You are on page 1of 9

Singkong Untuk Mengobati Rematik

http://www.dechacare.com/Singkong-Untuk-Mengobati-Rematik-I987.html

Siapa tak kenal singkong? Tanaman ‘rakyat’ ini bisa dikatakan sangat digemari oleh
masyarakat Indonesia. Bukan hanya umbinya yang memiliki rasa yang khas, namun daun
singkong pun bisa disulap menjadi sayuran yang sangat nikmat.

Sebagai penganan, umbi singkong diminati hampir di semua wilayah di tanah air. Umbi
singkong juga dikenal sebagai makanan pokok di daerah-daerah tertentu. Di beberapa daerah,
singkong (Manihot utilissima) dikenal dengan berbagai nama, seperti ubi kayee (Aceh),
kasapen (Sunda), tela pohong (Jawa), tela belada (Madura), lame kayu (Makassar), pangala
(Papua), dan lain-lain.

Tanaman singkong sangat mudah tumbuh. Tumbuhan yang berasal dari Amerika Tropis ini
banyak ditanam di pekarangan, tanggul, ataupun sawah. Perbanyakan tanaman dapat
dilakukan dengan stek dari batang singkong tua.

Menurut pakar tanaman obat, Prof Hembing Wijayakusuma, Efek farmakologis dari singkong
adalah sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah napsu makan. Bagian yang
umum dipakai pada tanaman ini adalah daun dan umbi.

Umbi singkong memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat
besi, vitamin B dan C, dan amilum. Daun mengandung vitamin A, B1 dan C, kalsium, kalori,
forfor, protein, lemak, hidrat arang, dan zat besi. Sementara kulit batang, mengandung tannin,
enzim peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat.

Selain sebagai makanan, tanaman singkong memiliki berbagai khasiat sebagai obat. Di
antaranya obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-
beri, danbisa meningkatkan stamina.

Mengatasi rematik bisa dilakukan dengan pemakaian dalam dan pemakaian luar.

Pada pemakaian luar, sebanyak 5 lembar daun singkong, 15 gram jahe merah, dan kapur sirih
secukupnya, dihaluskan dan ditambahkan air secukupnya. Setelah diaduk, ramuan dioleskan
pada bagian tubuhyang sakit. Pada pemakaian dalam, 100 gram batang singkong, 1 batang
sereh, dan 15 gram jahe direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 400 cc. Lalu, disaring dan
diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.

Mengatasi sakit kepala, daun singkong ditumbuk lalu digunakan untuk kompres. Sebagai
obat demam, 60 gram batang pohon singkong, 30 gram jaliyang telah direndam hingga
lembut direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Ramuan disaring dan diminum airnya
sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.

Mengatasi luka bernanah, batang singkong segar ditumbuk lalu ditempelkan pada bagian
tubuh yang sakit. Untuk luka garukan, singkong diparut lalu ditempelkan pada bagian yang
sakit dan diperban.

Obat luka karena terkena benda panas, singkong diparut lalu diperas. Airnya didiamkan
beberapa saat hingga patinya mengendap, lalu patinya dioleskan pada bagianyang luka.

Mengatasi diare, 7 lembar daun singkong direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc.
Lalu disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.

Obat cacingan, 60 gram kulit batang singkong dan 30 gram daun ketepeng cina direbus
dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Lalu disaring dan diminum airnya menjelang tidur.
Mengatasi beri-beri, 200 gram daun singkong dimakan sebagai lalap.

Untuk meningkatkan stamina, 100 gram singkong, 25 gram kencur, dan 5 butir angco yang
telah dibuang bijinya, diblender dengan menambahkan air secukupnya. Lalu tambahkan
madu dan diminum.

Kenali dan Sembuhkan Rematik Selagi


Dini
By Ibujempol

http://www.ibujempol.com/pencegahan-dan-pengobatan-penyakit-rematik/

Rematik  adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur di sekitarnya. 


