
a. Sandapan I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) yang
bermuatan negatif (-) dan tangan kiri bermuatan positif (+).
b. Sandapan II : merekam beda potensial antara tangan kanan (-) dengan
kaki kiri (LF) yang bermuatan (+)
c. Sandapan III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) yang
bermuatan (-) dan kaki kiri (+).
EKG seperti itu membentuk dasar yang kini dikenal sebagai segitiga
Einthoven.
2. Sandapan Unipolar
a. Sandapan Unipolar Ekstremitas:
1) aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang
bermuatan (+), dan elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki
kiri membentuk elektroda indifiren.
2) aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang
bermuatan (+), dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki
kiri membentuk elektroda indifiren.
3) aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang
bermuatan (+) dan elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan
kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
b. Sadapan Unipolar prekordial:
Sadapan prekordial V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 ditempatkan secara
langsung di dada. Karena terletak dekat jantung, 6 sadapan itu tak
memerlukan augmentasi. Terminal sentral Wilson digunakan untuk
elektrode negatif, dan sadapan-sadapan tersebut dianggap unipolar.
Sadapan prekordial memandang aktivitas jantung di bidang
horizontal. Sumbu kelistrikan jantung di bidang horizontal disebut
sebagai sumbu Z.
Sadapan V1, V2, dan V3 disebut sebagai sadapan prekordial
kanan sedangkan V4, V5, dan V6 disebut sebagai sadapan prekordial
kiri.
Kompleks QRS negatif di sadapan V1 dan positif di sadapan V6.
Kompleks QRS harus menunjukkan peralihan bertahap dari negatif ke
positif antara sadapan V2 dan V4. Sadapan ekuifasik itu disebut
sebagai sadapan transisi. Saat terjadi lebih awal daripada sadapan V3,
peralihan ini disebut sebagai peralihan awal. Saat terjadi setelah
sadapan V3, peralihan ini disebut sebagai peralihan akhir. Harus ada
pertambahan bertahap pada amplitudo gelombang R antara sadapan
V1 dan V4. Ini dikenal sebagai progresi gelombang R. Progresi
gelombang R yang kecil bukanlah penemuan yang spesifik, karena
dapat disebabkan oleh sejumlah abnormalitas konduksi, infark otot
jantung, kardiomiopati, dan keadaan patologis lainnya.
1) Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
2) Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
3) Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
4) Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea
(sekalipun detak apeks berpindah).
5) Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea
axillaris anterior.
6) Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di
linea midaxillaris.
Gambar 4: sandapan EKG
H. Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal
dan vertikal dengan jarak 1 mm (sering disebut sebagai kotak kecil). Garis
yang lebih tebal terdapat pada setiap 5 mm (disebut kotak besar).
Garis hirizontal menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0,04 detik.
Sedangkan 5 mm = 0,20 detik. Garis vertikal menggambarkan voltase,
dimana 1 mm = 0,1 miliVolt, sedang setiap 10 mm = 1 miliVolt.
Sebuah elektrokardiograf khusus berjalan di atas kertas dengan
kecepatan 25 mm/s, meskipun kecepatan yang di atas daripada itu sering
digunakan. Setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1 mm². Dengan
kecepatan 25 mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s (40 ms). 5
kotak kecil menyusun 1 kotak besar, yang sama dengan 0,20 s (200 ms).
Karena itu, ada 5 kotak besar per menit. 12 sadapan EKG berkualitas
diagnostik dikalibrasikan sebesar 10 mm/mV, jadi 1 mm sama dengan 0,1
mV. Sinyal "kalibrasi" harus dimasukkan dalam tiap rekaman. Sinyal standar
1 mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertikal, yakni 2 kotak besar di
kertas EKG.
I. Kurva EKG
Menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel.
Kurva EKG yang normal terdiri dari gelombaang P,Q,R.S dan T serta
kadang-kadang gelombang U. selain itu juga ada beberapa interval dan
segmen EKG.
Gambar 6: Kurva EKG
1. Gelombang P
Merupakan gambaran proses depolarisasi atrium. Positif di sandapan
I,II,aVF,V2-V6, terbalik di aVR, mungkin tegak, bifasik atau terbalik
(negatif) di III, aVL dan V1. Gelombang P yang normal :
Lebar < 0,12 detik
Tinggi < 0,3 miliVolt
Selalu positif di lead II
Selalu negatif di lead Avf
2. Gelombang QRS
Merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel. Seringkali normal di
V1 dan kadang-kadang di V2
Gelombang QRS yang normal :
Lebar 0,06-0,12 detik
Tinggi tergantung lead (bila lebih dari 0,12 detik harus dicari
kemungkinan ada RBBB, LBBB atau ventrikel ekstrasistole).
