Professional Documents
Culture Documents
• Normal adalah suatu keadaan yang pada umumnya terjadi (Normal adalah Umum)
Diasumsikan bahwa normal adalah segala sesuatu atau kedaan yang biasanya terjadi dan sering
terjadi sedangkan Abnormal adalah hal – hal yang tidak lazim dan tidak sering terjadi.
Kelemahan akan hal ini adalah tidak adanya dasar biologis untuk dignakan sebagai petunjuk
baku ke arah abnormalitas.
UJI DIAGNOSTIK
Tujuan dari melakukan uji diagnostic adalah Untuk membantu memastikan diagnosis – diagnosis
yang paling memungkinkan. Dalam pengertian ini, maka seharusnya diagnosis itu merupakan
sebuah proses ilmiah. Oleh karena itu, dalam setiap uji diagnostic seharusnya dilakukan dengan
prosedur – prosedur ilmiah seperti layaknya sebuah penelitian. Namun hal ini tidak akan mungkin
dapat dilakukan pada kasus – kasus yang memang membutuhkan tindakan klinis segera. Berikut
digambarkan hubungan antara sebuah hasil uji diagnostic dengan keberadaan penyakit :
PENYAKIT
Jumlah
Ada Tidak ada
(a) (b)
Positif Positf Sebenarnya Positif Palsu a+b
HASIL UJI (True Positif) (False Positif)
DIAGNOSTIK (c) (d)
Negative Negatif Palsu Negatif Sebenarnya c+d
(False negative) (True Negatif)
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
• True Positif (a) : Menunjuk pada banyaknya kasus yang benar – benar menderita
penyakit dengan hasil test yang Positif.
• True Negatif (d) : Menunjuk pada banyaknya kasus yang tidak sakit dengan hasi test
yang Negatif.
b
• False Positif ( ) : Menunjuk pada banyaknya kasus yang sebenarnya tidak sakit tetapi
b+d
test menunjukkan hasil yang positif.
c
• False Negatif ( a + c ) : Menunjuk pada banyaknya kasus yang sebenarnya menderita
penyakit tetapi hasil test Negatif.
a
• Sensitivitas ( a + c ) : Probabilitas hasil Uji Positif pada Orang – orang yg MENDERITA
Penyakit.
d
• Spesifisitas ( b + d ) : Probabilitas hasil Uji Negatif pada Orang – orang yg TIDAK
MENDERITA Penyakit.
RIWAYAT PENYAKIT DAN PROGNOSIS
Istilah riwayat penyakit itu menunjuk kepada tahap – tahap sebuah penyakit, yang meliputi :
• Mulai timbulnya patologi penyakit,
• Tahap presimtomatis dari timbulnya perubahan – perubahan patologis dengan munculnya
gejala – gejala atau tanda – tanda.
• Tahap sebuah Penyakit ; yang secara klinik benar – benar nyata dan mungkin dapat mengalami
perkembangan yang buruk bahkan menyebabkan kematian.
Prediksi – prediksi itu didasarkan kepada kelompok – kelompok penderita tertentu dan
hasilnya mungkin berbeda untuk penderita – penderita tersebut secara individual. Pengetahuan
tentang kecenderungan prognosis ini sangat membantu untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Dalam hal ini, informasi epidemiologis sangat diperlukan untuk melakukan prediksi – prediksi
tentang prognosis dan akibat penyakit. Hal ini disebabkan pengalaman klinis yang hanya
mengandalkan pada sejumlah penderita yang terbatas saja dan follow -up yang tidak adekuat, tidak
cukup memadai untuk melakukan prediksi tentang prognosis penyakit.
Prognosis dalam pengertian Mortalitas diukur sebagai tingkat Fatalitas Kasus (Case Fatality Rate)
atau Probabilitas Kelangsungan Hidup. Sedangkan Metode yang digunakan untuk Mengukur
Prognosis adalah Analisis Survival (Survival Analysis).
EFEKTIFITAS PENGOBATAN
Beberapa pengobatan benar – benar menunjukkan kelebihan – kelebihan, sehingga tidak
membutuhkan penilaian secara formal. Tetapi hal ini jarang terjadi dalam dunia kedokteran klinis.
Biasanya efek – efek yang timbul dari pengobatan dan perlakuan – perlakuan yangdiberkan atau
intervensi membutuhkan penelitian untuk memastikan kegunaannya.
Dalam penelitian – penelitian tentang Efikasi atau Kemanjuran, maka sangat menguntungkan bila
menggunakan para penderita yang mempunyai kecenderungan untuk patuh dan taat.
KEPATUHAN & KETAATAN adalah : Suatu kedaan sejauh mana penderita itu menjalankan
nasehat – nasehat medis secara baik.
Metode yang paling sesuai untuk mengetahui Efikasi dan Efektifitas adalah Uji Coba Klinik Acak
Terkendali (Randomized Controlled Trial)
Semua tingkat pencegahan tersebut diatas adalah penting dan saling melengkapi, meskipun
tindakan pencegahan primordial dan primer itu mempunyai kontribusi terbesar bagi kesehatan
dari populasi secara keseluruhan.
Tingkat Pencegahan Fase Penyakit Sasaran
PRIMORDIAL Kondisi yang mengarah pada Populasi Total dan Kelompok
penyebab penyakit. – kelompok terseleksi.
PRIMER Factor – factor penyebab yang Populasi Total, Kelompok –
Spesifik. kelompok yang terseleksi &
Individu – individu yg Sehat.
SEKUNDER Penyakit dalam Tahap Dini Penderita – penderita.
Sumber Pustaka :
1. Azrul Aswar (1999). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Binarupa Akasara.
2. Bambang Sutrisna (1994). Pengantar Metoda Epidemiologi, Jakarta, Dian Rakyat.
3. Beaglehole, Bonita (1997). Dasar – dasar Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press.
4. Bhisma Murti (2003). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press.
5. Bustan MN (2002). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta.
6. Eko Budiarto (2003). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, EGC.
7. Noor Nasri Noor (2000). Dasar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta.