You are on page 1of 16

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
(AKKC 412)
DOSEN PEMBIMBING:
Drs. H. Bambang Soeharto, M.Si
Drs. H. Muhammad Kusasi M.Pd
ASISTEN:
Fatimah Azzahra
Satriah
DIUSUN OLEH:
NAMA NIM
AHMAD JUAN ANIDOM A1C410007
ERWINA A1C410031
NOOR ISTIQOMAH A1C410022
RAFIKA HASANAH A1C410037
SURIANSYAH A1C410023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJRAMASIN
2010
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga laporan tentang Reaksi-reaksi Kimia bisa diselesaikan
dengan baik. Tak lupa salawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita nabi
besar Muhammad saw beserta para sahabat dan pengikut beliau hingga akhir
zaman.

Laporan yang kami buat bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir dari
mata kuliah Praktikum Kimia Dasar.

Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan


asisten dosen yang turut berperan penting dalam pembuatan laporan. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, 11 Desember 2010

Tim Penyusun
PERCOBAAN II

Judul : Reksi-reaksi Kimia

Tujuan : Mengetahui perubahan-perubahan yang menujukkan terjadinya

reaki-reaksi kimia dan mempelajari jenis-jenis reaksi kimia

Tempat : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin

I. DASAR TEORI

Reaksi-reaksi kimia merupakan perubahan suatu zat atau disebut zat


pereaksi manjadi zat baru atau disebut hasil reaksi. Reaksi kimia adalah suatu
reaksi antara senyawa kimia atau unsur kimia yang melibatkan perubahan struktur
dari molekul yang umumnya berkaitan dengan pembentukan dan pemutusan
ikatan kimia. Dalam suatu reaksi terjadi proses ikatan kimia, dimana atom zat
mula-mula bereaksi menghasilkan produk. Berlangsungnya proses ini
memerlukan energi ( reaksi endotermal) atau melepaskan energi ( reaksi
eksotermal). Suatu reaksi kimia berlangsung sampai terjadi perubahan massa
sesuai dengan hukum kekekalan massa. Reaksi dapat berlangsung jika terjadi
interaksi antara dua zat atau lebih disebabkan oleh pengaruh energi pada suatu zat.
Suatu reaksi biasanya dinyatakan dalam persamaan reaksi. Persamaan reaksi
menjelaskan secara kualitatif peristiwa yang terjadi jika dua pereaksi atau lebih
bergabung dan secara kuantitatif menyatakan jumlah zat yang bereaksi serta
jumlah produk-reaksi. Dalam menuliskan persamaan reaksi, harus diketahui
dengan benar rumus pereaksi dan rumus produk-reaksi, sebelum persamaan reaksi
itu disetarakan.
Terjadinya reaksidipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Konsentrasi pada temperatut tetap. Reaksi berlangsung pada konsentrasi
zat pereaksi.
2. Berat partikel.
3. Temperatur terjadinya reaksi yang tidak kecil jika temperaturnya dinaikan
dan untuk reaksi sederhana.
Reaksi-reksi kimia di dalam terus berlangsung dan zat-zat hasil reaksi
dapat diketahui dengan mengamati perubahan-perubahan berikut ini:
a. Terjadinya perubahan warna.
b. Terjadinya perubahan suhu.
c. Terbentuknya gas.
d. Terbentuknya endapan.
Sedangkan reaksi kimia dapat digolongkan menjadi beberapa jenis reaksi,
yaitu:
a. Reaksi sintesis
Reaksi sintesis yaitu pembantkan senyawa dari unsur-unsurnya. Sintesis
kimia adalah kegiatan melakukan reaksi kimia untuk memperoleh suatu produk.
Hal ini terjadi berdasarkan perisiwa fisik dan kimia yang melibatkan satu reaksi
atau lebih. Sintesis kimia merupakan proses yang dapat diproduksi selama kondisi
yang diperlukan terpenuhi. Reaksi sintesis juga dinamakan reaksi penggabungan.
A + Z → AZ.
Contoh:
Fe + Cl2 → FeCl2
2Na + Cl2 → 2NaCl
Sintesis kimia dimulai dengan pemilihan senyawa kimia yang biasa dikenal
dengan sebutan reaktan. Proses ini membutuhkan pengadukan dan dilakukan
disuatu wadah reksi seperti reaktor kimia atau sebuah labu reaksi sederhana.
Beberapa reaksi membutuhkan prosedur yang dihasilkan dalam suatu sintesis
kimia yang dikenal dengan istilah perolehan reaksi. Umumnya, perolehan reaksi
dinyatakan sebagai berat dalam satuan gram atau sebagai presentase dari jumlah
produk yang secara teoritis.
Dalam suatu sintesa kimia, terdapat kemungkinan adanya reaksi samping
yang menyebabkan turunnya perolehan produk yang diinginkan. Bila
menginginkan produk dengan kemurnian tinggi, tahap pemurnian perlu dilakukan
dengan melakukan proses pemisahan.
b. Reaksi penetralan

Reaksi penetralan yaitu reaksi antara asam dan basa yang membentuk garam
dan air. Reaksi penetralan (netralisasi) sesungguhnya adalah jenis khusus dari
reaksi penggantian rangkap dengan satu kation hidrogen dan satu anion
hidroksida. Hidrogen dalam asam menetralkan hidroksida dalam basa untuk
membentuk air. Jika rumus air ditulis sebagai HOH, Persamaan reksi lebih mudah
diimbangkan.

HX + BOH → BX + HOH

Dengan kata lain reksi penetralan adalah reaksi antara sebuah ion H + dengan
sebuah ion OH- membentuk sebuah molekul H2O. Reaksi penetralan terbagi dalam
beberapa jenis, yaitu:

1. Asam + Basa → Garam + Air


Contoh:
H2SO4(aq)+Ba(OH)2(aq)→BaSO4(s)+H2O(l)
2. Oksida asam + Basa → Garam + Air
Contoh:
CO2(aq)+Na2O(aq)→Na2CO(aq) + H2O(l)
3. Asam + Oksida Basa → Garam+ Air

Contoh:

2HCl(aq)+2Na2O(aq)→2NaCl(aq)+H2O

4. Oksida asam + oksida basa → garam


Contoh:
CO2(aq)+Na2O(aq)→NaCO3(aq)
5. Amonia + asam menjadi → garam amonium
Contoh:
NH3(g)+HCl(aq)→NH4Cl(aq)
6. Reaksi yang menghasilkan gas CO2
Garam karbonat + asam → Garam lain + air + CO2(g)
Na2CO3(aq)+2HCl(aq)→2NaCl(aq)+H2O(l)+CO2(g)

c. Reaksi reduksi dan oksidasi (redoks)


Reaksi redoks adalah reaksi pelepasan dan penangkapan oksigen oleh
suatu zat. Reduksi adalah penangkapan elektron dari suatu zat, sedangkan oksidasi
adalah pelepasan elektron dari suatu zat. Dalam reaksi reduksi terjadi penurunan
biloks(bilangan oksidasi), sedangkan dalam reaksi oksidasi terjadi kenaikan
bilanan oksidasi.
Berdasarkan konsep redoks untuk pelepasan dan penangkapan oksigen,
reduksi adalah peristiwa pelepasan oksigen dan oksidasi adalah peristiwa
pengikatan oksigen.
Banyak logam bereaksi dengan asam membentuk garam dari logam
tersebut dan gas hidrogen. Beberapa logam tidak aktif dapat bereaksi dengan asam
nitrat HNO3, yang terjadi bukan gas hidrogen, melainkan oksidasi dari itrogen.
Contoh reaksi reduksi:
1. Pengolahan bijih besi pada tanur tinggi
Fe2O3(s)+3CO2(g)→2Fe(s)+3CO2(g)
2. Pengurangan kadar oksigen
KNO3(s)→2KNO2(S)+O2(g)

Contoh reaksi oksidasi:

