Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
3.2.2 Alat
1. Pollen bag
2. Ear tube
3. Pinset
4.1 Hasil
Bunga Deskripsi
Bunga Jagung
Bunga Jagung Bunga Jagung
Rumus Bunga : ♀, ↑, K 14, G~ & ♂, ↑, A~
Betina Bunga : Pada
Organ Jantanbunga Betina Terdapat Putik,
kelopak, bakal biji, pada bunga jantan terdapat serbuk
sari dan tangkai.
Bunga Jagung adalah bunga monocius karena letak
organ kelamin jantan dan otgan kelamin betina terletak
terpisah pada satu pohon. Tanaman Jagung apabila
dilihat dari bentuk bunga termasuk tipe penyerbukan
allogami yang penyerbukannya dibantu oleh angin.
Bunga Tembakau
Bunga Tembakau
Rumus Bunga : ♂♀, ☼, K (5), C (5), A 5, G1
Organ Bunga : Putik, Benang sari, mahkota, kelopak,
ovarium.
Bunga tembakau termasuk bunga sempurna
hermafrodit karena organ kelamin jantan dan organ
kelamin betina terletak pada satu bunga yang sama.
Apabila dilihat bentuk morfologi bunga, bunga
tembakau termasuk tipe penyerbukan sendiri
(autogami) tanpa bantuan agensi pollinator.
Bunga Tomat
Bunga Tomat
Rumus Bunga : ♂♀, ☼, K 5, C 5, A 5, G 1
Organ Bunga : Putik, Benang sari, mahkota, kelopak,
ovarium.
Bunga tomat termasuk bunga sempurna hermafrodit
karena organ kelamin jantan dan organ kelamin betina
terletak pada satu bunga yang sama. Apabila dilihat
bentuk morfologi bunga, bunga tomat termasuk tipe
penyerbukan sendiri (autogami) tanpa bantuan agensi
Bunga Cabai
pollinator.
Bunga Cabai
Rumus Bunga : ♂♀, ☼, K 5, C 5, A 5, G 1
Organ Bunga : Putik, Benang sari, mahkota, kelopak,
ovarium.
Bunga tomat termasuk bunga sempurna hermafrodit
karena organ kelamin jantan dan organ kelamin betina
terletak pada satu bunga yang sama. Apabila dilihat
bentuk morfologi bunga, bunga cabai termasuk tipe
penyerbukan sendiri (autogami) tanpa bantuan agensi
pollinator.
4.2 Pembahasan
Pada pengamatan morfologi bunga, yang digunakan sebagai objek
pengamatan adalah bunga jagung jantan dan betina, bunga tembakau, bunga
tomat, dan bunga cabai.
Pada pengamatan bunga jagung, bunga jagung termasuk dalam golongan
jenis tercampur (synocius) berumah satu (monocius) yang memiliki rumus bunga
betina ♀, ↑, K 14, G~ dan bunga jantan ♂, ↑, A~. Termasuk simetri zygomorphus.
Pada bunga betina memiliki organ putik yang banyak dan tiap bakal biji memiliki
satu putik yang terhubung hingga menjulur panjang keluar. Mempunyai kelopak
yang membungkus tongkol bakal biji. Letak bunga betina pada jagung terletak
pada bagian tengah pada pohon jagung dan terletak lebih rendah pada bunga
jantan. Pada bunga jantan yang terletak pada pucuk pohon mempunyai serbuk sari
yang bertangkai banyak yang mudah sekali tertiup angin pada saat matang, oleh
karena itu bila dilihat dari morfologi dan letak bunga jantan dan bunga betina pada
jagung merupakan bunga yang penyerbukannya menggunakan bantuan angin dan
sebagian besar melakukan penyerbukan silang (allogami).