Rematik bisa menyerang bagian kepala sampai kaki. Rematik  biasa disebut juga dengan
nama arthritis   Secara umum penyakit ini ditandai dengan sejumlah gejala, seperti
pembengkakan, kemerahan, nyeri di lutut, siku, pergelangan maupun di bagian sendi-sendi
lain, gangguan di otot dan tendon.  gejala rematik memang cukup luas.
Rematik terdiri dari 150-an jenis.    Tetapi ada empat jenis rematik yang paling sering
dijumpai di masyarakat kita yaitu osteoarthritis yang disebabkan oleh pengapuran, rematik
luar sendi yang menyerang jaringan di luar tulang rawan, rematik peradangan, dan rematik
yang disebabkan oleh pengeroposan.
Tempat2 Penyakit Rematik

“Sekitar 50 persen keluhan nyeri sendi disebabkan oleh pengapuran. Pengapuran berarti
menipisnya jaringan tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan persendian,”
Bantalan dalam persendian yang aus itu menyebabkan terjadinya gesekan tulang sehingga
menyebabkan nyeri. Pengapuran ini merupakan proses degenerasi yang dimulai pada usia 40
tahun. Kecepatan proses degenerasi berbeda pada tiap-tiap orang.

Sendi seseorang bisa mulai bermasalah di usia 40-an. Namun ada orang yang sampai usia 70-
an sendinya baik-baik saja. Cepat lambatnya proses tadi ditentukan oleh beberapa faktor
risiko,”, antara lain : mutu tulang rawan dan kelebihan berat badan. Tulang rawan yang bagus
akan lebih tahan terhadap kondisi aus. Ibarat ban mobil kalau kualitasnya bagus maka
persendian tidak mudah aus walau dipakai lama.

Jenis rematik yang paling banyak diderita penduduk dunia adalah arthritis reumatoid (AR)
yaitu rematik radang sendi, gout (asam urat) yang disebabkan oleh kadar asam urat yang
berlebihan dalam darah, dan osteoarthritis (OR), yaitu pengapuran sendi. enurut dr.Riardi
Pramudiyo, SpPD-KR dari RS.Hasan Sadikin, Bandung, OR adalah penyakit sendi yang
paling banyak dijumpai. Penyakit ini bersifat degenaratif, yang angka kejadiannya meningkat
seiring dengan bertambahnya usia. Gejala yang menyertainya antara lain, nyeri pada
persendian setelah penderita melakukan aktivitas, atau saat perubahan cuaca dari panas ke
dingin. Seperti diungkapkan Riadi, faktor pencetus OR biasanya karena ada penyakit lain
atau keadaan tertentu. “Belum diketahui apa penyebab primer, namun penyebab sekundernya
bisa karena orang kegemukan, sehingga beban yang harus disangga oleh lutut terlalu besar,
atau karena berlebihan memakai lutut, misalnya pemain bola profesional,” katanya.

Jenis penyakit rematik lain yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah arthritis
reumatoid (AR). Penyakit ini paling sering menyerang kelompok usia 20-50 tahun. Gejala
yang umum ditemukan adalah sendi kaku saat bangun tidur dan penderita sulit bergerak.

Rematik pada orang berusia produktif umumnya disebabkan peradangan. Peradangan ini bisa
karena asam urat atau sebab-sebab lain. Rematik karena asam urat ini banyak dijumpai pada
pria berusia 30-an dan 40-an tahun.
Jenis ini, menurut Dr Harry Isbagio, terjadi karena kelebihan hasil metabolisme purin yang
tertimbun di persendian. Timbunan ini yang menimbulkan rasa sakit di persendian.

Dokter Harry sering menemui kesalahpahaman masyarakat mengenai asam urat. Pasien
sering datang berkonsultasi sambil membawa hasil tes asam urat. “Mereka bertanya mengapa
asam uratnya normal tetapi dokter mendiagnosis terkena rematik. Mereka salah mengerti soal
rematik. Tidak semua rematik disebabkan asam urat,” jelasnya.

Gangguan autoimun seperti pada penyakit Lupus termasuk jenis rematik yang disebabkan
peradangan. Pada gangguan ini kekebalan tubuh tidak berfungsi sebagai pembasmi bakteri,
virus atau benda asing yang memasuki tubuh. Kekebalan tubuh justru merusak jaringan tubuh
yang sehat, termasuk jaringan yang ada di persendian.

Begitupun dengan RA (Rheumatoid Arthritis). Penyakit itu termasuk peradangan persendian


yang penyebabnya masih belum diketahui. Menurut Encyclopedia of Public Health, telah ada
indikasi bahwa pola-pola genetik bertanggungjawab terhadap timbulnya penyakit ini.
RA bisa menyerang orang pada umur berapa pun, termasuk balita. Peradangan penyakit ini
terjadi pada jaringan synovial yang terdapat dalam persendian. Jaringan ini berfungsi untuk
menghasilkan cairan pelumas sendi. Pada pasien RA, jaringan ini membengkak dan
menunjukkan banyak sel yang meradang.