1. Peristiwa perkaratan besi


4Fe(s)+3O2(g)→2Fe2O3(s)
2. Pembakaran lembaran magnesium pada kembang api tetes
Mg(s)+1/2 O2(g)→MgO
Contoh reaksi redoks
2K(s)+Cl2(g)→2KCl(s)
Reaksi kalium(K) dengan gas klorin (Cl2) membentuk kalium klorida(KCl).
Pada reaksi terjadi dua reaksi, yaitu, oksidasi dan reduksi.
Oksidasi ( pelepasan elektron ) : K→ K+ + e-
Reduksi ( penerimaan elektron) : Cl + e- → Cl-
Kedua reaksi itu disebut sebagai reaksi setengah sel. Berdasarkan kedua
reaksi setengah sel tersebut, tampak bahwa kalium mengalami oksidaasi dengan
cara melepaskan elektron. Di lain pihak, klorin mengalami reduksi dengan cara
menangkap elektron.
Reaksi redoks sebagaimana reaksi kimia secara umum, harus memiliki
jumlah atom dan muatan yang sama antara ruas kiri dan ruas kanan.

d. Reaksi Pembentukan kompleks

Reaksi pembentukan kompleks adalah reaksi senyawa yang terbentuk


karena penggabungan dua atau lebih senyawa sederhana, yang mana masing-
masing dapat berdiri sendiri, misalnya dalam proses penggabungan ion perak
dengan ion sianida ke bentuk kompleks perak sianida yang amat stabil.

Ag+ + 2CN- → Ag(CN)2-

Beberapa kompleks menjalani reaksi penggantian secara cepat sekali, dan


kompleksnya disebut labil.

Cu(H2O)42+ + 4NH3 → Cu(NH3)42+ + 4H2O

Beberapa kompleks hanya mengalami reaksi substitusi dengan begitu


lambat disebut nonstabil. Hampir semua kompleks yang terbentuk oleh Co dan Cr
pada tingkat oksidasi +3 adalah inert, sedangkan kebanyakan dari kompeks ion
pada seri pertama logam transisi lainnya adalah labil.

Salah satu fenomena yang paling umum yang muncul bila ion kompleks
tersebut terbentuk adalah perubahan warna dalam larutan. Logam transisi
mempunyai kekhasan yaitu mempunyai warna yang berbeada setiap satu
unsurnya. Mn2+ berwarna merah, Fe3+ berwarna kuning, Co2+ berwarna ungu, Ni2+
berwarna hijau, Cu2+berwarna biru dan Zn2+ tidak berwarna.

Laju suatu reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:


1. Konsentrasi (jumlah mol zat terlarut). Semakin besar konsentrasi semakin
cepat laju reaksi, karena konsentrasi yang besar menyebabkan jumlah partikel
yang besar sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif antar partikel
semakin sering terjadi.
2. Luas permukaan, semakin besar luas permukaan semakin cepat laju reaksi
karena bidang sentuh yang lebih besar memungkinkan reaksi tumbukan semakin
sering terjadi. Selain itu semakin besar luas permukaan menyebabkan semakin
kecil ukuran partikel.
3. Suhu, pertambahan suhu menyebaban pertambahan energi sehingga
mempercepat gerak partikel dalam reaksi.
4. Katalis, mempercepat reaksi dengan menurunkan energi aktifasi tetapi
katalis tidak ikut bereaksi.
5. Cahaya, hanya berfungsi pada reaksi-reksi tertentu, misalnya reaksi
fotosintesis.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat –alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

