Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
− Memisahkan suatu zat yang didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi
komponen-komponen yang dipisahkan antara dua fase (fase diam dan fase
gerak).
− Mengetahui prinsip kerja dari kromatografi kertas.
− Menentukan harga Rf dari masing-masing noda zat warna.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang ahli dari
Botani Rusia, yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil dari
pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman. Kromatografi berasal dari bahasa
Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu chromos yang berarti warna dan graphos
yang berarti menulis. Meskipun kromatografi diturunkan dari kata warna dan
tulis, warna senyawa-senyawa tersebut jelas hanya kebetulan saja terjadi dalam
proses pemisahan ini. Tswett sendiri mengantisipasi penearapan pada beraneka
ragam sistem kimia. Seandainya karyanya segera ditanggapi dan diperluas,
beberap bidang sains mungkin akan lebih cepat maju. Demikianlah kromatografi
tetap tersembunyi sampai sekitar tahun 1931, ketika pemisahan karotenatumbuhan
dilaporkan oleh ahli sains organik terkemuka yaitu Kuhn. Penelitian ini menarik
lebih banyak perhatian dan kromatografi adsorsi menjad meluas pemakaiannya
dalam bidang kimia hasil alam.
Seiring perkembangan zaman, terdapat 4 perkembangan utama yaitu :
1. Kromatografi pertukaran ion dalam akhir dasawarsa 1930-an
2. Kromatografi partisi dalam tahun 1941
3. Kromatografi gas pada tahun 1952
4. Kromatografi gel pada tahun 1959
Selain kemajuan utama ini, yang memberi mekanisme tambahan pada adsorpsi
untuk mendistribusikan zat terlarut antara fase-fase stationen dan mobil,mucul
juga modifikasi dalam geometri sistem kromatografi, seperti dalam kromatografi
kertas dan kromatografi lapis tipis.
Perkembangan teoritis yang memungkinkan pemahaman tuntas akan
proses kromatografi dan karenanya menjelaskan faktor-faktor yang menentukan
penampilan kolom, pertama kali muncul dalam hubungan dengan kromatografi
gas. Namun pandangan-pandangan tertentu diantaranya terbukti dengan
penyesuaian yang cocok, sama menolongnya dengan memahami kromatografi
dalam mana fase geraknya adalah cairan. Jadi sekitar tahun 1968 mulailah suatu
4
3. Kromatografi gas-padat
Digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas. Pada waktu dulu
teknik tidak berkembang karena keterbatasannya sama seperti halnya
kromatografi cairan-padat, tetapi penelitian lebih lanjut dengan macam fase padat
baru memperluas panggunaan teknik ini.
4. Kromatografi gas-cairan
Merupakan metode pemisahan yang sangat efisien dan serba guna. Teknik
lebih menyebabkan revousi dalam kimia organik, sejak dikenalkan pertama kali
oleh James dan Marthin pada tahun 1052. hambatan yang paling utama ialah
bahan cuplikan harus mempunyai tekanan uap paling tidak beberapa liter pada
suhu kolom, sistem ini sangat baik sehingga dapat dikatakan sebagai metode
pilihan dalam kromatografi karena daat memisahkan dengan cepat dan peka.
6. Penyaringan gel
Pennyaringan gel merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri
dari modifikasi dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan
silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan
6
8. Kromatografi kertas
Pada kromatografi kertas senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan dapat
diambil dari kertas dengan jalan memotong noda (spot) yang kemudian
melarutkan secara terpisah.
Setetes dari larutan cupikan yan gmengandung sejumlah komponen yang
dipisahkan dengan cara diteteskan pada daerah yang diberi tanda diatas sepotong
kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang dibuat. Bila noda
telah kering, kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang telah berisi pelarut
sebagai fase gerak dimana ujung yang dengan dengan cuplikan tercelup (noda
harus tidak tercelup, sedikit diatas permukaan pelarut). Pelarut bergerak melalui
serta-serta dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen-kpmponen
dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila
permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah
waktu yang telah ditentukan, maka kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari
permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika
senyawa-senyawa tidak berwarna maka harus dideteksi dengan metode kimia atau
fisika. Cara yang biasa adalah menggunsksn suatu pereaksi yang memberikan
sebuah warna terhadapbeberapa atau semua dari senyawa-senyawa. Sering juga
menggunakan cara deteksi dengan sinar ultra violet atau teknik radiokimia.
Metode identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada
kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf:
7
terdapat suatu noda absorbennya dapat dikerok dari lempeng dengan suatu
spatula.zat terlarutnya dielusi dari dalam bahan padat dengan suatu pelarut yang
sesuai dengan konsentrasi larutan itu ditetapkan oleh suatu teknik seperti
spektrofometri.
Prinsip Kromatografi
Pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan sedemikian rupa
dengan memanipulasi sifat-sifat fisik umum dar suat senyawa atau molekul yaitu :
a) Kecenderungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan)
b) Kecenderungan suatu molekul untuk bertaut dengan suatu serbuk bahan
padat (absorbsi)
c) Kecenderungan suatu molekul untuk menguap (volatilitas)
Dalam kromatografi, senyawa-senyawa yang akan dipisahkan ditempatkan
pada situasi dinamik (bergerak) yaitu dengan melakukan pengaliran dan selama
itu akan terjadi peristiwa pelarutan, absorbsi atau penguapan.
