You are on page 1of 79

Kompetensi Dasar :

6.1. Mendeskripsikan infrastruktur


Standar dan suprastruktur politik di
Kompetensi : Indonesia.
6. Menganalisis 6.2. Mendeskripsikan perbedaan sistem
Sistem Politik politik di berbagai negara.
di Indonesia. 6.3. Menampilkan peran serta dalam
sistem politik di Indonesia.
Waktu : 4 x 45 Menit

Kompetensi Dasar :
Standar 6.1. Mendeskripsikan
Kompetensi : infrastruktur dan
6. Menganalisis suprastruk-tur
Sistem Politik politik di
di Indonesia.. Indonesia.
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :

 Menguraikan pengertian sistem politik.


 Mendeskripsikan ciri-ciri umum,
macam-macam sistem politik dan
demokrasi sebagai sistem politik.
 Menganalisis infrastruktur politik dari
masa ke masa di Indonesia.
 Menganalisis suprastruktur politik di
Indonesia.
 Rusandi S.
Pengertian Sistem Politik,  David Easton
Fungsi dan Kapabilitas  Robert Dahl, dll.

Ciri-ciri Umum dan Macam-macam


INFRASTRUKTUR Sistem Politik
DAN
SUPRASTRUKTUR Demokrasi Sebagai Sistem Politik
POLITIK
DI INDONESIA
Pasca Kemerdekaan

Kel. Kepentingan
Infrastruktur
Kel. Penekan
Politik
Media Komunikasi
Suprastruktur Tokoh Politik
Politik
1. Sistem Politik
a. Pengertian Sistem Politik
Dalam arti umum, politik adalah
“macam-macam kgt dalam suatu sistem
politik/negara yg menyangkut proses
menentukan & sekaligus melaksanakan
tujuan-tujuan sistem itu”.
Kata ”politik” (Yunani) ”polis” = negara kota. “Polis”
berarti “city state” – mrp segala aktivitas yg dijalankan oleh
Polis untuk kelestarian dan perkem-bangannya “politike
techne” (politika).
Politik pada hakikatnya “the art and science of government”
atau seni dan ilmu memerintah.
Lanjutan ...........

Dalam pengertian lain, politik dapat diartikan :


• Seni dan ilmu meraih kekuasaan secara konstitusio-
nal maupun nonkonstitusional.
• Usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujud-
kan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles).
• Hal yang berkaitan dng penyelenggaraan pemerinta-
han dan negara.
• Merupakan kegiatan yg diarahkan untuk mendapat-
kan & mempertahankan kekuasaan di masyarakat.
• Segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelak-
sanaan kebijakan publik.
Lanjutan ...........
Batasan sistem politik menurut beberapa ahli ;
a. Rusandi Simuntapura, sistem politik ialah mekanisme
seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik
dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu
proses yang langgeng.
b. Sukarna, sistem politik ialah tata cara mengatur neg.
c. David Easton, sistem politik dapat diperkenalkan sbg
interaksi yg diabstraksikan dari seluruh tingkah laku
sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif
kepada masyarakat.
d. Robert Dahl, sistem politik mrp pola yg tetap dari hubu-
ngan antara manusia serta melibatkan sesuatu yg luas &
berarti ttg kekuasaan, aturan-aturan, & kewenangan.
Lanjutan ...........
Sistem Politik Menurut Kautsky
 Sistem Tradisional, ada pada masyarakat pra-
industrialisasi (Kelas Ningrat = menguasai tanah dan
produksi yg menduduki pemerintahan; Tani = mene-
rima kekuasaan dari kaum ningrat; Menengah = men-
duduki pemerintahan, militer dan agama).
 Sistem Totalitarianism, ingin mengendalikan masya-
rakat secara total (agama, keluarga, olah raga, dll).
Mereka memerlukan teknologi dan senjata modern.
 Sistem Totalitarianism Ningrat, kelas ini memegang
kekuasaan dengan metode totaliter dlm memerintah,
buruh & tani tidak memiliki cukup kekuatan. Proses
industrialisasi dan gerakan nasionalis mrp ancaman.
Lanjutan ...........
 Sistem Totaliterianism Cendekiawan, sistem ini
dipimpin kaum ningrat yang didukung oleh kaum
menengah/cendekiawan dan kapitalis.
 Sistem Demokrasi, semua gol mempunyai kesem-
patan turut serta dlm proses politik dan pemerintah,
dengan ciri-ciri :
a. kedaulatan ada ditangan rakyat,
b. pemerintah berdsrkan persetujuan dari yang
diperintah,
c. kekuasaan mayoritas,
d. jaminan HAM dan jaminan golongan minoritas,
e. pemilu jujur dan adil,
f. persamaan didepan hukum,
g. pembatasan kekuasaan secara konstitusional.
Fungsi Sistem Politik

 Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam


menjalankan fungsinya (eksistensi) di lingkungan yang
lebih luas.
 Konversi, menggambarkan kegiatan pengolahan input
menjadi ouput mulai dari : penyampaian tuntutan,
perangkuman tuntutan menjadi tindakan pembuatan
aturan, pelaksanaan peraturan, menghakimi, dan
komunikasi.
 Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi & rekruitmen yg
bertujuan memantapkan bangunan struktur politik dari
sistem politik.

2 Fungsi Utama Sispol : Perumusan kepentingan rakyat,


& Pemilihan pemimpin serta pejabat pembuat kep.
Kapabilitas Sistem Politik
 Regulatif, merupakan penyelenggaraan pengawa-san
terhadap tingkah laku individu dan kelompok yang ada
di dalamnya.
 Ekstraktif, merupakan pengelolaan SDA dan SDM untuk
mencapai tujuan dari sistem politik.
 Distributive, hasil pengelolaan SDA untuk didistri-
busikan kepada masyarakat.
 Responsif, kemampuan sistem politik dlm menang-gapi
tekanan dari masyarakat.
 Simbolik, efektivitas simbol dari sistem politik ter-hadap
lingkungan intra dan ekstra masyarakat.
 Domestik dan Internasional, suatu sistem politik
berinteraksi di lingkungan domestik dan interna-sional.
Lanjutan ...........

