Professional Documents
Culture Documents
1. Ini adalah contoh laporan RSUD wates dan tiap koas yang praktikum
susunan laporan yang sama pula dan ini yang menjadi acuan
kelompok kita.
2. Tiap BAB akan dikerjakan oleh 1 orang koas, koas yang belum
RSUD hanya fokus di 1 BAB kalian aja. BAB yang jadi tugas kalian
bisa di print dan menjadi acuan selama di RSUD. Setelah itu BAB di
nya diubah jadi warna MERAH (BAB yang jadi tugas kalian aja)
1
4. Margin jangan di ubah-ubah, Font TNR 12, file tetap dalam bentuk
Pram)
yang diberikan oleh drg Yuni. Walaupun ini sudah saya susun tapi
PTT dan Presentasi (Melisa, Puji, Dyah), Laporan (Pram dan Irene)
2
BAB I
PENDAHULUAN
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
kepada masyarakat;
3
c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya;
miskin;
sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita
l. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien;
4
m. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
by laws);
tanpa rokok.
admisnistratif berupa:
a. teguran;
5
B. Pengertian Rumah Sakit Umum Daerah
dalam bidang pelayanan kesehatan pada rumah sakit. Rumah Sakit Umum
Daerah dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada kepala daerah. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah. Tanggung jawab rumah sakit
umum daerah adalah kepada Kepala Daerah baik itu DATI I maupun DATI II,
dan hal ini menunjukkan bahwa Rumah Sakit adalah Publik Domain dari
Pemerintah Daerah.
menjadi:
Rumah sakit khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau
satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,
6
Berdasarkan pengelolaannya, rumah sakit dapat dibagi menjadi:
dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola
Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan
pemerintah dan pemerintah daerah tidak dapat dialihkan menjadi rumah sakit
privat.
Rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang
No.44 Tahun 2009), Rumah Sakit Umum dan khusus diklasifikasikan sbb:
Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai
dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain dan 13
7
b. Rumah Sakit umum kelas B
Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai
Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai
Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai
dasar.
8
b. Rumah Sakit khusus kelas B;
hingga pada tahun 1953 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tk. II Kulon
Progo No. 6 Tahun 1963. Saat itu kedudukan Rumah Sakit menjadi satu
berupaya mengembangkan diri dengan cara pindah lokasi baru di Dusun Beji
Kecamatan Wates Jl. Tentara Pelajar Km.1 No. 5 Wates Kulon Progo.
9
Suwardjono Suryaningrat pada tanggal 26 Februari 1983 dengan status kelas D.
Maka secara resmi tanggal tersebut dijadikan Hari Bhakti Pelayanan Kesehatan
bagian dari Dinas Kesehatan, dengan ketetapan Perda Kabupaten Dati II Kulon
Progo No. 5 tahun 1982 dan mencabut Perda yang berlaku sebelumnya. Sesuai
dengan Perda Kab. Dati II Kulon Progo No. 18 tahun 1994, kedudukan RSUD
Wates tetap sebagai UPTD. Pengelolaannya mulai diatur secara mandiri setelah
terbitnya Perda Kab. Dati II Kulon Progo No. 22 dan No. 23 tahun 1994
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Wates. Sejak
mantap.
mempersiapkan diri menjadi Unit Swadana melalui tahap uji coba selama 3
tahun. Setelah menjalani proses uji coba maka baru ditetapkan menjadi RSUD
Unit Swadana melalui SK Bupati No. 343/2001. Adapun saat ini RSUD Wates
sedang dalam proses untuk menjadi RSUD kelas B yang rencananya akan
telah memiliki 3 tenaga bidang spesialistik lain yaitu saraf, mata, dan THT
10
serta 2 tenaga bidang spesialistik kerja sama dengan FK UGM, yaitu jiwa dan
kulit kelamin.
Kendala yang dihadapi RSUD Wates untuk menjadi rumah sakit tipe B
adalah RSUD Wates belum memiliki sarana yang menunjang bidang spesialis,
kesehatan yaitu bedah, kebidanan dan kandungan, anak, penyakit dalam. Untuk
tenaga bidang spesialistik lain yaitu saraf, mata, dan THT serta 2 tenaga bidang
spesialistik kerja sama dengan FK UGM yaitu jiwa dan kulit kelamin.