Pada bunga tembakau, bunga tembakau termasuk bunga dalam golongan
jenis tercampur, berumah dua (hermafrodit) memiliki rumus bunga ♂♀, ☼, K (5),
C (5), A 5, G1. Termasuk simetri actinomorphus, bunga tembakau mempunyai
kelopak yang saling berlekatan sebanyak 5, mempunyai mahkota yang berlekatan
sebanyak 5, memiliki benang sari 5 buah dan 1 kepala putik. Bila dillihat dari
bentuk bunganya, bunga tembakau termasuk melakukan penyerbukan sendiri
(autogami).
Pada bunga tomat, bunga tembakau termasuk bunga dalam golongan jenis
tercampur, berumah dua (hermafrodit) memiliki rumus bunga ♂♀, ☼, K 5, C 5, A
5, G1. Termasuk simetri actinomorphus, bunga tomat mempunyai kelopak yang
berjumlah sebanyak 5, mempunyai mahkota sebanyak 5, memiliki benang sari 5
buah dan 1 kepala putik. Bila dillihat dari bentuk bunganya yang kecil, letak putik
yang berdekatan dengan benang sari, bunga tomat termasuk melakukan
penyerbukan sendiri (autogami).
Pada bunga cabai, bunga tembakau termasuk bunga dalam golongan jenis
tercampur, berumah dua (hermafrodit) memiliki rumus bunga ♂♀, ☼, K 5, C 5, A
5, G1. Termasuk simetri actinomorphus, bunga cabai mempunyai kelopak
sebanyak 5, mempunyai mahkota sebanyak 5, memiliki benang sari 5 buah dan 1
kepala putik. Bila dillihat dari bentuk bunganya yang kecil dan letak putik dan
benang sari saling berdekatan dan selalu menempel, bunga cabai termasuk
melakukan penyerbukan sendiri (autogami).
Teknik hibridisasi atau penyerbukan silang buatan adalah teknik yang
dimaksudkan untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh induk
jantan dan induk betina, dengan harapan akan diperoleh keturunan yang memiliki
gabungan dari sifat-sifat baik tersebut. Sebelum melakukan hibridisasi dilakukan
langkah kastrasi yaitu pengebirian organ kelamin jantan yang mendekati matang.
Teknik tersebut dilakukan sebelum bunga mekar (putik dan benang sari belum
masak). Langkah kastrasi dlakukan untuk mencegah terjadinya penyerbukan
sendiri secara alami yang tidak diinginkan, sehingga bila tidak dilakukan kastrasi
maka bunga tersebut akan melakukan penyerbukan sendiri secara alami dan
apabila telah terjadi penyerbukan maka teknik hibridisasi tidak akan bisa
dilakukan.
Teknik kastrasi biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum bunga mekar
dan benang sari yang belum matang masih dalam keadaan bagus. Dan teknik
hibridisasi dilakukan pada sore atau pagi hari. Teknik kastrasi dan hibridisasi yang
memperhitungkan waktu dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kegagalan
dalam kastrasi dan hibridisasi. Pada teknik kastrasi, pada pagi hari dilakukan
sebelum bunga mekar dan belum melakukan penyerbukan, hal itu dikarenakan
bunga pada umumnya mekar sempurna dan masih dalam keadaan segar pada
pukul 06.00 hingga 08.00. apabila dilakukan kastrasi lewat pagi hari dan sesudah
bunga mekar, maka serbuk sari akan terlebih dahulu menyerbuki bunga betina dan
teknik hibridisasi akan gagal dan tidak dapat dilakukan.
Teknik hibridisasi dilakukan pada pagi atau sore hari bertujuan untuk
menambah kemungkinan berhasil karena pada pagi hari atau sore hari bunga
mekar sempurna dan dalam keadaan segar. Pada saat matang, putik akan
menghasilkan suatu cairan pelekat yang digunakan untuk melekatkan benang sari.