1. Fungsi integrasi dan adaptasi


terhadap masyarakat, baik ke
SISTEM
dalam maupun keluar.
POLITIK
MENCAKUP : 2. Penerapan nilai-nilai dalam
masyarakat berdasarkan
kewenangan.
3. Penggunaan kewenangan atau
kekuasaan, baik secara sah
ataupun tidak.
b. Ciri-ciri Umum Sistem Politik

Sistem Politik Menurut Almond, Memiliki 4


(Empat) Ciri-ciri :

 Mempunyai kebudayaan politik .


 Menjalankan fungsi-fungsi .
 Memiliki spesialisasi.
 Merupakan sistem campuran.
Lanjutan .........
Cara kerja sistem politik berdasarkan input dan
output yg digambarkan oleh Hoogerwerf
SISTEM
EKONOMI
MASUKAN (INPUT)

UMPAN BALIK Dampak


kebijaksanaan
pemerintah
Sistem Budaya
MASUKAN (Input) Politik HASIL (Output)
Referensi Kebijaksanaan Kebijaksanaan
sarana kekuasaan Struktur Politik pemerintah
Pengem- Integ-
bangan rasi
Dampak
Politik kebijaksanaan
pemerintah
UMPAN BALIK

SISTEM
TEKNIS
c. Macam-macam Sistem Politik

Almond dan Powell, membagi 3 (tiga) katagori


sistem politik yakni :
o Primitif yang intermittent (bekerja dng sebentar-
sebentar istirahat).
o Tradisional dengan struktur-struktur bersifat
pemerintahan politik yang berbeda-beda dan suatu
kebudayaan “subyek”.
o Modern di mana struktur-struktur politik yang
berbeda-beda, berkembang dan mencerminkan
aktivitas budaya politik “participant”.
Lanjutan .........
Klasifikasi sistem politik menurut Alfian :
• Otoriter/Totaliter
• Anarki
• Demokrasi
• Demokrasi dalam transisi.

Ramlan Surbakti mengklasifikasikan


sistem politik dengan kriteria :
1. Otokrasi Tradisional,
2. Totaliter,
3. Demokrasi,
4. Negara Berkembang
Lanjutan .........

Menurut Almond dan Coleman, macam-macam sistem


politik yg banyak berlaku di negara berkembang :

1. Demokrasi Politik,
SISTEM 2. Demokrasi Terpimpin,
POLITIK
3. Oligarki Pembangunan,
4. Oligarki Totaliter,
5. Oligarki Tradisional
d. Demokrasi Sebagai Sistem Politik

Menurut Bingham Powel, Jr., sistem politik


demokrasi ditandai :
• Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerin-tah
tersebut mewakili keinginan rakyatnya.
• Pengaturan yg mengorganisasikan perundingan untuk mem-peroleh
legitimasi, dilaksanakan melalui pemilu.
• Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemili-han
(memilih/dipilih).
• Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.
• Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebe-basan
berbicara, berorganisasi dan pers). Setiap partai politik berusaha
untuk memperoleh dukungan.
Penugasan Praktik Kewarganegaraan 2
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Infra Struktur Politik
dan Supra Struktur Politik, lakukan Strategi Pembelajaran dengan
Penugasan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis :

1. Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 4 – 5 orang.


2. Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan topik
pembelejaran.
3. Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan dan
menemukan ide pokok serta memberi tanggapan
terhadap wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas.
4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
5. Buatlah kesimpulan bersama.
6. Penutup.
2. Supra Struktur & Infra Struktur Politik di
Indonesia

a. Infrastruktur Politik
Berdasarkan teori politik, infra struktur
politik mencakup :
a. Partai politik (political party),
b. Kelompok kepentingan (interest group),
c. Kelompok penekan (pressure group),
d. Media komunikasi politik (political communication
media), dan
e. Tokoh politik (political figure).
Lanjutan ...........
Hak dasar sebagai bangsa yg merdeka dan berdaulat serta
bebas dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan
UUD 1945, alinea I), dan hak dasar sebagai warga negara :

• Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia (Pasal 26),


• Bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27
ayat (1)),
• Memperoleh pekerjaan & penghidupan yg layak (Pasa 27 ayat 2),
• Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan
(Pasal 28),
• Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia (Pasal 28A)
• Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29 ayat (2)),
• Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30),
• Mendapat pendidikan (Pasal 31),
• Mengembangkan kebudayaan nasional (Pasal 32),
• Mengembangkan usaha di bidang ekonomi (Pasal 33) dan
• Jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin (Pasal 34).
b. Partai Politik (Political Partai) di Indonesia

Eksistensi parpol Cara Memperoleh


mrp prasyarat, Kekuasaan ;
baik sbg sarana
penyaluran aspi-
 Pertama, secara legal
rasi rakyat, mau-
(ikut pemilu legislatif).
pun dalam proses
penyelenggaraan  Kedua, secara ilegal
negara melalui (melakukan subversib,
wakil-wakilnya di revolusi atau coup
dalam badan d`etat).
perwakilan rakyat.
1) Masa Pra Kemerdekaan

Budi Utomo (Jkt, 20 Mei 1908), mrp organisasi modern


pertama yg melakukan perlawanan scr non fisik.

 Sarekat Islam (1912),


Dlm perkemba-  Muhammadiyah (1912),
ngannya menjadi
 Indische Partij (1912),
partai-partai
politik yang  PKI (1921),
didukung kaum  PNI (1927),
terpelajar dan  Partai Rakyat Indonesia (1930),
buruh tani.  Partai Indonesia (1931),
 Partai Indonesia Raya (1931).
2) Masa Pasca Kemerdekaan (Tahun 1945 – 1965)

Tumbuh suburnya partai-partai politik, didasarkan


pada Maklumat Pemerintah tgl. 3 Nov 1945.
KLASIFIKASI PARTAI POLITIK MENURUT DASAR/ASASNYA
Ketuhanan Kebangsaan Marxisme Nasionalisme
 Partai Masjumi,  Partai Nasional Indonesia (PNI)  Partai Partai
 Partai Sjarikat  Partai Indonesia Raya Komunis Demokrat
Indonesia, Indonesia Tionghoa
(Parindra)
 Pergerakan (PKI) (PTDI)
 Partai Rakyat Indonesia (PRI)
Tarbiyan  Partai Partai
Islamiah (Perti),  Partai Demokrasi Rakyat Sosialis Indonesia
(Banteng) Indonesia Nasional (PIN)
 Partai Kristen
Indonesia  Partai Rakyat Nasional (PRN)  Partai IPKI
(Parkindo),  Partai Kebangsaan Indonesia Murba
 Dll. (Parki)  Partai
 Dll. Buruh
 Permai
Lanjutan ...........