3. Gelombang Q
Adalah defleksi negatif pertama pada gelombang QRS. Gelombang q
kecil biasanya terlihat di sandapan I,II, aVF, dan V4-V6, durasinya < 0,03
detik dan tinggi/dalam amplitudo tidak lebih dari 25% tinggi gel R.
Gelombang Q dalam ukuran bervariasi normal di sandapan aVR.
Sedangkan gelombang Q besar yaitu durasi 0,04 detik atau 25% lebih
besar dari gelombang R dapat dilihat di sandapan III sendiri. Q abnormal
yang ditemukan di sadapan I atau sadapan prekordial adalah diagnostik.
Gelombang Q abnormal disebut gelombang Q patologis
Gelombang Q yang normal :
Lebar < 0,04 detik
Tinggi / dalam < 1/3 gelombang R
4. Gelombang R
Adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Gelombang R
umumnya positif di lead I, II, V5 dan V6. Gelombang r kecil di V1 dan
membesar secara progresif di V2-V4. Atau di lead aVR, V1 dan V2
biasanya hanya kecil atau tidak ada sama sekali.
5. Gelombang S
Adalah defleksi negatif sesudah gelombang R. Di lead aVR dan V1
gelombang S terlihat dalam, dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama
makin menghilang atau berkurang dalamnya. Gelombang S mungkin
ditemukan di sandapan I, II, dan selalu lebih kecil daripada gelombang R
pada masing-masing sandapan.
6. Gelombang T :
Merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel. Umumnya gelombang
T positif di lead I,II, aVF dan V3-V6 dan terbalik di aVR. Gelombang ini
mungkin tegak, bifasik atau terbalik di sadapan III, aVL dan V1.
7. Interval PR
Interval PR diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan
gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12-0,20 detik.
Ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium dan
jalannya impuls melalui berkas his sampai permulaan depolarisasi
ventrikel.
8. Segmen ST
Diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T. segmen ini
normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekordial dapat bervariasi dari
-0,5 sampai + 2 mm. Segmen ST yang naik disebut ST elevasi, dan yang
turun disebut ST depresi.
Ada beberapa cara di bawah ini dalam menentukan aksis jantung, ada
juga yang mengatakan kalau aksis jantung juga bisa di tentukan melalui
bidang horizontal. menghitung melalui bidang frontal yaitu dengan
menggunakan lead I, II, III, aVR, aVF, aVL seperti penjelasan saya
sebagai berikut :
1. Lihat lead I dan aVF ---> kalau kedua lead ini dominan
menggambarkan positip defleksi, jangan ragu untuk mengatakan
normal aksis karena masih dalam daerah normal aksis.
2. Kalau menemukan salah satu dari lead I atau aVF negatif, maka
gunakan cara ini. Misalkan lead aVF defleksi pasitip 5 mm (5 kotak
kecil= 1 kotak besar) dan defleksi negative 10 mm ( 10 kotak kecil) jadi
di lead aVF dominasinya defleksi negatif ---> (-10 mm )- (+5 mm) = -
5mm, sedangkan di lead I misalkan defleksi positip 11mm (11 kotak
kecil) dan defleksi negatif 2 mm (2 kotak kecil). Jadi di lead I
dominasinya defleksi positip ---> (+11mm) - (-2mm) = + 9mm. Anda
tinggal hitung 5mm kearah negatif lead aVF, dan 9 mm kearah positip
lead I. Setelah itu tentukan titik pertemuan kedua lead tersebut,
kemudian hubungkan titik pertemuan itu dengan titik pusat.
3. Cari lead yang bifasik atau yang mendekati bifasik defleksi (50:50) baik
kearah positif maupun ke arah negatif defleksi. Misalkan anda
menemukan lead yang bifasik berada di lead aVF, selanjutnya anda cari
lead yang tegak lurus dengan lead aVF (yaitu lead I). Perhatikan lead I,
ke arah mana defleksinya? (negatif atau positip) bila lead I defleksinya
dominan positip, maka aksisnya ke arah positip lead I (yaitu O derajat
or normal aksis), bila sebaliknya lead I dominan negatif, maka aksisnya
ke arah negatif lead I ( yaitu -180 derajat or RAD).