You are on page 1of 21

Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction

Program Studi Manajemen Bencana


Universitas Pertahanan Indonesia 2010

BENCANA BESAR YANG PERNAH


TERJADI DI INDONESIA
Oleh: Danang Insita Putra

PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan letak geografisnya pada posisi
pertemuan 4 lempeng tektonik, merupakan wilayah yang rawan bencana.
Selain itu kompleksitas kondisi demografi, sosial dan ekonomi di Indonesia
yang berkontribusi pada tingginya tingkat kerentanan masyarakat terhadap
bahaya bencana, serta minimnya
kapasitas masyarakat dalam
menangani bencana
menyebabkan risiko bencana di
Indonesia menjadi tinggi. Di
bawah ini adalah beberapa
bencana besar yang pernah
terjadi di Indonesia yang
menimbulkan kerusakan ataupun
korban jiwa cukup besar.

TSUNAMI 26 DESEMBER 2004 DI ACEH DAN NIAS


Gempa bumi tektonik berkekuatan 8,5 SR berpusat di Samudra India (2,9 LU
dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar 149 km selatan kota
Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam). Gempa itu disertai gelombang
pasang (Tsunami) yang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia
(Aceh dan Sumatera Utara), Sri Langka, India, Bangladesh, Malaysia,
Maladewa dan Thailand.
Menurut Bantuan Darurat
Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) jumlah
korban tewas akibat badai
tsunami di 13 negara
mencapai 127.672 orang.
Namun jumlah korban tewas
di Asia Tenggara, Asia
Selatan, dan Afrika Timur
yang sebenarnya tidak akan
pernah bisa diketahui,
diperkirakan sedikitnya
150.000 orang1. PBB
memperkirakan sebagian
besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Sementara itu data
1
http://news.nationalgeographic.com/news/2005/01/photogalleries/tsunami_photos/

1
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

jumlah korban tewas di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera


Utara menurut Kementerian Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang.
Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami
diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita
Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka
sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat
Aceh dan Sumatera Utara2.
Pemerintah bertindak cepat dalam mengatasi bencana tsunami Aceh,
tanggap darurat ditetapkan selama 1 (satu) bulan untuk evakuasi korban dan
penyaluran bantuan bagi korban bencana. Karena Pemerintah Daerah tidak
dapat berfungsi, Pemerintah Pusat membentuk Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi (BRR) untuk melakukan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah
dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara. Badan ini didirikan pada tanggal 16
April 2005, berdasarkan mandat yang tertulis dalam Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 2/2005 yang dikeluarkan oleh
Presiden Republik Indonesia. Tanggal 29 April 2005 Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) No.
34/2005 menjelaskan tentang struktur organisasi dan mekanisme BRR.
Badan tersebut mempunyai staf penuh waktu dan dua badan pengawas. 3
BRR beroperasi selama 4 tahun dan berkantor pusat di Banda Aceh dengan
kantor cabang di Nias dan kantor perwakilan di Jakarta. Sebagai sebuah
super body, BRR diberikan wewenang dan mandat penuh untuk mengelola
dana yang cukup besar. Total dana yang dipercayakan kepada BRR sejak
berdirinya hingga akhir tugasnya mencapai Rp25 triliun lebih. Pada tanggal
17 April 2009, BRR Aceh-Nias resmi dibubarkan oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono

LETUSAN GUNUNG TAMBORA, TAHUN 1815. KORBAN


92.000 ORANG
Gunung Tambora (atau Tomboro) adalah sebuah stratovolcano aktif yang
terletak di pulau Sumbawa, Indonesia. Gunung ini terletak di dua kabupaten,
yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut, dan
Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan hingga barat laut, dan kaki hingga
puncak sisi timur hingga utara), Provinsi Nusa Tenggara Barat.4 Pada tahun
1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya terjadi
pada bulan April tahun 1815. Besar letusan ini masuk ke dalam skala tujuh
Volcanic Explosivity Index (VEI), dengan jumlah semburan tefrit sebesar
1.6 × 1011 meter kubik. Karakteristik letusannya termasuk letusan di lubang
utama, aliran piroklastik, korban jiwa, kerusakan tanah dan lahan, tsunami
dan runtuhnya kaldera. Letusan ketiga ini mempengaruhi iklim global dalam
waktu yang lama. Aktivitas Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti
pada tanggal 15 Juli 1815.

Akibat letusan Tambora antara lain Tsunami besar menyerang pantai


2
http://www.endonesia.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=23&artid=629
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Rehabilitasi_dan_Rekonstruksi
4
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Tambora

2
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

beberapa pulau di Indonesia


pada tanggal 10 April, dengan
ketinggian diatas 4 m. Tinggi
asap letusan mencapai
stratosfer, dengan ketinggian
lebih dari 43 km. Karena daya
tarik grafitasi yang ringan di
angkasa, abu dan debu
Tambora melayang dan
menyebar mengelilingi dunia.
Debu Tambora menetap di
lapisan troposfer selama
beberapa tahun dan turun
melalui angin dan hujan
kembali ke Bumi.5
Indonesia saat itu masih
diijajah oleh Inggris di bawah Sir Stamford Raffles yang memerintahkan
Letnan Phillips untuk pergi ke Sumbawa melihat kondisi Sumbawa pasca
letusan. Phillips melaporakan timbulnya kesengsaraan penduduk besar-
besaran akibat letusan tersebut. Masih terdapat mayat di jalan dan tanda
banyak lainnya telah terkubur: desa hampir sepenuhnya ditinggalkan dan
rumah-rumah rubuh, penduduk yang selamat kesulitan mencari makanan
serta wabah diare merajalela.6

Letusan gunung Tambora berakibat luar biasa. Gagal panen di China, Eropa,
dan Irlandia. Hujan tanpa henti selama delapan minggu memicu epidemi tifus
yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan
melumpuhkan di Inggris. Kegelapan menyelimuti Bumi, menginspirasi novel-
novel misteri legendaris misalnya, 'Darkness' atau 'Kegelapan' karya Lord
Byron, 'The Vampir' atau 'Vampir' karya Dr John Palidori dan novel
'Frankenstein' karya Mary Shelley. Tambora juga jadi salah satu pemicu
kerusuhan di Perancis yang warganya kekuarangan makanan. Juga
mengubah sejarah saat Napoleon kalah akibat musim dingin berkepanjangan
dan kelaparan pada 1815 di Waterloo.7

GUNUNG KRAKATAU MELETUS, 26 AGUSTUS 1883.


