You are on page 1of 10

Materi Ujian Akhir Semester Bahasa Indinesia 1

STAI Ma’had Aly AL HIKAM

Pengaruh Tasawuf
Dalam
Perkembangan Ekonomi Umat
Oleh: Imam Syafi’i1

Kajian Tasawuf (mistik, sufi, olah spiritual) berperan besar dalam menentukan

arah dan dinamika kehidupan masyarakat. Kehadirannya meski sering menimbulkan

kontroversi, namun kenyataan menunjukkan bahwa tasawuf memiliki pengaruh

tersendiri dan layak diperhitungkan dalam upaya menuntaskan problem-problem

kehidupan sosial dan ekonomi yang senantiasa berkembang mengikuti gerak

dinamikanya, karena tasawuf adalah jantung dari ajaran Islam, tampa tasawuf Islam

akan kehilangan ruh ajaran aslinya. Tasawuf akan membimbing seseorang dalam

mengarungi kehidupan ini yang memang tidak bisa terlepas dari realitas yang tampak

maupun yang tidak tampak, Untuk menjadi seseorang yang bijak dan professional di

dalam menjalankan setiap peran dalam mengarungi kehidupan ini, karena selain bisa

memahami realitas lahir ia juga mampu memahami realitas batin, sehinga ia mampu

untuk berinteraksi dangan alam secara harmonis dan serasi, dan itulah yang diajarkan di

dalam agama Islam, keharmonisan dan keserasian dengan alam semesta.

Bicara tentang tasawwuf atau sufisme bisa mengundang berbagai penafsiran di

kalangan masyarakat Muslim. Tasawwuf disebut-sebut sudah dikenal sejak zaman

Rasulullah SAW hingga saat ini dalam berbagai bentuk. Dalam salah satu hadis

disebutkan bahwa "Iman yang paling sempurna adalah hendaklah anda mengetahui

bahwa Allah menyaksikan anda dimana saja berada. " Pemahaman ini yang kemudian

dikenal sebagai konsep Ihsan, dipercaya sebagai salah satu bentuk pemikiran sufi atau

tasawwuf yang berkembang saat ini,

1 Adalah mahasiswa STAI Ma'had ‘Aly AL-HIKAM Malang.

Malang 21 Juni 2006


Materi Ujian Akhir Semester Bahasa Indinesia 2
STAI Ma’had Aly AL HIKAM

Tasawuf berasal dari tiga huruf sha, wawu dan fa yang secara etimologi berarti

bersih atau suci, sedangkan menurut istilah terjadi beberapa pendapat, Imam Junaid al

Bahgdaty mendefinisikan Tasawuf sebagai berikut: “mengambil setiap sifat baik dan

meningalkan setiap sifat yang rendah”. al Sadzily sufi besar dari Afrika Utara

mendefisikanya tasawuf sebagai berikut: “praktik dan latihan diri melalui cinta yang

dalam serta ibadah untuk mengembalikan diri pada jalan tuhan”. Dan banyak lagi

istilah-istilah yang saya kira tidak perlu saya paparkan, karena inti dari pada definisi

tasawuf adalah “penyucian batin atau hati dan menjaganya dari hal-hal yang buruk,

yang akan melahirkan perilaku hubungan yang harmonis dengan Sang Pencipta dan

segenap Mahkluk2.

Tasawuf adalah bagian dari Syari’at Islam, yakni perwujudan dari ihsan, salah satu

dari tiga kerangka ajaran Islam yang lain, yakni iman dan Islam. Oleh karena itu

bagaimanapun, perilaku tasawuf harus tetap berada dalam kerangka Syari’at. Maka al-

Junaid mengatakan sebagaimana dinukilkan oleh al-Qusyairi , “Kita tidak boleh tergiur

terhadap orang yang diberi kekeramatan, sehingga tahu betul konsistensinya terhadap

Syari’at”. Tasawuf sebagai manifestasi dari ihsan tadi, merupakan penghayatan

seseorang terhadap agamanya, dan berpotensi besar untuk menawarkan pembebasan

spiritual, sehingga ia mengajak manusia mengenal dirinya sendiri, dan akhirnya,

mengenal Tuhannya.