11
Masalah yang dihadapi RSUD Wates untuk menjadi RS tipe B antara lain
langsung, padahal RSUD Wates masih memerlukan tenaga medis spesialis lain
mutlak diperlukan.
dan dapat terjadi dimana-mana, baik di dalam suatu organisasi yang besar
Menurut James A.F. Stoner sit. Aditama (2003), manajemen adalah suatu
12
dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah
melibatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang ada di
perusahaan.
Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur
para petugas kesehatan dan non petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan
Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh, terpadu, yang terdiri dari berbagai
elemen (sub sistem) yang saling berhubungan di dalam suatu proses atau struktur,
dalam upaya menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh
sebab itu, sistem pelayanan kesehatan masyarakat adalah struktur atau gabungan
dari sub sistem di dalam suatu unit atau di dalam suatu proses untuk
13
mengupayakan pelayanan kesehatan masyarakat baik preventif, kuratif, promotif,
14
BAB II
ayat (1) yaitu Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi
2. Jumlah dan jenis sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat
3. Rumah Sakit harus memiliki data ketenagaan yang melakukan praktik atau
15
perundangan. Sumber daya manusia Rumah Sakit Wates terdiri dari tenaga
PNS/CPNS, PTTD dan Tenaga kontrak. Adanya PP No.48 tahun 2005, tentang
ketiga (outsourcing).
pekerjaan.
• Apprenticeship (magang)
• Rotasi pekerjaan
16
• Untuk membuat keputusan pengembangan karier seseorang
mereka
Organisasi dan Tata Kerja RSUD Wates diatur dengan Peraturan Daerah
Kulon Progo Nomor 23 Tahun 1994 Tentang Susunan Organisasi dan Tata
1. Direktur
2. Sekretariat
- Urusan Kepegawaian
17
3. Bidang Pelayanan
5. Bidang Keuangan
Pengembangan
tanggung jawab, wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil daerah dalam
satu satuan organisasi yang dalam tugasnya didasarkan pada keahlian atau
seorang tenaga fungsional senior yang berada di bawah dan bertanggung jawab
pada direktur.
Bidang-Bidang Non-Struktural
1. Komite Medis
18
Tugas: menyusun standar pelayanan medik dan koordinasi dengan bidang
yanmed
2. Komite Keperawatan
3. Instalasi-Instalasi
4. Dewan Penyantun
Sebagai pengawas, terdiri dari 3-5 orang, terdiri dari elemen sekretaris
daerah, dinas yang terkait (kesehatan dan keuangan), serta tokoh masyarakat.
etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medik fungsional dan
kedokteran di RS.
19
6. Memberikan rekomendasi, kerjasama antara RS dengan FK, FKG dan
instansi pendidikan.
20
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES
DIREKTUR
FUNGSIONAL
22
BAB III
dikelompokkan menjadi:
1) Pelayanan medik :
- Laboratorium
- Anestesi
- Gizi
- Farmasi
- rehabilitasi medik
3) Pelayanan penunjang :
23
- Administrasi : Umum
Pasien
Pengadaan air
Kelistrikan
Peralatan
Mesin
Sanitasi/kebersihan lingkungan
- Pelayanan : Komunikasi
Transportasi
Pengamanan
Perawatan jenazah
Pelayanan medik merupakan tugas pokok rumah sakit dan lebih bersifat
profesional yang bekerja untuk menghasilkan pelayanan medik. Selain itu pula
24
Seperti pelayanan medik, pelayanan penunjang medik juga merupakan
tugas pokok (jasa profesional) dari kegiatan rumah sakit, tetapi lebih bersifat
diri pada para dokter. Para penderita percaya penuh bahwa para dokter sanggup
masyarakat, tuntutan akan fasilitas yang lebih baik serta mutu pelayanan yang
WATES
a. instalasi farmasi
d. instalasi gizi
25
f. instalasi pemeliharaan sarana RS dan pemulasaraan jenazah
h. unit EKG
Bagi pasien rawat jalan, bagian farmasi merupakan bagian terakhir alur
perawatan setelah mendapat pemeriksaan dan resep obat dari tenaga medis. Di
JAMSOSTEK dan pasien bayar mempunyai DPHO (Daftar Plafon Harga Obat)
26
BAB IV
MANAJEMEN LOGISTIK
keberadaan logistik rumah sakit yang meliputi alat-alat kesehatan, barang habis
dikelola oleh bagian Rumah Tangga yang dibawahi oleh bagian Umum dan
Perlengkapan. Bagian ini akan terbagi lagi menjadi tim pembelanjaan, tim
tangga RSUD Wates berasal dari APBN, APBD serta dana tambahan lainnya.