KORBAN 36.417 ORANG.
5
http://merapi.vsi.esdm.go.id/?static/volcano/tambora/main.html
6
http://cahyonohadi.wordpress.com/2010/06/23/letusan-gunung-tambora-1815-terdahsyat-
di-dunia/
7
http://ndeso-net.blogspot.com/2010/04/ternyata-letusan-gunung-tambora-110000.html

3
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat
Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada
satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena
letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat
dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar
36.000 jiwa. Sampai
sebelum tanggal 26
Desember 2004, tsunami
ini adalah yang
terdahsyat di kawasan
Samudera Hindia. Suara
letusan itu terdengar
sampai di Alice Springs,
Australia dan Pulau
Rodrigues dekat Afrika,
4.653 kilometer. Daya
ledaknya diper8kirakan
mencapai 30.000 kali
bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia
II. Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat
gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi
atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan
debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau


bersama ledakan Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity
Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. The Guiness Book of Records
mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam
dalam sejarah.

GEMPA TEKTONIK 6.2 SR DI YOGYAKARTA, 27 MEI 2006.


KORBAN 6.234 ORANG.
Gempa bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa bumi tektonik
kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah
pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa
bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological
Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter9. Secara umum posisi gempa
berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta, tapi walaupun
hiposenter gempa berada di laut,
tetapi tidak mengakibatkan
tsunami.
Dalam hal korban jiwa, gempa pagi
8
http://id.wikipedia.org/wiki/Krakatau
9
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Yogyakarta_2006

4
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

hari yang "membangunkan" warga Yogyakarta dan sekitarnya itu


menewaskan lebih dari 5.700 orang, melukai puluhan ribu orang dan
menghancurkan ratusan ribu rumah. Karena masih tergolong pagi hari,
gempa ini membuat banyak orang terperangkap di dalam rumah khususnya
anak-anak dan orang tua. Tak heran jika mayoritas korban merupakan orang
yang berusia lanjut dan anak-anak yang kemungkinan tidak sempat
menyelamatkan diri ketika gempa belangsung. Berdasarkan informasi data
terbaru yang diterima dari Yogyakarta Media Center pada tanggal 7 Juni
2006, jumlah korban mencapai 5.716 orang tewas dan 37.927 orang luka-
luka.
Pemerintah Indonesia menanggapi bencana itu dalam jangka waktu beberapa
jam kemudian dan mengalokasikan Rp 5 triliun dan bantuan kemanusiaan
bagi korban gempa Jogja dan DIY. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba
Yogyakarta beberapa jam setelah gempa terjadi dan berpindah kantor di
Gedung Agung Yogyakarta sejak tanggal 27 Mei 2006 hingga 31 Mei 2006
untuk memonitor upaya pengiriman bantuan dan penganggulangan bencana
alam. Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas) yang
dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla melaksanakan koordinasi awal
pengiriman bantuan dan upaya penyelamatan.
Masyarakat Internasional pun bertindak cepat mengingat banyaknya
organisasi Internasional yang masih berada di Aceh maupun organisasi yang
sebelumnya menangani korban letusan Merapi. Federasi Palang Merah
Indonesia, Bulan Sabit Internasional, berbagai organisasi di bawah PBB dan
berbagai LSM telah mengumpulkan bantuan berupa kebutuhan pokok, tenaga
medis dan penanggulangan bencana.

GUNUNG KELUD MELETUS 19 MEI 1919. KORBAN 5.115


ORANG
Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut yang berarti "sapu"
dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau
Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia,
yang masih aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri
dan Kabupaten Blitar, kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri.10
Letusan tahun 1919 merupakan bencana terbesar yang dihasilkan oleh
aktivitas gunung Kelut pada abad ke 20, yang mengakibatkan sekitar 5160
orang meninggal. Letusan terjadi pada  tengah malam antara tanggal 19 dan
20 Mei 1919 yang ditandai dengan suara dentuman amat keras bahkan
terdengar sampai di Kalimantan. Sekitar pukul 01.15, terdengar suara
gemuruh yang sangat keras dari arah gunung Kelut . Diperkirakan pada saat
itulah terjadi letusan utama. Beberapa saat kemudian hujan abu mulai turun.
Selain hujan abu, di daerah perkebunan di lereng Kelut terjadi hujan batu dan
kerikil. Di Darungan hujan batu cukup hebat sehingga sebagian besar atap
10
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Kelud

5
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

rumah hancur.
Hujan  abu menyebar akibat tiupan angin terutama ke arah timur. Di Bali
hujan abu terjadi pada tanggal 21 Mei 1919. Dari perhitungan endapan abu
dapat ditaksir bahwa sekitar 284 juta m 3 abu terlemparkan, jumlah ini setara
dengan sekitar  100 juta m3 batuan andesit. Secara keseluruhan diperkirakan
190 juta m3 material telah keluar dari perut gunung Kelud. 11
Bencana letusan Gunung Kelud
itu sendiri berasal dari kejadian
lahar panas yang menyertainya.
Sebelum letusan, volume air
danau kawah mencapai 40 juta
m3, air sejumlah itu terlempar
keluar kawah pada saat letusan.
Lahar yang terbentuk merupakan
lahar primer yang terjadi secara
langsung oleh air danau kawah
yang tertumpahkan pada saat
letusan . Sekitar pukul 01.30
aliran lahar yang merupakan campuran dari air panas, lumpur, pasir, batu-
batuan memasuki kota Blitar menciptakan kehancuran yang hebat.
Kecepatan lahar yang mengalir di kota Blitar sekitar 18 m/detik atau sekitar 65
km/jam. Jarak maksimum aliran lahar primer mencapai 37,5 km (dihitung dari
puncak Kelut). Letusan 1919 ini mengakibatkan 104 desa rusak berat,
kerusakan sawah,tegal,pekarangan dan perkebunan kopi,tebu dan ketela
mencapai 20.200 bau (5050 hektar) dan korban binatang sebanyak 1571
ekor.12
Bencana letusan 1919 memberikan pelajaran bagi pemerintah saat itu untuk
mengurangi volume air yang ada di danau kawah. Dari pengamatan yang
dilakukan antara tahun 1901 sampai 1905, diperkirakan air yang masuk ke
danau kawah mencapai rata- rata 6,5 juta m 3 per tahun. Air yang cukup 
banyak yang selalu menjadi jaminan bahwa kawah Kelut akan selalu menjadi
danau itu harus dikeluarkan sehingga volume air akan terjaga pada volume
yang tetap kecil. Mulai tahun 1920 dibangun terowongan pembuangan air
dengan panjang sekitar 980 meter dan garis tengah 2 meter. Terowongan
tersebut di buat mulai dari kawah menuju barat untuk mengalirkan air danau
kawah ke Kali Badak, namun demikian kecelakaan yang disebabkan oleh
runtuhnya dinding kawah menyebabkan pekerjaan pembuatan terowongan
dihentikan pada tahun 1923. Pekerjaan kontruksi terowongan akhirnya
selesai tahun 1924. Dengan adanya terowongan tersebut, ketinggian air
dapat dikurangi sebesar 134,5 m dengan volume tersisa hanya sebesar 1,8
juta m3.