Untuk menerangkan suatu proses pemisahan diambil suatu contoh yang
berada dala situasi statik (diam). Jika suatu senyawa ditaruh dalam corong
pemisah yang berisi dua macam pelarut yang sukar bercampur (misalnya air dan
eter) , maka senyawa tersebut akan terdistribusi (partisi) diantara kedua pelarut
tersebut. Dalam hal ini sifat kelarutan sangat berperan dalam proses pemisahan.
Bila suatu senyawa dimasukkan kedalam cairan yang berisi serbuk absorben
(misalnya arang), maka senyawa tersebut akan terdistribusi diantara cairan dan
absorben. Maka dalm hal ini sifat kelarutan dan absorbsi berperan dalam proses
pemisahan tersebut.
9
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Perhitungan
− Tinta hijau
− Ekstrak mawar
4.3 Pembahasan
Kromatografi adalah proses pemisahan campuran dalam berbagai wujud
baik gas, padat, maupun cair, dengan didasarkan pada perbedaan migrasi
komponen-komponen yang dipisahkan antara dua fase yaitu fase gerak dan
fase diam. Dimana fese diam dapat berupazat padat atau zat cair, sedangkan
fase gerak berupa zat cair atau gas. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani
yang terdiri dari dua kata yaitu chromos yang berarti warna dan graphos yang
berarti menulis. Meskipun kromatografi diturunkan dari kata warna dan tulis,
Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang ahli dari
Botani Rusia, yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil
dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman.
Prinsip dari kromatografi itu sendiri adalah memisahkan zat-zat
berdasarkan perbedaan kecepatan perembesan zat-zat didalam campuran
tersebut dalam suatu medium pelarut, dengan kata lain memisahakan
campuran dengan kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan
diantara dua fase yaitu fese diam dapat berupazat padat atau zat cair, dan fase
gerak berupa zat cair atau gas.
13
0,04 ekstrak suji = 0,06 dan ekstrak kunyi 0,2. Disini yang berperan sebagai
fase diam adalah kertas saring dengan N-heksan (pelarut), dan fase gerak
adalah tinta merah,biru dan hajau serta ekstrak mawar, suji dan kunyit. Jarak
dari setiap noda berbeda-beda karena dipengaruhi oleh kepolaran masing-
masing zat tersebutsehingga harga Rf-nya juga bebeda. Larutan N-heksan
yang bersifat non-polar akan memperlambat proses kromatografi
komponennya, karena komponennya bersifat polar, sehingga akan
mempengaruhi harga Rf, karena perbedaan kelarutan serta sifat dari
campuran tersebut.
Jika percobaan kromatografi ini digunakan pelarut aquades yang besifat
polar maka tentu saja harga Rf-nya akan lebih tinggi dari pelarut N-heksan.
Karena pada percobaan kromatografi berkaitan dengan prinsip Like dissolves
like yaitu suatu sifat dua buah unsur atau zat-zat dengan struktur kimia yang
mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik atau dengan sempurna.
Hal ini didapatkan migrasi atau gerak yang mempunyai kesamaan kepolaran,
semipolar dan semipolar, non polar dan non polar.
Dalam melakukan percobaan kromatografi terdapat beberapa kesalahan
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
− Kurang teliti dalam menentukan jarak tempuh noda
− Pemberian titik pada kertas terlalu sedikit sehingga pelarut tidak
dapat menguraikan noda tersebut.
− Gelas kimia yang digunakan belum steril sehingga mempengaruhi
larutan N-heksan.
diderita. Demikian pula dengan air seni (urine) dari pasien tersebut,
darah dan fluida badan lainnya pun dapat memberikan data yang cepat
dan akurat sehingga penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi
secara dini dan cepat.
BAB 5
PENUTUP
17
5.1 Kesimpulan
− Untuk memisahkan komponen-komponen dari suaut zat, dapt
dilakukan dengan teknik kromatografi yang didasarkan pada perbedaan
kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan antara dua fase
(fase diam dan fase gerak).
− Pada kromatografi kertas, senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan
dapat diambil dari kertas dengan jalan memotong noda (spot) yang
kemudian melarutkannya secara terpisah.
− Harga Rf dari masing-masing zat, yaitu:
N-heksan dengan noda (tinta)
• Tinta biru, harga Rf = 0
• Tinta merah, harga Rf = 0,07
• Tinta hijau, harga Rf = 0,09
N-heksan dengan ekstrak
• Ekstrak kunyit, harga Rf = 0,2
• Ekstrak mawar, harga Rf = 0,04
• Ekstrak suji, harga Rf = 0,06
5.2 Kesimpulan
Disarankan untuk praktikum selanjutnya digunakan pemisahan dengan
cara teknik kromatografin kolom, agar dapat dibandingkan harga Rf masing-
masing komponen dan pelarutnya.
DAFTAR PUSTAKA
18
Sudjadi.1988.Metode Pemisahan.Yogyakarta:Konsius
Underwood, A.L.1986.Analisis Kimia Kuantitas.Jakarta:Erlangga
Wetheim.2000.Kamus Kimia Bergambar.Jakarta:Erlangga