Mencegah, Pantangan dan Pengobatan Rematik

Menurut Riadi, obat-obatan yang sekarang ada di pasaran belum ada yang bisa
menyembuhkan penyakit rematik. Obat-obat itu hanya untuk mengurangi rasa nyeri dan
mencegah kerusakan sendi lebih lanjut. “Pengobatan rematik biasanya jangka panjang,”
ujarnya. Jika rematik yang menyerang pasien sudah sampai tahap deformitas sendi
(perubahan bentuk sendi) maka biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan termasuk mahal,
bahkan ada obat yang harganya mencapai puluhan juta rupiah sekali suntik.
Obat yang biasa diberikan dokter pada pasien penyakit rematik antara lain golongan
analgesik (penghilang rasa nyeri), yang bisa menekan prostaglandin, penyebab timbulnya
peradangan. Obat ini memiliki efek samping gangguan lambung. Karena itu, hadirnya obat
rematik yang lebih spesifik seperti celecoxib, disambut gembira karena memiliki efek
samping yang kecil pada lambung dan ginjal. Golongan obat lain adalah kortikosteroid, untuk
mengatasi inflamasi (peradangan) dan menekan sistem kekebalan tubuh sehingga reaksi
radang pada rematik berkurang. Bentuk obat ini bisa berupa krim yang dioles pada kulit atau
suntikan. Sayangnya, obat ini memiliki efek samping seperti pembengkakan, nafsu makan
bertambah, berat badan naik, serta emosi yang labil.

Selain dengan obat-obatan, untuk mengurangi rasa nyeri juga bisa dilakukan tanpa obat,
misalnya dengan kompres es. “Kompres es bisa menurunkan ambang nyeri dan mengurangi
fungsi enzim,” ujar Riadi. Kemudian, banyak jenis sayuran yang bisa dikonsumsi penderita
rematik, misalnya jus seledri, kubis atau wortel yang bisa mengurangi gejala rematik.
Beberapa jenis herbal juga bisa membantu melawan nyeri rematik, misalnya jahe dan kunyit,
biji seledri, daun lidah buaya, rosemary, aroma terapi, atau minyak juniper yang bisa
menghilangkan bengkak pada sendi.

Menjaga berat badan ideal adalah salah satu langkah bijaksana untuk mengurangi nyeri di
sendi lutut. Setiap kelebihan berat badan membebani sendi lutut serta panggul, dan
menambah rasa nyeri karena rematik. Selain itu bobot tubuh berlebih memperbesar risiko
asam urat.
Olahraga ringan seperti jalan kaki bermanfaat untuk penderita rematik karena asam urat. Ini
karena jalan kaki membakar kalori, memperkuat otot dan membangun tulang yang kuat tanpa
mengganggu persendian yang sakit.

Untuk melakukan olahraga sebaiknya meminta pendapat dokter atau terapis, supaya
mengetahui gerakan-gerakan yang terbaik. Disarankan untuk menghindari olahraga yang
terlalu membebani lutut. “Bulutangkis, voli, tenis, joging, bela diri sebaiknya tidak dilakukan.
Apalagi ketika rematik jenis asam urat itu sedang kumat. Berdiri terlalu lama akan
menimbulkan sakit yang luar biasa,” katanya.

Selain mengobati, kita juga bisa mencegah datangnya penyakit ini, seperti tidak melakukan
olahraga secara berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, serta menjaga agar asupan
makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan
dari laut dalam. Jika Anda merasa tidak cukup mengkonsumsi ikan laut, mengkonsumsi
suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang mengandung omega 3. Dalam omega 3
terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara persendian agar tetap lentur.
Jangan anggap enteng gejala-gejala rematik yang timbul. Begitu rasa nyeri mulai muncul,
segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendeteksi mana yang sekedar pegal linu biasa
atau yang merupakan gejala rematik.

Senam Rematik, Meringankan Keluhan


Nyeri
Jumat, 5 November 2010 | 12:28 WIB

shutterstock

TERKAIT:

 Nyeri Rematik Belum Tentu Asam Urat


 Tubuh 'Melengkung' Akibat Penyakit Rematik Genetik
 Waspadai Nyeri Sendi Akibat Demam Rematik!