11
http://www.anehnie.com/2010/11/letusan-gunung-terdahsyat.html
12
http://cahdjengkol.multiply.com/journal/item/33/SEJARAH_LETUSAN_GUNUNG_KELUD

6
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

TSUNAMI ENDE, FLORES-NTT, 12 DISEMBER 1992. KORBAN


2100 ORANG.
Gempa bumi berkekuatan 7,8 Mw terjadi pada di lepas pantai utara bagian
timur Pulau Flores, Indonesia, jam 05:29 GMT (13:29 waktu setempat) pada
tanggal 12 Desember 1992. Getaran ini juga dirasakan di pulau Bali, 700 km
ke barat. Gempa ini juga memicu serangkaian tsunami, yang sampai di pantai
Flores hanya dua menit setelah gempa pertama, dan mencapai setiap bagian
dari pantai utara dalam waktu lima menit. Pusat gempa berada terletak sekitar
35 km barat laut Maumere, yang merupakan kota terbesar di pulau Flores.
Patahan yang diakibatkan gempa terbentang antara pusat gempa di dekat
Tanjung Batumanuk dan Tanjung Bunga, di ujung timur laut pulau. Panjang
sesar adalah sekitar 110 km, dan lebar adalah sekitar 35 km. Lebih dari 1.000
gempa susulan yang direkam oleh tim survei lapangan dari Jepang selama
periode panjang minggu dari 30 Desember-5 Januari. Pantai di sebelah barat
Tanjung Batumanak itu terangkat, dengan pergeseran antara dari 5 -. 1.1m
Subsidence terjadi di sisi timur, mencapai 1.6m di desa Kolisia (terletak 25 km
barat laut Maumere).13
Secara total gampir
2.000 orang meninggal
dan 18.000 rumah rusak
akibat tsunami. Hal yang
menarik dari kejadian di
Pulau Babi ini adalah
korban tewas berjenis
kelamin perempuan
hamper dua kali lipat
dari yang berjenis
kelamin laki-laki. Hal ini
dikarenakan budaya
masyarakat terutama
laki-laki yang cenderung menyelamatkan diri sendiri, sedangkan perempuan
cenderung bertindak melindungi orang tua dan anak-anak.
Pemerintah pusat langsung menyatakan bencana gempa tsunami Flores
sebagai bencana nasional. Uluran bantuan pemerintah pusat dan warga
Indonesia pada umumnya serta bantuan dari luar negeri banyak membantu
warga Flores untuk bertahan hidup ditengah derita mereka. Selain Kabupaten
Sikka yang paling banyak memakan korban manusia dan parah dalam
sapuhan tsunami dan gempanya, beberapa kabupaten lain di Flores seperti
Ende, Flores Timur, Ngada juga menderita dalam malapetaka yang sering
disebut dengan sebutan Gempa Flores ’92.14

13
http://www.usc.edu/dept/tsunamis/indonesia/flores/
14
http://www.inimaumere.com/2008/12/mengenang-gempa-tsunami-desember-1992.html

7
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

GEMPA BUMI 6,5 SR SULAWESI TENGAH, 4 MEI 2000.


KORBAN 386 ORANG.
Gempa tektonik berkekuatan 6,6 pada Skala Richter (SR), Minggu (23/7)
sekitar pukul 16.22 Wita mengguncang Kabupaten Banggai, Sulawesi
Tengah. Badan Meteorologi dan Geofisika Palu melaporkan pusat gempa
berada sekitar 102 kilometer arah timur laut Kota Luwuk, ibu kota Kabupaten
Banggai. Koordinat gempa berada pada 0,25 Lintang Selatan (LS) 123,41
Bujur Timur (BT) dengan kedalaman 33 kilometer di bawah laut. Sementara
goyangan gempa juga dirasakan sejumlah wilayah di Kabupaten Banggai
Kepulauan, Kabupaten Poso, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi
Moutong dan Kota Palu. Gempa tektonik yang disertai gelombang pasang
Tsunami sempat memporak-porandakan pemukiman penduduk di Pulau
Peleng Banggai Kepulauan, kabupaten di ujung timur wilayah Provinsi
Sulawesi Tengah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Maluku. Gempa
itu selain menewaskan 300an orang warga setempat juga merusak lebih 23
ribu bangunan penduduk dan fasilitas umum dengan taksiran kerugian Rp350
milyar. Tercatat lebih 17 ribu penduduk Kabupaten Banggai dan Kabupaten
Banggai Kepulauan terpaksa mengungsi karena kehilangan tempat tinggal. 15

TSUNAMI PANTAI SELATAN JAWA (PANGANDARAN) 17 JULI


2006. KORBAN LEBIH 341 ORANG.
Tsunami Pantai Selatan
Jawa diakibatkan oleh
gempa bumi berkekuatan
6,8 versi bmkg pada
skala Richter di lepas
pantai Jawa Barat,
Indonesia. Terjadi pada
17 Juli 2006 pada pukul
8:19 UTC. Gempa bumi
ini menyebabkan tsunami
setinggi 2 meter yang
menghancurkan rumah di
pesisir selatan Jawa,
membunuh setidaknya 340 jiwa. Tsunami itu menghantam desa-desa di
pesisir selatan Jawa di Cipatujah, Tasikmalaya dan Pangandaran, Ciamis.
Dilaporkan tempat liburan pantai Jawa Barat di Pangandaran mengalami
rusak parah. Menurut U.S. Geological Survey gempa bumi ini berpusat pada
9.295° LS 107.347° BT , 48,6 km di bawah dasar laut. Berada 225 km
(140 mil) timur laut Pulau Natal dan 240 km (150 mil) tenggara Tasikmalaya,
Indonesia, dan 358 km (222 mil) selatan Jakarta. Sesaat setelah gempa
gelombang laut tsunami kemudian menerjang hotel-hotel di pesisir pantai
Pangandaran Ciamis, Jawa Barat. Gelombang laut itu merusak sejumlah
hotel dan bangunan yang berada disepanjang pesisir pantai. Pemerintah
memberlakukan tanggap darurat selama 14 hari untuk keperluan evakuasi
15
http://buletin.melsa.net.id/news/palu.html

8
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

korban yang hilang dan penyaluran bantuan bagi pengungsi. Pemerintah juga
menyalurkan bantuan dana untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi di
Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Tsunami Banyuwangi-Jawa Timur pada 3 Juni 1994. Korban


214 orang.
Gempa bumi, tanggal 3 Juni 1994 menimbulkan tsunami di pantai selatan
Banyuwangi, yang menewaskan sekurangnya 214 orang, 14 orang hilang,
dan ratusan bangunan permuaaan rusak dan kerugian harta benda yang lain.
Pantai selatan Jawa Timur pada umumnya merupakan pantai yang
membentuk teluk teluk kecil dengan keadaan topografi yang terjal atau curam
yang ditandai oleh deretan pegunungan. Kawasan pemukiman di Teluk
Pancer, Lampon dan Rajegwesi merupakan pantai yang landai dengan
ketinggian pantai antara 2 sampai 5 meter dari permukaan laut. Wilayah ini
merupakan daerah pemukiman penduduk yang cukup padat, dengan
pembangunan perumahan penduduknya sangat berdekatan dengan garis
pantai. 16

GUNUNG MERAPI MELETUS, 26-27 OKTOBER 2010. Korban


180 orang.
Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di
bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di
Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi
Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di
sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan
di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak
tahun 2004.17 Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern
mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan
dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung ini
sudah meletus sebanyak 68 kali. Kota Magelang dan Kota Yogyakarta adalah
kota besar terdekat, berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di lerengnya
masih terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya berjarak
empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya ini, Merapi
menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam
proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes).
Pada 26 Oktober,
Gunung Merapi
memasuki tahap
erupsi. Menurut
laporan BPPTKA,
letusan terjadi
sekitar pukul
17.02 WIB.

