You are on page 1of 6

Darma Wirawan S 406090085

NEURITIS OPTIK

PENDAHULUAN
Nervus opticus adalah saraf yang membawa informasi visual dari retina ke otak.
Nervus opticus terdiri dari sekitar 1 juta akson yang berasal dari ganglion sel retina. Serat
sarafnya menjadi bermielin saat meninggalkan mata. Nervus opticus bergabung
membentuk chiasma opticum.1

ETIOLOGI
Neuritis optik adalah peradangan dari nervus opticus, yang dapat disebabkan oleh:

1. Demielinisasi
Idiopatik
Sklerosis multipel
Neuromyelitis optica (Devic’s disease)
2. Immune mediated
Neuritis optik setelah infeksi virus1,2
Neuritis optik setelah imunisasi
Acute disseminated encephalomyelitis
Guillain Barre syndrome
Lupus eritematosus sistemik
3. Infeksi langsung
Herpes zoster, syphilis, tuberculosis, cryptococcosis, cytomegalovirus
4. Granulomatous optic neuropathy
Sarcoidosis
Idiopatik
5. Contiguous inflammatory disease
Peradangan dalam bola mata
Peradangan intracranial: meningitis, encephalitis1

Pada referat ini yang akan dibahas adalah yang disebabkan oleh kelainan
demyelinative, yang merupakan penyebab tersering pada orang dewasa.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata RS Sumber Waras Jakara Periode 24 Agustus 2009 – 3 Oktober 2009
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 1
Darma Wirawan S 406090085

EPIDEMIOLOGI
Insidensi neuritis optik per tahun adalah 5 per 100.000 penduduk. Ras kaukasian
lebih banyak terkena dibanding ras lain. Biasanya unilateral dan lebih banyak pada wanita
(3:1), dengan predileksi umur dewasa muda 20-45 tahun. Pada anak lebih umum terkena
bilateral dan timbul papilitis tapi dengan kecenderungan menjadi sklerosis multipel yang
lebih rendah.1 Kasus neuritis optik pada anak lebih jarang dibanding kasus pada orang
dewasa, kurang lebih 5% kasus.3

PATOFISIOLOGI
Pada neuritis optik, baik yang dihubungkan dengan sklerosis multipel ataupun yang
idiopatik, dipercaya faktor yang berperan adalah reaksi autoimun. Penelitian pada pasien
neuritis optik dengan sklerosis multipel menunjukkan bahwa lesi demielinisasi pada nervus
optikus serupa dengan lesi sklerosis multipel pada otak, dengan tanda radang. 4

KLASIFIKASI
Ada 2 bentuk dari neuritis optik, yang pertama papilitis yang merupakan
peradangan papil saraf optik dalam bola mata, dan neuritis retrobulbar yang merupakan
radang saraf optik yang terletak di belakang bola mata. 2

DIAGNOSA
 Anamnesa
Riwayat
Pasien dengan sklerosis multipel dapat mempunyai riwayat neuritis optik yang
berulang, dapat ditanyakan apakah pernah terjadi sebelumnya keluhan yang sama.

Pada anamnesa akan didapatkan gejala subjektif:


1. Penglihatan turun mendadak dalam beberapa jam sampai hari yang mengenai
satu atau kedua mata. Kurang lebih sepertiga pasien memiliki visus lebih baik
dari 20/40 pada serangan pertama, sepertiga lagi juga dapat memiliki visus lebih
buruk dari 20/200.
2. Penglihatan warna terganggu.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata RS Sumber Waras Jakara Periode 24 Agustus 2009 – 3 Oktober 2009
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 2
Darma Wirawan S 406090085

3. Rasa sakit bila mata bergerak dan ditekan, dapat terjadi sebelum atau
bersamaan dengan berkurangnya tajam penglihatan. Bola mata terasa berat di
bagian belakang bila digerakkan.
4. Adanya defek lapang pandang.
5. Pasien mengeluh penglihatan menurun setelah olahraga atau suhu tubuh naik
(tanda Uhthoff).1,2,4
6. Beberapa pasien mengeluh objek yang bergerak lurus terlihat mempunyai
lintasan melengkung (Pulfrich phenomenon), kemungkinan dikarenakan
konduksi yang asimetris antara nervus optikus.4