dikarenakan dana logistik yang terbatas. Fungsi dari manajemen logistik ini
adalah agar pembelanjaan logistik tidak melebihi dana yang telah ditetapkan
27
oleh APBD, untuk itu akan didahulukan kebutuhan yang menjadi prioritas.
dan pengendalian.
serta pemantauan persediaan barang (stock, material, supplies, inventory dll) yang
• Logistik Obat
28
termasuk di dalamnya adalah : alat-alat kesehatan, ATK (alat tulis kantor),
yang seimbang antara prestasi pelayanan yang diberikan dengan biaya yang
dikeluarkan.
(1) adanya skala prioritas dan penyediaan pelayanan dalam waktu yang
tepat
yang dibawahi oleh bagian Umum. Bagian Rumah Tangga ini berperan sebagai
29
BAB V
Suprihanto (1993) SIM adalah sistem manusia atau mesin yang terpadu, untuk
menggambarkan apa yang telah dicapai pada waktu yang lalu, apa yang
dengan suatu organisasi, SIM merupakan salah satu sumber daya yang
bagi para manajer secara akurat dah tepat waktu yang diperlukan untuk proses
menerima data mentah saja dirasa tidak cukup oleh karena itu maka diperlukan
suatu bentuk/cara pengolahan dan penyajian data sedemikian rupa agar data
30
dapat dianalisis dan bermakana sehingga keputusan dapat diambil. Dengan
informasi, maka biasanya alat bantu berupa computer digunakan dalam SIM.
menjawab.
keputusan.
Dalam sebuah SIM, terdapat dua subsistem yaitu fungsional dan kegiatan.
31
1. Pemasaran dengan subsistem: ramalan penjualan, perencanaan
pendapatan.
penerimaan
prestasi
32
3. Pengendalian manajemen: perumusan anggaran, alokasi
sumber daya
strategis
SIM di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates sudah ada dilengkapi
aplikasinya di RSUD WATES secara garis besar untuk melacak pasien terakhir
kali berobat ke poli apa sebelumnya, sehingga dapat diketahui Rekam Medis
(RM) yang belum kembali ke ruangan RM atau dapat dikatakan untuk melacak
RM yang belum kembali ke ruang RM. SIM juga dapat membantu di bagian
pendaftaran pasien terutama bagi pasien RSUD Wates yang kehilangan atau
33
1. pengumpulan data yang akurat
daya manusia
perencanaan anggaran.
Salah satu bentuk SIM RS yang berperan penting dalam peningkatan mutu
keuangan, dan aspek dokumentasi adalah rekam medis. Data-data untuk SIM
RS dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : data pelayanan, data
sumber daya, data pasien, data status kesehatan masyarakat data demand
keputusan.
34
manajeman, perbaikan dalam bidang keuangan seperti billing, serta perbaikan
secara umum seperti penurunan lama hari rawat inap, perbaikan jadwal kerja
keuangan.
Saat ini di RSUD Wates telah memiliki sistem SIM RS yang secara aktif
ruang operasi belum menggunakan SIM, hal ini disebabkan karena terbatasnya
APBD dan telah menghabiskan dan sebesar 300 juta rupiah. Dana ini telah
dimanfaatkan oleh pihak rumah sakit untuk pengadaan alat (komputer, server,
35
• Bagaimana BOR, LOS , TOI, TT
bangsal, Poli-poli yang belum ada yaitu untuk pasien rawat jalan.
BAB VI
jasa, dan gagasan yang tergantung pada pertukaran, dan dengan tujuan
36
dan promosi. Terdapat 5 konsep yang dapat dipilih organisasi untuk
yang luas.
agresif.