16
http://www.interragate.info/notable-past-event/5200
17
http://id.wikipedia.org/wiki/Merapi

9
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan diiringi keluarnya awan
panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan ini
menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km. Pada 27
Oktober, Gunung Merapi pun meletusd engan memuntahkan Lava pijar yang
muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54
WIB. Data yang dihimpun dari BNPB menunjukkan korban sekitar 186 orang,
dnegan sebagian besar diakibatkan oleh awan panas merapi (wedhus
gembel) dengan ditunjukkan bekas luka bakar pada korban tewas.
Sampai dengan tanggal 20 November 2010, erupsi masih berlangsung
dengan intensitas yang menurun. Hasil pemantauan kegempaan masih terjadi
beberapa kali gempa vulkanik, gempa guguran, dan gempa tremor secara
beruntun, namun tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pemerintah
pusat dan Daerah telah mengambil langkah-langkah strategis pada masa
tanggap darurat dengan memperluas zona ancaman merapi pada saat erupsi
menjadi 20 km untuk mengantisipasi korban jiwa dari masyarakat. Disamping
itu Pemerintah juga telah menyusun skenario yang akan digunakan untuk
menyusun rencana kontijensi bahaya lahar dingin merapi.

GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI : 25


OKTOBER 2010, 400 ORANG TEWAS

Gempa bumi Kepulauan Mentawai 2010 terjadi pada 25 Oktober 2010


dengan 7,7 MW. Gempa Bumi terjadi dilepas pantai Sumatera. Terjadi di
lepas pantai Sumatra, Indonesia. United States Geological Survey (USGS)
menyatakan gempa terjadi pada pukul 21:42 waktu lokal (14:42 UTC), sekitar
150 mil (240 km) sebelah barat Bengkulu, dekat dengan Kepulauan
Mentawai. USGS awalnya melaporkan episentrum gempa bumi terjadi pada
kedalaman 20.5 mil (33,0 km),tapi kemudian melaporkan bahwa kedalaman
episentrum gempa pada kedalaman 8.8 mil (14,2 km). dan kemudian 12.8 mil
(20,6 km) USGS juga awalnya memperkirakan magnitudo gempa 7,5 skala
richter sebelum merevisi menjadi 7,7 skala richter.18
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan
peringatan tsunami. Peringatan kemungkinan tsunami disampaikan, tetapi
kemudian dicabut setelah kemungkinan ancaman tsunami berlalu. Juru bicara
18
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Kepulauan_Mentawai_2010

10
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

BMKG menyatakan, gempa bumi dirasakan di kota-kota terdekat, tapi tidak


ada kerusakan maupun korban jiwa yang dilaporkan. BMKG menyatakan
bahwa gempa bumi terjadi dengan kekuatan 7,2 skala richter. Namun, setelah
Peringatan dari BMKG dicabut, Tsunami-pun terjadi setinggi 3-10 Meter dan
setidaknya menghilangkan 77 Desa di Kepulauan Mentawai. Berdasarkan
laporan Pacific Tsunami Warning Center, gempa menyebabkan sebuah
tsunami, yang dilaporkan melanda Resor Selancar Macaronis di Kepulauan
Mentawai, yang menghantam dua perahu sewaan. Akibatnya 286 orang
dilaporkan tewas dan 252 orang lainnya dilaporkan hilang, hal ini disebabkan
terpencilnya lokasi (pulau hanya dapat dijangkau dengan kapal laut) sehingga
membuat laporan korban mengalami keterlambatan. Kerusakan fasilitas
antara lain Rusak Sekolah : 15 unit Gereja : 10 unit Jembatan : 10 unit.19
Upaya evakuasi sudah digerakkan, sehingga selama sepekan bisa ditemukan
sebanyak 428 korban yang meninggal. Perlindungan terhadap kelompok
rentan, telah dilakukan evakuasi korban gempa tsunami yang mengalami
luka-luka, kelompok lansia dan anak-anak untuk mendapatkan perawatan.
Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital, upaya sudah mulai
jalan pembangunan hunian sementara untuk korban bencana stunami yang
rumahnya hancur dan rusak berat.

KAPAL TAMPONAS 2: JANUARY 1981 - TERBAKAR DAN


TENGGELAM DI LAUT JAWA, 580 ORANG TEWAS.
KMP Tampomas II yang semula
bernama MV Great Emerald diproduksi
tahun 1956. tergolong jenis Kapal
RoRo (Roll On-Roll Off) dengan tipe
Screw Steamer berukuran 6139 GRT
(Gross Registered Tonnage) dan
berbobot mati 2.419.690 DWT (Dead-
Weight Tonnage). Dimodifikasi ulang
(Retrofit) tahun 1971 di Taiwan, Kapal
ini berkapasitas 1250-1500 orang
penumpang, dengan kecepatan maksimum 19.5 knot. Memiliki lebar 22 meter
dan Panjang 125,6 meter. 20
25 Januari Malam, sekitar Pukul 20.00 WITA, dalam kondisi badai laut yang
hebat, beberapa bagian mesin mengalami kebocoran bahan bakar, dan
puntung rokok yang berasal dari ventilasi menyebabkan percikan api. Para
kru melihat dan mencoba memadamkannya menggunakan tabung pemadam
portabel, namun gagal. Api semakin menjalar ke kompartemen mesin karena
pintu dek terbuka. Akibatnya selama 2 jam tenaga utama mati, dan generator
darurat pun gagal (Failure) dan usaha pemadaman pun dihentikan karena
sudah tidak memungkinkan.
Akhirnya pada siang hari tanggal 27 January 1981 Pukul 12.45 WIB atau
Pukul 13.45 WITA (sekitar 30 jam setelah percikan api pertama), KMP
19
http://www.bnpb.go.id/bencana.asp?id=57
20
http://selebsexy.com/sejarah-musibah-tenggelamnya-kapal-tampomas-2-th1981/

11
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

Tampomas II tenggelam ke dasar Laut Jawa untuk selamanya, bersama 288


korban tewas di Dek Bawah. Seluruh penumpang yang terdaftar berjumlah
1054 orang, ditambah dengan 82 awak kapal. Namun diperkirakan
keseluruhan penumpang berjumlah 1442 orang, termasuk sejumlah
penumpang gelap. Tim penyelamat memperkirakan 431 orang tewas (143
mayat ditemukan dan 288 orang hilang bersama kapal), sementara 753 orang
berhasil diselamatkan. Sumber lain menyebutkan angka korban yang jauh
lebih besar, hingga 666 orang tewas.