Alfian, mengelompokkan partai politik hasil


Pemilu 1955 :
1. Aliran Nasionalis (Partai Buruh, PNI, PRN, PIR
Hazairin, Parindra, SKI, dan PIR-Wongsonegoro).
2. Partai Islam (Masjumi, NU, PSII, dan Perti).
3. Aliran Komunis (PKI, SOBSI dan BTI).
4. Aliran Sosialis (PSI, dan GTI).
5. Aliran Kristen (Partai Katolik, dan Parkindo).
Lanjutan ...........
Kehidupan politik masa demokrasi liberal (1955 – 1959),
banyak ditandai pergantian kabinet.
Persaingan antar elit partai politik besar, telah mem-bawa
negara pada instabilitas politik, sehingga mandeknya pemb
ekonomi & rawannya keamanan.

Akibat konflik berkepanjangan pada Badan


Konstituante (merumuskan UUD yang
bersifat), mendorong Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959
yang selanjutnya melahirkan demokrasi
terpimpin.
3) Masa Orde Baru (Tahun 1966 - 1998)

Parpol Peserta Pemilu 1971 :


Orde Baru • Golongan Karya (Golkar),
(1966) • Partai Nasional Indonesia (PNI),
melakukan • Nahdatul Ulama (NU),
pembenahan • Partai Katolik,
• Partai Murba,
institusi • Partai Syarikat Islam Indonesia
politik, karena (PSII),
jumlah parpol • Ikatan Pendukung Kemerdekaan
yang banyak, Indonesia (IPKI),
tidak • Partai Kristen Indonesia
(Parkindo),
menjamin • Partai Muslimin Indonesia
stabilitas (Parmusi),
politik • Partai Islam Perti (Persatuan
Tarbiyah Islamiyah).
Lanjutan ...........
Hasil Pemilu 1971, menunjukkan kemenangan Golkar.
Terjadi penyederhanaan partai politik ;
Partai berbasis Islam (NU, Parmusi, PSII, dan Partai
Islam) menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP);
Partai berbasis sosialis dan nasionalis (Parkindo,
Partai Katolik, PNI, Murba dan IPKI) menjadi Partai
Demokrasi Indonesia (PDI).
Berdasarkan  PPP (ke-Islaman & ideologi
UU No. 3 Islam)
Tahun 1975,  Golkar (kekaryaan dan
Pemilu 1977 & keadilan sosial)
1982 hanya  PDI (demokrasi, kebangsaan/
diikuti 3 (tiga) nasionalisme dan keadilan).
peserta :
Lanjutan ...........

Perbandingan Perolehan Suara Partai Peserta Pemilu


Selama Orde Baru
Partai Politik Peserta Pemilu
Tahun Partai Persatuan Golongan Karya Partai Demokrasi
No
Pemilu Pembangunan (Golkar) Indonesia (PDI)
(PPP)
1. 1971 14.833.942 (96) 34.348.673 (236) 5.516.849 (30)
2. 1977 18.722.138 (99) 39.313.354 (232) 5.459.987 (29)
3. 1982 20.871.880 (94) 48.334.724 (242) 5.919.702 (24)
4. 1987 13.701.428 (61) 62.783.680 (299) 9.324.708 (40)
5. 1992 16.624.647 (62) 66.599.331 (282) 14.565.556 (56)
6. 1997 25.340.028 (89) 84.187.907 (325) 3.463.225 (11)
4) Masa/ Era Reformasi (Tahun 1999 s.d. Sekarang)

Berdasarkan UU No. 3/1999, partai-partai politik di


Indonesia diberikan kesempatan hidup kembali
mengikuti pemilu multi partai (diikuti 48 parpol).
No Nama Partai Politik No Nama Partai Politik
1. Partai Indonesia Baru (PIB) 12. Partai Kebangsaan Merdeka (PKM)
2. Partai Kristen Indonesia (Krisna) 13. P. Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB)
3. Partai Nasional Indonesia (PNI) 14. Partai Amanat Nasional (PAN)
4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia 15. Partai Rakyat Demokrat (PRD)
5. P. Kebangkitan Muslim Indonesia 16. P. Syarikat Islam Indonesia 1905
6. Partai Umat Islam (PUI) 17. Partai Katolik Demokrat
7. Partai Kebangkitan Umat (PKU) 18. Partai Pilihan Rakyat (Pilar)
8. Partai Masyumi Baru (PMB) 19. Partai Rakyat Indonesia (PARI)
9. P. Persatuan Pembangunan (PPP) 20. Partai Bulan Bintang (PBB)
10. P. Syarikat Islam Indonesia (PSII) 48. Partai Pekerja Indonesia
11. P. Demokrasi Indonesia Perj (PDIP)
c. Kelompok Kepentingan (Interest Group)

Jenis-jenis kelompok kepentingan :


 Kelompok Anomik (kelompok spontan & tidak
memiliki nilai/norma),
 Kelompok Asosiasional (biasanya jarang terorganisir
dan kegiatannya kadang-kadang),
 Kelompok Institusional ( mrp kelompok pendukung
kepentingan institusional ; seperti partai politik,
korporasi bisnis, dll.),
 Kelompok Assosiasonal (mrp kelompok yg terorga-
nisir yg menyatakan kepentingan dari suatu
kelompok dan memiliki prosedur teratur).
Lanjutan ...........
Kegiatan kelompok kepentingan di dalam suatu
negara, sangat bergantung kepada sistem
politik pemerintah apakah menerapkan sistem
kepartaian tunggal/ dua partai/ lebih.