1. Tabung reaksi : 4 buah


2. Rak tabung reaksi : 1 buah
3. Gelas ukur : 10 buah (digunakan bersama)
4. Pipet tetes : 10 buah (digunakan bersama)
5. Gelas kimia : 10 buah (digunakan bersama)
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Larutan HCl 0,1 N dan 1,0 N : 1 ml
2. Larutan Al2(SO4)3 0,1 M : 2 ml
3. Larutan H2SO4 0,1 M : 0,5 ml
4. Larutan CH3COOH 0,1 M : i ml
5. Larutan K2CrO 0,1 M : 2 ml
6. Larutan NH4OH : 5 tetes
7. Larutan KMnO4 : 5 tetes
8. Larutan NaOH 0,1 N dan 1,0 N : 2 ml, 5 tetes
9. Larutan K2CrO7 0,1 M : 1 ml
10. Larutan H2C2O4 0,1 M : 1 ml
11. Indikator pp : 8 tetes

III. PROSEDUR KERJA


1. Memasukkan masing-masing 1 mi HCl 0,1 N dan CH 3COOH 0,1 M ke
dalam tabung reaksi 1 dan tabung reaksi 2.
2. Menambahkan masing-masing 2 tetes indikator pp pada tabung reaksi 1 dan
tabung reaksi 2.
3. Memasukkan 1 ml NaOH 0,1 N ke dalam tabung reaksi 3 dan tabung reaksi
4.
4. Menambahkan 2 tetes indikator pp pada tabung reaksi 3 dan 4.
5. Mencampurkan larutan pada tabung reaksi 1 dan 3, dan mencampurkan
larutan pada tabung reaksi 2 dan 4.
6. Memasukkan masing-masing 1 ml larutan K2Cr2O7 0,1 M ke dalam tabung
reaksi 1 dan tabung reaksi 2.
7. Menambahkan HCl 1 M pada tabung 1 dan menambahkan NaOh 1 M pada
tabung 2.
8. Memasukkan 1 ml larutan K2CrO4 0,1 M ke dalam dua tabung reaksi yang
lain.
9. Menambahkan HCl 1 M pada tabung 1 dan menambahkan NaOH 1 M pada
tabung 2.
10. Memeasukkan 1 ml Al2(SO4)3 0,1 M ke dalam 2 tabung reaksi.
11. Menambhakan 5 tetes NaOH pada tabung hingga terbentuk endapan pada
salah satu tabung.
12. Membagi larutan yang terbentuk endapan ke dalam 2 tabung reaksi.
13. Menambahkan 5 tetes NH4OH pada salah satu tabung reaksi.
14. Memasukkan 1 ml H2C2O4 0,1 M ke dalam tabung reaksi, kemudian
menambahkan 0,5 ml H2SO4 0,1 M. Meneteskan KMnO4 sambil di kocok.
15. Mengamati, mencatat dan menyimpulkan hasil percobaan.
IV. HASIL PENGAMATAN

N Percobaan Pengamatan
O
1 Tabung reaksi 1
HCl + 2 tetes indikator pp Terjadi perubahan warna, pada awalnya
warna larutan bening setelah ditetesi
indikator pp warna berubah menjadi putih
keruh.
Tabung reaksi 2
CH3COOH + 2 tetes indikator
Terjadi perubahan warna, pada awalnya
pp
warna larutan bening setelah ditetesi
indikator pp warna berubah menjadi putih
keruh.
2 Tabung reaksi 1
NaOH+2 tetes indikator pp Terjadi perubahan warna, pada awalnya
warna larutan bening setelah ditetesi,
indikator pp warna berubah menjadi ungu
kemerahan+4
Tabung reaksi 2
NaOH+2 tetes Terjadi perubahan warna dari bening
menjadi ungu kemerahan+4

3 Tabung reaksi 1
HCl+NaOH+ indikator pp Warna berubah menjadi ungu kemerahan+3

Tabung reaksi 2 Warna berubah menjadi ungu kemerahan+3


CH3COOH+ NaOH+
Indikator pp
4 Tabung reaksi 1
1 ml K2Cr2O7 0,1 M+ Terjadi perubahan warna larutan dari jingga
HCl 1 M tua menjadi jingga muda.