KAPAL CAHAYA BAHARI : 29 JUNI 2000 - TENGGELAM DI


SULAWESI, 550 ORANG TEWAS
Cahaya Bahari yang mengangkut sekitar 600 pengungsi dari kepulauan
Maluku, Kamis siang (29/6), pukul 13.00 WIT, tenggelam di sekitar perairan
Sahu. Kapal yang berlayar dari Tobelo, Provinsi Maluku Utara dengan tujuan
Manado, Sulawesi Utara ini tenggelam akibat cuaca buruk. Sementara itu,
informasi yang berkembang di masyarakat penyebab tenggelamnya kapal itu
bukan cuaca buruk, tetapi kapal tersebut mengalami kebocoran karena
papannya terlepas. Upaya penyelamatan telah dilakukan oleh anak buah
kapal dengan jalan membuang muatan kopra ke laut. Seorang penduduk di
Tobelo menjelaskan ketika kapal berangkat hari Rabu (28/6), jumlah
penumpangnya sangat padat hingga berdesak-desakan dan sempat
menimbulkan ketegangan. Namun, KM. Cahaya Bahari tetap diberangkatkan
dengan pertimbangan korban kerusuhan Duma maupun Desa lainnya di
Kecamatan Galela dan Tobelo harus mengungsi ke Sulawesi Utara.

KAPAL MV SENOPATI NUSANTARA : 29 DESEMBER 2006 -


TENGGELAM DEKAT PULAU MANDALIKA, LEBIH 461
ORANG TEWAS
KM Senopati Nusantara adalah kapal berjenis roll on roll off berbobot 2.718
GT dan memiliki kapasitas penumpang 1.250 orang yang dibagi menjadi
kelas VIP dan ekonomi. Penumpang mendapat fasilitas, hiburan, restoran,
serta klinik lengkap dengan dokternya. Kapal ini mampu melaju dengan
kecepatan 14 knot. Dengan demikian, bila jarak Semarang-Kumai 265 mil
maka dapat ditempuh 19 jam. Kapal tersebut dibuat tahun 1990 dengan
panjang 76 meter dan lebar 10 meter dan dioperasikan perusahaan pelayaran
PT Prisma Vista. KM Senopati Nusantara ini berangkat dari Teluk Kumai,
Kalimantan Tengah, 28 Desember 2006 20.00 WIB menuju Semarang, Jawa
Tengah. Menurut rencana, kapal tersebut seharusnya tiba di Pelabuhan
Tanjung Mas Semarang keesokan harinya juga pukul 21.00 WIB. Kontak
terakhir kapal pada pukul 23.15 WIB 29 Desember 2006. Kapal ini dinyatakan
hilang sekitar pukul 03.00, 30 Desember 200621.

21
http://id.wikipedia.org/wiki/Musibah_KM_Senopati_Nusantara

12
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

Pihak KNKT menduga


kapal ini tenggelam
karena cuaca buruk.
Berdasarkan data
penumpang, kapal ini
mengangkut total 628
orang yang terdiri dari
542 penumpang, 57 anak
buah kapal, dan 29 orang
sopir truk dan kendaraan.
Selain penumpang, kapal
itu juga membawa 7 truk
besar, tiga kendaraan
kecil, 1 alat berat dan 3
sepeda motor. Upaya pencarian dan penyelamatan sempat dihentikan karena
badai. Menurut keterangan petugas, sekitar 14 jam setelah kapal tenggelam,
66 korban berhasil diselamatkan dan dirawat di RS. Upaya yang telah
dilakukan antara lain : melakukan evakuasi korban, memberikan pelayanan
kesehatan kepada korban yang berhasil dievakuasi.

KAPAL GURITA : JANUARY 1996 - TENGGELAM DI SABANG-


ACEH, 338 ORANG TEWAS.
KMP Gurita merupakan alat transportasi
utama yang menghubungkan pelabuhan
Malahayati, Banda Aceh dan pulau
Sabang. Penyebab kapal feri itu
tenggelam karena kelebihan muatan.
Kapasitas angkutnya hanya untuk sekitar
210 orang. Namun yang di angkut
sebanyak 378 orang. KMP itu semakin
sarat muatan, karena barang yang di
angkut juga melebihi kapasitas. Di
perkirakan mencapai 50 ton, di antaranya
10 ton semen, 8 ton bahan bakar, 15 ton tiang beton listrik, bahan sandang-
pangan kebutuhan masyarakat Sabang serta 12 kendaraan roda empat dan
16 roda dua.
Tenggelamnya KMP Gurita pada awal Januari, Jumat (19/1/1996) malam
pukul 20.30 WIB tersebut, menimbulkan rasa tidak puas masyarakat di Aceh.
Protes muncul, karena berbagai pihak masih tetap bertahan bahwa kapal itu
tidak melebihi muatan. Ketidakpuasan masyarakat semakin memuncak,
setelah mendengar penjelasan resmi Menteri Perhubungan Haryanto
Dhanutirto yang mengatakan, KMP Gurita tidak melebihi kapasitas angkut
ketika berlayar dari Malahayati ke Sabang. KMP Gurita juga dalam kondisi
laik layar. Tapi apa yang terjadi? KMP Gurita ternyata berlayar melebihi
kapasitas angkut. Hasil final Tim pencari Fakta yang bekerja selama sebulan
menyimpulkan, jumlah penumpang yang ada di KMP Gurita ternyata 378
orang. Jumlah orang itu di peroleh setelah seluruh data masuk dari masing-

13
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

masing daerah. Dari jumlah itu, terbanyak berasal dari Sabang, mencapai 282
orang dan 16 warga negara asing (WNA).

PESAWAT GARUDA INDONESIA GA-152 : 26 SEPTEMBER


1997 - JATUH DI SIBOLANGIT-MEDAN, 222 ORANG DAN 12
AWAK TEWAS.
Garuda Indonesia Penerbangan GA 152 adalah sebuah pesawat Airbus
A300-B4 yang jatuh di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten
Deli Serdang, Sumatra Utara, Indonesia (sekitar 32 km dari bandara dan 45
km dari kota Medan) saat hendak mendarat di Bandara Polonia Medan pada
26 September 1997. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya
yang berjumlah 222 orang dan 12 awak dan hingga kini merupakan
kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah Indonesia.
Pesawat tersebut
sedang dalam
perjalanan dari
Jakarta ke Medan
dan telah bersiap
untuk mendarat.
Menara pengawas
Bandara Polonia
kehilangan hubungan
dengan pesawat
sekitar pukul 13.30
WIB. Saat terjadinya
peristiwa tersebut,
kota Medan sedang
diselimuti asap tebal
dari kebakaran hutan. Ketebalan asap menyebabkan jangkauan pandang
pilot sangat terbatas dan cuma mengandalkan tuntunan dari menara kontrol
Polonia, namun kesalahmengertian komunikasi antara menara kontrol
dengan pilot menyebabkan pesawat mengambil arah yang salah dan
menabrak tebing gunung. Dari seluruh korban tewas, ada 44 mayat korban
yang tidak bisa dikenali yang selanjutnya dimakamkan di Monumen
Membramo, Medan. Di antara korban jiwa, selain warga Indonesia, tercatat
pula penumpang berkewarganegaraan Amerika Serikat, Belanda dan Jepang.

