Professional Documents
Culture Documents
Referensi
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia
remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada
usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja.
Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri),
maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja.
Pengetahuan dasar apa yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka mempunyai kesehatan
reproduksi yang baik?
Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang
remaja)
mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakan kehamilan
agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya
Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan
reproduksi
Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar
mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif
Hak-hak reproduksi
Artikel
Kurikulum pendidikan seks (sex education) di sekolah-sekolah selama ini dinilai kurang efektif
dalam menanggulangi seks bebas di kalangan remaja. Oleh karenanya, peran orangtua menjadi
sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai moral, etika, hukum dan agama.
Pergaulan seks bebas di kalangan remaja Indonesia saat ini sangatlah memprihatinkan.
Berdasarkan penelitian, tiap hari 100 remaja melakukan aborsi. Jika dihitung pertahun, 36 ribu
janin dibunuh oleh remaja dari rahimnya. Belum lagi pengaruh teknologi informasi yang tak
terkendali membuat remaja lebih mudah mengakses pengetahuan tentang seks lewat internet,
film porno dan majalah porno.
Prof dr Dadang Hawari, psikiater, mengatakan, pengaruh gaya hidup barat sebagai penyebab
para remaja mengabaikan nilai-nilai moral. Mereka cenderung menganggap seks bebas sebagai
sesuatu yang wajar.
Padahal, agama melarang keras seks bebas. "Namanya saja perzinahan, mendekatinya saja tentu
tidak boleh, apalagi melakukannya. Remaja sekarang ini rentan terkena dampak pengaruh
informasi seks yang tidak mendidik dan tidak sesuai kaidah agama," tandas Dadang.
Berdasarkan penelitian, tujuh dari dari sepuluh perempuan telah melakukan hubungan seksual
sebelum berumur 20 tahun. Sementara satu dari enam pelajar perempuan aktif bergaul seks
bebas. Paling sedikit mereka berganti pasangan dengan empat laki-laki yang berbeda-beda.
Dadang berpendapat, seks bebas di kalangan remaja merupakan tanggung jawab kita bersama.
Mereka adalah asset yang harus kita bina mental dan moralitasnya. Informasi yang mereka
dapatkan selama ini biasa melalui situs porno dan film porno.
Akses informasi menurut dadang, dapat diperoleh dengan mudah melalui internet, HP, buku
komik dewasa dan anak, TV (sinetron, film), CD, playstation, media informasi yang saat ini
sangat sangat dekat dengan kesehatan remaja.
"Semua media informasi tersebut menyerbu anak-anak dan dikemas sedemikian rupa sehingga
perbuatan seks itu dianggap lumrah dan menyenangkan. Mulai dari berciuman, berhubungan
seks sebelum nikah, menjual keperawanan, gonta-ganti pasangan, seks bareng, homo atau lesbi,
sampai ke incest, semuanya tersedia dalam berbagai media informasi," papar Dadang.
sumber: www.perempuan.com
Referensi
Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa atau sering dikenal dengan istilah masa
pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi (pada perempuan) atau mimpi basah (pada laki-laki).
Datangnya menstruasi dan mimpi basah pertama tidak sama pada setiap orang. Banyak faktor yang
menyebabkan perbedaan tersebut. Salah satunya adalah karena gizi. Saat ini ada seorang anak
perempuan yang mendapatkan menstrusi pertama (menarche) di usia 8-9 tahun. Namun pada
umumnya sekitar 12 tahun.
Apa itu mimpi basah?
Remaja laki-laki memproduksi sperma setiap harinya. Sperma tidak harus selalu dikeluarkan, ia akan
diserap oleh tubuh dan dikeluarkan melalui cairan keringat, kotoran cair dan kotoran padat. Sperma bisa
dikeluarkan melalui proses yang disebut ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi bisa
terjadi secara alami (tidak disadari oleh remaja laki-laki) melalui mimpi basah.
Menstruasi terjadi karena sel telur yang diproduksi ovarium tidak dibuahi oleh sel sperma dalam rahim.
Sel telur tersebut menempel pada dinding rahim dan membentuk lapisan yang banyak mengandung
pembuluh darah, kemudian menipis dan luruh keluar melalui mulut rahim dan vagina dalam bentuk darah,
yang biasanya terjadi antara 3-7 hari. Jarak antara satu haid dengan haid berikutnya tidak sama pada
setiap orang. Adakalanya 21 hari atau bisa juga 35 hari.
Bagian luar::
Bagian dalam:
Vagina (liang kemaluan/liang senggama), bersifat elastis dan dapat membesar serta memanjang
sesuai kebutuhan fungsinya sebagai organ baik saat berhubungan seks, jalan keluarnya bayi
saat melahirkan atau saluran keluarnya darah saat haid.
Mulut rahim (cervix), saat berhubungan seks, sperma yang dikeluarkan penis laki-laki di dalam
vagina akan masuk ke dalam mulut rahim hingga bertemu sel telur perempuan.
Rahim (uterus) adalah tempat rumbuhnya janin hingga dilahirkan. Rahim dapat membesar dan
mengecil sesuai kebutuhan (hamil dan setelah melahirkan).
Dua buah saluran telur (tuba fallopi) yang terletak disebelah kanan dan kiri rahim. Sel telur yang
sudah matang atau yang sudah dibuahi akan disalurkan ke dalam rahim melalu saluran ini.