Tabung reaksi 2 Terjadi perubahan warna larutan dari jingga


1 ml K2Cr2O7 0,1 M+ tua menjadi jingga muda.
HCl 1 M

5 Tabung reaksi 1
1 ml K2CrO4 0,1 M+ K2CrO4 berwarna kuning, HCl berwarna
HCl 1 M bening. Setelah dicampur warna berubah
menjadi kuning tua.
Tabung reaksi 2
1 ml K2CrO4 0,1 M + NaOH K2CrO4 dan HCl berwarna kuning. Setelah
1M dicampur larutan tetap berwarna kuning.

6 Tabung reaksi 1
1 ml Al2(SO4)3 0,1 M + Terbentuk endapan.
5 tetes NaOH

Tabung reaksi 2
Al2(SO4)3 + NaOH + NH4OH Terbentuk endapan yang lebih banyak.
7 1 ml H2C2O4 0,1 M + 0,5 ml Ketika H2C2O4 1 M ditambah 0,5 ml H2S04
H2SO4 0,1 M + KMnO4 3 0,1 M warna larutan bening. Saat diteteskan
tetes KMnO4 larutan berubah warna menjadi
ungu dan warna semakin tua pada setiap
tetesnya, pada akhirnya berubah warna
menjadi coklat, semakin lama semakin
muda, kemudian menjadi bening.

V. ANALISA DATA

Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diketahui pada tabung 1


terjadi perubahan warna larutan. HCl yang berwarna bening, ketika ditetesi
indikator pp sebanyak 2 tetes warna larutan HCl berubah menjadi putih keruh.
Begitu pula pada tabung 2 juga terjadi perubahan warna larutan. CH 3COOH
sebelum ditetesi indikator pp larutan berwarna bening. Setelah ditetesi indikator
pp warna juga berubah menjadi putih keruh.
Pada tabung reaksi 3 dan tabung reaksi 4 NaOH yang semula
berwarna bening, setelah ditambah 2 tetes indikato pp warna berubah menjadi
ungu kemerahan.
Perubahan warna larutan pada tabung reaksi 1,2,3 dan 4 disebabkan
larutan ditetesi indikator pp. Indikator merupakan suatu zat kimia yang
mempunyai warna berbada pada larutan asam dan basa. Sifat inilah yang
menyebabkan indikator asam basa dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat
asam dan basa suatu larutan. Pada pH<8 , fenolftalein tidak berwarna, sedangkan
pada Ph 8-10 fenolftalein menghasilkan warna merah jambu. Jika ke dalam
larutan fenolftalein ditambahkan suatu larutan, warna larutan fenolftalein
berubah warna dari bening menjadi merah. Kemudian jika pH>10, warna larutan
berubah menjadi bening kembali. Indikator asam basa tidak memastikan secara
tepat nilai pH, namun hanya memperkirakan rentang nilai pH.
Seperti yang kita ketahui HCl dan CH3COOH bersifat asam,
sedangkan NaOH bersifat basa. Hal ini terbukti dari percobaan yang dilakukan
dengan menggunakan indikator pp larutan HCl dan larutan CH3COOH
menghasilkan warna keruh (tidak berwarna) setelah ditetesi idikator. Berarti,
HCl dan CH3COOH bersifat asam dan mempunyai pH<8. NaOH ditetesi
indikator warna berubah menjadi kemerahan berarti NaOH bersipfat asam dan
mempunyai pH>8.
Larutan HCl adalah larutan asam kuat, larutan CH 3COOH adalah
larutan asam lemah dan larutan NaOH merupakan larutan basa kuat. Terbukti
dari perbedaan warna larutan yang dihasilkan setelah ditetesi indikator pp jika
diamati dengan seksama.
Pada reaksi pencampuran HCl dan NaOH yang merupakan reaksi
antara asam kuat dan basa kuat disebut reaksi penetralan, karena baik asam
maupun basa terionisasi secara sempurna dan reaksi tersebut menghasilkan
garam dan air. Persamaan reaksinya dapat ditulis:
HCl(aq) + NaOH(aq)→NaCl(aq) + H2O(aq)
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, campuran antara HCl dan
NaOH menghasilkan warna ungu kemerahan+3 pada reaksi di atas 1 ion dari
asam klorida dinetralkan oleh 1 ion OH- dari natrium hidroksida.
Pada reaksi pencampuran CH3COOH dengan NaOH yang merupakan
reaksi antara asam lemah dan basa kuat menghasilkan perubahan warna larutan
menjadi ungu kemerahan+3. Persamaan reaksinya dapat ditulis:
CH3COOH(aq)+NaOH(aq)→CH3COONa(aq)+H2O(l)
Reaksi tersebut menghasilkan garam yang bersifat basa karena asam
lemah hanya dapat menangkap sejumah kecil proton dari air.
Campuran K2Cr2O7 dengan HCl menghasilkan perubahan warna
larutan. Larutan K2Cr2O7 berwarna jingga tua. Setelah ditambah HCl yang
berwarna bening, larutan berubah warna menjadi jingga muda. Reaksi yang
terjadi adalah reaksi redoks. Persamaan reaksinya dapat ditulis:
K2Cr2O7(aq) + 2HCl(aq) → 2KCl(aq) + H2Cr2O7(aq)