Pada sistem partai Pada sistem dua partai/


tunggal, kelompok lebih, kelompok
kepentingan sangat kepentingan berpeluang
dibatasi, karena tumbuh dan
pemerintahan totaliter. berkembang dengan
Pada umumnya dianut pesat. Pada umumnya
oleh negara komunis dianut oleh negara-
(Rusia, RRC, Vietnam, negara yang
Korea Utara, Kuba dll.). Demokratis.
d. Kelompok Penekan (Pressure Group)

Kelompok penekan, dpt dipergunakan rakyat untuk


menyalurkan aspirasinya dgn sasaran mempengaruhi atau
membentuk kebijaksanaan pemerintah.
 Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM),
 Organisasi sosial keagamaan,
Contoh  Organisasi Kepemudaan,
institusi  Organisasi Lingkungan Hidup,
Kelompok  Organisasi pembela Hukum dan
penekan HAM,
 Yayasan atau Badan hukum
lainnya.
e. Media Komunikasi Politik (Political Communication
Media)

Media komunikasi politik, dpt berfungsi utk menyam-


paikan informasi dan persuasi mengenai politik baik
dari pemerintah kpd masyarakat maupun sebaliknya.

Dapat memainkan
peran penting thd Media komunikasi ;
penyampaian surat kabar, telefon,
informasi serta faximile, internet,
pembentukan televisi, radio, film,
/mengubah pendapat dan sebagainya.
umum dan sikap politik
publik.
f. Tokoh Politik (Political Figure)

Pengangkatan tokoh politik dilakukan


melalui proses :

 Transformasi dari peranan-


peranan non-politis (keagamaan,
kebudayaan, status sosial, dll.)
untuk memainkan peranan politik
yang bersifat khusus.
 Pengangkatan dan penugasan
untuk menjalankan tugas-tugas
politik.
Lanjutan ...........

Menurut Lester G. Seligman, bahwa proses


pengangkatan tokoh-tokoh politik berkaitan dgn :

 Legitimati elit politik,


 Masalah kekuasaan,
 Representativitas elit politik,
dan
 Hubungan antara pengang-
katan tokoh-tokoh politik
dengan perubahan politik.
g. Suprastruktur Politik

Merupakan Pada Negara Monarki, pemerintahan


mesin dikuasi oleh keluarga bangsawan.
politik resmi Raja/Ratu, berperan sebagai lambang
sebagai kebesaran/alat pemersatu. Kabinet dpt
penggerak dibentuk berdasarkan pemilu (tergan-
politik tung tkt pendemokrasiannya).
formal.
Pada Negara Republik, elit politik ada
yang memegang kekuasaannya secara
diktator. Namun juga banyak yang
bersifat demokratis (tergantung
Konstitusi/UUD negaranya).
Lanjutan ...........
Perkembangan ketatanegaraan modern, pd umumnya
elit politik pemerintah dibagi dalam kekuasaan :
 Eksekutif (pelaksana undang-undang),
 Legislatif (pembuat undang-undang), dan
 Yudikatif (mengadili pelanggaran undang-undang)
Dgn sistem pembagian atau pemisahan kekuasaan.

Didukung infra struktur


Supra politik (rakyat, partai
struktur HARUS politik & ormas), dlm
politik pemerintahan melalui
mantap wakil-wakilnya.
Lanjutan ...........
Mekanisme pemerintahan (infrastruktur dan
suprastruktur politik) dapat memenuhi fungsinya,
manakala Sistem Politik mampu :
1. Mempertahankan pola (tata cara, norma-norma dan
prosedur-prosedur yang berlaku).
2. Menyelesaikan ketegangan (menyelesaikan, konflik &
perbedaan pendapat) yg memuaskan semua pihak.
3. Melakukan perubahan (kemampuan adaptasi dgn
perkembangan baik di dalam maupun luar negeri).
4. Mewujudkan tujuan nasional (kristalisasi keinginan
masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut).
5. Mengintegrasikan & menjamin keutuhan seluruh sistem.
Penugasan Praktik Kewarganegaraan 2
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Pewarganegaraan
di Indonesia dan Hilangnya kewarganegaraan di Indonesia,
lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif
Terpadu Membaca dan Menulis.
Langkah-langkah :
• Bentuk kelompok dgn anggota antara 3 – 4 orang.
• Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan topik
pembelejaran.
• Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan dan
menemukan ide pokok serta memberi tanggapan thd
wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas.
• Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
• Buatlah kesimpulan bersama.
• Penutup.
Waktu : 4 x 45 Menit

Kompetensi Dasar :
Standar 6.2. Mendeskripsikan
Kompetensi : perbedaan sistem
6. Menganalisis politik di berbagai
negara.
Sistem Politik
6.3. Menampilkan
di Indonesia.. peran serta dalam
sistem politik di
Indonesia.
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :

 Mendeskripsikan pendekatan sistem politik negara.


 Menganalisis perbedaan sistem politik negara
(Inggris, RRC, dan Republik Indonesia).
 Menganalisis partisipasi politik warga negara.
 Menganalisis faktor-faktor pendukung partisipasi
politik.
Pendekatan Sistem Politik  Inggris
Negara  RRC
 Indonesia

PERBEDAAN
SISTEM POLITIK Perbedaan Sistem Politik Negara
DAN PERAN
SERTA DALAM
SISTEM POLITIK
DI Bentuk Partisipasi
INDONESIA Partisipasi
Politik WN Tingkatan Partisipasi