 Pemeriksaan
Dilakukan pemeriksaan untuk melihat gejala objektif.
Langkah-langkah pemeriksaan:
1. Pemeriksaan visus
Didapatkan penurunan visus yang bervariasi mulai dari ringan sampai
kehilangan total penglihatan.
2. Pemeriksaan segmen anterior
Pada pemeriksaan segmen anterior, palpebra, konjungtiva, maupun kornea
dalam keadaan wajar. Refleks pupil menurun pada mata yang terkena dan defek
pupil aferen relatif atau Marcus Gunn pupil umumnya ditemukan. Pada kasus
yang bilateral, defek ini bisa tidak ditemukan. 1,2,4,5
3. Pemeriksaan segmen posterior
Pada neuritis optik akut sebanyak dua pertiga dari kasus merupakan bentuk
retrobulbar, maka papil tampak normal, dengan berjalannya waktu, nervus
optikus dapat menjadi pucat akibat atrofi. Pada kasus neuritis optik bentuk
papilitis akan tampak edema diskus yang hiperemis dan difus, dengan
perubahan pada pembuluh darah retina, arteri menciut dan vena melebar. Jika
ditemukan gambaran eksudat star figure, mengarahkan diagnosa kepada
neuroretinitis.1,2,5

 Pemeriksaan Tambahan
- Tes konfrontasi
- Tes ishihara untuk melihat adanya penglihatan warna yang terganggu 2,4,5,
umumnya warna merah yang terganggu.5

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata RS Sumber Waras Jakara Periode 24 Agustus 2009 – 3 Oktober 2009
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 3
Darma Wirawan S 406090085

 Pemeriksaan Anjuran
- Untuk membantu mencari penyebab neuritis optik biasanya dilakukan
pemeriksaan foto sinar X kanal optik, sela tursika, atau dilakukan pemeriksaan
CT orbita dan kepala.
- Dengan MRI dapat dilihat tanda-tanda sklerosis multipel.1,4,5

DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari neuritis optik adalah:

- Iskemik optik neuropati


Tidak sakit dengan skotoma altitudinal
- Edema papil
Merupakan edema dari papil akibat peningkatan tekanan intrakranial, biasanya
terjadi bilateral, tajam penglihatan yang normal terkoreksi, refleks pupil yang
normal, dan lapang pandang yang intak kecuali pembesaran bintik buta.
- Ablasi retina
- Oklusi arteri retina sentral
- Obstruksi vena retina sentral
- Toksik neuropati1,2,4

TERAPI
Terapi steroid digunakan karena mungkin dapat mempersingkat periode akut penyakit 1,2,4,
namun tidak mempengaruhi hasil akhir dari penglihatan. 1,4 Pada penelitian Optic Neuritis
Treatment Trial di Amerika Serikat, prednisolone oral sendiri tidak meningkatkan
kecepatan kembalinya tajam penglihatan dan meningkatkan resiko terjadinya neuritis optik
rekuren.1,4

KOMPLIKASI
Kehilangan penglihatan pada neuritis optik dapat permanen.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata RS Sumber Waras Jakara Periode 24 Agustus 2009 – 3 Oktober 2009
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 4
Darma Wirawan S 406090085

PROGNOSA
Penyembuhan pada neuritis optik berjalan secara bertahap. Pada banyak pasien
neuritis optik, fungsi visual mulai membaik 1 minggu sampai 3 minggu setelah onset
penyakit walau tanpa pengobatan.1,2,4 Namun sisa defisit dalam penglihatan warna,
kontras, serta sensitivitas adalah hal yang umum. 4

Penglihatan akhir pada pasien yang mengalami neuritis optik dengan sklerosis
multipel lebih buruk dibanding dengan pasien neuritis optik idiopatik. 4

Biasanya visus yang buruk pada episode akut penyakit berhubungan dengan hasil
akhir visus yang lebih buruk juga, namun kadang kehilangan persepsi cahaya pun dapat
diikuti dengan kembalinya visus ke 20/20. Hasil akhir visus yang buruk juga dihubungkan
dengan panjangnya lesi yang terkena, khususnya jika terlibatnya nervus dalam canalis
optikus.1

Tiap kekambuhan akan menyebabkan pemulihan yang tidak sempurna dan


memperburuk penglihatan.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata RS Sumber Waras Jakara Periode 24 Agustus 2009 – 3 Oktober 2009
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 5
Darma Wirawan S 406090085

DAFTAR PUSTAKA

1. Riordan-Eva, Paul, FRCS, FRCOphth dan John P. Whitcher, MD, MPH. 2008.
Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
2. Ilyas, Sidharta Prof. dr. H, SpM. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
3. Carter, John E, MD. 2008. “Optic Neuritis,Childhood”. Jurnal
emedicine.medscape.com
4. Ergene, Erhan, MD. 2009. “Optic Neuritis, Adult”. Jurnal emedicine.medscape.com
5. The Eye M.D. Association. 2003. American Academy of Ophthalmology.Ebook.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata RS Sumber Waras Jakara Periode 24 Agustus 2009 – 3 Oktober 2009
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 6

You might also like