You are on page 1of 77

MANFAAT PENGELOLAAN KOPERASI PESANTREN

SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN EKONOMI PARA SANTRI


(Studi komparatif di koperasi Pondok Pesantren Assalam Sukabumi)

Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh:
Reni Anggraeni
104015000594

JURUSAN PENDIDIKAN IPS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
ABSTRAK
RENI ANGGRAENI, MANFAAT PENGELOLAAN KOPERASI
PESANTREN SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN EKONOMI PARA
SANTRI, Jurusan IPS-Ekonomi UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA,
September 2008.
Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi
satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan usaha,koperasi
mempunyai tujuan yang utama ialah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
anggota-anggotanya. Dan mengenai koperasi sangat berkaitan dengan ekonomi,
mengingat ekonomi sering kali belum mampu memberikan jawaban-jawaban
yang memuaskan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam menganalisis
dan membangun koperasi.
Penelitian dalam bentuk skripsi ini bertujuan untuk mengetahui manfaat
pengelolaan koperasi pesantren sebagai media pendidikan ekonomi bagi para
santri, yang diteliti pada 60 santri putra dan putri di Pondok Pesantren Assalam.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka dan membuat deskripsi secara faktual. Penelitian ini memiliki dua
variabel manfaat pengelolaan koperasi pesantren dan media pendidikan ekonomi
yang para santri dapatkan. Teknik analisa datanya menggunakan teknik korelasi
dengan rumus rank spearman dengan sampel 60 santri Pondok pesantren Assalam.
Hasil penelitian ini diperoleh r = 0,1874 yang menyatakan bahwa
hipotesis alternatif diterima yang menyatakan adanya manfaat dalam pengelolaan
koperasi pesantren dan adanya media pendidikan ekonomi yang para santri
dapatkan.

i
KATA PENGANTAR
ϢϴΣήϟ΍ϦϤΣήϟ΍Ϳ΍ϢδΑ

Penulis lantunkan untaian tasbih, tahmid, dan takbir buat sang pencipta
langit dan bumi. Karena dengan taufiq dan hidayahnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi yang Al-amin dan
yang terakhir, Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya yang telah
membawa manusia dari dunia kegelapan menuju dunia yang benderang menuju
keselamatan dunia dan akhirat.
Selama penyusunan skripsi ini, dan selama penulis belajar di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan keguruan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (Ekonomi), penulis
banyak mendapatkan dorongan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof.Dr.Komarudin Hidayat, M.A,
Dekan Fakultas FITK Prof.Dr.Dede Rosyada, M.A. Ketua Jurusan Pendidikan
IPS Drs.H.Nurochim, M.M, beserta para Dosen yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis dari awal perkuliahan hingga selesai skripsi ini.
2. Drs.H.A.Banadjid, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Encep Hadiana. S.pdi, selaku Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren
Assalam Sukabumi, beserta segenap guru dan staff Koperasi yang telah
memberikan izin kepada penulis sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan
baik.
4. Kak Lulu El Maknun selaku staff Jurusan Pendidikan IPS yang telah
memberikan bantuan bagi mahasiswa-mahasiswa terutama kepada penulis.
5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

ii
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memanfaatkan dan
meminjamkan buku-buku yang berhubungan dengan skripsi ini.
6. Ayahanda (Ajat Sudrajat) dan Ibunda (Iis Sumirah) tercinta, yang telah
mengasuh diri penulis dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan yang
tercurahkan, baik moril maupun materiil sehingga kesulitan yang penulis
hadapi dapat teratasi, serta doa yang selalu terpanjat untuk penulis dan seluruh
keluarga besar yang telah memberikan banyak dukungan moral dan doa
kepada penulis. Semoga Allah senantiasa menyayangi dan memberi
rahmatnya. Amin.
7. Teh Rina dan A’Encep, serta adik-adiku Resti, Rully dan siimut Zalfia
ponakanku yang selalu memberikan keceriaan dan semangat yang tidak henti-
hentinya. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Aa
(M.Badaruddin) yang selalu menyayangi, warnai hari-hari penulis, dengan niat
tulus, penuh tekad dan Bismillah. (U can do it......).
8. Teman-teman kampus Jurusan IPS 2004 (nince, inez, siam, dede, coink, dwi,
mahfud, sainan......) dan tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada my best friend "ucie" yang selalu menemani penulis, dan temen-temen
kos dan semua pihak yang tidak mungkin penulis cantumkan satu-persatu
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung .
Semoga bantuan yang telah diberikan tercatat sebagai amal shaleh dan
mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat adanya. Amin....

Jakarta,10 September 2008

Penulis
Reni Anggraeni

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi


satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan usaha,
maka dapat dibedakan dengan jelas dari badan-badan usaha atau pelaku
kegiatan ekonomi yang lebih mengutamakan modal. Dengan demikian
koperasi sebagai badan usaha mengutamakan faktor manusia dan bekerja
atas dasar perikemanusiaan bagi kesejahteraan para anggotanya. Meskipun
koperasi merupakan kumpulan dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, tetapi koperasi bukanlah badan amal.1

Kerjasama dalam masyarakat modern telah nampak wujudnya dalam suatu


jaringan sistem yang lebih kompleks. Bentu-bentuk ikatan persekutuan hidup
telah berkembang dan menjadi lebih beragam. Kini kerja sama di samping
memenuhi kebutuhan menjaga kelangsungan hidup dan rasa aman, juga untuk
memperoleh kasih sayang dan persahabatan seperti dalam keluarga dan
paguyuban, juga telah digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang
diinginkan, seperti nampak organisasi-organisasi yang resmi.
Koperasi mempunyai tujuan yang utama ialah meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan anggota-anggotanya. Pada asasnya koperasi bukanlah suatu
1
Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia. (Jakarta : Bina Aksara,1989)
hal 3

1
2

usaha yang mencari keuntungan semata-mata seperti halnya usaha-usaha swasta


seperti firma dan perseroan.
Berbicara mengenai koperasi sangat berkaitan dengan ekonomi, mengingat
teori ekonomi sering kali belum mampu memberikan jawaban-jawaban yang
memuaskan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam menganalisis dan
membangun koperasi, perlu disadari bahwa fakta menunjukkan organisasi-
organisasi koperasi hanya mencakup suatu bagian dari semua kegiatan ekonomi,
dan koperasi akan dapat hidup hanyalah dalam kondisi yang sangat khusus.
Dalam GBHN 1988 dinyatakan “bahwa koperasi sebagai gerakan ekonomi
rakyat perlu terus didorong pengembangannya dalam rangka mewujudkan
demokrasi ekonomi. Koperasi harus dapat berkembang menjadi lembaga
ekonomi rakyat yang mandiri yang pertumbuhannya berakar di dalam
masyarakat. Untuk itu perlu lebih ditingkatkan kesadaran, kegairahan dan
kemampuan masyarakat luas untuk berkoperasi, antara lain melalui
pendidikan, penyuluhan dan pembinaan pengelolaan koperasi. Selanjutnya
untuk ditingkatkan partisipasi aktif anggota pada semua tingkat serta
keterkaitan kelembagaan antara primer, pusat dan induk”.2

Asumsi manusia rasional merupakan dasar dari pemikiran ekonomi,


sehingga setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia yang rasional
akan berprinsip pada prinsip ekonomi yaitu menggunakan sumber yang terbatas
untuk mencapai hasil yang maksimal. Terutama dalam koperasi adanya prinsip-
prinsip yang diterapkan dalam sebuah koperasi. Untuk terlaksananya proses
ekonomi dalam sebuah koperasi yang baik maka faktor lain yang sangat
menentukan adalah terciptanya suatu koperasi dengan pengelolaan organisasi
yang lebih efektif.
Terutama dalam koperasi pesantren perlu adanya pengelolaan yang baik,
yang mana dalam kegiatan ekonomi ini santri ikut serta dalam mengelola proses
ekonomi yang sedang berlangsung. Koperasi pesantren ini memberikan arahan
bagi santri dalam kegiatan ekonomi dan kegiatan itu dijadikan media pendidikan
bagi santri, tujuan ini memberikan arahan bagi santri tentang cara memilih
berbagai alternatif yang dapat memuaskan kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Yang mana dengan adanya koperasi pesantren kebutuhan santri dapat terpenuhi

2
Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia… hal 5
3

dan koperasi pesantren menyediakan apa yang santri butuhkan tetapi bukan hanya
pihak pesantren saja, koperasi pesantren ini memberikan kebebasan kepada
masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan kebutuhan
mereka.
Bila koperasi mempunyai keunggulan dalam menawarkan produk kepada
anggotanya dibanding dengan nonkoperasi maka dengan sendirinya
anggota akan bertransaksi dengan koperasi. Demikian halnya koperasi
pesantren, jika koperasi mempunyai keunggulan dalam menawarkan
alternatif investasi kepada investor, maka investor akan menanamkan
dananya kedalam koperasi. Dengan demikian, anggota masyarakat dapat
dianggap sebagai konsumen potensial atau investor potensial yang
sewaktu-waktu dapat ditarik oleh unit –unit usaha dalam rangka hubungan
bisnis.3

Ninik Widiyanti berpendapat bahwa koperasi bersifat terbuka untuk


umum. Setiap orang tanpa memandang golongan, aliran, kepercayaan atau agama
orang itu, dapat diterima sebagai anggota koperasi. Koperasi memang merupakan
wadah persatuan orang-orang yang miskin dan lemah ekonominya untuk bekerja
sama memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf hidup mereka.4
Jadi, dalam koperasi pesantren ini disamping tujuan yang ekonomis
komersial, koperasi harus memperhatikan pula tujuan dan cita-cita sosialnya,
terutama bagi anggota-anggotanya. Jadi seorang pengurus koperasi pesantren
yang baik harus berusaha dan mampu menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi
sosial koperasi yang dipimpin dibawah naungan guru dan dijalankan oleh
pengurus yang melibatkan santri kelas 2 aliyah secara baik dan berimbang,
koperasi pesantren harus memperhatikan pendidikan anggota-anggotanya.
Koperasi harus memperhatikan kesejahteraan serta kesehatan para anggotanya
diantaranya para santri dan masyarakat sekitar yang selalu ikut serta dalam
kegiatan ekonomi. Tegasnya koperasi pesantren adalah organisasi ekonomi yang
berwatak sosial.

3
Hendar, Ekonomi Koperasi, (Jakarta : FE-UI,1999) Cet. Kelima hal 7
4
Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia… hal 4
4

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan


dan menuangkannya ke dalam bentuk skripsi dengan judul, “MANFAAT
PENGELOLAAN KOPERASI PESANTREN SEBAGAI MEDIA
PENDIDIKAN EKONOMI PARA SANTRI”.

B. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan hal diatas, maka timbul pertanyaan-pertanyaan
berikut:
1. Adakah manfaat yang para santri dapatkan dalam mengelola koperasi
2. Adakah minat santri dalam pengelolaan koperasi
3. Adakah media pendidikan yang santri dapatkan dalam pengelolaan
koperasi

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah penelitian. Penulis membatasi permasalahan yaitu
dalam penelitian ini hanya dibatasi pada manfaat pengelolaan koperasi pesantren
sebagai media pendidikan ekonomi bagi santri di pesantren Assalam Sukabumi.

D. Perumusan Masalah
Setelah melihat identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, kemudian
penulis merumuskan manfaat pengelolaan koperasi pesantren sebagai media
pendidikan ekonomi para santri di Pondok Pesantren Assalam Sukabumi. Dalam
perumusan masalah ini penulis merumuskan diantaranya dari segi minat, manfaat,
serta media pendidikan yang santri dapatkan dalam pengelolaan koperasi di
Pondok Pesantren Assalam Sukabumi.

