Professional Documents
Culture Documents
Leo Sutrisno
Tambur wis ditabuh, suling wis muni. Holopis kuntul baris, ayo dadi siji.
Bareng para prajurit lan senopati. Mukti utawa mati manunggal kawula Gusti.
Menyerang tanpa pasukan. Menang tanpa merendahkan. Kesaktian tanpa ajian.
Kekayaan tanpa kemewahan. Tenang bagai ombak. Gemuruh laksana Merapi
[Yogya Istimewa]
Syair lagu ini dinyanyikan Marzuki Mohammad alias Kill the DJ di atas
panggung yang berada di halaman gedung DPRD DIY di hadapan warga DIY,
hari Senin, 13 Desember 2010. Kemudian, semua ikut bernyanyi. Menggugah
semangat warga Yogya tentang keistimewaan DIY.
Rapat Paripurna dibuka tepat pukul 12.00 dengan diawali menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Sikap politik yang dihasilkan adalah: 1. Mempertahankan
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah istimewa dalam bingkai dan
sistem pemerintahan NKRI. 2 Mengusulkan pengisisan jabatan gubernur dan
wakil gubernur DIY melalui mekanisme penetapan. 3. Penetapan sebagaimana
yang dimaksud di atas dilakukan dengan cara menetapkan Sultan Hamengku
Buwono dan Sri Paduka Paku Alam yang bertahta sebagai Gubernur dan wakil
Gubernur DIY. 4. Mendesak pemerintah dan DPR Ri untuk segera membentuk
dan menyelesaikan undang-undang keistimewaan DIY dengan mendasarkan
pada aspek historis, filosofis, yuridis, dan sosiopolitik DIY.
Dalam UUD 1945 yang telah diamandemen, 26 butir-butir HAM dimuat pada
Bab X, Pasal A-J. Paling tidak ada dua ayat yang dapat dikaitkan dengan
pengisian jabatan gubernur dan wakil gubernur itu. Kedua ayat itu adalah:
setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintah [Bab X, Ps. 28D:3]; dan setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. [Bab X, Ps. 28J:1].
Keberadaan kedua ayat ini tampaknya akan dilanggar bila cara penetapan
gubernur dan wakil gubernur DIY akan dilaksanakan. Walaupun, dalam
menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-
mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokaratis. [Bab X, Ps. 28J:1]
Dalam prinsip kerukunan tidak ada tekanan dari luar. Yang ada adalah
’larangan terhadap konflik yang terbuka’ agar terjadi suasana damai . Dan,
pada umumnya masyarakat Yogya akan memilih suasana damai itu. Karena itu,
mereka akan menghindari konflik yang terbuka kepada siapapun, apalagi
terhadap Raja- Ngarso Dalem. Mereka merelakan diri untuk dipimpin oleh
Ngarso Dalem, walaupun dalam hatinya ia merasa bahwa ia pun mampu dan
layak untuk menduduki jabatan gubernur atau wakil gubernur DIY itu.
Karena itu, sebagai pilihan untuk merelakan diri dipimpin oleh Sultan dan Sri
Paduka Paku Alam maka di situ tidak terjadi pelanggaran HAM. Dengan
perkataan lain, pengisian jabatan gubernur dan wakil gubernur DIY dengan
cara ditetapkan bagi Sultan dan Sri Paduka paku Alam yang bertahta tidak
melanggar Hak Azasi manusia. Semoga!