Faktor-faktor Pendidikan Politik


Pendukung Kesadaran Politik
Partisipasi Pol.
Sosialisasi Politik
3. Perbedaan Sistem Politik Di Berbagai Negara
a. Pendekatan Sistem Politik Negara
Setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda. Utk
mempelajari proses politik suatu negara diper-lukan
beberapa pendekatan :
 Sejarah
 Sosiologis
 Kultural / Budaya
PENDEKATAN
 Psycho-Sosial
YANG
(Kejiwaan masyarakat)
DILAKUKAN
DIDASARKAN  Filsafat
PADA :  Ideologi
 Konstitusi dan Hukum
b. Perbedaan Sistem Politik Negara

a). Sistem Politik Negara Inggris


Faktor Yang
No Uraian / Keterangan
Mempengaruhi
1. Latar Belakang Sejak abad 19, Inggris berubah menjadi masyarakat industri
Sejarah modern. Para politisi mulai menyesuaiakan sistem politik
tsb. Mereka juga dihadapkan pada masalah upaya memba-
ngun kesejahteraan warganegaranya.
2. Kondisi Kondisi masyarakat Inggris dalam waktu cepat mampu
Sosiologis bersaing dengan negara–negara lain yang lebih dahulu
merintis ke arah industrialisasi. Meskipun masyarakat
Inggris ”bersifat kekotaan”, namun tetap menghendaki
sistem monarki dengan satu raja dan banyak bangsa.
3. Kondisi Sebagian masyarakat Inggris dikenal sebagai masyarakat
Kultural/ yang disiplin dan taat pada aturan. Nilai-nilai dan
Budaya kebudayaan politik diwariskan dari generasi ke generasi
melalui suatu rangkaian pengalaman dalam keluarga, di
sekolah dan ditempat kerja.
Lanjutan ...........
4. Kondisi Mayoritas masyarakat sangat menghormati simbol-simbol
Psycho-Sosial / kekuasaan negara (ratu/raja, lembaga pemerintah, dll).
Kejiwaan Mereka senantiasa menunjukkan ketaatannya kepada
masyarakat undang-undang politik azasi.
5. Pedoman Masyarakat sangat mendukung rejim yang berkuasa,
Filsafat manakala para penguasa juga mentaati undang-undang
politik asasi, dan jika dilanggar maka akan mengahadapi
perlawanan. Kejahatan sangat tercela dan dianggap
melawan masyarakat.
6. Paham atau Penerapan ideologi negara, adalah ideologi liberal. Dalam
Ideologi yang kehidupan sehari-hari, sangat menghormati kebebasan
diterapkan dan hak-hak asasi manusia.
7. Pedoman Kekuasaan pemerintah, lebih banyak dibatasi oleh
Konstitusi dan konvensi dari pada hukum formal. Rakyat hidup dalam
Hukum ketenangan dan kepastian hukum, karena pemerintah
memberikan perlindungan hukum yang baik dan
penghormatan terhadap hak-hak asasi warganegaranya.
Aturan yang dibuat, ditaati oleh semua komponen elit
politik, pemerintah maupun masyarakat demi jaminan
keamanan dan kesejahteraan bersama.
Lanjutan ...........