37
sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara efektif
pemasaran. Marketing mix terdiri dari product, price, place, promotion (4P),
promotion, and people). Product merupakan barang atau jasa yang ditawarkan
38
perumahsakitan merupakan jenis pelayanan yang diberikan baik dalam bentuk
diberikan harus dilihat dari sisi pasien, apakah pelayanan yang diberikan dapat
price. Price disini bukan semata-mata untuk menutupi biaya produksi dan
persepsi konsumen terhadap produk tersebut. P yang ketiga adalah place, yang
secara umum berarti distribusi yang merupakan upaya agar produk yang
ditawarkan berada pada tempat dan waktu yang sesuai dengan kebutuhan
pesan organisasi kepada costumer sesuai dengan strategi pemasaran yang telah
tentang jenis pelayanan yang ada di RS, bagaimana mereka termotivasi untuk
39
Relation Department, yang setingkat dangan Bussiness Department, Medical
Department, dsb.
masyarakat.
masyarakat luas.
adalah:
40
2. Menyadarkan staf dan pimpinan RS bahwa apa yang mereka
dan masyarakat.
RS.
masyarakat tahu tentang keberadaan RSUD Wates, tenaga ahli yang tersedia
dan jenis-jenis pelayanan medis dan penunjang lainnya yang dapat diperoleh
RSUD Wates, yaitu Bapak Satya Bimantoro, MSi. Kegiatan promosi ini
melalui beberapa cara yaitu dengan menggunakan media berupa leaflet tentang
RSUD Wates, pembuatan kalender yang dibagikan kepada pasien rawat inap
daerah dan juga dibagikan kepada masyarakat jika ada acarara bakti sosial atau
bersamaan dengan tim medis yang diterjunkan. RSUD Wates juga bekerjasama
dengan pihak Metro Tv sebagai salah satu patner dalam hal promosi. Wujud
41
Sakit yang memberikan pertolongan pertama apabila terjadi musibah atau
bencana alam di daerah Wates, dan pihak Metro TV merupakan pihak yang
42
BAB VII
MUTU PELAYANAN
perhari, perawatan di instalasi rawat inap dan rawat jalan, IGD, serta pendataan
43
sakit secara umum. Dalam observasi, telah dilakukan analisa dan pengolahan
data untuk bulan Febuari dan Maret tahun 2009 sebagai pembandingnya.
Tabel 1. Kegiatan Pelayanan Rawat Inap RSUD Wates bulan Januari 2010
< 48 ≥ 48
JAM JAM
1 DALAM 20 1325 1320 4 29 48 4779 5092
2 BEDAH/THT 23 923 838 3 3 5 4394 4429
3 ANAK 19 1089 1089 6 14 4 3717 3563
4 OBS/GYN 25 2392 2252 8 0 0 6732 6402
5 SYARAF 16 765 712 17 17 15 3679 3477
6 ICU 5 275 158 14 70 46 1050 435
7 NICU 15 1308 944 11 34 20 5923 5011
8 UMUM 50 2913 3147 16 40 53 12620 12295
Tabel 2. Angka Indikator Rawat Inap RSUD Wates bulan Januari 2010
44
NO UPF GDR NDR BOR AvLOS TOI BTO
Berdasarkan data pada bulan Januari 2010 (Tabel 1 dan 2), nilai GDR
adalah 38 per million angka ini lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai
standarnya yaitu 45 per million. Hal ini berarti bahwa mutu penanganan pasien
kasus gawat darurat sudah optimal, namun sebaiknya terus dipertahankan agar
selalu di bawah batas standar GDR. Dari perhitungan data bulan Januari 2010
diperoleh nilai NDR 18 per million yang masih lebih kecil daripada nilai
standar yang seharusnya 25 per million. Hal ini berarti bahwa pelayanan pasien
rawat inap masih memadai, namun masih perlu dipantau serta dilakukan upaya-
upaya menjaga dan peningkatan mutu pelayanan mengingat angka NDR yang
45
sudah mendekati batas standar angka NDR yang disepakati. Hasil perhitungan
BOR bulan Januari 2010 menunjukkan nilai 67,92% berada dalam rentang nilai
AvLOS bulan Januari 2010, diperoleh nilai 3,89 hari, yang berarti masih berada
di bawah rentang nilai normal AvLOS (6-9 hari). Hal ini berarti bahwa
pelayanan rawat inap secara umum sudah baik. Pada perhitungan TOI bulan
Januari diperoleh nilai 1 hari yang berarti masih termasuk dalam nilai standar
TOI (1-3 hari). Hal ini menunjukkan bahwa interval antara tempat tidur kosong
hingga terisi kembali oleh pasien sudah baik. Data dari BTO bulan Januari
2010, diperoleh nilai 68 kali, hasil ini sudah di atas rentang nilai BTO (40-50
kali untuk periode satu tahun). Untuk mengetahui interpretasi BTO maka perlu
dilakukan analisis bersama indikator lain yang dituangkan pada diagram Barber
Rumah Sakit di atas (tabel 1 dan 2) dapat ditarik kesimpulan bahwa mutu
pelayanan di RSUD Wates sudah cukup optimal namun masih dapat terus
peningkatan kinerja SDM dan manajemen SDM yang tepat serta perbaikan
fasilitas yang ada sehingga pelayanan RSUD Wates bisa lebih optimal.