Kompas.com - Nyeri ketika melakukan aktivitas sehari-hari, pembengkakan pada sendi,


kaku, kelelahan, bahkan kelainan bentuk tubuh sering dialami orang yang menderita rematik.
Karena itu fokus penanganan penderita rematik adalah mengontrol rasa nyeri, mengurangi
kerusakan sendi, serta mempertahankan fungsi kualitas gerak. Untuk tujuan terakhir, latihan
fisik seperti senam rematik sangat dianjurkan.

"Rematik adalah penyakit yang sifatnya menahun dan menghambat aktivitas penderitanya.
Karena itu lingkup gerak sendi harus dipertahankan sehingga gerakan kita akan terpelihara.
Dengan senam rematik, hal itu bisa dicapai," kata dr.Siti Anisa Nuhonni, SpRM, yang
menciptakan senam rematik.

Ia menambahkan, pada orang yang normal, karena kita bergerak aktif, maka gerakan kita
akan terpelihara. "Pada penderita rematik, mereka sulit menggerakkan tubuhnya karena nyeri.
Bila tidak digerakkan, lama-lama sendi akan lengket dan benar-benar tidak bisa digerakkan.
Ini yang kita cegah dengan melakukan olah fisik," kata dokter dari Divisi Rehabilitis Medik
RSCM Jakarta.

Senam rematik ditujukan untuk orang yang sehat maupun pasien rematik yang dalam fase
remisi atau penyakitnya tidak kambuh. Senam rematik terdiri dari delapan komponen gerak,
yaitu menjaga postur tubuh, peregangan otot, latihan lingkup gerak sendi, latihan penguatan
otot, penguatan kerja jantung dan paru, latihan keseimbangan, koordinasi, serta ketahanan
otot.

"Inti dari senam rematik adalah mempertahankan lingkup gerak sendi secara maksimal.
Misalnya tangan mampu membuka, mengepal, kaki menekuk atau leher bisa menoleh. Pada
pasien rematik hal ini sulit dilakukan," katanya.

Bekerjasama dengan Pfizer, perusahaan farmasi, ia menggelar kampanye peduli rematik dan
menciptakan metode senam yang mampu mengurangi risiko timbulnya rematik sekaligus
terapi tambahan bagi pasien yang rematiknya dalam fase tenang (remisi).

Selama tahun 2010 ini, Pfizer sudah berkeliling ke tujuh kota besar di Indonesia, yakni
Jakarta, Bandung, Malang, Semarang, Denpasar, Medan, dan Menado. Kampanye senam
rematik itu ditutup di Balai Kartini, Jakarta tanggal 7 November 2010. Rencananya, 200
pasien rematik akan melakukan senam rematik bersama.

Bagi pasien yang ingin mengikuti senam rematik, secara rutin Divisi Rehabilitasi Medik
RSCM Jakarta juga melakukan kegiatan senam rematik secara rutin setiap hari Rabu.

http://health.kompas.com/index.php/read/2010/11/05/12282818/Senam.Rematik..Meringankan.Ke
luhan.Nyeri-5