Kebanyakan orang Islam berpendapat bahwa Sufisme atau Tasawwuf merupakan

bagian daripada Islam, ada juga yang menganggap Tasawwuf sebagai penyelewengan,

tujuan kita adalah untuk memahamkan orang bahwa Tasawwuf itu merupakan asas

Islam, dalam arti bahwa sikap Islam adalah sikap yang ada keseimbangan antara dunia

2 . Fadlullah haeri.1998. The elements of Sufism. Terjamah oleh: M. Hasyim Assegaf. Judul
belajar mudah tasawuf. Lentera.jakarta. Hlm 2

Malang 21 Juni 2006


Materi Ujian Akhir Semester Bahasa Indinesia 3
STAI Ma’had Aly AL HIKAM

dan akhirat, selain dari itu ada keseimbangan antara yang zahir dan yang batin, sifat

kerohanian dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan Syari’at. Tanpa

keseimbangan seperti itu orang Islam akan menjadi bahan olokan dari pihak lain atau

tuduhan-tuduhan yang miring, jadi kita menganggap bahwa Tasawwuf dapat

mengangkat derajat umat Islam untuk dapat menempuh kebahagiaan di dunia dan

akhirat.

Lahirnya tasawuf sebagai fenomena ajaran Islam, diawali dari ketidakpuasan

terhadap praktik ajaran Islam yang cenderung formalisme dan legalisme serta

banyaknya penyimpangan-penyimpangan atas nama hukum agama. Selain itu, tasawuf

juga sebagai gerakan moral (kritik) terhadap ketimpangan sosial, moral, dan ekonomi

yang ada di dalam umat Islam, khususnya yang dilakukan kalangan penguasa pada

waktu itu. Pada saat demikian tampillah beberapa orang tokoh untuk memberikan solusi

dengan ajaran tasawufnya. Solusi tasawuf terhadap formalisme dengan spiritualisasi

ritual, merupakan pembenahan dan elaborasi tindakan fisik ke dalam tindakan batin.

Faktor internal lainnya ialah terjadinya pertikaian politik intern umat Islam yang

menyebabkan perang saudara yang dimulai antara Ali bin Abi Thalib dengan

Mu’awiyah bermula dari al-fitnah al-kubra yang menimpa khalifah ketiga, Usman bin

Affan maka sebagian tokoh agama mengambil jarak dengan kehidupan politik dan

sosial.

Kehidupan Dunia Dalam Pandangan Tasawuf

Sebenarnya al-Qur’an maupun hadis Rasulullah saw. memang banyak yang

bernada “mendiskreditkan” dunia, namun banyak pula yang menganggapnya positif.

Turunnya ayat-ayat yang bernada mendiskreditkan dunia, seperti dalam firman Allah:

“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, Yang

Malang 21 Juni 2006


Materi Ujian Akhir Semester Bahasa Indinesia 4
STAI Ma’had Aly AL HIKAM

mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, Dia mengira bahwa

hartanya itu dapat mengkekalkannya, Sekali-kali tidak!

Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam

Huthamah”.3

Ayat di atas tak lain karena berkaitan dengan sikap dan watak kafir Arab waktu

itu, yang mengharapkan kekekalan dunia ini.

Sedangkan ajaran-ajaran yang memandang positif terhadap dunia, seperti dalam

firman Allah:

“Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah

kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu

melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan

berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah

berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat

kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.4

Dari pemahaman terhadap ajaran-ajaran tadi, lahirlah pemaknaan yang

menumbuhkan konsep zuhud dalam tasawuf. Dalam rentangan sejarahnya,

pengaplikasian dari konsep ini dapat diklasifikasikan menjadi dua macam: yakni zuhud

sebagai maqam dan zuhud sebagai akhlak Islam.

Dalam konsep zuhud sebagai maqam, dunia dan Tuhan dipandang sebagai dua hal

harus dipisahkan. Contoh yang jelas adalah ketika Hasan al-Bashri mengingatkan

kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz: “Waspadalah terhadap dunia ini. Ia bagaikan

ular yang lembut sentuhannya namun mematikan bisanya. Berpalinglah dari pesonanya

3 Q.S al humazah :1-3


4 Q.S al Qoshos: 77

Malang 21 Juni 2006


Materi Ujian Akhir Semester Bahasa Indinesia 5
STAI Ma’had Aly AL HIKAM

karena sedikit terpesona, Anda akan terjerat olehnya…”.5 Sedangkan Abdul Qadir al-

Jailani dengan tegas menyatakan bahwa dunia adalah hijab akhirat, dan akhirat adalah

hijab Tuhan. Bila berdiri bersama, maka jangan memperhatikan kepadanya, sehingga

hati (sirr) bisa sampai di depan pintu-Nya. Pandangan seperti itu adalah hasil dari

pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan hadis Nabi secara tekstual, bukan

pemahaman secara kontekstual dan sosiologis. Jika memahaminya secara kontekstual

dan sosiologis, maka perlu memperhatikan pada masa awalnya al-Qur’an diturunkan,

kondisi masyarakat Arab mempunyai anggapan bahwa dunia adalah satu-satunya yang

kekal dalam kehidupan ini. Mereka beranggapan bahwa dunia ini adalah tempat yang

abadi. Di sini al-Qur’an memberikan jawaban terhadap sikap seperti itu6.