Pada siang hari cairan tersebut akan kering dan jika dilakukan hibridisasi maka
kemungkinan besar benang sari tidak akan menempel pada kepala putik dan
keberhasilan hibridisasi akan berkurang. Benang sari yang disimpan terlalu lama
setelah kastrasi juga tidak baik karena akan menurunkan kualtitas sel sperma
jantan. Setelah melakukan kastrasi maka perlakuan hibridisasi diharapkan
dilakukan pada hari yang sama yaitu kastrasi pada pagi hari sebelum matahari
terbit dan hibridisasi pada sore harinnya pada hari yang sama.
Pada bunga, terkadang terjadi inkompatibilitas. Inkompatibilitas adalah
gejala kegagalan tanaman dengan tepung sari dan bakal biji yang normal untuk
membuat biji sebagai akibat penghalang fisiologis, sehingga tidak terjadi
pembuahan. Pada bunga yang mengalami inkompatibilitas tidak akan dapat
melakukan penyerbukan secara alami dan harus dilakukan perlakuan penyerbukan
secara buatan. Ada beberapa teknik dalam cara mengatasi penyerbukan bunga
yang inkompatibel yaitu dengan cara Suhu tinggi. Pistil yg diekspos sampai suhu
60oC, untuk merangsang kesuburan. Cara lain yaitu Irradiasi. Pada Solanaceae, X-
ray atau gamma ray untuk menginduksi kesuburan sementara. Dengan cara yang
lebih sederhana yaitu Polinasi berganda, Polinasi kuncup (bud pollination):
polinasi biasanya dilakukan 1 – 2 hari sebelum bunga mekar/anthesism, Surgical
technique : potong/hilangkan stigma dan pollen diletakkan pada potongan style.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada hasil pengamatan bunga yang dilakukan didapatkan hasil yaitu:
Dari golongan letak dan keberadaan organ kelamin bunga dibedakan menjadi 2
yaitu Golongan jenis kelamin tercampur (synocius) dan golongan jenis kelamin
terpisah (diocius). Dari synocius dibedakan menjadi 2 yaitu berumah dua dan
berumah satu.
Dari bunga yang diamati yaitu bunga jagung, tembakau, tomat, dan cabai.
Tanaman jagung termasuk dalam tanaman yang mempunyai bunga golongan
kelamin tercampur berumah satu karena letak organ kelamin jantan dan organ
kelamin betina terletak terpisah pada satu pohon. Jika dilihat dari bentuk
bunganya, tanaman jagung termasuk melakukan penyerbukan allogami
(penyerbukan silang) dengan bantuan angin.
Tanaman tembakau, tomat, dan cabai termasuk bunga hermafrodit karena
organ kelamin jantan dan organ kelamin betina terletak pada satu bunga yang
sama. Jika dilihat dari bentuk bunga, organ kelamin jantan dan organ kelamin
betina yang letaknya berdekatan maka bunga tersebut melakukan penyerbukan
secara autogami (penyerbukan sendiri).
Alasan dilakukan kastrasi pada pagi hari sebelum matahari terbit dan
sebelum bunga mekar adalah untuk mencegah penyerbukan secara alami pada
saar bunga sudah mekar dan pada teknik hibridisasi dilakukan pada pagi atau sore
hari karena putik dapat menagkap serbuk sari dengan sempurna pada saat keadaan
putik masih segar.
5.2 Saran
Pada praktikum kali ini sebaiknya praktikan lebih dapat berkoordinasi
dengan asisten untuk lebih memperjelas dalam pemahaman materi yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, 1989. Pemuliaan pada Tanaman Lada. Makalah pada Latihan Teknik
Pemuliaan Tanaman dan Hibrida di Balittro dan Balittan Sukamandi. 8
hlm.
Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Direktorat Pembinaan
Kejuruan Pertanian. Bandung.
Kasim, 1990. Pengendalian penyakit busuk pangkal batang lada secara terpadu.
Buletin Tanaman Industri I: 16-20.
Wawan, 2002. Teknik Kastrasi Pada Persilangan Buatan Tanaman Lada Secara
Konvensional. Buletin Teknik Pertanian. 7(2) : 62-64. Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.