KESEHATAN
Atasi Nyeri Sendi
dengan Senam Rematik
Sabtu, 7 Juni 2008
Apakah Anda sering merasa nyeri dan kaku pada sendi-sendi atau tulang belakang?
Sering sakit sendi saat berjalan, naik tangga, bangun dari tempat tidur atau saat
berpakaian? Bisa jadi apa yang Anda alami itu merupakan salah satu dari gejala
penyakit rematik.
Nyeri sendi akibat rematik hingga kini masih dianggap remeh bagi sebagian
besar masyarakat. Padahal rasa sakit yang timbul bisa sangat mengganggu
dan membatasi aktivitas Anda sehari-hari. Di Indonesia, prevalensi penyakit
rematik menurut hasil penelitian Zeng Q et all 2008 masih cukup tinggi,
bekisar antara 23,6 persen sampai 31,3 persen.
Untuk mengatasi nyeri akibat rematik, pasien memang sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat. Tetapi
kini, ada cara mudah untuk meringankan rasa nyeri serta mencegah terjadinya
penyakit rematik dengan sebuah metode gerak tubuh yang dikenal dengan
nama senam rematik.
Senam rematik diperkenalkan kepada masyarakat secara resmi di Jakarta,
belum lama ini bertepatan dengan perayaan 8 tahun eksitensi Celecoxib, obat
rematik produksi Pfizer Indonesia. Dalam acara tersebut, sebanyak 700
peserta berusia 30-70 tahun -- yang sebagian besar menderita rematik -- ikut
ambil bagian.
Senam rematik merupakan hasil ciptaan Pfizer bersama dua pakar
rehababilitasi medik dari RS Cipto Mangunkusumo/Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (RSCM/FKUI) yaitu dr Angela BM Tulaar SpRM dan dr
Siti Annisa Nuhonni SpRM. Dua spesialis itu mengumpulkan referensi dari
berbagai sumber dan kemudian menerjemahkannya ke dalam gerakan tubuh
dengan bantuan instruktur senam profesional.
"Gerakan-gerakan dalam senam ini juga tercipta berkat bantuan sekolah balet
Namarina. Masyarakat nantinya dapat mengikuti dan melakukannya dengan
panduan keping DVD yang akan dibagikan secara gratis. DVD ini tidak
diperjualbelikan secara komersial. Pasien akan mendapatkannya setelah
melalui konsultasi dan rekomendasi dari para dokter," kata Marketing Manager
PT Pfizer Indonesia, dr Deni Martin.
Sementara itu, Dr Siti Annisa mengingatkan, senam rematik hanyalah satu
upaya untuk mencegah dan meringankan gejala-gejala rematik. Selain juga
berfungsi sebagai terapi tambahan terhadap pasien rematik dalam fase
tenang. Senam ini adalah salah satu modal untuk memandu mencegah dan
memberikan terapi terhadap gejala rematik atau gejala osteoartritis.
"Jadi ini bukan sebagai pengganti obat atau tindakan terapi oleh dokter. Pada
penderita rematik, latihan senam harus di bawah pengawasan dokter, terapis,
instruktur atau pasien itu sendiri. Perhatikan tiap sendi dan waspadai bila ada
tanda-tanda radang. Waktu dan jenis latihan juga dibedakan tergantung
stadium penyakit dan ada tidaknya radang," terangnya.
Secara umum, lanjut dr Siti, gerakan-gerakan senam rematik dimaksudkan
untuk meningkatkan kemampuan gerak, fungsi, kekuatan dan daya tahan
otot, kapasitas aerobik, keseimbangan, biomekanik sendi dan rasa posisi
sendi. "Senam ini konsentrasinya pada gerakan sendi, sambil meregangkan
dan menguatkan ototnya, karena otot-otot itulah yang membantu sendi untuk
menopang tubuh," ujarnya.
Senam rematik berlangsung sekitar 20-30 menit dan terdiri dari empat
tahapan yakni pemanasan, latihan inti aerobik I, latihan inti aerobik II dan
pendinginan. Latihan inti aerobik I gerakannya bersifat low impact dan lebih
ditujukan untuk menguatkan kerja jantung dan paru-paru. Latihan aerobik II
adalah latihan dasar yang gerakannya lebih ditekankan guna mencegah dan
sebagai terapi gejala atau dampak rematik.
"Untuk mencapai hasil maksimal, senam aerobik bisa dilakukan 3 hingga 5 kali
dalam seminggu. Namun bila ada tanda radang seperti nyeri, bengkak, merah
atau gangguan gerak, hentikan latihan. Pasien juga harus bertanya pada
dokter kapan boleh dan harus latihan," ucapnya.
Tentang penyakit rematik, ahli penyakit dalam dan rheumatolog dari Divisi
Rheumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Bambang
Setyohadi menjelaskan, rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan
struktur jaringan penunjang di sekitar sendi sehingga dapat menimbulkan rasa
nyeri.
Kondisi itu disebabkan aktivitas berlebihan atau trauma berulang yang dialami