Penyelenggaraan pemerintah, dilaksanakan


oleh :
 Kabinet (Perdana menteri dan dewan menteri) serta
parlemen (Majelis Rendah dan Majelis Tinggi).
 Parlemen dalam merumuskan kebijakan pemerintah
dibatasi, karena cara kerjanya diawasi oleh kabinet.
 Perdana Menteri dapat memastikan bahwa setiap
usul yang diajukan pemerintahnya, akan disetujui
dalam bentuk yang dikehendaki parlemen.
b). Sistem Politik Negara RRC
Faktor Yang
No Uraian / Keterangan
Mempengaruhi
1. Latar Belakang Proses kehidupan sistem politik di China, merupakan produk
Sejarah revolusi menggantikan sistem kerajaan yang telah bertahan
berabad-abad. Revolusi demi revolusi, menjadikan Partai
Komunis Cina (PKC) sebagai penguasa dan membentuk
pemerintahan komunis sampai dengan sekarang.
2. Kondisi Sosiologis Pada masyarakat Cina, lembaga-lembaga sosial yang
dominan adalah keluarga. Mereka mengakui wewenang
kekuasaan para pemimpinnya atas tingkah laku sosialnya.
Kesetiaan harus diarahkan pada kepentingan kolektif dan
bukan pada ikatan-ikatan pribadi.
3. Kondisi Kultural/ Pemerintah Cina sejak tahun 1949, telah mengupayakan
Budaya pendidikan sabagai salah satu alat yang paling efektif untuk
mengubah sikap politik orang-orang Cina. Melalui
pendidikan, masyarakat ikut menanggung beban sosialisasi
dan menciptakan masyarakat yang melek huruf sebagai
syarat pendidikan politik dan keterlibatan politik.
Lanjutan ...........
4. Kondisi Negara Cina memiliki wilayah dan penduduk terbesar di dunia.
Psycho- Sebelum menjadikan Partai Komunis Cina berkuasa, selalu
Sosial / dilanda perang saudara. Dewasa ini, mereka bangga karena
Kejiwaan memiliki kekayaan budaya tinggi yang diwariskan oleh para
masyarakat pendahulunya.
5. Pedoman Mayoritas masyarakat Cina memiliki tingkat kepercayaan diri
Filsafat tinggi. Sifat-sifat antusiasme, kepahlawanan, pengorbanan, dan
usaha bersama – mendapatkan nilai tinggi. Azas percaya diri
sendiri mempunyai implikasi nasional maupun internasional.
6. Paham atau Revolusi Cina telah berlangsung selama puluhan tahun sebelum
Ideologi partai komunis menjadi kekuatan yang besar dalam politik Cina
yang dan mulai menguasai pemerintahannya. Anti imperialisme
diterapkan merupakan unsur paling kuat dalam pembentukan ideologi
komunis.
7. Pedoman Berdasarkan Konstitusi 1954, organ wewenang negara tertinggi
Konstitusi dan pemegang wewenang legislatif adalah ”Konggres Rakyat
dan Nasional” (KRN). Selain KRN, adalah Dewan Negara (Perdana
Hukum Menteri, Wakil-wakil Perdana Menteri dan kepala-kepala dari
semua kementerian dan komisi). Selain itu juga ada Mahkamah
Rakyat Tertinggi dan Kejakasaan Rakyat Tertinggi.
Lanjutan ...........
Penguasa Komunis Cina selalu berupaya :
 Mengikutsertakan warganya dalam kegiatan politik
secara teratur dan terorganisir melalui ; gerakan masa,
keanggotaan dalam organisasi masa, dan partisipasi
dalam pengelolaan unit-unit produksi).
 Dalam kaderisasi calon-calon pemimpin komunis,
dilakukan ; rekruitmen aktivis, kader dan anggota partai.
 Masuk menjadi anggota PKC merupakan tindakan yang
menentukan dalam rekruitmen politik yang akan
memperoleh promosi dan kekuasaan.
c). Sistem Politik Negara Republik Indonesia
Faktor Yang
No Uraian / Keterangan
Mempengaruhi
1. Latar Belakang Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial Belanda dan bala
Sejarah tentara Jepang untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945. Pasca proklamasi kemerdekaan, para
pemimpin Indonesia terlibat dalam proses politik dengan
mencari format berdasarkan demokrasi Pancasila.
2. Kondisi Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras dan antar
Sosiologis golongan telah dipersatukan dalam kesatuan politik dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, upaya
saling menghormati dan kerja sama dalam membangun
kerukunan hidup penting untuk ditegakkan.
3. Kondisi Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar
Kultural/ sendi-sendi multi kultural. Bangsa Indonesia memiliki
Budaya semangat untuk selalu menjunjung tinggi persatuan dan
kesatuan, serta rela berkorban untuk bangsa dan negaranya.
Budaya musyawarah, toleransi, dan saling menghormati telah
diwariskan kepada calon-calon pemimpin melalui jalur-jalur
pendidikan formal, in-formal, maupun nor-formal.
Lanjutan ...........
4. Kondisi Bangsa Indonesia, sebelum menjadikan Pancasila sebagai dasar
Psycho- negara selalu dapat dipecah belah oleh bangsa lain. Dengan
Sosial / semangat rela berkorban dan cinta tanah air bangsa Indonesia
Kejiwaan mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa
masyarakat Indonesia sangat menentang segala mecam bentuk penjajahan.
5. Pedoman Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah dijadikan dasar
Filsafat dan motivasi dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana terkandung di dalam
Pembukaan UUD 1945.
6. Paham atau Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, akan selalu
Ideologi dikaitkan dengan proses politik dalam pengaturan penyelengga-
yang raan pemerintahan negara yang meliputi bidang ideologi, politik,
diterapkan ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dalam
struktur politik, Pancasila menjadi sumber segala sumber hukum.
7. Pedoman Sejak pemilu 2004, presiden dipilih oleh rakyat sehingga tanggung
Konstitusi jawabnya kepada rakyat. Lembaga negara, terdiri dari ; MPR,
dan Hukum Presiden, DPR, Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Mahkamah
Agung.
Lanjutan ...........
Demokrasi di Indonesia dgn sistem demokrasi
Pancasila dengan prinsip :
a. Harus berdasarkan Pancasila sebagaimana disebut di
dalam Pembukaan UUD 1945, serta penjabaran-nya
dalam Batang Tubuh & Penjelasan UUD 1945.
b. Menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia.
c. Dalam ketatanegaraan, harus berdasar atas kelem-
bagaan yang diharapkan segala sesuatunya dapat
diselesaikan melalui saluran-saluran tertentu sesuai
UUD 1945.
d. Bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan di dlm
penjelasan UUD 1945.
Lanjutan ...........
Sistem politik Demokrasi Pancasila menghargai nilai-
nilai musyawarah sebagai berikut:
1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat;
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama;
4. Musyawarah harus diliputi olh semangat kekeluargaan;
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima
dan melaksanakan keputusan musyawarah;
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur;
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-
jawabkan secara moral kepada Tuhan YME, menjun-
jung tinggi harkat & martabat manusia, serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.
Lanjutan ...........
Demokrasi Pancasila pada hakikatnya demokrasi
yang bercorak khas Indonesia, yang penerapannya
dijabarkan dalam :
 Pemerintahan Berdasarkan Hukum.
 Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
 Pengambilan Keputusan Berdasakan Musyawarah
 Peradilan yang Bebas dan Merdeka
 Partai Politik (Parpol) dan Organisasi Sosial
Politik (Orsospol)
 Pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu)
Lanjutan ...........

Aspek - aspek Demokrasi Pancasila :


a. Aspek formal
b. Aspek materiil
c. Aspek normatif (kaidah)

Pengambilan keputusan sesuai dengan


prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila :
a. Keseimbangan antara hak dan kewajiban,
b. Persamaan,
c. Kebebasan yang bertanggungjawab,
d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan.
Penugasan Praktik Kewarganegaraan 3
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem Politik di
Berbagai Negara, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab
pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :

1. Berikan penjelasan singkat, apa sajakah perbedaan pokok dlm menen-


tukan cara bekerjanya sistem politik sebagai berikut :

No Cara Kerja Uraian Singkat


1. Sosial Politik ..........................................................................
2. Rekruitmen Politik ..........................................................................
3. Komunikasi Politik ..........................................................................

2. Berikan tanggapan penjelasan, bagaimanakah pola pembinaan dan


proses politik pada masyarakat Inggris yang dikenal sangat patuh
kepada peraturan perundangan dan disiplin dalam kehidupan sehari-
hari ! ..............................................................................................
Lanjutan ...........
3. Dalam sistem politik negara Cina berdasarkan Konstitusi Tahun 1954,
terdapat 3 elit politik yang sangat berpengaruh. Berikan penjelasan
singkat tugas pokok elit politik tersebut !

Konggres Rakyat Dewan Mahkamah Rakyat


Nasional Negara Tertinggi
.................................. .................................. ..................................