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dan manfaat yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
5

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui realitas manfaat pengelolaan
koperasi pesantren dan koperasi sebagai media pendidikan ekonomi santri serta
diharapkan santri benar-benar memahami bagaimana cara pengelolaan koperasi
yang telah diterapkan di kopontren Assalam dan penulis berharap santri putra
maupun putri mendapatkan pengetahuan yang berharga bagi dirinya.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
a. Bagi Penulis, penelitian ini berguna untuk menambah dan memperluas
ilmu pengetahuan khususnya tentang bagaimana manfaat pengelolaan
koperasi pesantren Assalam Sukabumi sebagai media pendidikan
ekonomi para santri.
b. Bagi lembaga yang diteliti, penelitian ini berguna untuk memberikan
masukan berdasarkan hasil penelitian dan memperluas landasan teoritis
melakukan survey di lapangan sehingga dapat memberikan
pengetahuan tentang koperasi.
c. Bagi kepala sekolah dan pengawas, diharapkan dapat memberikan
pembinaan kepada pengurus koperasi(santri) untuk senantiasa
menjadikan koperasi sebagai media pendidikan bagi ekonomi para
santri.
6
7
BAB II
LANDASAN TEORI

A Koperasi
1. Hakikat Koperasi
Koperasi berasal dari perkataan ko/co dan operasi/operation, yang
mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Koperasi adalah suatu
perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang
memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama
secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmaniah para anggotanya. Definisi tersebut mengandung unsur-unsur bahwa
1. Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal, akan tetapi
persekutuan sosial.
2. Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama.
3. Tujuannya mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggota-anggota
dengan kerja sama secara kekeluargaan.
Koperasi adalah merupakan singkatan dari kata ko/co dan
operasi/operation. Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk
bekerja sama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan undang-undang
nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi
rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang, badan-badan
hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan.1

1
http:/www. arti pengertian definisi fungsi dan peranan koperasi Indonesia dan dunia
ilmu ekonomi koperasi.com. 03 september 2008

6
7

Bapak Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang berjudul “10


Tahun Koperasi” 1941, mengatakan bahwa; koperasi ialah perkumpulan manusia
seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk
memajukan ekonominya.2
Kata-kata yang tersurat dalam definisi tersebut dapat diterangkan sebagai
berikut:
a. Adanya unsur kesukarelaan dalam berkoperasi.
b. Bahwa dengan bekerja sama itu, manusia akan lebih mudah mencapai apa
yang diinginkan.
c. Bahwa pendirian dari suatu koperasi mempunyai pertimbangan-
pertimbangan ekonomis.
Sebagaimana dimuat dalam Bab III Bagian I, pengertian koperasi, Pasal 3
UU No.12 tahun 1967, Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi
yang merupakan tata susunan ekonomi sabagai usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan.3
Prof. R.S.Soeriaatmadja, dalam kuliahnya pada Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia memberikan definisi koperasi sebagai berikut:
“Koperasi ialah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan
derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik
secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat
kebendaan atas tanggungan bersama.
Prof. Marvin A. Schaars seorang guru besar dari Universitas of
Wisconsin, Madison USA mengatakan: “koperasi adalah suatu badan usaha yang
secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang adalah juga
pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nirlaba
atau atas dasar biaya”.4

2
Bahri Nurdin, Perkenalan Dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi, (Jakarta :
Fakultas Ekonomi UI, 1993), hal.7
3
Harsoyo, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, (Yogyakarta : Pustaka Widyatama,
2006), Cet 1. hal. 36.
4
M. Firdaus. Perkoperasian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004) hal 39
8

Dari pernyataan Identiti Koperasi ICA(Perserikatan Koperasi


Internasional) Koperasi ialah sebuah persatuan manusia yang berautonomi yang
secara sukarela bersatu untuk memenuhi keperluan bersama di bidang ekonomi,
sosial dan budaya dan aspirasi menerusi pertubuhan yang dipunyai bersama dan
dikawal secara demokrasi.5
Definisi Casselman dalam bukunya berjudul: “The cooperative movement
and some of its problems”, (Koperasi adalah suatu sistem, ekonomi yang
mengandung unsur sosial).
Definisi Casselmen diatas nampak sederhana, tetapi di dalamnya
terkandung makna yang luas. Koperasi mengandung dua unsur, yaitu unsur
ekonomi dan unsur sosial. Koperasi merupakan suatu sistem dan sebagaimana
diketahui sistem itu merupakan himpunan komponen-komponen atau bagian yang
saling berkaitan yang secara bersama-sama berfungsi mencapai tujuan.
Sendi dasar koperasi yang pertama, bersumber dari pengalaman koperasi
yang pertama di Rochdale, Inggris tahun 1984, karena itu sering disebut
prinsip-prinsip Rochdale. Prinsip yang ditemukan atas dasar pengalaman
itu, kemudian dipergunakan sebagai pedoman bagi para penggerak dan
pelopor koperasi di seluruh dunia. Pada kurun waktu yang hampir
bersamaan, prinsip-prinsip yang serupa juga ditemukan dan dikembangkan
oleh Raffeise dan Herman Schalde D. di Jerman. Dalam perkembangannya
kemudian, tiap Negara selalu menyesuaikan diri dengan kondisi masing-
masing dalam menerapkan prinsip-prinsip itu. Namun beberapa yang
bersifat mutlak dan menjadi ciri utama organisasi koperasi tetap
dipertahankan sampai saat ini di seluruh dunia. Oleh karena koperasi yang
berdiri di Rochdale itu adalah koperasi konsumsi, maka beberapa prinsip
di antaranya nampak kaitan yang erat dengan kegiatan usaha konsumsi
tersebut.6

Dalam konteks koperasi pesantren, pengurus dapat diartikan sebagai


keseluruhan daya penggerak dalam pengelolaan koperasi yang dapat mendidik
santri serta memberi arahan kepada santri sehingga santri dapat memahami
kegiatan ekonomi dan tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Di Indonesia pengertian Koperasi menurut Undang-Undang koperasi tahun
1967 No. 12 tentang Pokok-pokok perkoperasian adalah sebagai berikut:

5
http:/www.koopguru.com.my/definisi.asp. 03 september 2008
6
Ninik Widiyanti. Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, (Jakarta : Bina Aksara, 1989)
hal 12
9

'"Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak


sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan."7

2. Jenis-jenis Koperasi.
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk pengelompokan koperasi.
Cara-cara atau kriteria-kriteria yang digunakan untuk pengelompokkan itu
tentunya dari suatu negara ke negara lain berbeda-beda. Pengelompokan atau
klasifikasi koperasi atau istilah apa pun yang digunakan, memang diperlukan
mengingat adanya banyak perbedaan yang ditemukan di antara sesama koperasi,
baik yang menyangkut ciri, sifat, ekonominya, lapangan usaha, ataupun afiliasi
keanggotaannya dan sebagainya.
Untuk memisahkan koperasi yang serba heterogen itu satu sama lainnya,
Indonesia dalam sejarahnya menggunakan berbagai dasar atau kriteria
seperti: lapangan usaha, tempat tinggal para anggota, golongan dan fungsi
ekonominya. Pemisahan-pemisahan yang menggunakan berbagai kriteria
seperti tersebut di atas itu selanjutnya disebut penjenisan. Dalam
perkembangannya kriteria yang dipergunakan berubah-ubah dari waktu ke
waktu.8

Peraturan pemerintah No.60 Tahun 1959 tentang perkembangan gerakan


koperasi (pasal 2), mengatakan sebagai berikut:
(1). Pada dasarnya yang dimaksud dengan penjenisan koperasi ialah pembedaan
koperasi yang didasarkan golongan dan fungsi ekonomi.
(2). Dalam peraturan ini dasar penjenisan koperasi ditekankan pada lapangan
usaha dan atau tempat tinggal para anggota sesuatu koperasi.
Berdasarkan ketentuan seperti tersebut dalam pasal 2 PP 60/ 1959, maka
terdapatlah 7 jenis koperasi (pasal3), yaitu:
a. Koperasi Desa
b. Koperasi Pertanian
c. Koperasi Peternakan

7
Pandji Anoraga dan Ninik Widayanti, Dinamika Koperasi, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003) cet. 4, hal. 4
8
Hendrojogi. Koperasi,Asas-asas, Teori dan Praktek, (Jakarta : Raja grafindo Persada,
2002), cet 5. hal 61
10

d. Koperasi Perikanan
e. Koperasi Kerajinan / Industri
f. Koperasi Simpan Pinjam
g. Koperasi Konsumsi
Ir.Kaslan A.Tohir, dalam bukunya yang berjudul “Pelajaran Koperasi”
(1964) menyebutkan adanya pengelompokan dari bermacam-macam koperasi
menurut Klasik. Pengelompokan menurut klasik tersebut hanya mengenal adanya
3 jenis koperasi, yaitu:
i. Koperasi yang dibutuhkan anggota-anggotanya dan membagi barang-
barang itu kepada mereka.
ii. Koperasi penghasil tujuan dari koperasi jenis ini ialah mengerjakan
sesuatu pekerjaan bersama-sama.
iii. Koperasi simpan pinjam tujuan dari perkumpulan ini adalah memberi
kesempatan kepada anggota-anggotanya untuk menyimpan dan
meminjamkan uang.
Sesuai dengan sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka jenis Koperasi
didasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi. Jenis-jenis itu ialah
koperasi konsumsi, koperasi kredit, dan koperasi produksi.
Perkembangan koperasi yang mula-mula hanya terbatas pada tiga bidang
usaha tersebut di atas, lama-kelamaan bertambah luas sesuai dengan keperluan
masyarakat, seperi koperasi pertanian, koperasi peternakan, koperasi perikanan
dan lainnya.
Dasar penjenisan koperasi Indonesia adalah dari dan maksud untuk
efesiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan
aktivitas dan kepentingan ekonominya, misalnya koperasi yang bersifat khusus
seperti koperasi batik, koperasi perumahan, koperasi listrik desa, koperasi asuransi
dan koperasi lainnya. Guna kepentingan dan perkembangan daerah kerja serta
menjamin efisiensi ekonomi koperasi yang bersangkutan juga demi ketertiban,
diusahakan hanya satu koperasi yang setingkat dan sejenis untuk satu daerah
kerja.
11

Berbagai jenis koperasi lahir seirama dengan aneka jenis usaha untuk
memperbaiki kehidupan. Secara garis besar jenis koperasi yang ada dapat
kita bagi menjadi 5 golongan, yaitu:
1. Koperasi Konsumsi
2. Koperasi Kredit
3. Koperasi Produksi
4. Koperasi Jasa
5. Koperasi Serba Usaha9

3.Landasan Koperasi
Indonesia adalah Negara hukum. Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya. Hukum melindungi kepentingan segenap warga Negara dan mengatur
hubungan satu terhadap yang lain, agar terjalin dalam keserasian serta ketertiban.
Dasar Negara Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Garis-Garis
Besar Haluan Negara sebagai hukum tertinggi ditetapkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat sebagai penjelma asas kedaulatan rakyat. Undang-
undang ditetapkan oleh Dewan Perwakilan rakyat bersama Presiden.
Dalam seluruh sistem hukum di Indonesia, koperasi telah mendapatkan
tempat yang pasti. Karena itu landasan hukum koperasi di Indonesia sangat kuat.
Sementara bangun usaha bukan koperasi masih mengikuti warisan sistem hukum
lama peninggalan belanda yaitu hukum dagang dan hukum perdata, koperasi telah
memiliki undang-undang sendiri. Namun demikian, perlu dipahami bahwa
perubahan sistem hukum dapat berjalan lebih cepat dari perubahan alam pikiran
dan kebudayaan masyarakat sehingga koperasi dalam kenyataan belum
berkembang secepat yang kita inginkan meskipun memiliki landasan hukum yang
kuat.
Dalam hal ini dapat dikemukakan 3 macam landasan, yaitu landasan idiil,
landasan strukturil dan landasan mental.