Begitu juga campuran K2Cr2O7 dengan NaOH menghasilkan

perubahan warna larutan yang semula berwarna jingga tua menjadi jingga muda.

Reaksi yang terjadi juga merupakan reaksi redoks. Persamaan reaksi dapat

ditulis:

K2Cr2O7(aq) + 2NaOH(aq) →Na2O+2KOH+2CrO3

Pada reaksi pencampuran K2CrO4 dan NaOH tidak terjadi perubahan

warna larutan. Larutan K2CrO4 berwarna kuning dan larutan HCl berwarna

bening. Setelah dicampur warna berubah menjadi kuning tua atau jingga. Reaksi

yang terjadi disebut reaksi redoks. Persamaan reaksi dapat K 2CrO4(aq)

+2HCl→2KCl(aq)+H2CrO4(aq)

Pada reaksi pencampuran K2CrO4 dan NaOH terjadi perubahan warna

larutan. Larutan K2CrO4(aq) yang berwarna kuning ketika ditambah NaOH warna

larutan tidak berubah. Persamaan reaksinya:

K2CrO4(aq)+2NaOH(aq)→2KOH(aq)+Na2CrO4(aq)

Hasil pengamatan dengan memasukkan Al2(SO4)3 kemudian

menambahkan beberapa tetes NaOH terbentuk endapan dalam tabung reaksi.

Larutan Al2(SO4)3 dengan NaOH larutan berwarna putih dan akhirnta terbentuk

endapan. Persamaan reaksinya:


Al2(SO4)3(aq)+6NaOH(aq)→2Al(OH)3(S)+3Na2SO4

Dengen memindahkan separuh larutan dari tabung 1, lalu meneteskan

NH4OH terbentuk endapan yang lebih banyak.

Pada percobaan yang terakhir, ketika H2C2O4+H2SO4 warna larutan

bening. Saaat diteteskan KMnO4 larutan berubah menjadi ungu tua dan semakin

tua pada setiap tetesnya dan pada akhirnya berubah menjadi coklat, semakin

coklat, semakin lama semakin muda kemudian setelah didiamkan larutan

menjadi bening. Persamaan reaksi dapat ditulis:

H2C2O4+H2SO4+KMnO4→MnO2+K2SO4+CO2+H2O
KESIMPULAN

1. Perubahan-perubahan yang menunjukkan terjadinya reaksi kimia adalah

terjadinya perubahan warna,perubahan suhu, terbentuknya gas dan

terbentuknya endapan.

2. Jenis-jenis reaksi kimia antara lain reaksi sintesis, reaksi penetralan, reaksi

reduksi-oksidasi (redoks) dan reaksi pembentukan kompleks.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad,Hiskia.1991.Stoikiometri Energetika Kimia.Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti.

Achmad,Hiskia.1993.Penentun Dasar-Dasar Praktikum Kimia.Bandung: ITB.

Tim Dosen Kimia.1994.Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Bandung:ITB.

You might also like