Dua buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri. Ketika seorang perempuan
lahir, ia sudah memiliki ovarium yang mempunyai sekitar setengah juta ova
(cikal bakal telur). Tiap ova punya kemungkinan untuk bekembang menjadi
telur matang. Dari sekian banyak ova, hanya sekitar 400 saja yang berhasil
berkembang menjadi telur semasa usia produktif perempuan.
Referensi
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin.
Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku dan
kultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk
bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan
seksual.
Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai
mahluk seksual, identitas peran atau jenis.
Dari dimensi sosial dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia,
bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya
membentuk perilaku seks.
Dimensi perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu perilaku yang muncul
berkaitan dengan dorongan atau hasrat seksual.
Dimensi kultural menunjukan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat.
Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan fisik, mental dan sosial
yang terkait dengan seksualitas, hal ini tercermin dari ekspresi yang bebas namun bertanggung jawab
dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. Bukan hanya tidak adanya kecacatan, penyakit atau gangguan
lainnya. Kondisi ini hanya bisa dicapai bila hak seksual individu perempuan dan laki-laki diakui dan
dihormati.
Orientasi seksual adalah dengan jenis kelamin mana seseorang lebih tertarik secara seksual. Orientasi
seksual dikategorikan menjadi dua yaitu heteroseks (orang yang secara seksual tertarik dengan lawan
jenis) dan homoseks (orang yang secara seksual lebih tertarik dengan orang lain yang sejenis kelamin).
Di antara kedua orientasi seksual tersebut, masih ada perilaku-perilaku seksual yang sulit dimasukkan
dalam satu kategori tertentu karena banyak sekali keragaman di dalamnya.
Homoseksualitas adalah ketertarikan secara seksual dan aktivitas seksual pada jenis kelamin yang
sama. Laki-laki yang tertarik kepada laki-laki disebut gay, sedangkan perempuan yang tertarik pada
perempuan disebut lesbian. Terjadinya homoseksualitas sampai saat ini masih diperdebatkan. Ada
yang mengatakan bahwa hal ini terjadi sejak lahir (dipengaruhi oleh gen) dan ada pula yang mengatakan
dari pengaruh lingkungan.
Masa Remaja
Oleh admin pada Kam, 03/13/2008 - 16:07.
Referensi
Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk
masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia
12 pada wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya kebudayaan lain, namun secara
umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka.
Perkembangan fisik
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya pubertas.
Aktivitas kelenjar pituitari pada saat ini berakibat dalam sekresi hormon yang meningkat, dengan efek
fisiologis yang tersebar luas. Hormon pertumbuhan memproduksi dorongan pertumbuhan yang cepat,
yang membawa tubuh mendekati tinggi dan berat dewasanya dalam sekitar dua tahun. Dorongan
pertumbuhan terjadi lebih awal pada pria daripada wanita, juga menandakan bahwa wanita lebih dahulu
matang secara seksual daripada pria. Pencapaian kematangan seksual pada gadis remaja ditandai oleh
kehadiran menstruasi dan pada pria ditandai oleh produksi semen. Hormon-hormon utama yang
mengatur perubahan ini adalah androgen pada pria dan estrogen pada wanita, zat-zat yang juga
dihubungkan dengan penampilan ciri-ciri seksual sekunder: rambut wajah, tubuh, dan kelamin dan suara
yang mendalam pada pria; rambut tubuh dan kelamin, pembesaran payudara, dan pinggul lebih lebar
pada wanita. Perubahan fisik dapat berhubungan dengan penyesuaian psikologis; beberapa studi
menganjurkan bahwa individu yang menjadi dewasa di usia dini lebih baik dalam menyesuaikan diri
daripada rekan-rekan mereka yang menjadi dewasa lebih lambat.
Perkembangan intelektual
Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja. Kemampuan untuk
mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Psikolog Perancis Jean Piaget
menentukan bahwa masa remaja adalah awal tahap pikiran formal operasional, yang mungkin dapat
dicirikan sebagai pemikiran yang melibatkan logika pengurangan/deduksi. Piaget beranggapan bahwa
tahap ini terjadi di antara semua orang tanpa memandang pendidikan dan pengalaman terkait mereka.
Namun bukti riset tidak mendukung hipotesis ini; bukti itu menunjukkan bahwa kemampuan remaja untuk
menyelesaikan masalah kompleks adalah fungsi dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul.
Perkembangan seksual
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawab atas munculnya dorongan seks.
Pemuasan dorongan seks masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus juga kekurangan
pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Namun sejak tahun 1960-an, aktivitas seksual telah
meningkat di antara remaja; studi akhir menunjukkan bahwa hampir 50 persen remaja di bawah usia 15
dan 75 persen di bawah usia 19 melaporkan telah melakukan hubungan seks. Terlepas dari keterlibatan
mereka dalam aktivitas seksual, beberapa remaja tidak tertarik pada, atau tahu tentang, metode Keluarga
Berencana atau gejala-gejala Penyakit Menular Seksual (PMS). Akibatnya, angka kelahiran tidak sah dan
timbulnya penyakit kelamin kian meningkat.
Perkembangan emosional
Psikolog Amerika G. Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa stres emosional, yang
timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas. Psikolog Amerika
kelahiran Jerman Erik Erikson memandang perkembangan sebagai proses psikososial yang terjadi
seumur hidup.
Tugas psikososial remaja adalah untuk tumbuh dari orang yang tergantung menjadi orang yang tidak
tergantung, yang identitasnya memungkinkan orang tersebut berhubungan dengan lainnya dalam gaya
dewasa. Kehadiran problem emosional bervariasi antara setiap remaja.