9
Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi…hal 18
12

1. Landasan idiil
Ideal dalam bahasa Inggris berarti gagasan atau cita-cita. Yang dimaksud
landasan idiil koperasi adalah dasar atau landasan yang digunakan dalam usaha
mencapai cita-cita koperasi.
Koperasi sebagai kumpulan sekelompok orang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan anggota. Gerakan koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang
hak hidupnya dijamin oleh UUD 45 bertujuan mencapai masyarakat adil dan
makmur. Jadi tujuan sama dengan apa yang dicita-citakan oleh seluruh bangsa
Indonesia. Dalam rangka usaha mencapai cita-cita tersebut koperasi berlandaskan
Pancasila. Dengan perkataan lain landasan idiil koperasi adalah Pancasila.
2. Landasan Strukturil
Strukturil dalam bahasa Inggris berarti susunan. Yang dimaksud landasan
strukturil koperasi adalah tempat berpijak koperasi dalam susunan hidup
bermasyarakat.
Tata kehidupan di dalam suatu Negara dalam Undang-undang Dasar. Di
Indonesia berlaku Undang-undang Dasar tahun 1945 atau disebut UUD 45. karena
koperasi merupakan salah satu bentuk susunan ekonomi di masyarakat, maka
landasan strukturil koperasi di Indonesia tidak lain adalah UUD 45.
Undang-undang Dasar berisi aturan pokok yang menyangkut tata hidup
bernegara. Di dalamnya tercantum ketentuan-ketentuan secara garis besar tentang
bentuk negara, susunan pemerintah, pertahanan, pendidikan, kesejahteraan dan
sebagainya. Koperasi merupakan masyarakat. Di dalam UUD 45 hal ini diatur
dalam pasal 33 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut:
“ Perekonomian diatur sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan”.
3. Landasan Operasional Koperasi Indonesia
a. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 serta penjesaannya.
b. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN.
c. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1967 tentang pokok-pokok
perkoperasian.
d. Anggaran Dasar dan Anggrara Rumah Tangga Koperasi.10

10
Ninik Widiyanti. Koperasi Dan Perekonomian Indonesia… hal 36
13

Di dalam UURI No. 25/1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan


bahwa “koperasi berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945 serta
berdasar atas asas kekeluargaan”. Dari bunyi pasal 2 itu jelas bahwa koperasi
berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
Masing-masing sila dari pancasila dalam kaitannya dengan koperasi dapat
dijabarkan sebagai berikut.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama, mengandung makna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang percaya akan adanya Tuhan yang maha esa.sebagai wujud penerapan sila ini
maka keanggotaan koperasi Indonesia terbuka untuk semua penganut agama atau
kepercayaan dan golongan,serta setiap anggota koperasi wajib menghormati
agama atau kepercaya yang dianut oleh anggota yang lain.
Koperasi juga sangat meningkat kejujuran. Baik pegurus,manajer,
pengawas dan anggota koperasi harus berlaku jujur sebagai perwujudan
pengamalan sila pertama dari pancasila.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sebagai manusia yang beradab,maka mereka harus saling
menghargai.suatu kriteria menghargai manusia lain berarti menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan,gemar melaksanakan kegiatan kemanusiaan dan berani
membela keadilan dan kebenaran.
Penerapan dari sila kedua itu adalah sebagai berikut.
a. Koperasi tidak membedakan kedudukan sosial,agama dan golongan
masing-masing anggota.
b. Semua anggota koperasi berhak mendapat perlaku yang sama dan adil.
3. Persatuan Indonesia
Jalinan persatuan dan kesatuan dikembangkan atas dasar bhineka tunggal
Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu jua) dengan memajukan pergaulan antarsesama
manusia Indonesia. Penerapan sila ketiga ini adalah bahwa koperasi tidak
mengenal perbedaan suku, agama, ras, antar golongan, politik atau status sosial
anggota koperasi untuk bersatu dalam wadah koperasi. Koperasi harus mampu
menempatkan rasa solidaritas tanpa memandang asal-usul dan status sosial.
14

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam


permusyawaratan atau perwakilan
Penerapan sila keempat ini adalah bahwa dalam perkumpulan koperasi
sistem musyawarah untuk mufakat harus benar-benar dilaksanakan dalam
koperasi Indonesia. Jika terdapat perbedaan pendapat,maka hal tersebut harus
dipecahkan melalui musyawarah atau mufakat dalam rapat anggota.
Musyawarah berarti perundingan,sedangkan mufakat berarti setuju atau
sepakat. Jadi, mufakat merupakan hasil dari suatu perundingan atau pembicaraan.
Sehingga, jika dalam koperasi terdapat perbedaan pendapat dan pada akhirnya
dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau melalui voting, maka hasil akhir
itu merupakan kesempatan atau kesepakatan atau keputusan bersama dan menjadi
tanggung jawab bersama pula untuk saling menghormati dan melaksanakan
keputusan tersebut.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Yang dimaksud keadilan sosial adalah keadilan yang berlaku dalam
masyarakat, yang berarti tolok ukurnya adalah masyarakat. Masyarakat perlu
dibangun oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat. Pembangunan dan hasil
pembangunan perlu didistribusikan secara adil. Adil harus dilihat dari sudut
pandang masyarakat. Keadilan yang memberikan masing-masing bagiannya,
dalam segala hasil kegiatan kebudayaan dalam masyarakat, dalam bidang:
ekonomi, perhubungan, sosial, politik dan kebudayaan pada umumnya. Keadilan
menuntut supaya masing-masing manusia harus diberi kesempatan menurut
kepatutan dan harkat martabat sebagai manusia.
Selain Pancasila UURI No. 25 / 1992 juga menyebutkan UUD 1945
sebagai landasan koperasi. Hal ini, ditegaskan dalam batang tubuh pasal 33 ayati 1
beserta penjelasannya. Disitu dicantumkan secara ekplisit bahwa bangun
perusahaan yang sesuai dengan pasal 1 adalah koperasi.11

11
M. Firdaus. Perkoperasiaan… hal 42
15

4. Bentuk Koperasi
Dalam PP No. 60 Tahun 1959 (pasal 13 Bab IV) dikatakan bahwa yang
dimaksud dengan bentuk koperasi ialah tingkat-tingkat koperasi yang didasarkan
pada cara-cara pemusatan, pengaabungan dan perindukannya.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka terdapatlah 4 bentuk koperasi yaitu:
1. Primer.
2. Pusat
3. Gabungan.
4. Induk.
Keberadaan dari masing-masing bentuk koperasi tersebut, disesuaikan
dengan wilayah administrasi pemerintahan, seperti tersebut dalam pasal 18 dari
PP 60/59, yang mengatakan bahwa:
1. Di tiap-tiap desa ditumbuhkan koperasi desa.
2. Di tiap-tiap daerah tingkat II ditumbuhkan pusat koperasi.
3. Di tiap-tiap daerah tingkat I ditumbuhkan gabungan induk koperasi.
Undang-undang No. 12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian masih
mengaitkan bentuk-bentuk koperasi itu dengan wilayah administrasi pemerintahan
(pasal 16) tetapi tidak secara ekpresif mengatakan bahwa koperasi pusat harus
berada di ibukota kabupaten dan koperasi gabungan harus berada di tingkat
propinsi seperti yang tertera dalam PP 60/59. pasal 16 butir (1) Undang-undang
No. 12/67 hanya mengatakan daerah kerja koperasi Indonesia pada dasarnya,
didasarkan pada kesatuan wilayah administrasi pemerintahan dengan
memperhatikan kepentingan ekonomi.
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas maka tidak mengherankan, jika
suatu koperasi, seperti koperasi pegawai Negeri, pusatnya umumnya
berkedudukan di ibukota kebupaten, sedangkan jenis koperasi yang lain seperti
KUD, pusatnya berkedudukan di ibukota propinsi.
Perbedaan dalam pembentukan atau pemusatan koperasi yang dikaitkan
dengan administrasi pemerintahan, rupanya tidak hanya terdapat antara suatu jenis
koperasi dengan jenis koperasi lain, seperti antara jajaran koperasi unit desa dan
jajaran koperasi pegawai negeri, tetapi ternyata perbedaan seperti tersebut di atas
16

juga ditemukan dalam jajaran satu jenis koperasi sendiri. Sebagai contoh dapat
kita lihat pada jajaran koperasi pegawai negeri, pada tingkat propinsi.
a. Induk Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (IKPN-RI)
berkependudukan di Ibukota Negara. Anggota-anggotanya adalah
gabungan koperasi pegawai negeri.
b. Gabungan Koperasi Pegawai Negeri (GKPN) berkedudukan di
ibukota Propinsi. Anggota-anggotanya dari GKPN ini adalah
pusat koperasi pegawai negeri yang berada di ibukota
kabupaten. Tetapi ada beberapa jajaran koperasi pegawai negeri pada
tingkat propinsi yang tidak menggunakan nama gabungan koperasi
pegawai negeri, tetapi memakai nama pusat koperasi pegawai negeri
tingkat I, seperti yang terdapat di propinsi Sumatera Barat, Lampung,
Jambi, DKI Jakarta, Kalimantan Tengah, NTT, Sulawesi Tenggara,
Maluku, Irian Jaya, dan Timor-Timur. Anggota dari koperasi tersebut
adalah Koperasi-Koperasi Primer.
c. Pusat Koperasi Pegawai Negeri (PKPN), yang berkedudukan di
ibukota kabupaten, anggota-anggotanya adalah Koperasi Pegawai
Negeri.
d. Koperasi Pegawai Negeri (KPN) yang anggotanya adalah orang-orang
dan mempunyai wilayah kerja kecamatan atau berada dalam lembaga
pemerintah atau di sekolah atau di kecamatan yang selanjutnya disebut
sebagai PKN Primer.
Disinilah kita melihat pengaruh daripada PP 60/59 terhadap bentuk atau
penjenjangan dari koperasi yang masih mengaitkan dengan pembagian wilayah
administrasi pemerintah. Perlu diketahui bahwa tidak semua jenis koperasi itu
mempunyai 4 jenjang, banyak jenis koperasi yang hanya mempunyai 3 jenjang,
seperti koperasi unit desa (KUD) dan koperasi karyawan (KOPKAR). Pada
tingkat nasional, KUD mempunyai induk (INKUD), sedangkan pada tingkatan
propinsi PUSKUD. Demikian pula dengan KOPKAR, Induknya berkedudukan di
ibukota tingkat nasional, pusatnya berada di ibukota propinsi.
17

Selanjutnya koperasi yang anggota-anggotanya adalah orang-orang disebut


Koperasi Primer, sedangkan koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi
koperasi disebut Koperasi Sekunder, Induk-induk koperasi, Gabungan koperasi
dan pusat-pusat joperasi itu merupakan Koperasi Sekunder. Jadi koperasi
karyawan yang berada diperusahaan-perusahaan, koperasi pegawai negeri yang
berada di unit lembaga pemerintahan dan koperasi unit desa yang berada di desa-
desa yang anggota-anggotanya adalah orang-orang disebut Koperasi Primer.
Bentuk koperasi yang demikian ini di Amerika Serikat disebut Koperasi Lokal. .
Tentang bentuk-bentuk koperasi ini, Undang-undang No.25/1992 tidak
menyebut-nyebut daerah kerja bagi masing-masing bentuk koperasi yang
disesuaikan dengan wilayah administrasi pemerintahan. Pasal 15 dalam
penjelasannya, memberikan uraian sebagai berikut: Berdasarkan kesamaan
kepentingan dan tujuan efisiensi, koperasi sekunder dapat didirikan oleh koperasi
sejenis maupun berbagai jenis atau tingkatan. Dalam hal koperasi mendirikan
koperasi sekunder dalam berbagai tingkatan, seperti selama ini dikenal sebagai
pusat, Gabungan dan Induk, maka jumlah tingkatan maupunpenamaanya diatur
sendiri oleh koperasi yang bersangkutan.
Dari pernyataan pasal 16 undang-undang No. 12/67 dan pasal 15 Undang-
undang No. 25/1992, dapatlah dikatakan bahwa sesungguhnya tidak ada
keharusan bagi koperasi-koperasi dalam hal penjenjangan ini harus menyesuaikan
diri dengan wilayah administrasi pemerintahan. Hal ini semata-mata karena
pertimbangan praktis dan pertimbangan historis.12

5. Partisipasi Anggota Pada Koperasi


Bila dipandang dari segi dimensinya, partisipasi terdiri atas:
1. Partisipasi dapat dipaksakan dan dapat pula sukarela, jika tidak
dipaksakan oleh situasi dan kondisi maka partisipasi yang dipaksakan
tentu tidak akan cocok dengan prinsip koperasi keanggotaaan terbuka
dan sukarela serta manajemen yang demokratis. Oleh karena itu

12
Hendrojogi. Koperasi,Asas-asas, Teori dan Praktek…hal 86
18

partisipasi yang tepat pada koperasi adalah partisipasi yang bersifat


sukarela.
2. Partisipasi dapat formal dan dapat pula informal. Pada partisipasi yang
bersifat formal, biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam
pengambilan keutusan, tetapi dalam partisipasi yang bersifat informal
biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan
mengenai bidang partisipasi.
3. Partisipasi bisa bersifat lansung dan bisa bersifat tidak langsung.
Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan
pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan keberatan
terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya. Sedangkan
dalam partisipasi tidak langsung akan ada wakil yang membawa
aspirasi orang lain.
4. Partisipasi pada koperasi dapat berupa partisipasi kontributif dan dapat
pula berupa partisipasi insentif. Kedua partisipasi tersebut timbul
sebagai akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus
sebagai pelanggan.
Sesuai dengan peran ganda yang ditandai oleh prinsip identitas, maka
partisipasi anggota dapat dibagi sebagai berikut.
1. Dalam kedudukannya sebagai pemilik:
a) Memberikan kontribusinya dalam bentuk keuangan terhadap
pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasinya dan
melalui usaha-usaha pribadinya.
b) Mengambil bagian dalam penetapan tujuan pembuatan
keputusan dan dalam proses pengawasan terhadap tata
kehidupan koperasinya.
2. Dalam kedudukan sebagai pelanggan/pemakai memanfaatkan
berbagai kesempatan yang bersifat menunjang kepentingan-
kepentingan yang disediakan perusahaan koperasinya.13

Peran serta / partisipasi dengan kata lain, adalah orientasi penilaian


keefektifan dari pada anggota sebagai suatu unsur mutlak suatu organisasi dalam
mencapai tujuan-tujuannya.