sendi sehingga terjadi aus pada tulang rawan sendi (kartilago) yang menjadi
bantal bagi tulang dan menyebabkan rasa nyeri jika sendi digerakkan. Rematik
dapat mengakibatkan kecacatan (morbiditas), ketidakmampuan (disabilitas),
penurunan kualitas hidup, serta meningkatkan beban ekonomi penderita
maupun keluarganya.
"Gejala-gejala yang umumnya terjadi pada penderita rematik adalah pegal-
pegal dan peradangan pada sendi (merah, bengkak, nyeri, terasa panas dan
umumnya sulit digerakkan). Gejala ini tidak terbatas pada malam hari. Bisa
menyerang setiap saat," ujarnya.
Di masyarakat, masih terus berkembang mitos dan anggapan yang salah
mengenai penyakit rematik. Padahal mitos-mitos itu menyesatkan bila dikaji
dari sisi medis dan bisa merugikan penderita.
Dr Bambang menjelaskan, mitos dan fakta seputar penyakit rematik.
Dikatakan, sering mandi malam di usia muda memicu rematik di usia tua.
Faktanya, sejauh ini belum ada bukti yang menguatkan bahwa mandi malam
akan menyebabkan penyakit reumatik. Pada prinsipnya mandi malam atau
mandi air dingin tidak menyebabkan rematik.
"Pada penderita rematik, mandi air dingin memang bisa membuat otot kaku
atau spasme. Kondisi tersebut biasanya membuat sendi tertekan sehingga
menimbulkan rasa sakit," ujarnya.
Ditambahkan, makan kangkung atau bayam sebabkan rematik. Tidak ada hasil
penelitian yang menghubungkan antara bayam atau kangkung dengan risiko
rematik. "Kalaupun yang harus dihindari, bila Anda ditakdirkan menderita
rematik adalah makanan yang dapat memicu purin atau bahan yang akan
diubah menjadi asam urat seperti jeroan, seafood atau minuman beralkohol,"
ucap Bambang.
Ia menegaskan, tidak semua penyakit rematik disebabkan asam urat.
"Faktanya, hanya sekitar 10 persen saja pengidap rematik yang asam uratnya
tinggi. Banyak pasien yang asam urat tinggi justru tidak mengalami rematik,"
kata Bambang.
Menurutnya, asam urat dalam darah yang tinggi belum tentu akan
menyebabkan rematik. "Penyakit rematik akan terjadi bila asam urat
terkumpul dalam sendi dan membentuk endapan kristal monosodium urat,"
katanya menegaskan.
Soal pernyataan yang menyebutkan penyakit rematik adalah penyakit tulang,
dr Bambang mengatakan, hal itu hanya mitos belaka. Faktanya rematik adalah
penyakit yang menyerang persendian tulang. Penyakit tersebut terdiri dari
berbagai jenis, diantaranya, osteoartritis dan reumatoid artritis.
"Osteoartritis paling sering menyerang sendi-sendi besar yang mendukung
berat badan seperti sendi lulut, panggul, tulang belakang, punggung dan leher
meski tidak tertutup kemungkinan menyerang daerah lain. Sedangkan
reumatoid artiritis dikarenakan sistem imun yang menyerang lapisan atau
membran sinovial sendi clan yang melibatkan seluruh organ-organ tubuh.
Penyakit itu dapat menyebabkan kecacatan," tuturnya.
Bahwa penyakit rematik hanya mengincar lansia, dr Bambang menegaskan,
hal itu tidak benar. Faktanya, rematik menyerang semua orang, tua maupun
muda baik pria maupun wanita tergantung pada jenis penyakit rematiknya.
Pada rematik jenis osteoartritis, umumnya menyerang orang-orang berusia
diatas 45 tahun. Sementara jenis "Lupus Eritematosus" menyerang wanita
muda usia produktif tetapi juga dapat mengenai setiap orang. Para pria lebih
mudah terserang Gout.
Rematik tidak selalu diturunkan secara langsung dari orang tua ke anak.
"Namun begitu, ada kecenderungan faktor keluarga menjadi faktor resiko
terjadinya rematik seperti pada Reumatoid Artritis, Lupus Eritematosus
Sistemik dan Gout," ujar dr Bambang menandaskan. (Tri Wahyuni)

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=201596
Daun Singkong Untuk Mengobati Rematik

Daun singkong yang masih muda dapat bermanfaat untuk mengatasi penyakit rematik atau linu.

Caranya sebagai berikut :

Ambilah lima lembar daun singkong, lalu campur dengan sedikit kapur sirih, remas-remas hingga
daun singkongnya hancur.

Cara pemakaiannya :

Campuran daun singkong dan kapur sirih tersebut dioleskan pada bagian yang terasa linu atau
rematik. lakukanlah sehari tiga kali (pagi, siang dan malam). Insya Allah nyeri linu dan rematik yang
mengganggu akan hilang

Diterbitkan di: Nopember 11, 2010   Updated: Nopember 11, 2010

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/2073016-daun-singkong-untuk-
mengobati-rematik/

You might also like