Tabel 3. Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Inap (RL 2a) Januari 2010
46
Kasus
64
Dari data pada tabel 3 maka dapat diketahui bahwa penyakit terbanyak
yang dirawat di rawat inap RSUD Wates selama bulan Januari 2010 adalah
enteritis) dengan jumlah 775 pasien, sehingga mungkin dari hasil ini dapat
merespon banyaknya kasus ini di masyarakat. Data ini juga dapat digunakan
47
SDM,Fasilitas, dan bahan perawatan kasus-kasus yang sering muncul sebagai
BOR = Jumlah hari rawat x 100% (75% - 85%) % jumlah tempat tidur
terpakai
Jml TT x hari periode tsb
AvLOS = Jml Lama Perawatan Efisiensi & mutu Length of Stay = rata-rata
pelayanan 4-9 hari
48
Jml Pasien Keluar H+M (<12) lama rawat pasien
GDR = Jml pasien mati x 100% Mutu pelayanan Gross Death Rate = angka
<45/1000 kematian pasien rawat
Jml pasien keluar H+M
NDR = Jml Pas Mati Mutu Pelayanan Net Death rate = angka
>48jamx100% <25/1000 kematian sesudah 48 jam
BAB VIII
49
pengendalian yang tepat. Model perencenaan strategis menekankan pentingnya
pembahsan mengenai visi dan misi serta analisis faktor-faktor eksternal dan
2006).
dan metode melalui sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Arah dicapai dengan
suatu organisasi menjadi lebih produktif dan mempunyai arah yang jelas bagi
kebutuhan pada masa depan dan sekarang dengan kapasitas organisasi. Proses
startegis dalam jangka menengah suatu lembaga, termasuk suatu rumah sakit.
50
Visi RSUD Wates adalah “terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah
Wates Kabupaten Kulon Progo yang unggul dalam pelayanan yang bermutu
ditetapkan
8. Kepastian biaya
9. Tarif terjangkau
51
3. menyelenggarakan pelayanan yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan
1. kejujuran
2. keadilan
3. keterbukaan
4. kerjasama
5. pelayanan pelanggan
6. profesionalisme
52
Tugas pokok RSUD Wates adalah melaksanakan kegiatan pelayanan
di RSUD Wates manjadi dapat terus ditingkatkan sehingga turut andil dalam
53
7. menyelenggarakan administrasi umum dan kepegawaian
C. Capaian Kerja Tahun 2009 dan Target Yang Ditetapkan Tahun 2010
RSUD Wates
1 motor)
sasaran: tersedianya TK
kantor
54
sasaran: tersedianya bahan bacaan dan peraturan perUU bagi karyawan
55
2. Penilaian prestasi kerja Pegawai funsional lewat angka kredit
dan keuangan
Pemerintah)
1. Peningkatan Kesehatan
pelayanan
2. Asuhan kebidanan
56
Sasaran: terwujudnya standar asuhan kebidanan
5. Akreditasi RS
Sakit
57
Sasaran: terpenuhinya kebutuhan linen Rumah Sakit
Wates
58
Sasaran: terlaksananya kemitraan dengan PT ASKES
BLUD
3. Pengembangan SIM/RSUD
soft ware
59
Sasaran: terlaksananya komunikasi dan informasi kesehatan RSUD
Wates
60
2. Meningkatnya Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kabupaten
5. Terpenuhi kebutuhan
(laboratorium,radiologi,farmasi)
61
8. meningkatnya kesejahteraan karyawan dengan terwujudnya
Rumah Sakit
BAB IX
62
1. PENGERTIAN PEMBIAYAAN
BLU, sesuai dengan terbitnya UU No. 1 Tahun 2004 dan PP No. 23 Tahun
2005, yang dimaksud BLU disini adalah Rumah sakit dapat memungut biaya
kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang atau jasa layanan yang
diberikan. Imbalan atas barang atau jasa layanan yang diberikan tersebut
ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per
unit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif layanan diusulkan oleh rumah
sakit kepada menteri keuangan/ menteri kesehatan/ kepala SKPD sesuai dengan
63
standar, kebijakan, system dan prosedur keuangan sendiri. Batas keleluasaan
menentukan tarif nya sendiri berdasarkan perhitungan biaya pelayanan per unit
atau per investasi. Tarif diusulkan oleh RS BLU dan disahkan oleh menkes,
operasionalnya yang sesuai dengan business plan RS dan tidak perlu disetor..