KAPAL KMP DIGUL : 8 JULI 2005 - TENGGELAM DI


MERAUKE-PAPUA, 200 ORANG TEWAS.
KMP Digul milik PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP)
dilaporkan tenggelam di laut, pukul 16.00 WIB, Jumat (08/07), di kawasan
sekitar 11 mil dari Tanah Merah, Papua. Laporan dari SAR Merauke, kapal
perintis yang melayani rute Merauke-Tanah Merah itu tenggelam pukul 16.00
WIB yang diduga akibat cuaca buruk.22
22
http://www.gatra.com/2005-08-02/versi_cetak.php?id=86356

14
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

Kapal perintis berbobot mati 150 ton dengan nakhoda Wimmy Tahitoe itu
membawa 35 penumpang dan 12 orang Anak Buah Kapal (ABK). Dari
laporan sementara, 12 penumpang dan dua orang ABK telah diselamatkan
oleh Kapal Ikan Rafikian IV dan kini dalam perjalanan menuju Merauke dan
direncanakan akan disambut Bupati Merauke. Kapal itu buatan 1995 dengan
kecepatan jelajah maksimum 10,5 knot dan dibuat Perusahaan Galangan PT
DPKD Semarang. 23Saat terjadi musibah itu, selain membawa 35
penumpang, kapal perintis dengan panjang 38 meter dan lebar 8 meter dan
draf 2,6 meter itu sedang membawa dua unit alat berat dan 40 ton BBM solar
untuk PT PLN Tanah Merah.

PESAWAT ADAM AIR FLIGHT 574 : 1 JANUARI 2007 -


JURUSAN JAKARTA-MANADO JATUH DI SELAT MAKASSAR
DI KEDALAMAN 2.000 METER, 102 ORANG DAN AWAK
TEWAS TERKUBUR DI DASAR LAUT BERSAMA PESAWAT.
Adam Air Penerbangan KI-574 adalah sebuah penerbangan domestik
terjadwal Adam Air jurusan Surabaya-Manado, yang sebelum transit di
Surabaya berasal dari Jakarta, yang hilang dalam penerbangan. Mengoreksi
kekeliruan laporan sebelumnya, pesawat sampai saat ini masih berstatus
hilang. Kotak hitam ditemukan di kedalaman 2000 meter pada 28 Agustus
2007. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah
96 penumpang dan 6 awak pesawat. Pada 25 Maret 2008, penyebab
kecelakaan seperti yang diumumkan oleh Komisi Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT) adalah cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu navigasi
Inertial Reference System (IRS), dan kegagalan kinerja pilot dalam
menghadapi situasi darurat.
Tim pencari Indonesia yang menggunakan KRI Fatahillah, pesawat Boeing
737-200 dan GAF Nomad, beberapa helikopter, serta kapal dan pesawat
militer yang dilengkapi sonar, dibantu oleh Angkatan Udara Singapura
(pesawat Fokker-50), kapal oseanografi Angkatan Laut Amerika Serikat
USNS Mary Sears serta sebuah tim pemetaan dari Kanada. Pada 11 Januari
horizontal stabilizer pesawat (salah satu bagian dari ekor pesawat) ditemukan
seorang nelayan di selatan Pare-pare, sekitar 300km lepas pantai. Selain itu,
di sekitar kawasan tersebut juga ditemukan barang-barang lainnya seperti
kursi pesawat, jaket keselamatan, dan KTP.
Pada 24 Januari, Mary
Sears melaporkan
bahwa kotak hitam
pesawat, yang terdiri
dari perekam data
penerbangan (flight
data recorder; FDR)
dan perekam suara
kokpit (cockpit voice
23
http://www.gatra.com/2005-07-26/artikel.php?id=86356

15
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

recorder; CVR) telah ditemukan di perairan Majene, Sulawesi Barat. Dari hasil
temuan kapal USNS Mary Sears, KNKT telah melakukan pembahasan
bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk
menjajaki teknologi pengangkatan kotak hitam dari AS, Perancis, dan Inggris.
Investigator senior KNKT Bidang Engineering Srijanto mengatakan posisi
kotak hitam (black box) pesawat yang hilang sejak awal tahun tersebut kini
berada di kedalaman 2.000 meter di perairan Majene yang arusnya kencang

KERETA API BINTARO JAYA : 31 OKTOBER 1987 -


BERTABRAKAN DI JAKARTA, 102 ORANG TEWAS.
Tragedi Bintaro adalah peristiwa tabrakan hebat dua buah kereta api di
daerah Pondok Betung, Bintaro, Tangerang, pada tanggal 19 Oktober 1987
yang merupakan kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian di
Indonesia. Peristiwa ini juga menyita perhatian publik dunia. Sebuah kereta
api yang berangkat dari Rangkasbitung, bertabrakan dengan kereta api yang
berangkat dari Stasiun Tanah Abang. Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu
musibah paling buruk dalam sejarah transportasi di Indonesia. Penyelidikan
setelah kejadian menunjukkan adanya kelalaian petugas Stasiun Sudimara
yang memberikan sinyal aman bagi kereta api dari arah Rangkasbitung,
padahal tidak ada pernyataan aman dari Stasiun Kebayoran. Hal ini dilakukan
karena penuhnya jalur di stasiun Sudimara. 24
KA 225 sedianya
bersilang dengan
KA 220 Patas di
stasiun Kebayoran
yang hendak ke
Merak. Itu berarti
KA 220 Patas di
stasiun Kebayoran
harus mengalah.
Kepala Stasiun
Sudimara pun
lantas
memerintahkan
masinis KRD 225 dilansir masuk jalur 1 (jalur lurus/lacu). Selang 5 menit
kemudian, Djamhari, petugas PPKA Stasiun Sudimara menerima telepon dari
Umrihadi, Petugas PPKA stasiun Kebayoran Lama yang mengabarkan KA
no.220 jurusan Tanahabang-Merak sudah berangkat menuju Sudimara.
Kemudian Djamhari mengejar KA 225 dengan berlari sambil mengibarkan
bendera merah. Tak ayal kecepatan KA di atas 50 km/jam tidak mampu
dikejar Djamhari. Dua kereta api yang sama-sama sarat penumpang, Senin
pagi itu bertabrakan di lokasi ± Km 18.75. Kedua kereta hancur, terguling dan
ringsek. Kedua lokomotif dengan seri BB 30316 dan BB 30616 rusak berat.
Jumlah korban jiwa ± 156 orang, dan ratusan penumpang lainnya luka-luka.