4. Tuliskan persamaan dan perbedaan Demokrasi Terpimpin dan


Demokrasi Pancasila yang pernah dipraktikkan dalam sistem politik
negara Inodnesia !
Demokrasi Terpimpin Demokrasi Pancasila
..................................................... .......................................................
c. Peran Serta Dalam Sistem Politik di Indonesia
a. Partisipasi Politik Warga Negara

Partisipasi politik, merupakan penentuan sikap dan


keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan
kondisi organisasinya, sehingga pada akhirnya :
 Mendorong individu tersebut berperan serta
dalam pencapaian tujuan organisasi,
 Ambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban
bersama.
Lanjutan ...........
Pengertian Partisipasi Politik menurut para ahli :
 Herbert Mc. Closky, Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan
sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengam-
bil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara
langsung, dlm proses pembentukan kebijaksanaan umum.
 Norman H. Nie dan Sidney Verba, Partisipasi politik adalah
kegiatan pribadi warga negara yang legal yang sedikit banyak
langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-
pejabat negara dan/atau tindakan-tindakan yang diambil oleh
mereka.
 Prof. Miriam Budiardjo, Partisipasi politik merupakan kegiatan
seseorang dalam partai politik. Partisipasi politik mencakup
semua kegiatan sukarela melalui mana seseorang turut serta
dalam proses pemi-lihan pemimpin-pemimpin politik dan turut
serta – secara langsung atau tak langsung – dalam
pembentukan kebijaksanaan umum.
Lanjutan ...........
Bentuk-bentuk Partisipasi Politik
KONVENSIONAL NON-KONVENSIONAL
 Pemberian Suara (voting)  Pengajuan petisi
 Diskusi politik  Berdemonstrasi
 Kegiatan kampanye  Konfrontasi
 Membentuk dan bergabung  Mogok
dalam kelompok  Tindak kekerasan politik
Kepentingan. terhadap harta benda.
 Komunikasi individual  Tindak kekerasan politik
dengan pejabat terhadap manusia.
politik/administratif.
Lanjutan ...........

Milbrath M.L. Goel mengidentifikasi 7 (tujuh) bentuk


partisipasi politik individual:

No Bentuk Partisipasi Uraian / Keterangan


1. Aphatetic Tidak beraktifitas dan partisipatif, tidak pernah
Inactives memilih.
2. Passive Memilih secara reguler/teratur, menghadiri
Supporters Parade patriotik,membayarseluruh pajak,
“mencintai negara”.
3. Contact Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi
Specialist dan nasional dalam maslaah-masalah tertentu.
Lanjutan ...........

4. Communicators Mengikuti informasi politik, mengirim pesan


dukungan dan protes terhadap pemimpin-pemimpin
partai politik.
5. Party and Bekerja untuk partai politik atau kandidat,
Campaign meyakinkan orang lain tentang bagaimana memilih,
Workers bergabung dan mendukung partai politik, dipilih
jadi kandidat partai politik.
6. Community Bekerja dengan orang-orang lain berkaitan dengan
Activist masalah-masalah lokal dan melakukan kontak
terhadap pejabat-pejabat berkenaan dengan isu-isu
sosial.
7. Protesters Bergabung dengan demonstrasi publik di jalanan,
melakukan protes keras bila pemerintah melakukan
sesuatu yang salah.
Tingkatan atau piramida partisipasi politik dari David F.
Roth dan Frank L. Wilson (1980).

(Menyimpang)
Pembunuh politik, teroris, pembajak
Aktivis

Pejabat umum, pejabat parpol sepenuh


waktu, pimpinan kelompok kepentingan

Petugas kampanye, aktif dalam parpol/kelompok


kepentingan, aktif dalam proyek-proyek sosial
Partisipan

Menghadiri rapat umum, anggota kelompok kepentingan, usaha meyakinkan orang,


memberikan suara dalam pemilu, mendiskusikan masalah politik, perhatian pada
perkembangan politik.
Pengamat

Orang Yang apolitis


Lanjutan ...........
Tingkatan pada parisipasi politik, sangat tergantung dari
akibat yang disebabkannya :
 Menduduki jabatan politik atau administratif.
 Mencari jabatan politik atau administratif.
 Keanggotaan aktif suatu organisasi politik.
 Keanggotaan pasif suatu organisasi politik.
 Keanggotan aktif suatu organisasi semu politik (quasi-political).
 Keanggotan pasif suatu organisasi semu politik (quasi-political).
 Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainya.
 Partisipasi dalam diskusi politik informal minat dalam bidang politik.
 Voting (pemberian suara).
b. Faktor-faktor Pendukung Partisipasi Politik
1) Pendidikan Politik

Menurut Alfian, Pendidikan politik dapat diartikan


sebagai usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi
politik masyarakat sehingga mereka memahami dan
menghayati betul-betul nilai-nilai yang terkandung dlm
suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.

Pendidikan politik sebenarnya dimaksudkan untuk


mewujudkan atau setidak-tidaknya menyiapkan kader-
kader yang dapat diandalkan untuk memenuhi harapan
masyarakat luas, dalam arti yang benar-benar memahami
semangat yang terkandung di dalam perjuangan sebagai
kader bangsa.
Lanjutan ...........

Melalui pendidikan politik, diharapkan kader-kader


anggota partai politik akan memperoleh manfaat :

1. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan dan


wawasan terhadap masalah-masalah atau isu-isu
yang bersifat politis.
2. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik
dan berbudaya politik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik
rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya
terhadap pembangunan politik bangsa secara
keseluruhan.
2) Kesadaran Politik
Menurut Drs. M. Taopan, kesadaran politik adalah
suatu proses batin yang menampakkan keinsafan dari
setiap warga negara akan urgensi (hal terpenting)
urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.

Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah


sama, sangat tergantung pada latar belakang
pendidikannya. Kaum elit dan kelompok
menengah, nampak relatif lebih baik. Sedangkan
kelompok masyarakat yang tingkat pendidikannya
rendah, diperlukan pembinaan yang intensif.
Lanjutan ...........
Partisipasi politik anggota masyarakat dapat dilaksana-
kan dengan :
No Bidang Implementasi Partisipasi politik
1. Politik Setiap warga negara dapat ikut serta secara langsung ataupun tidak
langsung dalam kegiatan-kegiatan antara lain :
a. Ikut memilih dalam pemilihan umum,
b. Duduk dalam lembaga politik, seperti MPR, Presiden, DPR,
Menteri, dan sebagainya,
c. Berkampanye, menghadiri kelompok diskusi, dan lain-lain.
2. Ekonomi Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-
kegiatan antara lain :
a. Menciptakan sektor-sektor ekonomi yang produktif baik dalam
bentuk jasa, barang, transportasi, komunikasi, dan sebagainya.
b. Melalui keahlian masing-masing, dapat menciptakan produk-
produk unggulan yang inovatif, kreatif dan kompetititf dari pada
produk luar.
c. Kesadaran untuk membayar pajak secara teratur demi
kesejahteeraan dan kemajuan bersama.
Lanjutan ...........
3. Sosial- Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan antara lain :
Budaya a. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan
prestasi belajar yang tinggi.
b. Menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum , seperti :
tawuran, narkoba, merampok, berjudi, dan sebagainya.
c. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan
produktivitas tinggi untuk menunjang keberhasilan pembangunan
nasional.
4. Hankam Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-
kegiatan antara lain :
a. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan dan
profesinya masing-masing.
b. Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah atau
lingkungan tempat tinggalnya.
c. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetap tegak
negara republik Indonesia.
d. Menjaga stabilitas dan kemanan nasional agar pelaksanaan
pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
2) Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk


menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar
tentang politik & mengembangkan orientasi pada politik.