Segala pembiayaan operasional rumah sakit dibiayai oleh rumah sakit itu
sendiri. Sumber keuangan rumah sakit sendiri berasal dari tarif pelayanan
pasien umum, klaim asuransi dan APBD yang menjadi sumber penggajian
PNS. Keuangan yang masuk dikelola oleh rumah sakit dan disimpan dalam
RSUD Wates tiap tahunnya bisa mencapai 23 milyar, ini melipuri dari retribusi
64
tarif pasien umum dan klaim asuransi. Perubahan ini berimbas pada
akan disusun harus berbasis kinerja, akuntansi biaya yang didasari dari
indikator input, indikator proses dan indikator output. Anggaran yang akan
disusun pun harus berbasis kinerja sesuai dengan Kepmendagri No. 29 Tahun
2002. Hal ini sesuai dengan pendapat soejitno dkk (2007) bahwa RS BLU
memiliki akuntabilitas yang lebih besar dengan adanya dewan pengawas untuk
rumah sakit yang memiliki perputaran uang lebih dari 15 M san asset lebih dari
langsung.
65
4. Pendapatan Pelayanan RSUD dialokasikan
untuk biaya kegiatan dan operasional rumah sakit dan untuk jasa
pelayanan.
Jadi dengan adanya pergantian status RSUD Wates yang menjadi BLUD,
logistik yang sebelumnya dirasa lambat, saat ini dapat dilakukan dengan
segera, sehingga pelayanan dapat diberikan dengan cepat dan efisien, Adanya
SPM dan SOP, diharapkan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat
semua itu akan berimbas pada peningkatan kunjungan pasien ke rumah sakit
asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para
anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan.
Secara garis besar ada dua jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan-
perusahaan asuransi, yaitu rawat inap (in-patient treatment) dan rawat jalan
(out-patient treatment)
anggotanya yang utamanya merupakan para pegawai negeri baik sipil maupun
66
non-sipil. Anak-anak mereka juga dijamin sampai dengan usia tertentu. Para
punya program serupa yaitu Jamkesda dan jamkesos walaupun pada awal maret
Pemanfaatan kartu askes yang optimal oleh pns akan merinngankan beban PNS
umumnya (Mukti,2010).
67
PT. Askes, sebuah perusahaan milik Negara adalah perusahaan asuransi
pelayanan kepada PNS yang berhak untuk dirawat di kelas 2 atau dikelas 1
PT. Askes juga adalah perusahaan yang kontrak oleh DEPKES untuk
mengganti biaya pelayanan rumah sakit kepada masyarakat miskin untuk rawat
Wates
1. ASKES PNS
adalah segala bentuk pelayanan kesehatan tetap dilayani tapi apabila tidak
68
sesuai dengan ketentuan yang ada dalam asuransi tersebut maka peserta
beberapa pelayanan kesehatan yang sama sekali tidak ditanggung oleh ASKES
BAB X
69
1. PENGERTIAN
daya pendukung lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan
masing. Contoh model manajeman dan dan penjabaran fungsinya adalah sbagai
berikut:
a. Model PIE
b. Model POAC
c. Model P1-P2-P3
d. Model ARRIF
70
Terdiri dari analisis, rumusan, rencana, implementasi, dan forum
komunikasi.
e. Model ARRIME
evaluasi.