13
Titik Sartika Partomo, Ekonomi Dan Koperasi, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), cet 2.
hal. 59
19

Amitai Etzioni, membedakan tiga jenis peran serta diantaranya,


Peran serta Alinatif seperti halnya hubungan antara orang asing
yang bermusuhan, dimana satu pihak ingin memaksakan dan
memanipulasikan kepentingannya dari pihak yang lain. Peran serta
Kalkulatif berorientasi pada hubungan keuntungan seperti halnya
dalam kontak-kontak bisnis. Peran serta Moral berorientasi pada
komitmen berdasarkan internalisasi norma-norma dan identifikasi
kewibawaan atau karena tekanan-tekanan kelompok social, ketiga
jenis peran serta tersebut diatas yang kadarnya adalah berjenjang
dari kalkulatif,moral dan alinatif.14

8. Manajemen Koperasi
Menurut The Contemporary Business Dictionary, manajemen mempunyai
dua makna, yaitu pertama, proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan perusahaan untuk mencapai sasaran tertentu; kedua, para
pemimpin perusahaan. Dalam buku ini digunakan istilah manajemen menurut
pengertian yang pertama.15
Dari literatur dapat dibaca pengertian tentang manajemen yang satu
berbeda dengan yang lain, namun intinya sama. Pada hakikatnya manajemen
dapat disimpulkan sebagai suatu rangkaian tindakan sistematik untuk
mengendalikan dan memanfaatkan segala faktor sumber daya untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Maka ada dua unsur utama yang terdapat dalam pengertian
manajemen, yaitu unsur pengendalian dan unsur pemafaatan sumber daya.
Fungsi manajemen menurut George R. Terry adalah sebagai berikut.
1) Perencanaan (planning)
Fungsi ini mengidentifikasi bahwa dalam pengelolaan perlu ada
perencanaan yang cermat untuk dapat mencapai target yang
ditentukan, baik untuk jangka panjang maupun pendek yaitu
pembuatan program-program kegiatan serta sarana yang diperlukan
masuk keterkaitannya dengan pihak ketiga.
2) Pengorganisasian (organizing)
Fungsi ini memfokuskan pada cara agar target yang dicanangkan dapat
dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan wadah/perangkat organisasi,
yang inti adalah:

14
Edi swasono, Mencari bentuk, posisi dan realitas koperasi didalam orde ekonomi
Indonesia, ( Jakarta : UI Press, 1987), cet 3. hal. 310
15
Titik Srtika Partomo, Ekonomi Dan Koperasi…hal.66.
20

a) Membentuk suatu sistem kerja terpadu yang terdiri atas berbagai


lapisan atau kelompok dan jenis tugas yang diperlukan.
b) Memperhatikan rentang kendali.
c) Terjaminnya sinkronisasi dari tiap bagian atau kelompok lapisan
kerja guna mencapai sasaran yang ditetapkan.
3) Pelaksanaan (actuating)
Suatu gagasan atau konsep, meskipun telah tersedia wadah yang
berupa organisasi dengan uraian tugas dan hirarkinya belum akan
berjalan aktif tanpa dicetuskan mengenai pelaksanaan dari tugas dalam
organisasi tersebut, Terry menyebutkan actuating means move to
action.
4) Pengawasan (controlling)
Untuk meyakinkan para pemilik perusahaan, dalam hal ini para
anggota koperasi, maka rapat anggota perlu membentuk suatu badan di
luar pengurus yang bertugas memantau atau meneliti tentang
pelaksanaan kebijakan yang ditugaskan kepada pengurus. Badan
tersebut adalah pengawas. Prinsip controlling ini harus dijabarkan
dalam organisasi koperasi. Selain controlling tersebut dilakukan oleh
pengawas,pengurus wajib menciptakan suatu sistem pengendali atau
bisa disebut build in control, sistem kerja yang mengandung build in
control ini perlu dijabarkan dalam organisasi.

B. Media Pendidikan
1. Hakikat Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah
perantara atau pengantar pesan dan pengirim ke penerima pesan.16
Istlah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
"medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna
umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat
popular dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya

16
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007) hal 6
21

juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan


dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.17

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media berarti (Ϟ΋Ύγϭ) atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Banyak para ahli
memaparkan tentang pengertian dari media ini, diantaranya:
1. National Education Assosiation (1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang –dengar, termasuk teknologi perangkat keras.18
2. Sedangkan Usman (2001 : 32) mendefinisikan bahwa alat peraga
pengajaran (media), teaching aids, atau audiovisual aids (AVA) adalah
alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk memperjelas
materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah
terjadinya verbalisme pada diri siswa.19
3. Gerlach dan Ey (1971) mengatakan bahwa media bila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.20
4. Djamarah, dkk, (2002: 136-137), media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.21
5. Media instruksional edukatif adalah segala jenis sarana pendidikan
yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk
meningkatkan efektifitas dan efesiensi pencapaian tujuan
22
instruksional.

17
Aristo Rahadi, Media Pembelajaran, (Jakarta : Depaetemen Pendidikan Nasional,
2003), hal. 9
18
Akhmad sudrajad, M.Pd. media pembelajaran. www.google.com. 16 agustus 2008
19
www.google.com.media pembelajaran. 16 agustus 2008
20
Azar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Raja Grafindo, 2003), cet 4. hal.3
21
www.google.com.media pembelajaran. 16 agustus 2008
22
Akhmad Rohani. Media Instruksional Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997),
cet 1.hal. 4
22

6. Marshall McLuhan berpendapat bahwa media adalah suatu ekstensi


manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak
mengadakan kontak langsung dengan dia.23
Dari definisi yang dipaparkan oleh para ahli di atas, maka dapat diambil
sedikit benang merah mengenai pemahaman dari media ini. Media dapat diartikan
sebagai alat bantu dalam proses pengajaran yang dilakukan guru kepada siswa
dalam penyampaian materi pelajaran.
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Assosiasi Teknologi
dan Komunikasi Pendidikan di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk
dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne
(1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Brigg
(1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, Film, Kaset, Film bingkai
adalah contoh-contohnya.
Asosiasi Pendidikan Nasional memiliki pengertiian yang berbeda. Media
adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta
peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan
dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut
yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.
Media pendidikan tentu saja yang digunakan dalam proses dan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Pada hakekatnya media pendidikan juga merupakan
media komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi.
Apabila kita bandingkan dengan media pembelajaran, maka media pendidikan
sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian pendidikan itu sendiri. Sedangkan
media pembelajaran sifatnya lebih mengkhusus, maksudnya media pendidikan
23
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan system, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2004), cet 3. hal.201
23

yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah
dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidikan adalah media
pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti termasuk media pendidikan.
Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang, pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong
proses belajar-mengajar. Pada tahun 50-an, media disebut sebagai alat
bantu audio-visual karena pada masa itu, peranan media memang semata-
mata untuk membantu guru dalam mengajar. Tetapi kemudian, namanya
lebih populer sebagai media pengajaran atau media belajar. Berbagai
bentuk media dapat digunakan untuk meingkatkan pengalaman belajar
kearah yang lebih konkret. Pengajaran dengan menggunakan media tidak
hanya sekadar menggunakan kata-kata, sehingga dapat kita harapkan
diperolehnya hasil pengalaman belajar yang lebih berarti bagi siswa.
Dalam hal ini Gagne dan Briggs menekankan pentingnya media sebagai
alat untuk merangsang proses belajar mengajar.24

2. Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan


Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas
dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan
konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat
diakatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat
bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar
yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam
pross belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaru-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media

24
Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), cet 2. hal. 112
24

pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan


data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan
memadatkan informasi. Sejalan dengan uraian ini, yunus(1942:78) dalam bukunya
Attarbiyatu watta'liim mengungkapkan sebagai berikut:
 ϊϤγϦϤϛ˯΍έΎϤϓϢϬϔϠϟϦϤο΍ϭα΍ϮΤϟ΍ϰϓ΍ήϴΛΎΗϢψϋ΍ΎϬϧ΍
Maksudnya : bahwasanya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi
indera dan lebih dapat menjamin pemahaman orang yang mendengarkan saja
tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang
dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan
mendengarnya. Selanjutnya, Ibrahim menjelaskan betapa pentingnya media
pembelajaran karena:

αέΪϟ΍ϲϴΤΗΎϬϧ΍άϴϣϼΘϟ΍ϥΎϫΫ΍ϲϓϖ΋ΎϘΤϟ΍ΖϴΒΜΗϰϠϋΪϋΎδΗΎϬϧ΍ϢϬσΎθϧΩΪΠΗϭάϴϣϼΘϠϟέϭήδϟ΍ΐϠΠΗ
Maksudnya: media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan
gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka.. membantu
memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menhidupkan pelajaran.
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil
belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran
dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama, berkenaan
dengan manfaat pengajaran dalam proses belajar siswa anatara lain,
pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. Alasan
kedua, tahap berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari
berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks.25

Levied an Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,


khususnya media visual, yaitu, fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan
fingsi kompensatoris.26
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
25
Nana,Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru, 1997), cet 3, hal 2
26
Aryad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), cet.
1-7, hal 16.
25

berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi
pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak
disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah
sosial atau ras.
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar.
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu
siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks
dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi
untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Encyclovedia of Educational Research dalam Hamalik merincikan
manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui
gambar hidup.
6) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara
lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam
belajar.27

27
Aryad, Azhar, Media Pembelajaran…hal 25
26

3. Jenis dan Karakteristik Media


1. Taksonomi
Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber
belajar merupakan komponen dari system instruksional di samping pesan, orang,
teknik latar dan peralatan. Pengertian media ini masih sering dikacaukan denan
peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak berisi pesan atau informasi
penddikan yang biasanya disajkan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan
atau perangkat keras merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang
terkandung pada media tersebut. Dengan asuknya berbagai pengaruh ke dalam
khazanah pe didikan seperti ilmu cetak-mencetak, tingkah laku, komunikasi, dan
laju perkembangan teknologi elektronik, media dalam perkembangannya tampil
dalam berbagai jenis dan format masing-masing dengan ciri-ciri dan
kemampuannya sendiri. Dari sini usaha-usaha penataan timbul, yaitu
pengelompokkan atau klasifikasi menurut kesamaan ciri atau karakteristiknya.
Beberapa contoh usaha kearah taksonomi media tersebut antara lain adalah uraian
berikut ini.
2. Karakteristik
Usaha pengklasifikasian di atas mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri
khas suatu media berbeda menurut tujuan atau maksud pengelompokkannya. Dari
contoh pengelompokkan yang diadakan oleh Scharmm, kita dapat melihat media
menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan
kemudahan kontrol pemakai. Karakteristik media juga data dilihat menurut
kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran,
perabaan, pengecapan, maupun penciuman, atau kesesuaiannya dengan tingkatan
hierarki belajar seperti yang digarap oleh gagne, dan sebagainya. Karakteristik
media ini sebagaimana dikemukakan oleh Kemp merupakan dasar pemilihan
media sesuai dengan situasi dengan situasi belajar tertentu. Dia mengatakan “The
question of what media attributes are necessary for a given learning situation
becomes the basis for media selectin.” Jadi klasifikasi media, karakteristik media
dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam
penentuan srategi pembelajaran.
27

Untuk tujuan-tujuan praktis, di bawah ini akan dibahas karakteristik


beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar
khususnya di Indonesia.