24
http://id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Bintaro

16
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

PESAWAT MANDALA AIRLINES RI-091 BOEING 737-200 : 5


SEPTEMBER 2005 - BANDARA POLONIA, 100 ORANG DAN
AWAK TEWAS SERTA 41 PENDUDUK TEWAS.
Mandala Airlines Penerbangan RI 091 merupakan sebuah pesawat Boeing
737-200 milik Mandala Airlines yang jatuh di kawasan Padang Bulan, Medan,
Indonesia pada 5 September 2005. Kecelakaan ini terjadi saat pesawat
sedang lepas landas dari Bandara Polonia Medan. Pesawat tersebut
menerbangi jurusan Medan-Jakarta dan mengangkut 117 orang (112
penumpang dan 5 awak). Penumpang yang selamat berjumlah 16 orang dan
44 orang di darat turut menjadi korban. 25
Kecelakaan terjadi pada sekitar
pukul 09.40 WIB saat pesawat
sedang lepas landas. Pesawat
tersebut lepas landas dalam
posisi yang tidak sempurna dan
lalu menabrak tiang listrik
sebelum jatuh ke jalan dan
menimpa rumah warga yang
terletak hanya sekitar 100 meter
dari bandara. Setelah jatuh,
pesawat meledak beberapa kali
dan terbakar sehingga hancur hampir sepenuhnya, menyisakan ekor pesawat
bertuliskan PK-RIM. Sebanyak lima rumah warga yang tertimpa badan
pesawat juga terbakar. Menurut kesaksian seorang penumpang yang
selamat, pesawat baru saja lepas landas dan tiba-tiba oleng ke kiri lalu
mulailah api menjalar. Namun ada pula yang menyatakan bahwa pesawat
tersebut sulit lepas landas karena kelebihan beban buah durian bawaan
gubernur Tengku Rizal Nurdin seberat 2 ton. Kobaran api selain
menghanguskan pesawat juga menghanguskan puluhan rumah dan kendaran
bermotor. Api yang terus menyala menyulitkan usaha penyelamatan jenazah
dari bangkai pesawat dan kondisi di sekitar lokasi pun padat oleh penduduk
yang penasaran.
Penelitian awal yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi
(KNKT) dengan tim investigasi National Transportation Safety Board dari
Amerika Serikat menemukan bahwa terdapat kerusakan yang menyebabkan
salah satu mesin pesawat tersebut tidak bertenaga. Namun, masih diselidiki
apakah kondisi tersebut telah ada sebelum atau sesudah pesawat terempas
dan meledak. Selain itu, beberapa hari setelah kejadian, muncul laporan yang
menyebutkan bahwa pesawat tersebut membawa kargo berupa durian yang
berbobot 2 ton, sehingga hampir mencapai batas berat maksimum yang
mampu diangkut pesawat. Dari foto-foto lokasi kejadian yang muncul di
detikCom, memang terlihat buah-buah durian berserakan di sekitar puing-
puing pesawat.26

25
http://id.wikipedia.org/wiki/Mandala_Airlines_Penerbangan_91
26
http://nogami-ryutarou.blogspot.com/2009/01/mandala-airlines-penerbangan-91.html

17
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

Dalam hitungan hari setelah musibah ini, ada pula beberapa kejadian
kecelakaan pesawat yang kecil namun tidak menyebabkan korban jiwa.
Beberapa pesawat jenis Boeing 737-200 juga dikandangkan (grounded)
setelah dilakukan inspeksi mendadak oleh Menteri Perhubungan Hatta
Rajasa di Bandara Soekarno-Hatta lima hari setelah peristiwa tersebut.
Sebelumnya pada 7 Juni 2005 Menteri Perhubungan telah sempat
mengeluarkan SK No. 35 Tahun 2005 tentang pembatasan usia pesawat
udara maksimum selama 35 tahun atau 70.000 kali pendaratan, namun
aturan ini berlaku enam bulan kemudian atau Desember 2005. Pada 12
Oktober 2006, KNKT menyatakan bahwa menurut hasil penyelidikan,
Penerbangan 91 jatuh akibat kondisi flap dan slat (alat penambah daya
angkat pesawat saat lepas landas) yang tidak turun serta prosedur check list
peralatan yang tidak sesuai persyaratan.

BANJIR JAKARTA: 1 FEBRUARI 2007 – 80 KORBAN TEWAS


Banjir Jakarta 2007
adalah bencana banjir
yang menghantam
Jakarta dan sekitarnya
sejak 1 Februari 2007
malam hari. Selain
sistem drainase yang
buruk, banjir berawal dari
hujan lebat yang
berlangsung sejak sore
hari tanggal 1 Februari
hingga keesokan harinya
tanggal 2 Februari,
ditambah banyaknya
volume air 13 sungai
yang melintasi Jakarta
yang berasal dari Bogor-Puncak-Cianjur, dan air laut yang sedang pasang,
mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan
kedalaman mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir. 27
Pantauan di 11 pos pengamatan hujan milik Badan Meteorologi dan Geofisika
(BMG) menunjukkan, hujan yang terjadi pada Jumat, 2 Februari, malam lalu
mencapai rata-rata 235 mm, bahkan tertinggi di stasiun pengamat Pondok
Betung mencapai 340 mm. Hujan rata-rata di Jakarta yang mencapai 235 mm
itu sebanding dengan periode ulang hujan 100 tahun dengan probabilitas
kejadiannya 20 persen. Banjir 2007 ini lebih luas dan lebih banyak memakan
korban manusia dibandingkan bencana serupa yang melanda pada tahun
2002 dan 1996. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas selama 10 hari karena
terseret arus, tersengat listrik, atau sakit. Kerugian material akibat matinya
perputaran bisnis mencapai triliunan rupiah, diperkirakan 4,3 triliun rupiah.
Warga yang mengungsi mencapai 320.000 orang hingga 7 Februari 2007.

