You are on page 1of 12

BAB 2 PSIKOLINGUISTIK

KELOMPOK
ANDRIYANTO
RUDOLF WATTIMENA

KHOIRUN NIF’AN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

W
WACANA: BENTUK DAN FUNGSINYA

Secara umum wacana dibagi menjadi dua yakni


a. Wacana tulis
b. Wacana lisan

Dalam bab ini lebih membahas wacana lisan


daripada wacana tulis, dengan pokok bahasan
yang meliputi;
a. Kompetensi
b. Kaidah
c. Aturan
(Taylor:28)
KOMPETENSI

Untuk menggunakan bahasa secara efektif dalam


berbagai macam situasi, seseorang harus
menguasai bukan hanya kemampuan berbahasa
namun juga harus menguasai Kompetensi
Komunikatif (penggunaan bahasa yang sesuai
dengan situasi yang ada).

(Taylor:29)
CONTOH KOMPETENSI KOMUNIKATIF:
1. Memiliki ekspresi yang sesuai saat menyampaikan
pesan (berbicara).
contoh:
I’m sorry, but I’m tired and sleepy.
(saya minta maaf, tapi saya lelah dan mengantuk)
Penutur yang baik akan menyampaikan tuturan di atas dengan
ekspresi orang yang kelelahan dan mengantuk, bukan ekspresi
orang marah dan bukan pula ekspresi yang berbinar-binar.
2. Saling membagi kesempatan berbicara (conversation
exchange) yang efisien.
3. Memiliki pengetahuan yang luas
4. Memahami prinsip dan kaidah percakapan
PRINSIP DAN KAIDAH PERCAKAPAN

Grice mengemukakan bahwa percakapan yang terjadi di


dalam anggota masyarakat dilandasi oleh sebuah prinsip
dasar, yaitu prinsip kerja sama (cooperative principle).
Grice merumuskan prinsip tersebut dalam empat
maksim (kaidah) antara lain;
1. maksim kuantitas,
seorang penutur diharapkan dapat memberikan
informasi yang cukup, relatif memadai, dan
seinformatif mungkin.
2. maksim kualitas,
seorang penutur diharapkan dapat menyampaikan
sesuatu yang bersifat nyata dan sesuai dengan fakta
yang sebenarnya di dalam bertutur.
3. maksim relevansi,
agar terjalin kerjasama yang baik antara penutur dan
petutur, masing-masing hendaknya dapat
memberikan kontribusi yang sifatnya relevan tentang
sesuatu yang sedang dipertuturkan tersebut.
4. Maksim pelaksanaan, yang mengharuskan peserta
tutur bertutur secara langsung, jelas, serta tidak
kabur (ambigu).
ATURAN-ATURAN DALAM PERCAKAPAN DAN KETERATURANNYA

Menurut Austin mengucapkan sesuatu adalah melakukan


sesuatu, dan bahasa atau tuturan dapat dipakai untuk
membuat kejadian karena pada umumnya ujaran yang
merupakan tindak tutur yang mempunyai kekuatan-
kekuatan.
Berdasarkan hal tersebut, Austin membedakan atau
mengklasifikasi tindak tutur menjadi tiga aspek
(kekuatan). Ketiga aspek tindak tutur tersebut adalah
(1) Lokusi, (2) Ilokusi , dan (3) Perlokusi.
Searle (1976) mengakui lima kategori tindakan dengan mempertimbangkan dua
belas dimensi perbedaan. Secara garis besarnya pembagian Searle adalah
sebagai berikut.
1. Asertif (Assertives): pada ilokusi ini penutur terikat pada kebenaran
proposisi yang diungkapkan, misalnya, menyatakan, mengusulkan,
membuat, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan.

2. Direktif (Directives): ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek


berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur; misalnya, memesan,
memerintah, memohon, menuntut, dan memberi nasihat.

3. Komisif (Commissives): pada ilokusi ini penutur sedikit banyak


terikat pada suatu tindakan di masa depan, misalnya, menjanjikan,
menawarkan. Jenis ilokusi ini cenderung berfungsi menyenangkan dan
kurang bersifat kompetitif karena tidak mengacu pada kepentingan
penutur, tetapi pada kepentingan petutur (mitra tutur).
4. Ekspresif (Expressive): fungsi ilokusi ini ialah mengungkap atau
mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat
dalam ilokusi, misalnya: mengucapkan terima kasih, mengucapkan
selamat, memberi maaf, mengecam, memuji, mengucapkan belasungkawa,
dan sebagainya.

5. Deklarasi (Declaration): berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan


mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi proposisi dengan
realitas, misalnya: mengundurkan diri, membaptis, memecat, memberi
nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan/ membuang, mengangkat, dan
sebagainya.
POLA KETERATURAN TINDAK TUTUR

Dalam suatu tindak tutur atau tindak berbahasa


(speech act) secara umum dibagi menjadi tiga
yaitu permintaan, penerimaan dan penolakan.
INITIATION RESPONSE
Greeting Greeting
Question Answer (counter Answer)
Request Compliance / non compliance
Accusation Denial/admission
Invitation Acceptance / refusal
Assertion Agreement / disagrement
Summons Answer
Table 2-3 (hal. 37 Psycholinguistics, Insup Taylor)

You might also like