4. Kriteria Pemilihan Media


Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan
dan sifat-sifat khasnya media yang bersangkutan.
Profesor Ely dalam kuliahnya di fakultas Pascasarjana IKIP Malang tahun
1982 mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari
konteksnya bahwa media merupakan komponen dari system instruksinal
secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah
diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar-
mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta
prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan. Sebagai pendekatan
praktis, beliau menyarankannya untuk mempertimbangkan media apa saja
yang ada, berapa harganya, berapa lama diperlukan untuk
mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakai
(misalnya siswa dengan guru).28

Dalam hubungan ini Dick dan Carey menyebutkan bahwa di samping


kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor
lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media. Pertama adalah
ketersediaaan sumber setempat. Artinya, bila media yang bersangkutan tidak
terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sndiri. Kedua
adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga
dan fasilitasnya. Ketiga adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan
dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang sama. Artinya media
bisa digunakan di manapun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapan
pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
Faktor yang terakhir adalah efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang
panjang. ada sejenis media yang biaya produksinya mahal. Namun bila dilihat
kestabilan materi dan penggunaan yang berulang-ulang untuk jangka waktu yang

28
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan…hal 85
28

panjang program film bingkai mungkin lebih murah dari media yang biaya
produksinya murah tetapi setiap waktu materinya berganti.
Hakikat dari pemilihan media pada akhirnya adalah keputusan untuk
memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan prioritas
pengadaan media pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Relevansi pengadaan media pendidikan edukatif
b. Kelayakan pengadaan media pendidikan edukatif
c. Kemudahan pengadaan media pendidikan edukatif
Berdasarkan ketiga faktor tersebut, maka dalam memberikan prioritas
pengadaan media pendidikan perlu diadakan pengukuran untuk ketiga
faktor tersebut sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan di sekolah.
Disadari bahwa setiap media memiliki keunggulan dan kelemahan atau
keterbatasan. Pengetahuan tentang keunggulan dan keterbatasan setiap
jenis media menjadi penting. Sehingga guru dapat memperkecil
kelemahan atas media yang dipilih atau guru sekaligus dapat langsung
memilih berdasarkan kriteria yang dikehendaki. 29

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan


media pendidikan untuk mempertinggi kualitas pengajaran:
a. Guru perlu memiliki pemahaman media pendidikan antara lain jenis dan
manfaat media pendidikan, kriteria memilih dan menggunakan media
pendidikan, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tidak
lanjut penggunaan media dalam proses belajar.
b. Siswa, guru terampil membuat media pendidikan sederhana untuk
keperluan pengajaran, terutama media dan dimensi atau media.
c. Grafis, dan beberapa media tiga dimensi, dan media proyeksi.
Pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan
media dalam proses pengjaran. Menilai keefektifan media pendidikan
penting bagi guru agar ia bisa menentukan apakah penggunaan media
mutlak diperlukan atau tidak selalu dipergunakan dalam pengajaran
sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapai siswa. Apabila

29
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005) Cet. Keempat, hal
238
29

penggunaan media pendidikan tidak mempengaruhi proses dan kualitas


pengajaran, sebaliknya guru tidak memaksakan penggunaanya, dan perlu
mencari usaha lain di luar media pendidikan.
Menurut Prof. Drs. Hartono Kasmadi M.Sc. bahwa di dalam memilih
media pendidikan perlu dipertimbangkan adanya 4 hal, yaitu: produksi, peserta
didik, isi dan guru.30
1. Pertimbangan Produksi
a. Availability, tersedianya bahan. Media akan efektif dalam
mencapai tujuan, bila tersedia bahan dan berada pada sistem yang
tepat.
b. Cost yang tinggi tidak menjamin penyusunan menjadi tepat,
demikian sebaliknya tanpa biasanya juga tidak akan berhasil,
artinya tujuan belum tentu dapat dicapai.
c. Physical condition. Misalnya dengan warna yang buram, akan
mengganggu kelancaran belajar mengajar.
d. Accessibility to student maksudnya: pembelian bahan hendaknya
yang dwi fungsi yaitu: guru dapat menggunakannya, peserta didik
juga akan semakin mudah mencerna pelajaran.
e. Emotional impact, sejauh mana yang dapat dicapai oleh
pendidikan, maka pelaksanaan pengajaran dengan menggunakan
media harus mampu bernilai estetika sebab akan lebih menarik
untuk menumbuhkan motivasi.
2. Pertimbangan peserta didik:
a. Student characteristic(watak peserta didik)
Guru harus mampu memahani tingkat kematangan dan latar
belakang peserta didik. Dengan demikian guru dapat menentukan
pilihan-pilihan media yang sesuai dengan karakter peserta didik
secara komprehensif.

30
Harjanto, Perencanaan Pengajaran…hal 241
30

b. Student relevance
Bahan yang relevan akan memberi nilai positif dalam mencapai
tujuan belajar, pengaruhnya akan meningkatkan pengalaman
peserta didik, pengembangan pola pikir, analisis pelajaran,
hingga dapat menceritakan kembali dengan baik.
c. Student involvement. Bahan yang disajikan, akan
memberikan kemampuan peserta didik dan keterlibatan peserta
didik secara pisik dan mental untuk meningkatkan potensi
belajar.
3. Pertimbangan isi
1. Curiculair relevance, penggunaan media harus sesuai dengan isi
kurikulum, tujuannya harus jelas, perlu dengan baik.
2. Content soundness, bahan media yang sudah diprogram siap pakai
seperti: film slide, sound slide, video cassette dan sebagainnya.
3. Presentation, Jika isi sudah tepat dan sesuai dengan kebutuhan,
perlu juga cara menyajikan yang harus benar.
4. Pertimbangan guru
1. Teacher utilization
Guru harus mempertimbangkan dari segi pemanfaatan media
yang akan digunakan, sebagai bahan pertimbangan:
a. Apakah digunakan untuk kepentingan individu atau
kelompok
b. Apakah yang digunakan media tunggal atau multimedia
c. Yang lebih penting berorienasi terhadap tujuan pendidikan
2. Teacher peace of mind
Media yang digunakan mampu memecahkan problem jangan
malah menimbulkan masalah, maka perlu observasi dan review
bahan-bahan tersebut belum disajikan.
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagi
berikut:
31

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat


verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra,
seperti misalnya:
a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan
realitas, gambar, film bingkai, film, atau model
b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film
bingkai, film, atau gambar
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat
dibantu dengan timelapse atau high speed photography
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadidi masa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat rekaman film,video,film bingkai,
foto maupun secara verbal
e. Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan
model, diagram, dan lin-lain
f. Konsep yang terlalu luas dapat divisulkan dalam bentuk
film,film bingkai, gambar, dan lain-lain
3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan
bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal
ini media pendidikan berguna untuk:
1. Menimbulkan kegairahan belajar
2. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara
anak didik dengan lingkungan dan kenyataan
3. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri
menurut kemampuan dan minatnya.
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi
dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda,
sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan
sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak
mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus
diatasi sendiri. Apabila latar belakang lingkungan guru
dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi
dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuan
dalam:
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama31

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.


Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi
tersendiri di mana guru atau dosen dan siswa bertukar pikiran untuk
mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan
terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak
efektif dan efesien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan

31
Harjanto, Perencanaan Pengajaran…hal 241
32

verbalisme, ketidakpastian siswa, kurangnya minat dan kegairahan, dan


sebagainya.32
Menurut M. Basyirudin, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
memilih media, antara lain, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak,
mutu teknis dan biaya. Oleh karena itu, beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan antara lain:
a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini
merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam memilih
media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional, spesifik, dan
benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku.
b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam
memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang
digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.
c. Kondisi audien dari segi belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru
dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak, factor umur,
intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak
menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media
pengajaran.
d. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain
sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi
pertimbangan seorang guru. Seringkali suatu media dianggap tepat untuk
digunakan di kelas akan tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia media atau
peralatan yang diperlukan, sedangkan untuk mendesain atau merancang
suatu media yang dikehendaki tersebut tidak mungkin dilakukan oleh
guru.

32
M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press), hal. 13.
33

5. Kerangka Berpikir
Pengelolaan Koperasi yang melibatkan santri ini pada hakikatnya
merupakan sesuatu upaya bantuan untuk menambah pengetahuan santri baik putri
maupun putra yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, baik berupa teori
maupun prakteknya dalam pengelolaan koperasi.
Koperasi yang ada di Pesantren Assalam ada beberapa macam, ada
koperasi putri yang pengelolaan koperasinya dikelola oleh santri putri kelas 2
aliyah maupun koperasi yang ada disantri putra pengelolaan koperasinya dikelola
oleh santri putra kelas 2 aliyah tetapi dibawah bimbingan guru yang bersangkutan,
tidak hanya itu di Koperasi Assalam juga adanya koperasi pusat yang
pengelolaannya melibatkan alumni yang sedang menjalankan pengabdian selama
di Pesantren, koperasi ini merupakan pusat dari koperasi yang diatas dan pada
koperasi pusat ini selain menyediakan kebutuhan para santri dan guru juga
menyediakan kebutuhan masyarakat dan bersifat terbuka.
Pada dasarnya belajar masalah koperasi merupakan suatu usaha untuk
melahirkan perubahan individu berdasarkan aktivitas serta pengalaman yang
diperolehnya. Dalam proses pengelolaan terkadang santri merasa kesulitan
disebabkan faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada diri santri sendiri.
Dalam hal ini guru mempunyai tanggung jawab yang besar untuk meningkatkan
hasil belajar siswanya.
Adapun media pendidikan yang santri dapatkan merupakan informasi atau
pesan dari pengirim (guru) kepada penerima (santri)
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diduga bahwa adanya manfaat bagi
para santri dalam proses pengelolaan koperasi dan fakta yang ada dapat dilihat
pada prestasi santri pada mata pelajaran IPS ekonomi. Dan untuk lebih jelas bisa
dilihat pada tabel berikut:
34

Tabel 1

Koperasi Pusat
(bersifat terbuka)

Koperasi Putri Media Koperasi Putra


Pendidikan

Santri Putri Santri Putra

6. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka fikir yang telah dikemukakan,
maka dirumuskan hipotesis terhadap masalah yang dikaji. Adapun yang menjadi
hipotesis penelitian ini, yakni terdapat Manfaat Pengelolaan Koperasi Pesantren
Assalam terhadap media pendidikan ekonomi para santri. Berdasarkan kajian teori
dan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas, maka diajukan penelitian
sebagai berikut:
Ha : terdapat manfaat dalam pengelolaan koperasi pesantren terhadap
media pendidikan ekonomi yang santri dapatkan
Ho : tidak terdapat manfaat dalam pengelolaan koperasi pesantren
terhadap media pendidikan ekonomi yang santri dapatkan.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam


pengumpulan data dan menganalisis data yang diperlukan guna menjawab
permasalahan yang dihadapi, penggunaan metode ini dimaksudkan untuk
menemukan dan mengumpulkan data yang valid, akurat, serta signifikan dengan
masalah yang diangkat, sehingga diperlukan sebagai pengungkapan masalah yang
dipakai.
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian dengan deskriptif kuantitatif, Kuantitatif adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.1 Tujuan dari
penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.2

A. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang penulis inginkan yaitu: penelitian akan
diarahkan pada terwujudnya suatu deskripsi yang mengungkapkan secara faktual
tentang manfaat pengelolaan koperasi yang melibatkan santri dengan pengelolaan
koperasi yang menjadi media bagi pendidikan ekonomi para santri.

1
Margono, Metode Penelitian Pendidikan,…hal 105
2
Moh.Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 1988) Cet. 3, hal 63

35
36

B. Waktu dan Tempat


1. Waktu Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan, pada tanggal 24 Juli sampai 31 Juli
2008, penulis melakukan wawancara dengan Ketua Koperasi untuk
melihat situasi Koperasi Pesantren Assalam dan memperoleh data
mengenai sejarah, latar belakang, struktur organisasi, tugas dan fungsi, tata
tertib, program kerja, keadaan wilayah, dan keterangan-keterangan
mengenai kondisi Koperasi seperti keadaan pembeli, karyawan, santri
yang terlibat dalam pengelolaan Koperasi.
Tahap selanjutnya, dari tanggal 3 Agustus sampai dengan tanggal
16 Agustus, penulis menyebarkan angket (instrument) kepada santri putri
dan putra mengenai manfaat Pengeloaan Koperasi dan media yang para
santri dapatkan dalam pengelolaan tersebut.
2. Tempat Penelitian
Tempat yang menjadi objek penelitian adalah Koperasi Pondok
Modern Assalam, Kp. Situ Assalam Desa Cibodas Kec. Bojonggenteng,
Kab. Sukabumi Provinsi Jawa Barat.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel


Populasi pada penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Assalam
Sukabumi. Sedangkan populasi terjangkau adalah santri kelas 2 Madrasah aliyah
Assalam Sukabumi tahun ajaran 2007-2008. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan cara quota sample yaitu cara mengumpulkan data dan
peneliti menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, dan
yang dihubungi adalah subjek yang mudah ditemui.3 Penulis memilih sampel dari
santri putra maupun putri kelas 2 Madrasah Aliyah Assalam yang berjumlah 60
orang, diantaranya 30 santri putri dan 30 santri putra.