2. GAMBARAN UMUM
berdasarkan kepemilikannya dan visi rumah sakit tersebut (misal: profit/not for
profit). RSUD Wates sejak Januari 2009 RSUD Wates merupakan Badan
pihak RSUD Wates, kecuali dalam hal pembiayaan gaji pegawai PNS di RSUD
71
3. DAMPAK KEBIJAKAN BENTUK RUMAH SAKIT TERHADAP
MANAJEMEN KEUANGAN
(2) Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau
swasta.
(3) Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis
undangan.
(4) Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta sebagaimana yang dimaksud
perumahsakitan.
72
Berdasarkan Pasal 1 angka 23 UU No. 1 Tahun 2004 tentang
korporasi
73
5. Rencana kerja, anggaran dan pertanggungjawabannya
secara langsung
7. Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan pegawai
negeri sipil
kehidupan bangsa
74
13. Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan
14. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta laporan keuangan dan
laporan kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak
17. BLU dapat menerima hibah atau sumbangan dari masyarakat atau
badan lain
Anggaran yang akan disusun harus berbasis kinerja, akuntansi biaya yang
75
Standar pelayanan minimal rumah sakit pemerintah di daerah (RSUD)
ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah, dan harus
pemanfaatannya
berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLU /
BLUD
76
4. PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
pemerintah daerah sebagai arsip setiap bulannya (maksimal tgl 10 tiap bulan).
Pada saat dibutuhkan keterangan dari pihak auditor pusat (BPK) dapat
Pada tiap akhir periode pihak manajemen keuangan rumah sakit pemerintah
keuangan rumah sakit yang harus diaudit oleh auditor independen. Sedangkan
77
BAB XI
RS Wates
Menimbang:
Mengingat:
78
d. Keputusan Menteri Dalam Negeri tahun 2002 tentang Pedoman
14/DPA/SKPD/2009
Memutuskan
Menetapkan :
79
Berdasarkan penetapan SOP di atas maka RSUD Wates telah membuat
1. Medis
• THT
• Neonatus
• Penyakit anak
• ICU/ICCU
• IGD
• Kamar operasi
• Penyakit dalam
• Penyakit syaraf
2. Non Medis
• Kesehatan lingkungan
• P. Kamar jenazah
• CSSD
• Unit laundry
80
• Instalasi radiologi
• Instalasi gizi
• Instalasi farmasi
• Pelayanan RM
81
2. PENCATATAN DAN PELAPORAN RUMAH SAKIT
Pendaftaran
Dibuatkan RM Tracer
Dibawa ke Poli yg
dituju
Petugas poli
mengembalikan ke bagian
RM
Petugas RM memeriksa
apakah RM sudah kembali
Diregister
Coding
Indeks
Dibuat catatan
Mis. 10 besar penyakit dan penyakit yg
harus segera dilaporkan
82
Sistem Pelaporan di RSUD Wates
Kabupaten Kulon Progo dalam waktu 1x24 jam meliputi penyakit Dengue
Suspect DBD, Acute Flaccid Paralysis (AFT), Campak dan Gizi Buruk.
bulan sekali
tahun
83
3. PROSES PELAYANAN
Pendaftaran
Rawat
Rawat Inap
Jalan
Assembling (Penataan
dan Pengaturan)
84
a. Pasien Poliklinik
Farma
si
Pendafta
Poliklin
ran Kassa
ik
Pasien Poliklinik
Rawat
Inap Pulan
g
Verifika
si
PT Pemeriksaa
Askes n
Penunjang
( Lab, Rad,
EKG)
Pendafta
Pasien ran IGD
Kassa
IGD
Rawat
Inap
Pulan
g
Verifika Pemeriksaa
si n
PT Penunjang
Askes ( Lab, Rad,
EKG)
85
4. REKAM MEDIS DAN PROSESNYA
Berkas rekam medis hanya boleh dikeluarkan dan disimpan oleh petugas
penderita rawat jalan harus dikembalikan pada hari yang sama sedangakan
berkas rekam medis penderita rawat inap dikembalikan maksimal 2x24 jam
dikendalikan oleh staf bagian rekam medis. Rekam medis tersebut ditulis
dalam buku sebelum disusun kembali pada rak rekam medis sesuai urutan.
penyakit dan perawatan yang diberikan serta dilakukan index sesuai dengan
kode penyakit.
adalah dengan cara sistem angka terakhir (terminal digit filing system). Dengan
86
cara ini setiap pasien yang mendaftar untuk mendapatkan perawatan di rumah
sakit diberikan satu nomor yang terdiri dari 6 angka. Setiap pasien hanya
mempunyai satu nomor berkas rekam medik yang akan digunakan setiap kali
Selain itu, digunakan pula kode warna. Hal ini dimaksudkan untuk
87
Berkas rekam medis yang tidak aktif berusia lebih dari 5 tahun akan
dan untuk kasus tertentu yaitu, penderita dengan kasus berat (asma, kanker,
kelainan jiwa, dll), penderita dengna tindakan kriminal berat, dan pejabat.