Sedangkan zuhud sebagai akhlak Islam, bisa diberi makna sesuai dengan situasi

dan kondisi setempat. Sikap para ulama sebagaimana telah disebutkan tadi, merupakan

reaksi terhadap ketimpangan sosial, politik, dan ekonomi yang mengitarinya, yang pada

suatu saat dipergunakan untuk memotovasi masyarakat dari keterpurukan ekonomi dan

memobilisasi gerakan massa untuk menumpas berbagai macam bentuk ketidakadilan di

muka bumi ini. Dengan demikian formulasinya bisa berbeda-beda sesuai dengan

tuntunan zamannya. Oleh karena itu, sebagai akhlak Islam, zuhud bisa berbentuk ajaran

Futuwwah dan 7al-Itsar.

Penyesuaian Sikap Dalam Tasawuf

Secara substansial, tasawuf memiliki beberapa ajaran yang berdimensi sosial,

antara lain Futuwwah dan al-Itsar. Futuwwah (kesatria) adalah asal dari kata fata

(pemuda), maka untuk masa sekarang maknanya bisa dikembangkan menjadi seorang

5 Abu Nu’aim, , tt. Sirri tasawwuf. Dar fikr. Bairut hlm: 394.
6 Toshihiko Izutsu, 1993. etika beragama dalam al Quran, firdaus, Jakarta, hlm 66
7 al itsar adalah perbuatan yang lebih mendahulukan orang lain daripada diri sendiri selain pada
hal-hal yang memang diwajibkan.

Malang 21 Juni 2006


Materi Ujian Akhir Semester Bahasa Indinesia 6
STAI Ma’had Aly AL HIKAM

yang ideal, mulia dan sempurna, atau bisa juga diartikan sebagai orang yang ramah dan

dermawan, sabar dan tabah terhadap cobaan, berani menjalani hidup, meringankan

kesulitan orang lain, pantang menyerah terhadap kedhaliman, profesional dalam

menjalankan semua pekerjaan, ikhlas karena Allah dan berusaha tampil ke permukaan

dengan sikap antisipatif terhadap masa depan dengan penuh tanggung jawab.

Keteladanan tentang dua hal tersebut dapat dilihat pada perilaku sahabat Abu

Bakar yang rela memberikan seluruh hartanya demi kepentingan perjuangan Islam.

Contoh lain adalah Abu Dzar, ketika diancam oleh Mu’awiyah dengan kemelaratan dan

pembunuhan, dia justru menantangnya bahwa kefakiran lebih disenangi daripada kaya. 8

Latar belakang kehidupan social Abu Dzar sangat menarik jika dikaji. Ketika jabatan

khalifah dipegang oleh Abu Bakar al-Shiddiq dan Umar bin Khattab, dia tetap berjuang

sebagaimana yang dilakukannya semasa Rasulullah saw. Namun ketika jabatan itu

dipegang oleh Utsman bin Affan, situasi sosial ekonomi berubah, orang-orang kaya

hidup berfoya-foya, sementara banyak orang miskin yang membutuhkan uluran tangan

mereka tak tertolong. Keadaan demikian terjadi di Madinah maupun Syam. Abu Dzar

prihatin, lalu mengadakan gerakan infak dengan mengutip ayat al-Qur’an:

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-

orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan

jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-

orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah,

Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang

pedih”9. Karena ucapan tersebut sehingga banyak orang kaya yang tersinggung.

Mu’awiyah menjadi cemas dengan kegiatan ini, maka dia lapor kepada khalifah Utsman

8 Abu al-Faidl al-Mutawaqqi, 1967. al zuhdu fi al Islam. Dar al Fikr. Bairut. hlm: 162).
9.Q.S al-Taubah: 34

Malang 21 Juni 2006


Materi Ujian Akhir Semester Bahasa Indinesia 7
STAI Ma’had Aly AL HIKAM

bin Affan. Abu Dzar dipanggil ke istana, dan terjadilah dialog panjang di sana. Ketika

Utsman tersinggung dan terpojok, maka marahlah dia dan menyuruhnya pergi.