3
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004) Cet. 4, hal. 125
37

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data untuk kepentingan ini, penulis akan
menggunakan teknik Dokumentasi, Angket.
1. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis.4 Penulis mengumpulkan data-data dengan meneliiti data-data
yang telah di dokumentasikan oleh pihak koperasi seperti data statistik
grafik, dokumen-dokumen penting, peraturan-peraturan, dan lain-lain.
2. Angket
Angket, adalah daftar pertanyaan atau pernyatan yang dikirimkan
kepada responden baik secara langsung atau tidak langsung.5 Angket
ini berisi pertanyaan dengan jawaban alternatif yang berkenaan dengan
manfaat Pengelolaan Koperasi Pesantren, dalam hal ini santri putra
dan putri MA. Assalam kelas 2.

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data


1. Teknik Pengolahan Data
Dari jawaban yang telah diberikan oleh responden kemudian dikompilasi
secara sistematik sesuai dengan metode statistik, tentang judul skripsi ini
yang penulis buat yang terdiri dari beberapa pertanyaan yaitu, yang
berkenaan dengan manfaat pengelolaan koperasi pesantren, minat santri
dalam pengelolaan koperasi pesantren, dan media pendidikan yang santri
dapatkan dalam pengelolaan koperasi pesantren. Dengan jumlah
pertanyaan 20 soal.
Angka- angka yang diperoleh dari perhitungan jumlah skor yang telah
dihitung tersebut kemudian penulis susun dalam daftar nilai. Dari hasil-
hasil yang ada, penulis membagi dua menjadi nilai variabel (X) manfaat
pengelolaan koperasi pesantren dan nilai variabel (Y) adalah media

4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : Rineka
Cipta, 2002), Cet. V, hal 135
5
Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), Cet.
I, hal 99
38

pendidikan yang santri dapatkan dalam pengelolaan tersebut, nilai variabel


X dan Y kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk susunan angka-
angka statistik.
Setelah ditemukan hasil perhitungan data yang disusun dalam bentuk
angka-angka statistik tersebut, selanjutnya menganalisis data, yang
merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan data yang
diperoleh agar dapat dipahami oleh orang yang meneliti, tapi juga oleh
orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian.
1. Teknik analisis Data
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Editing (pengecekan)
Dalam menganalisis data yang pertama kali harus dilakukan ialah
editing pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian
angket, setiap angket diteliti satu persatu mengenai kelengkapan,
kejelasan dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari
kekeliruan, kesalahan dalam menetapkan informasi sehingga dapat
diperoleh data yang akurat.
b. Skoring (pemberian skor)
Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir
pertanyaan yang terdapat dalam angket. Dalam setiap pertanyaan
terdapat empat butir jawaban a,b,c, dan d yang harus dipilih oleh
responden yaitu terdiri dari jawaban selalu, sering, jarang, dan tidak
pernah, maka penulis melakukan perhitungan skor rata-rata dengan
ketentuan sebagai berikut;
Jawaban positif
a. jawaban option a skor nilai 4
b. jawaban option b skor nilai 3
c. jawaban option c skor nilai 2
d. jawaban option d skor nilai 1
39

Analisis data pada penelitian ini menggunakan Rank Spearman, yaitu:


P = 1 – 6 ∑ D2
n (n2 – 1)
Keterangan :
P = angka indeks korelasi tata jenjang
6 dan 1 = bilangan konstan
D = Difference, yaitu perbedaan antara skor pada variabel
pertama (R1) dan urutan skor pada variabel yang kedua
(R2), jadi D = R1 – R2
N = Number of cases, dalam hal ini adalah banyaknya
pasangan yang sedang dicari korelasinya.6

F. Instrumen Penelitian
1. Pengelolaan Koperasi Pesantren
Definisi konseptual
Dari pembahasan pada kajian teori sebelumnya dapat dipahami bahwa,
Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau
badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai
anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha,
untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Sehingga
dapat ditarik kesmpulan yang jelas dalam koperasi mengandung 2 unsur
yaitu, pertama, adanya unsur ekonomi dan adanya unsur sosial. Dalam
koperasi adanya sistem pengelolaan yang bersifat kekeluargaan dan terbuka.
Media Pendidikan adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar. Dengan media pendidikan ini pesan akan
tersampaikan dengan optimal, sehingga adanya timbal balik dari penerima
pesan, seperti, seorang guru dalam proses belajar mengajar menyampaikan
pelajarannya menggunakan media yang disesuaikan dengan materi yang
waktu itu akan disampaikan, sehingga siswa dapat menerima pelajaran
dengan maksimal.

6
Anas, Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : 1999, Raja Grafindo
Persada), cet 9. hal 219
40

2. Definisi operasional
Koperasi dapat juga didefinisikan dalam arti sempit dan arti luas.
Dalam arti sempit, pengelolaan koperasi adalah kemampuan yang dimiliki
oleh guru dalam kegiatan jual beli secara efektif, terarah dan terencana
dengan baik. Sedangkan dalam arti luas, sesuai dengan definisi konseptual di
atas, pengelolaan koperasi tidak hanya meliputi kemampuan dalam
melaksanakan kegiatan jual beli akan tetapi juga mencakup pemahaman
terhadap pembeli, memberikan pelayanan yang maksimal. Dalam hal ini
demi kelancaran pengelolaan koperasi pesantren maka koperasi pesantren
sangat memperhatikan pada manajemen koperasi yaitu: perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),
pengawasan (controlling).
Media pendidikan merupakan wujud dari hasil yang telah diperoleh melalui
pengelolaan koperasi yang dikelola oleh santri bersama guru. Dalam hal ini
siswa kelas 2 Pesantren Assalam Sukabumi. Jadi, jika santri mendapatkan
giliran untuk mengelola koperasi, maka dari situ santri dapat meraskan
manfaat dari pengelolaan tersebut atau dalam proses jual beli.

Tabel 2
Kisi-Kisi Manfaat Pengelolaan Keperasi Pesantren
Varibel Dimensi Indikator Item Jumlah
item
Manfaat Tahap a) Merumuskan tujuan 7 1
Pengelolaan Perencanaan koperasi
Koperasi (planning) b) Merumuskan tugas 8, 9 2
Pesantren pengurus koperasi
Sebagai c) Merumuskan garis- 10 1
Media garis komando
Pendidikan d) Merumuskan hal- 4, 5 2
Ekonomi hal yang menarik
Para Santri minat konsumen
41

Tahap a). Melayani 15 1


Pengorganisasian konsumen dengan
(organizing) sebaik-baiknya
b). Memberikan 11 1
kesempatan kepada
konsumen untuk
menyampaikan
aspirasinya
c). Menciptakan 12 3
hubungan yang
harmonis sesama
pengurus
Tahap a) Menjalankan hak- 6 1
Pelaksanaan hak dan kewajiban
(actuating) b) Mengetahui tugas 8,9 2
masing-masing
c) Memberi 11 1
kesempatan kepada
konsumen
Tahap Mengadakan rapat
Pengawasan terhadap pengelolaan
(controlling) koperasi melalui:
a) Musyawarah 7 1
pengurus koperasi
pesantren Assalam
b) Ada atau tidak 15, 18, 3
hambatan selama 19
jual beli
berlangsung
42

c) Ada atau tidak 16, 17, 3


manfaat yang santri 20
dapatkan dalam
pengelolaan(di lihat
dari hasil rapot
mata pelajaran IPS
Ekonomi)
d) Adanya kepuasan 20 1
dari konsumen
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Koperasi Pesantren Assalam


1. Sejarah Koperasi Pesantren Assalam
Berdirinya Koperasi Pondok Pesantren Assalam bertepatan dengan
berdirinya Pondok Pesantren, yakni tahun 1984, di Cibodas yang dipimpin oleh
K.H Abdurrahman, Pimpinan Pondok Pesantren Assalam yang beranggotakan
guru-guru, santri dan warga Pondok Pesantren Assalam lainnya, dan pada tahun
1991 Koperasi Pesantren Assalam ini memiliki badan hukum dengan nomor
9613/BH/KWK/10-6 TGL 4-5 1991 yang beralamat Kp. Situ Assalam Desa
Cibodas Kec. Bojonggenteng Kab. Sukabumi Provinsi Jawa Barat.
Berdirinya Kopontren tidak terlepas dari peraturan perkoperasian No.12
tahun 1967 sebagai berikut: “ Bahwa koperasi Indonesia bekerja sama, bergotong
royong berdasarkan persamaan derajat, hak dan kewajiban” hal tersebut sesuai
dengan arah dan tujuan Pondok Pesantren Assalam.1
Kopontren didirikan pertama kali dengan modal yang diperoleh hanya dari
simpanan pokok dan simpanan wajib saja.usaha-usaha yang dikelola oleh
Kopontren ini masih terbatas pada penyediaan alat-alat tulis kantor dan
penyediaan kebutuhan para anggota Pondok Pesantren itu sendiri. Seiring
perkembangan zaman para pengurus anggota Kopontren terus mencoba
memajukan Kopontren tersebut dengan membuat usaha-usaha baru tanpa harus
meninggalkan usaha yang lama.

1
Buletin Assalam (Sukabumi : Assalam Pers, 2007) hal 77

43
44

Dengan menambah usaha baru ini, Kopontren bukan hanya menyediakan


kebutuhan para anggota Pondok Pesantren Assalam saja, melainkan pula dapat
menyediakan kebutuhan-kebutuhan warga masyarakat sekitarnya.
Kegiatan yang pernah dilaksanakan, Contohnya: Kopontren pernah
memberikan kesempatan kepada guru dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren
Assalam untuk menjadi anggota Kopontren dengan dengan memberi izin
berdagang atau memasok dagangan ke kantin-kantin, baik kantin putra maupun
putri, atau ke toko yang ada di Pondok Pesantren Assalam dengan sistem bagi
hasil.

2. Latar Belakang Koperasi Pesantren Assalam


Latar belakang didirikannya Kopontren ialah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi semua kebutuhan santri di dalam Pesantren,karena
dengan tersedianya semua kebutuhan, para santri tidak akan berbelanja
di luar Pesantren yang akan mengganggu jalannya disipilin Pesantren.
2. Sebagai sumber dana dari pesantren. Kopontren adalah salah satu
usaha Pesantren yang mempunyai andil besar dalam membantu usaha
perkembangan dan pembangunan Pondok Pesantren Assalam.
3. Salah satu sarana pendidikan perkoperasian bagi para santri baik
teoritis maupun praktis.2

3. Struktur Organisasi Koperasi Pesantren Assalam


Koperasi Pesantren Assalam berdiri pada tahun 1984 bertepatan dengan
berdirinya Pondok Pesantren Assalam, yang merupakan lembaga swasta yang
bergerak dibidang pendidikan. Dan mempunyai tuntutan untuk menerapkan
manajemen secara professional dan tunduk pada ketentuan peraturan yang
berlaku. Dalam menjalankan dan nembagi tugas maka Koperasi Pesantren
Assalam membentuk struktur organisasi, dimana dalam struktur tersebut terlihat
jabatan atau kedudukan tertinggi sampai terendah, 1. Pimpinan Pondok, 2. Ketua,
3. Sekretaris, 4. Bendahara, 5. Pengurus Koperasi Putri, 6. Pengurus Koperasi
Putra. Secara lengkap dapat dilihat pada struktur dibawah ini.