27
http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Jakarta_2007

18
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

Seluruh aktivitas di kawasan yang tergenang lumpuh. Jaringan telepon dan


Internet terganggu. Listrik di sejumlah kawasan yang terendam juga padam.
Puluhan ribu warga di Jakarta dan daerah sekitarnya terpaksa mengungsi di
posko-posko terdekat. Sebagian lainnya hingga Jumat malam masih terjebak
di dalam rumah yang sekelilingnya digenangi air hingga 2-3 meter. Mereka
tidak bisa keluar untuk menyelamatkan diri karena perahu tim penolong tidak
kunjung datang.
Di dalam kota, kemacetan terjadi di banyak lokasi, termasuk di Jalan Tol
Dalam Kota. Genangan-genangan air di jalan hingga semeter lebih juga
menyebabkan sejumlah akses dari daerah sekitar pun terganggu. Arus banjir
menggerus jalan-jalan di Jakarta dan menyebabkan berbagai kerusakan yang
memperparah kemacetan. Diperkirakan sebanyak 82.150 meter persegi jalan
di seluruh Jakarta rusak ringan sampai berat. Kerusakan beragam, mulai dari
lubang kecil dan pengelupasan aspal sampai lubang-lubang yang cukup
dalam. Kerusakan yang paling parah terjadi di Jakarta Barat, tempat jalan
rusak mencapai 22.650 m², disusul Jakarta Utara (22.520 m²), Jakarta Pusat
(16.670 m²), Jakarta Timur (11.090 m²). Kerusakan jalan paling ringan dialami
Jakarta Timur, yang hanya menderita jalan rusak seluas 9.220 m². Untuk
merehabilitasi jalan diperkirakan diperlukan dana sebesar Rp. 12 miliar.
Banjir juga membuat sebagian jalur kereta api lumpuh. Lintasan kereta api
yang menuju Stasiun Tanah Abang tidak berfungsi karena jalur rel di sekitar
stasiun itu digenangi air luapan Sungai Ciliwung sekitar 50 sentimeter. Sekitar
1.500 rumah di Jakarta Timur hanyut dan rusak akibat banjir. Kerusakan
terparah terdapat di Kecamatan Jatinegara dan Cakung. Rumah-rumah yang
hanyut terdapat di Kampung Melayu (72 rumah), Bidaracina (5), Bale
Kambang (15), Cawang (14), dan Cililitan (5). Adapun rumah yang rusak
terdapat di Pasar Rebo (14), Makasar (49), Kampung Melayu (681),
Bidaracina (16), Cipinang Besar Selatan (50), Cipinang Besar Utara (3), Bale
Kambang (42), Cawang (51), Cililitan (10), dan Cakung (485). Kerugian di
Kabupaten Bekasi diperkirakan bernilai sekitar Rp 551 miliar. Kerugian
terbesar adalah kerusakan bangunan, baik rumah penduduk maupun kantor-
kantor pemerintah. Selain itu jalan kabupaten sepanjang 98 kilometer turut
rusak. Sedikitnya 7.400 hektar sawah terancam puso.
Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menanggapi kritikan dengan mengatakan
bahwa banjir ini adalah fenomena alam, dan merupakan banjir lima tahunan.
Sutiyoso menganggap pemerintah sudah berusaha maksimal menangani
banjir. Banjir besar sebelumnya terjadi di tahun 1996 dan 2002 yang berarti
interval pertamanya adalah enam tahun. Menteri Koordinator Kesejahteraan
Rakyat Aburizal Bakrie berkomentar bahwa para korban banjir "masih dapat
tertawa" dan peristiwa banjir ini hanya dibesar-besarkan media "seolah-olah
dunia mau kiamat"sehingga ia dikritik para korban dan anggota DPR. Padahal
kenyataan di lapangan memperlihatkan bahwa banyak korban banjir yang
bahkan tidak mampu berkomentar akibat dari tekanan stress serta buruknya
kondisi hidup di tempat-tempat pengungsian.

SITU GINTUNG JEBOL: 27 MARET 2009 – 99 KORBAN TEWAS

19
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

Situ Gintung adalah danau kecil buatan yang terletak Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Lokasi danau ini berada di
sebelah barat daya kota Jakarta. Danau seluas 21,4 ha (2008) ini telah
berubah fungsi, dimanfaatkan sebagai tempat wisata taman. Awal
pembentukan situ (danau) ini adalah sebagai waduk yang berfungsi sebagai
tempat penampungan air hujan dan untuk perairan ladang pertanian di
sekitarnya, dibuat antara tahun 1932-1933 dengan luas awal 31 ha. Kapasitas
penyimpanannya mencapai 2,1 juta meter kubik. 28 Situ ini adalah bagian dari
Daerah Aliran Ci Sadane merupakan salah satu sungai utama Propinsi
Banten dan Jawa Barat sumber berasal dari Gunung Salak dan Gunung
Pangrango di (Kabupaten Bogor, sebelah selatan Kabupaten Tangerang)
yang mengalir ke Laut Jawa panjang sungai ini sekitar 80 km dan bendungan
aliran Kali Pesanggrahan. Di tengah-tengah situ terdapat sebuah pulau kecil
yang menyambung sampai ke tepi daratan seluas kurang lebih 1,5 ha yang
bernama Pulau Situ Gintung beserta hutan tanaman yang berada sekitarnya.
Pada tanggal 27 Maret
2009 dini hari, wilayah
Situ Gintung mengalami
hujan deras yang
menyebabkan pihak
keamanan memberikan
peringatan bahaya
banjir sekitar pukul
02.00. Namun demikian,
tidak ada tindakan lanjut
pengamanan, hingga
terjadi kebobolan
tanggul selebar 30 m dengan ketinggian 6 m pada sekitar pukul 04.00 WIB
dan sekitar 2,1 juta meter kubik air melalui melanda pemukiman yang terletak
di bawah tanggul. Korban meninggal sedikitnya 99 orang dan diperkirakan
catatan ini masih akan berubah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan
Jusuf Kalla mengunjungi tempat bencana pada siang hari dan berjanji akan
secepat mungkin melakukan renovasi. Bencana ini juga membuat Gubernur
DKI Jakarta, Fauzi Bowo, memerintahkan pemeriksaan ulang semua
bangunan pengatur air di wilayah DKI Jakarta.29

PENUTUP
Bencana-bencana yang ada di Indonesia telah terjadi sejak jaman purbakala,
dimana letusan Supervolcano Gunung Toba yang ada di Sumatera Utara
dikatakan oleh para ilmuwan menimbulkan dampak secara global sampai
memusnahkan 60% kehidupan pada masa itu. Pada jaman modern, letusan
Gunung Tambora dan Krakatau termasuk 8 (delapan) letusan besar yang
pernah terjadi. Disamping letusan gunung berapi, bahaya gempa bumi,
tsunami, banjir, dan bencana-bencana lain dapat terjadi kapan saja di wilayah
28
http://id.wikipedia.org/wiki/Situ_Gintung
29
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Jebolape1.png

20
Makalah Mata Kuliah Disaster Risk Reduction
Program Studi Manajemen Bencana
Universitas Pertahanan Indonesia 2010

Indonesia dikarenakan letak geografisnya. Pasca bencana gempa bumi dan


tsunami Aceh, telah mengubah sistem penanggulangan bencana yang tidak
lagi berfokus pada reaktif (tanggap darurat) namun bergeser pada tindakan
preventif yang menekankan pada Pengurangan Risiko Bencana dengan
ditetapkannya UU No24/2007. Penyadaran masyarakat terhadap bahaya
bencana yang ada merupakan langkah efektif dikarenakan masyarakat
sendirilah yang diharapkan dapat menjadi subyek dalam penanggulangan
bencana. Penguatan kapasitas masyarakat juga diharapkan mengurangi
korban jiwa dan kerusakan yang diakibatkan oleh bencana itu sendiri.

21

You might also like