Pemusnahan rekam medis harus dilakukan setelah ada surat keputusan dari
direktur rumah sakit dengan anggota dari tata usaha, bagian rekam medis, unit
Misalnya rujukan :
RS Tipe D, C, B, A
Puskesmas
Posyandu
2. Rujukan ke bawah
Misalnya rujukan :
Pasien ASKES setelah dioperasi di RS Tipe A
3. Rujukan horizontal
88
Misalnya rujukan :
4. Rujukan intern
89
BAB XII
spesialis dasar yaitu bedah, kebidanan dan kandungan, anak, serta penyakit
dalam.
• Saraf
• Bedah
• KB
• Penyakit jiwa
• THT
• Mata
90
• Radiologi
• Kulit kelamin
• Penyakit dalam
• Konsultasi gizi
• Fisioterapi
pelayanan dan penyakit, 2 bangsal untuk perawatan intensif yaitu ICU dan
NICU.
kembang anak
Bangsal Dahlia pelayanan VIP
Bangsal Melati pelayanan VIP
Bangsal Kenanga kebidanan dan perinatologi
91
Bangsal Flamboyan pelayanan umum Kelas I
Bangsal Edelweise pelayanan umum Kelas III
3. Pelayanan penunjang
• instalasi farmasi
• instalasi gizi
• unit EKG
Pelayanan Kesehatan
yaitu pelayanan kesehatan anak, bedah , penyakit dalam serta kebidanan dan
kandungan. Selain itu masih ada pelayanan spesialis lain diantaranya Gigi,
92
• Poli penyakit mata
• Poli bedah
• Poli fisioterapi
• Poli Gizi
RSUD Wates memiliki satu unit IGD (Instalasi Gawat Darurat) yang
merupakan pintu gerbang bagi pasien gawat darurat pada jam kerja (08.00-
14.00 WIB) dan semua pasien diluar jam kerja. SDM IGD terdiru dari 15
93
perawat dan 4 dokter, setiap perawat di bagian IGD wajib mengikuti PDGD
Poliklinik gigi RSUD Wates memiliki 1 orang dokter gigi tetap dan 1
orang perawat gigi. Peralatan yang ada di poliklinik gigi berjumlah 3 buah
kursi gigi, dilengkapi alat scaling USS dan juga 1 buah autoclave untuk
juga bedah. Bagian gigi RSUD Wates juga bisa memberi rujukan baik vertikal
maupun horizontal.
Pasien
Anamnesa indikasi
Kontraindikasi
94
Konsultasi ke bagian yang berwenang anestesi lokal/general
Penyulit ekstraksi
Pulang
Limbah di RSUD Wates terdiri dari 2 macam yaitu limbah padat dan cair.
Limbah padat terbagi menjadi limbah medis dan limbah non medis. Yang
termasuk limbah medis adalah bekas jarum suntik dan spuitnya, bekas kantong
infus, kateter bekas, handscoon dan masker, ampul habis pakai, kapas atau
Limbah non medis meliputi sampah pengunjung rumah sakit atau sampah
umum yang tidak terkait dengan tindakan medis, seperti : bungkus makanan
Limbah cair berasal dari limbah MCK (mandi cuci kakus), limbah cair
medis seperti sisa reagen dan air bekas cuci alat medis.
95
a. Limbah padat medis diolah dengan menggunakan insenerator.
dengan hasil akhir berupa abu dan serpihan. Hasil ampas ini kemudian
Wates. Sampah medis ini juga diterima dari luar misalnya puskesmas
Limbah padat non medis diambil oleh mobil pengangkut sampah dari
Akhir).
yaitu cairan yang tidak berbau, berasa dan berwarna. Hal ini
pembuangan, selain itu hasil pembuangan limbah ini juga telah lulus uji
96
Disuplai dengan oksigen
tank semula)
97