2
Buletin Assalam…hal 78
45

Tabel 3

Pimpinan Pondok
Ust. Encep Hadiyana S.Pdi

Ketua
Ujang Sakrodin

Sekretaris Bendahara
Abdullah Aziz S.Pdi Hajarudin

Koperasi Putri Koperasi Putra


Hikmatillah Taufiq

Struktur Organisasi Koperasi Pesantren Assalam


(Sumber : Dokumentasi Koperasi Pesantren Assalam)

Model struktur organisasi Koperasi Pesantren Assalam berbentuk vertikal,


hal ini mendefinisikan bahwa hubungan yang terjadi diantara penggerak elemen
organisasi bersifat formal. Hal ini terjadi dalam rangka pencapaian tujuan yang
optimal dan terarah dengan didasari berdaya guna dan bertepat guna.
4. Fungsi dan tugas
Tugas pimpinan sebagai pejabat tertinggi di Pondok Pesantren Assalam
adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Pondok Assalam
Pimpinan Pondok Assalam berfungsi sebagai berikut:
46

1. Pimpinan Pondok sebagai educator


2. Pimpinan Pondok sebagai administrator lembaga
3. Pimpinan Pondok sebagai supervisor
b. Ketua
Ketua berfungsi sebagai berikut:
1. Ketua sebagai edukator
2. Ketua sebagai Administrator Koppontren
3. Ketua sebagai fasilitator
c. Sekretaris
Sekretaris berfungsi sebagai berikut:
1. Mencatat atau membukukan keluar masuknya uang
2. Mencatat kejadian-kejadian penting yang berkaitan dengan
koppontren
3. Mencatat barang yang sudah rusak untuk ditukar kembali
4. Mencatat barang yang sudah habis
d. Bendahara
Bendahara berfungsi sebagai berikut:
1. Mencatat keluar masuknya uang
2. Mengecek harga pokok barang dan harga jual
3. Mengatur administrasi koppontren
e. Koperasi Putri
Koperasi Putri berfungsi sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab atas segala urusan yang berhubungan dengan
Koperasi Putri atau kebutuhan putri
2. Mengatur kerja bagian Koperasi Putri
3. Mengadakan musyawarah dengan bagian Koperasi Pusat
(Kopontren)
4. Mencatat keluar masuknya uang
5. Mengecek barang yang sudah habis
6. Mengatur administrasi Koperasi Putri
47

f. Koperasi Putra
Koperasi Putra berfungsi sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab atas segala urusan yang berhubungan dengan
Koperasi Putri atau kebutuhan putra
2. Mengatur kerja bagian Koperasi Putra
3. Mengadakan musyawarah dengan bagian Koperasi Pusat
(Kopontren)
4. Mencatat keluar masuknya uang
5. Mengecek barang yang sudah habis
6. Mengatur administrasi Koperasi Putra
5. Tata Tertib Koperasi Pesantren Assalam
A. Administrasi
1. Mengatur mengarsipkan keluar masuknya uang
2. Mengatur buku penjualan sehari-hari
3. Membuat daftar pembelian dan penjualan di Koppontren
4. Mengumumkan apabila ada perubahan jadwal
5. Tidak meminjamkan uang kepada siapa saja tanpa seizin ketua dan
pimpinan pondok
6. Menyediakan keperluan santri dan masyarakat bekerja sama dengan
bagian olah raga, kesenian, keterampilan dan bagian yang lain serta
kebutuhan masyarakat
B. Non- Administrasi
1. Selain pengurus Koppontren, tidak diperkenankan masuk kecuali
mendapat izin dari pengurus Koppontren
2. Mengusahakan menukar uang recehan untuk kembalian
3. Mencari usaha lain yang menguntungkan
4. Membuka Koppontren pada waktu yang telah ditentukan
5. Berusaha dengan bagian lain untuk kelancaran usaha
6. Bersikap ramah kepada pembeli
7. Menjaga kebersihan sekitar Koppontren
48

6. Program Kerja Koperasi Pesantren Assalam


A. Program Kerja Umum
1. Membantu Pimpinan Pondok Modern Assalam dalam menerapkan
panca jiwa Pondok Moern Assalam
2. Membimbing anggota dalam kesadaran beribadah, belajar, dan
berorganisasi
3. Membantu Pimpinan pondok Modern Assalam dalam menerapkan
pendidikan dan pengajaran di Pondok Modern Assalam
4. Membimbing dan membina serta meningkatkan adanya bahasa resmi
di Pondok Modern Assalam
5. Menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun
6. Membentuk kaderisasi
B. Program Kerja Khusus
1. Membuka Koppontren pada waktu yang telah ditentukan
a. Pagi : 06.00 – 12.00
b. Siang : 13.00 – 15.00
c. Sore : 16.00 – 17.00
d. Malam : 19.00 – 20.30
2. Mengusahakan pembelian barang yang bisa ditukar supaya
mengurangi kerugian
3. Memberi label harga pada setiap barang
4. Mewajibkan kepada santri untuk memakai bahasa resmi ketika
berbelanja
5. Mnempelkan kosakata yang berkenaan dengan Koppontren bekerja
sama dengan bagian bahasa
6. Mengadakan bazaar pada hari-hari besar
7. Mencatat haga-harga barang yang ada dan mendata barang yang habis
8. Meninkatkan laba pertahun
9. Memutarkan lagu yang sesuai dengan alam Pendidikan Pondok
Modern Assalam
49

10. Mewajibkan bagi santri khususnya untuk mengucapkan salam ketika


memasuki Koppontren
11. Menata ruangan Koppontren agar menarik minat pembeli untuk
berbelanja
12. Menindak pembeli yang curang ketika traansaksi jual beli berlangsung
13. Menerima pesanan barang yang belum tersedia di Koppontren
bilamana memungkinkan
7. Keadaan Wilayah
Pesantren Assalam berada ditengah-tengah perkampungan desa Cibodas,
Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Berdiri di
atas tanah wakaf seluas 700 M dengan bangunan milik sendiri dan ditambah
dengan adanya swadaya pemerintah setempat dan partisipan.
Kondisi strategi Koperasi Pesantren Assalam berada di kaki gunung
parakan salak dengan danau terdampar dan dengan kondisi masyarakat yang
humanis, disekitarnya terdapat rumah-rumah warga,warung, lapangan sepak bola,
puskesmas.
8. Sarana Prasarana Koperasi Pesantren Assalam
Pesantren Assalam lembaga pendidikan yang tidak mengesampingkan
saran prasarana karena hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar, sarana prasarana pendidikan ini dapat
berupa alat pengajaran, alat peraga media pengajaran dan alat pelengkap sekolah
maupun bagian-bagian yang lainnya.
Untuk lebih jelas penulis uraikan sarana prasarana di atas sebagai berikut:
a. Bangunan Ruang Koperasi
Ruang koperasi yang ada 4 ruang koperasi pusat, 1 ruang koperasi putri
dan 1 ruang koperasi putra, ruang koperasi pusat berbentuk permanen,ruang
koperasi putrid dan putra berbentuk semi permanent.
b. Sarana penunjang
Sarana yang ada di Koperasi Pesantren Assalam diantaranya ialah:
1. 1 ruang kantin( makanan ringan)
2. 1 ruangan khusus penjualan buku
50

3. 1 ruang khusus sembako


4. 1 unit komputer hitung
5. 1 unit telpon
6. Mushola
7. Kamar mandi

B. Deskripsi Data
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket untuk memperoleh data tentang Manfaat Pengelolaan
Koperasi Pesantren Assalam Sebagai Media Pendidikan Ekonomi Para Santri.
Angket ini disusun berdasarkan pada pokok penelitian dan indikator dari
setiap variabel yang diteliti, yaitu Manfaat Pengelolaan Koperasi Pesantren
Sebagai Media Pendidikan Ekonomi Para Santri
Pada penelitian ini instrument yang digunakan adalah angket, setelah
angket disebarkan kepada objek penelitian kemudian data-data yang masuk
kemudian diolah melalui editing dan pemberian skor, maka langkah selanjutnya
menyajikan data tersebut ke dalam bentuk tabel dengan menggunakan.

P = 1 – 6 ∑ D2
n (n2 – 1)
1. Data Variabel X
Data variabel X dalam penelitian ini adalah hasil dari data angket yang
diisi oleh santri putra dan putri Pondok Pesantren Assalam meliputi manfaat
pengelolaan koperasi pesantren dan minat santri dalam pengelolaan koperasi
pesantren, data tersebut dapat dilihat pada lampiran…….
Selanjutnya, untuk mendapatkan data variabel X dengan jelas dapat dirubah
menjadi skor standar, dengan rumus:
Ss = ∑ SMP X 100
∑ SMI
51

Ss = skor maksimal perolehan x 100


Skor maksimal ideal
Dan data tersebut dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4
No Skor mentah Skor standar
1 68 85
2 68 85
3 68 85
4 68 85
5 68 85
6 68 85
7 76 95
8 80 100
9 80 100
10 64 80
11 56 70
12 56 70
13 56 70
14 56 70
15 56 70
16 68 85
17 52 65
18 52 65
19 68 85
20 68 85
21 72 90
22 76 95
23 64 80
24 60 75
52

25 64 80
26 60 75
27 72 90
28 68 85
29 56 70
30 52 65
31 64 80
32 60 75
33 72 90
34 76 95
35 72 90
36 68 85
37 72 90
38 68 85
39 80 100
40 76 95
41 80 100
42 60 75
43 64 80
44 60 75
45 64 80
46 76 95
47 80 100
48 76 95
49 80 100
50 76 95
51 80 100
52 68 85
53 72 90
54 68 85
53

55 72 90
56 68 85
57 72 90
58 68 85
59 64 80
60 72 90

2. Data Variabel Y
Variabel ini dilihat dari nilai rapot santri putri dan putra Pondok
Pesantren Assalam dilihat pada hasil mata pelajaran ekonomi dan pada semester
kedua ajaran 2007-2008. adapun data santri putra dan putri berjumlah 60 orang
dan data nilai rapot dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5
Data nilai rapot kelas 2 putri
Madrasah Aliyah Assalam
No No Nilai rapot
Responden IPS Ekonomi
1 1 70
2 2 65
3 3 50
4 4 75
5 5 70
6 6 65
7 7 70
8 8 70
9 9 70
10 10 80
11 11 70
12 12 60
54

13 13 55
14 14 60
15 15 70
16 16 70
17 17 80
18 18 80
19 19 90
20 20 90
21 21 65
22 22 70
23 23 70
24 24 80
25 25 80
26 26 90
27 27 90
28 28 70
29 29 65
30 30 55

Tabel 6
Data nilai rapot kelas 2 putra
Madrasah Aliyah Assalam
No No Nilai rapot
Responden IPS Ekonomi
1 1 70
2 2 70
3 3 70
4 4 70
5 5 80
6 6 90
55

7 7 80
8 8 80
9 9 80
10 10 80
11 11 80
12 12 90
13 13 90
14 14 75
15 15 75
16 16 65
17 17 55
18 18 70
19 19 70
20 20 75
21 21 80
22 22 80
23 23 80
24 24 80
25 25 90
26 26 90
27 27 75
28 28 70
29 29 70
30 30 65

Adapun data untuk keseluruhan nilai rapot IPS Ekonomi dari 60 santri
yang menjadi data variabel Y dapat dilihat dari table berikut ini:
56

Tabel 7
Data variabel Y
No No Responden Nilai IPS Ekonomi
1 1 70
2 2 65
3 3 50
4 4 75
5 5 70
6 6 65
7 7 70
8 8 70
9 9 70
10 10 80
11 11 70
12 12 60
13 13 55
14 14 60
15 15 70
16 16 70
17 17 80
18 18 80
19 19 90
20 20 90
21 21 65
22 22 70
23 23 70
24 24 80
25 25 80
26 26 90
27 27 90
57

28 28 70
29 29 65
30 30 55
31 31 70
32 32 70
33 33 70
34 34 70
35 35 80
36 36 90
37 37 80
38 38 80
39 39 80
40 40 80
41 41 80
42 42 90
43 43 90
44 44 75
45 45 75
46 46 65
47 47 55
48 48 70
49 49 70
50 50 75
51 51 80
52 52 80
53 53 80
54 54 80
55 55 90
56 56 90
57 57 75
58

58 58 70
59 59 70
60 60 65

Selanjutnya, untuk mendapatkan data variabel Y dengan jelas dapat


dirubah dengan skor standar, dengan rumus:
Ss = ∑ SMP x 100
∑ SMI
Ss = skor maksimal perolehan x 100
Skor maksimal ideal
Dan data tersebut dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 8
Skor standar variabel Y
No Skor mentah Skor standar
1 70 77,7
2 65 72,2
3 50 55,5
4 75 83,3
5 70 77,7
6 65 72,2
7 70 77,7
8 70 77,7
9 70 77,7
10 80 88,8
11 70 77,7
12 60 66,6
13 55 61,1
14 60 66,6
15 70 77,7
59

16 70 77,7
17 80 88,8
18 80 88,8
19 90 100
20 90 100
21 65 72,2
22 70 77,7
23 70 77,7
24 80 88,8
25 80 88,8
26 90 100
27 90 100
28 70 77,7

29 65 72,2
30 55 61,1
31 70 77,7
32 70 77,7
33 70 77,7
34 70 77,7
35 80 88,8
36 90 100
37 80 88,8
38 80 88,8
39 80 88,8
40 80 88,8
41 80 88,8
42 90 100
43 90 100
44 75 83,3
45 75 83,3
60

46 65 72,2
47 55 61,1
48 70 77,7
49 70 77,7
50 75 83,3
51 80 88,8
52 80 88,8
53 80 88,8
54 80 88,8
55 90 100
56 90 100
57 75 83,3
58 70 77,7
59 70 77,7
60 65 72,2