SARANA  Keluarga
DALAM (family)
SOSIALISASI
POLITIK  Sekolah
 Partai Politik
Penugasan Praktik Kewarganegaraan 4
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Partisipasi Politik, Faktor-
faktor Pendukung Partisipasi Politik, dilanjutkan Penugasan dengan
menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :

1. Berikan penjelasan singkat tentang bentuk-bentuk partisipasi politik


sebagai berikut :
Bentuk
No Uraian Singkat
Partisipasi
Passive ..................................................................
1.
Support ..................................................................
.................................................................
Contact
2.
Specialist
.................................................................
..
.................................................................
Community
3.
Activist
.................................................................
..
Lanjutan ...........

2. Berikan penjelasan pentingnya partisipasi politik warga negara di


dalam sistem politik negara
Indonesia ! ..................................................................................................
....................
Berikan 2 (dua) contoh yang anda
ketahui : ...............................................................................................
......................

3. Berikan tanggapan penjelasan, pentingnya pendidikan politik warga


negara dalam sistem politik negara Indonesia & berikan contohnya !
…………………………………………………………………………………......
SOAL ESSAY/URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan
jelas !

1. Berikan penjelasan, ciri-ciri umum sistem politik menurut


Almond !
2. Dalam hal penerapan, jelaskan perbedaan orientasi tujuan
partai politik di Indonesia pada masa orde baru dan era
reforamsi !
3. Pada akhir abad 20-an, gerakan partisipasi politik di Indonesia
semakin meningkat, berikan alasan penjelasannya !
4. Berikan penjelasan tentang pentingnya “pendidikan politik !
dalam kegiatan partisipai politik di Indonesia !
5. Berikan masing-maing 2 (dua) contoh wujud sosialisasi politik
di dalam keluarga, sekolah maupun melalui partai politik !
STUDI KASUS
PARTAI POLITIK ALAMI KRISIS,
DAYA ARTIKULASI MENURUN
Setelah pemilu (2004), daya artikulasi partai politik menurun. Tidak heran jika
sekarang kekuatan di luar negara muncul dengan kekuatan yang lebih kentara.
Kondisi ini memperlihatkan betapa partai politik sekarang mengalami krisis. Hal ini
disampaikan oleh pengamat Fachry Ali dalam diskusi tentang sikap partai politik
terhadap masalah diplomasi pertahanan dan keamanan nasional yg diselenggarakan
Majelis Pakar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta, Kamis 4 Mei 2006.
Menurut Fachry, partai politik memang sudah bisa menerima hasil pemilu. Namun,
pemerintah yang terpilih tidak mampu membuatg koalisi nasional secara besar-
besaran. “Problemnya, presiden terpilih yang berasal dari partai kecil akan
bermasalah ketika berhadapan dengan parlemen. Untungnya ada Jusuf Kalla, yang
berhasil menguasai Golkar sehingga bisa membuat stabilitas politik lebih kuat di
parlemen,” ujarnya.
Sayangnya, partai seperti PPP hampir tidak bersuara pada kebijakan pemerintah dan
rakyat. Bahkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang sudah
menempatkan diri sebagai oposisi, tidak punya kepandaian menangkap esensi
persoalan. Mereka tidak punya kemampuan meluncurkan persoalan pada saat yang
tepat. “Jadinya, fungsi oposisi hampir tidak berjalan, dan yang dilakukan hanya hal-
hal kecil. Padahal, PDIP potensial tampil berhadapan dengan pemerintah, ujarnya.
Sumber : Harian Kompas, 5/5/2006
Tagihan Tugas :
1. Setelah disimak dan baca baik-baik, jelaskan kembali apa telah ditulis
sesuai dengan persepsi yang ada dibenak anda !
2. Berikan beberapa penjelasan indikasi tentang terjadinya “krisis” dan
“menurunnya daya artikulasi” partai politik di Indonesia pasca pemilu
2004 !
3. Jelaskan dengan memberi alasan, mengapa partai politik sebesar PPP
dan PDIP kurang mampu menangkap esensi persoalan bangsa dan negara
dalam memberi usulan-usalan konstruktif kepada pemerintah !
4. Tentukan langkah-langkah konkrit upaya-upaya dalam membangun
artikulasi partai politik guna meningkatkan kinerja di parlemen !
5. Berikan usulan konkrit, apa yang harus anda lakukan guna
meningkatkan kinerja pemerintah dengan mitra kerjanya parlemen :
a. Sebagai salah satu kelompok kepentingan !
b. Sebagai ketua suatu partai politik !
c. Sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat !
d. Sebagai Presiden Republik Indonesia !
INQUIRI

Carilah referensi dari berbagai sumber untuk mengkaji


ulang tentang rumusan dan penerapan sistem politik
demokrasi Pancasila (berikut gambar-gambar
pendukungnya) yang berkaitan dengan tata cara
pengambilan keputusan !

1. Pahami kembali tentang rumusan “demokrasi Pancasila ”,


dan buatlah skenario (simulasi atau role play) wujud
demokrasi Pancasila dalam pengambilan keputusan di
sekolah !
2. Carilah topik-topik dari berbagai sumber (mass media cetak
atau elektronik) sekitar pelaksanaan sistem politik demokrasi
Pancasila (cara pengambilan keputusan),
3. Kemudian lakukan demonstrasi dalam bentuk simulasi atau
role play di dalam kelas !

You might also like