You are on page 1of 2

INDONESIA DEFENSE UNIVERSITY

School of Defense Research and Strategy


Disaster Management for National Defense Study Program

Book Review
Good Practise Review on Disaster Risk Reduction
Chapter 2 – Disaster Explained
Oleh : Ardian Perdana Putra
NIM : 1 2010 02 03 002
Prodi : Disaster Management for National Defense

Pendahuluan
Disaster are first and foremost a major threat to development, and spesifically to the
development of the poorest and most marginalized people in the world. Disaster seek out the
poor and ensure they stay poor. (Didier Cherpitel – General Secretary of IFRC)

Bencana merupakan suatu ancaman terhadap berjalannya suatu pembangunan berkelanjutan.


Berbagai bencana yang terekam sejarah menjadi bukti yang terbantahkan bagaimana dampak
yang ditimbulkan bencana dapat merubah suatu masyarakat secara drastis. Yang perlu menjadi
perhatian khusus, ada perbedaan mendasar dari dampak yang ditimbulkan bencana pada negara
berkembang dan pada negara maju. Bahasan dari bab ke-2 buku ‘Good Practise Review on
Disaster Risk Reduction’ membahas lebih mendalam perbedaan-perbedaan yang terjadi dan
dampak dari perbedaan tersebut pada kehidupan masyarakat.

Negara berkembang vs negara maju


Antara tahun 1992-2001 tercatat berbagai kerugian yang diakibatkan bencana seperti ditunjukkan
pada tabel 1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa dampak sosial dari bencana lebih banyak dialami
oleh negara berkembang, sedangkan kerugian ekonomi akibat bencana lebih dominan dialami
oleh negara maju.

Tabel 1 – Perbandingan kerugian akibat bencana di negara berkembang dan negara maju
Negara
Tipe Kerugian Besar Kerugian Negara Maju
Berkembang
- Korban Meninggal 60.000 96 % 4%
- Kerugian ekonomi per tahun $ 69 miliar 37 % 63 %
- Terkena dampak langsung 200 juta 98 % 2%
- Terkena dampak tak langsung Tak terhitung Tak terhitung Tak terhitung

. Hal yang menjadi pembeda antara masyarakat negara maju dan berkembang adalah ketahanan
masyarakatnya dalam menghadapi bencana dan kemampuan untuk melakukan pemulihan
menjadi seperti semula. Hal ini terlihat jelas ketika kita membandingkan antara Filipina dan
Amerika Serikat. Kedua negara menghadapi ancaman bahaya alam yang sama, yaitu gunung
berapi, gempa bumi, banjir, tanah longsor, badai dan kekeringan. Bahkan AS juga menghadapi
badai salju, kebakaran hutan dan tornado. Namun demikian, AS dapat melakukan pemulihan
secara efektif karena memiliki ketahanan dalam hal ekonomi, masyarakat dan institusi
pemerintahan.
INDONESIA DEFENSE UNIVERSITY
School of Defense Research and Strategy
Disaster Management for National Defense Study Program

Peningkatan Kerugian akibat bencana


Kerugian akibat bencana memiliki kecenderungan untuk naik dari waktu ke waktu. Jika
dibandingkan antara dekade 1990-an dengan 1970-an ditemukan bahwa jumlah orang yang
terkena dampak bertambah tiga kali lipat, sedangkan kerugian ekonomi meningkat lima kali
lipat. Perubahan iklim mendorong terjadinya bencana hidroklimatologis seperti kekeringan dan
banjir yang mengakibatkan kerugian ekonomi mencapai $ 300 miliar per tahun.
Hal yang mendorong peningkatan kerugian akibat bencana adalah adanya kecenderungan
konsentrasi populasi di kota besar dan daerah yang beresiko bencana tinggi seperti daerah
patahan. Konsentrasi penduduk kota besar disebabkan karena kota merupakan pusat
pertumbuhan ekonomi, tidak terjadi pemerataan pembangunan ke wilayah pelosok. Pertumbuhan
populasi yang pesat tanpa terjadi penambahan lahan baru mendorong terjadinya kompetisi dalam
memperoleh hunian. Keterbatasan ekonomi mendorong masyarakat miskin untuk mencari hunian
yang rendah biaya namun tingkat kerawanannya tinggi.

Solusinya: Mengurangi Kerentanan


Mengurangi bahaya/potensi bencana di alam terbukti tidak berjalan dengan tidak efektif.
Penyusutan atau setidaknya menekan pertambahan populasi tentu nyaris mustahil untuk
dilakukan. Akan tetapi risiko serta dampak negatif bencana harus dapat diminimalisir. Satu-
satunya cara yang dapat ditempuh adalah mengurangi kerentanan masyarakat. Langkah yang
dapat dilakukan adalah penyesuaian aturan tata ruang dan relokasi penduduk di wilayah beresiko
bencana. Metode lainnya adalah menguatkan atau meningkatkan kemampuan masyarakat
menghadapi bencana dengan pendidikan, pelatihan dan upaya lain untuk menumbuhkan
kesadaran.

Simpulan
Beberapa simpulan yang dapat diambil dari bab 2 ini antara lain:
- Bencana merupakan ancaman terbesar bagi pembangunan berkelanjutan dan dampaknya
terutama dialami negara berkembang.
- Biaya penanganan bencana cenderung naik karena kerawanan masyarakat terhadap
bencana semakin meningkat.
- Kelompok masyarakat terlemah menjadi yang paling menderita akibat bencana.
- Berbagai mitos seputar bencana harus dihapuskan.

You might also like