3. Pengolahan Data Variabel X dan Y


Pengolahan data variabel X dan variabel Y dalam penelitian ini dapat
dilihat pada table berikut ini :
Tabel 9
No X Y Rank X Rank Y d1 d12
1 85 77,7 29,5 22 -7,5 56,25
2 85 72,2 29,5 9,5 -20 400
3 85 55,5 29,5 1 -28,5 812,25
4 85 83,3 29,5 34 4,5 20,25
5 85 77,7 29,5 22 -7,5 56,25
6 85 72,2 29,5 9,5 -20 400
7 95 77,7 50 22 -28 784
8 100 77,7 57 22 -35 1225
9 100 77,7 57 22 -35 1225
61

10 80 88,8 18 44 26 676
11 70 77,7 6,5 22 15,5 240,25
12 70 66,6 6,5 5,5 -1 1
13 70 61,1 6,5 3 -3,5 12,25
14 70 66,6 6,5 5,5 -1 1
15 70 77,7 6,5 22 15,5 240,25
16 85 77,7 29,5 22 -7,5 56,25
17 65 88,8 2 44 42 1764
18 65 88,8 2 44 42 1764
19 85 100 29,5 56 26,5 702,25
20 85 100 29,5 56 26,5 702,25
21 90 72,2 42 9,5 -32,5 1,056,25
22 95 77,7 50 22 -28 784
23 80 77,7 18 22 4 16
24 75 88,8 12 44 32 1024
25 80 88,8 18 44 26 676
26 75 100 12 56 44 1936
27 90 100 42 56 14 196
28 85 77,7 29,5 22 -7,5 56.25
29 70 72,2 6,5 95 88,5 7.832,25
30 65 61,1 2 3 1 1
31 80 77,7 18 22 4 16
32 75 77,7 12 22 10 100
33 90 77,7 42 22 -20 400
34 95 77,7 50 22 -28 784
35 90 88,8 42 44 2 4
36 85 100 29,5 56 26,5 702,25
37 90 88,8 42 44 2 4
38 85 88,8 29,5 44 14,5 210,25
39 100 88,8 57 44 -13 169
62

40 95 88,8 50 44 -6 36
41 100 88,8 57 44 -13 169
42 75 100 12 56 44 1936
43 80 100 18 56 38 1444
44 75 83,3 12 34 22 484
45 80 83,3 18 34 16 256
46 95 72,2 50 9,5 -40,5 1.640,25
47 100 61,1 57 3 -54 2916
48 95 77,7 50 22 -28 784
49 100 77,7 57 22 -35 1225
50 95 83,3 50 34 -16 256
51 100 88,8 57 44 -13 169
52 85 88,8 29,5 44 14,5 210,25
53 90 88,8 42 44 2 4
54 85 88,8 29,5 44 14,5 210,25
55 90 100 42 56 14 196
56 85 100 29,5 56 26,5 702,25
57 90 83,3 42 34 -8 64
58 85 77,7 29,5 22 -7,5 56,25
59 80 77,7 18 22 4 16
60 90 72,2 42 9,5 -32,5 1.056,25
Jumlah - - - 0 29.246,75

Pada tabel diatas ditemukan harga d12 = 29.246,75 selanjutnya harga ini
dimasukkan dalam rumus rank spearman :
P = 1 – 6 ∑ D2
n (n2 – 1)
= 1 – 6 x 29.246,75
60 (602 – 1)
63

= 1 – 175,480,5
215940
= 1- 0,8126
= 0,1874
Untuk menguji signifikan koefisien korelasi tersebut, maka perlu
dikonsultasikan antara p (rho) dengan t tabel berdasarkan hasil perhitungan, untuk
taraf signifikansi 5% sebesar 0,364, sedangkan untuk taraf 1% sebesar 0,478.
maka dengan derajat bebas n – 2. harga tersebut adalah 0,364, sedangkan p(rho)
yang diperoleh 0,1874, maka 0,1874 > 0,364. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, jadi kesimpulannya terdapat
Manfaat Pengelolaan Koperasi Pesantren dan adanya Media yang santri dapatkan
dalam pengelolaan tersebut.

C. Interpretasi Data
a) Interpretasi secara sederhana / kasar
Dari perhitungan r diatas, ternyata angka korelasi antara variable X
(Manfaat Pengelolaan Koperasi ) dengan variable Y (Media Pendidikan Ekonomi)
bertanda positif, berarti diantara kedua variable tersebut terdapat korelasi positif.
Jadi Hipotesis Alternatif diterima dan menyatakan terdapat manfaat dan media
yang santri dapatkan dalam pengelolaan.
b) Interpretasi dengan menggunakan table nilai r
Untuk mengetahui signifasi r melalui table r langkah pertama yang harus
ditempuh adalah mencari sampel dalam penelitian ini, sampel yang diteliti 60
orang, berarti N = 60
Variabel yang diteliti korelasinya adalah sebanyak 2 variabel yaitu
variable X dan Y, jadi Nr=2, dengan demikian dapat diketahui 60-2 = 58.
Setelah diketahui df = 58 kemudian berkonsultasi pada table r pada taraf
signifikansi 5% = 0,1874, maka mengartikan bahwa hipotesis nihil (Ho) yang
menyatakan tidak ada manfaat pengelolaan koperasi pesantren sebagai media
pendidikan ekonomi para santri ditolak, dan Hipotesa Alternatif diterima.
64

Berdasarkan penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat manfaat


dalam pengelolaan koperasi bagi santri dan adanya media yang santri dapatkan
dari pengelolaan tersebut.

D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini memang tidak sepenuhnya pada
tingkat kebenaran mutlak, karena masih banyak kekurangan dan kelemahan,
adapun kekurangan dan kelemahan dari penelitian ini yaitu, sebagian santri tidak
serius dalam mengisi angket yang peneliti sebarkan, yang mana angket berisi
tentang manfaat pengelolaan koperasi pesantren bagi santri dan media pendidikan
yang santri dapatkan dari pengelolaan tersebut. Selain itu butir-butir soal yang
dibuat dalam instrument penelitian kemungkinan belum dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur sehingga hasil penelitian benar-benar akurat.
Adapun kelemahan lain adalah bahasa dan penyusunan kalimat dalam
pembuatan instrument mungkin belum sempurna. Untuk itu penulis menyadari
sepenuhnya penelitian ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
berharap bagi siapa saja yang akan mengadakan penelitian mengenai judul atau
yang relevan dengan objek ini. Agar dapat melaksanakan dengan lebih sempurna.
Baik dalam teknik, sampel penelitian, atau pada hal-hal lainnya. Dengan demikian
peneliti berharap akan adanya penelitian yang lebih lanjut. Penelitian ini adalah
hal baru bagi penulis.
65
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengkaji masalah manfaat pengelolaan koperasi pesantren


sebagai media pendidikan ekonomi para santri, penelitian ini terdiri dari dua
variable yaitu: 1. manfaat pengelolaan koperasi pesantren, 2. media pendidikan
ekonomi para santri.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diterangkan pada bab-bab
sebelumnya tentang manfaat pengelolaan koperasi pesantren sebagai media
pendidikan ekonomi para santri di Pondok Pesantren Assalam, dan berdasarkan
poin-poin dari hasil instrument yang diberikan, maka peneliti dapat membuat
beberapa kesimpulan,yaitu:
1. Pengelolaan Koperasi Pesantren sangat bermanfaat dan melatih
tanggung jawab santri terhadap suatu pekerjaan.(pernyataan ini dapat
dilihat pada hasil instrument pada poin 8 yang menyatakan 80% dari
santri dapat bekerja/mengelola koperasi dengan baik).
2. Minat santri dalam mengelola koperasi pesantren sangat
baik.(pernyataan ini dapat dilihat pada hasil instrument pada poin 4
yang menyatakan 68% dari santri yang memiliki minat dalam
mengelola koperasi).
3. Pengelolaan Koperasi Pesantren yang berkualitas dapat menambah
media pendidikan bagi para santri.(pernyataan ini dapat dilihat pada
hasil instrument dan nilai raport para santri dengan hasil secara

65
66

keseluruhan maka penulis menyatakan 90% santri mendapatkan media


pendidikan dari pengelolaan itu).
Berdasarkan hasil perhitungan pada bab sebelumnya dengan
menggunakan rumus rank spearman menyatakan r = 0,1874 dan menunjukkan
ttabel 0,364 yang menyatakan 0,1874 > 0,364 maka pada pengujian hipotesis dapat
diketahui bahwa (Ha) diterima yang menyatakan terdapat manfaat dan media
pendidikan dalam pengelolaan koperasi pesantren bagi para santri di Pondok
Pesantren Assalam.

B. Saran
1. Bagi sekolah atau yayasan, merupakan kewajiban bagi sekolah atau
yayasan untuk terus memberikan pengetahuan seputar ekonomi atau
arahan bagi santri supaya lebih meningkatkan kreatifitas berekonomi.
2. Bagi guru IPS Ekonomi, guru merupakan orang yang langsung berhadapan
dengan santri, maka suatu kewajiban juga untuk selalu mengarahkan
siswanya. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajak santri melihat
bagaimana proses jual beli yang lebih luas.
3. Bagi siswa, Prestasi santri atau siswa kelas II terhadap pelajaran IPS
Ekonomi sangat cukup. Hal ini perlu ditingkatkan. Dan bagi pengelola
koperasi selanjutnya supaya lebih baik dari yang sekarang. Karena
mengingat akan manfaat pengelolaan koperasi bagi santri/siswa, selain
santri dapat berinteraksi dalam proses jual-beli, santri juga dapat
megetahui persaingan harga dan juga mengetahui antara penawaran dan
permintaan.
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Sudrajad. Media Pembelajaran, www.google.com. Diakses tanggal


16 Agustus 2008.
Anoraga, Pandji. Dinamika Koperasi, Jakarta. Bina Adiaksara.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur penelitian, Jakarta. Rineka Cipta.
Azhar, Arsyad. Media Pembelajaran, Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Basyiruddin, MediaPembelajaran, Jakarta. Ciputat Press.
Firdaus, Muhammad. 2004. Perekonomian (sejarah, teori, dan praktek), Bogor.
Ghalia Indonesia.
Hadi, Amirul, 1998. Metodologi Penelitian Pendidika Bandung. Pustaka Setia.
Hamalik, Oemar. 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
sistem, Jakarta. Bumi Aksara.
Harjanto, 2005. Perencanaan Pengajaran, Jakarta. Rineka Cipta.
Harsoyo, 2006. Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, Yogyakarta. Pustaka
Widyatama.
Hendar, 1999. Ekonomi Koperasi, Jakarta. FE-UI.
Hendrojogi, 2002. Koperasi dan Azaz-Azaz, Teori dan Praktek, Jakarta. Raja
Grafindo Persada.
Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Margono, 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta. Rineka Cipta.
Masad, Masrur, 2007. Koperasi di Indonesia, masad masrur.blog.co.uk. Diakses
Tanggal 16 Agustus 2008.
Nazir, Mohammad, 1988. Metode Penelitian, Jakarta. Ghalia Indonesia.
Nurdin, Bahri, 1993. Perkenalan Dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi,
Jakarta. Fakultas Ekonomi UI.
Rahardi, Aristo, Media Pembelajaran, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Royani, Ahmad, Media Instruksional Edukatif, Jakarta. Rineka Cipta.
Sudijono, Ahkmad, 1999. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta. Raja Grafindo
Persada.

67
68

Sudarsono, 2007. Manajemen Koperasi Indonesia, Jakarta. Rineka Cipta.


Sudjana, Nana, 1997. Media Pengajaran, Bandung. Sinar Baru Bandung.
Swasono, Edi, 1987. Mencari Bentuk, Posisi dan Realitas Koperasi di Dalam
Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta. UI-Press.
Widiyanti, Ninik, 1989. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta. Bina
Aksara.
-----------, Buletin Assalam, Sukabumi. Assalam Press.
http:// www.wikipedia.com.koperasi, Diakses Tanggal 03 Agustus 2008.
http:// www.koopguru.com.my/definisi.asp, Diakses Tanggal 03 Agustus 2008.
http:// Media Pembelajaran, www.google.com, Diakses Tanggal 16 Agustus
2008.
http:// Media Pembelajaran, www.google.com, Diakses Tanggal 16 Agustus
2008.
http:// www.organisasi/pengertian-definisi-fungsi-dan peranan-koperasi
Indonesia-dan dunia-ilmu-ekonomi-koperasi-ekop. com. Diakses Tanggal 03
Agustus 2008.

You might also like