Akhirnya dia diusir ke Rabadzah dan hidup di pengasingan ini sampai wafatnya.

Kisah menarik lainnya adalah Hasan al-Bashri. Salah satu pendapatnya: “Jika

Allah menghendaki seseorang itu baik, maka dia mematikan keluarganya sehingga dia

dapat leluasa dalam beribadah.” Ucapannya yang lain: “Seseorang tidak akan sampai ke

tingkatan shiddiqin, kecuali dia meninggalkan istrinya bagaikan janda, dan anak-

anaknya bagaikan yatim.” Dalam kajian ini jelas bahwa kezuhudan dan kesufian pada

diri Abu Dzar dan Hasan al-Bashri menampilkan sikap peka terhadap masalah-masalah

sosial. Dalam arti aktivitasnya itu bisa diberi makna sebagai protes dan tanggung jawab

sosial mereka pada waktu itu sebagai perlawanan terhadap bentuk-bentuk

penyelewengan. Menurut hemat penulis, sifat dan sikap tanggung jawab sosial ini hanya

ada pada diri seseorang (sufi) yang telah benar-benar menghayati ajaran Islam, yang

tertanam dalam jiwanya “la yamliku syai’an wa la yamlikuhu syai’un” (tidak memiliki

dan tidak dimiliki sesuatu), tawakkal, qana’ah, sabar, ridla, menjalankan semua perintah

dengan bersunguh-sunguh dan rela mengorbankan harta dan nyawa demi Allah semata.

Sikap tasawuf di masa sekarang

Menjelang abad XXI ini, tasawuf dituntut untuk lebih humanistik, empirik, dan

fungsional. Penghayatan terhadap ajaran Islam, bukan hanya pada Tuhan, bukan hanya

reaktif, tetapi aktif serta memberikan arah kepada sikap hidup manusia di dunia ini, baik

berupa moral, spiritual, sosial, ekonomi, teknologi, dan sebagainya. Dan ketika tasawuf

menjadi “pelarian” dari dunia yang “kasat mata” menuju dunia spiritual, bisa dikatakan

sebagai reaksi dan tanggung jawab sosial, yakni kewajiban dalam melakukan tugas dan

merespon terhadap masalah-masalah sosial.

Malang 21 Juni 2006


Materi Ujian Akhir Semester Bahasa Indinesia 8
STAI Ma’had Aly AL HIKAM

Saat ini kita berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat modern, atau sering

pula disebut sebagai masyarakat yang sekuler. Pada umumnya, hubungan antara

anggota masyarakatnya atas dasar prinsip-prinsip materialistik. Mereka merasa bebas

dan lepas dari kontrol agama dan pandangan dunia metafisis. Dalam masyarakat modern

yang cenderung rasionalis, sekuler dan materialis, ternyata tidak menambah

kebahagiaan dan ketentraman hidupnya. Berkaitan dengan itu, Sayyid Hosein Nasr

menilai bahwa akibat masyarakat modern yang mendewakan ilmu pengetahuan dan

teknologi, berada dalam wilayah pinggiran eksistensinya sendiri. Masyarakat yang

demikian adalah masyarakat Barat yang telah kehilangan visi keilahian. Hal ini

menimbulkan kehampaan spiritual, yang berakibat banyak dijumpai oang yang stress

dan gelisah, akibat tidak mempunyai pegangan hidup.

Untuk mengantisipasi hal-hal semacam di atas, maka diperlukan Keterlibatan

langsung tasawuf dalam kancah politik dan ekonomi, hal ini dapat kita lihat dalam

sejarah Tarekat Sanusiyah di berbagai daerah di Afrika Utara, Dalam kiprahnya, tarekat

ini tidak henti-hentinya bekerja dengan pendidikan keruhanian, disiplin tinggi, dan

memajukan perniagaan yang menarik orang-orang ke dalam pahamnya. Maka Fazlur

Rahman menceritakan bahwa tarekat ini menanamkan disiplin tinggi dan aktif dalam

medan pejuangan hidup, baik sosial, politik, dan ekonomi. Pengikutnya dilatih

menggunakan senjata dan berekonomi (berdagang dan bertani). Gerakannya pada

perjuangan dan pembaharuan, dan programnya lebih berada dalam batasan positivisme

moral dan kesejahteraan sosial daripada “terkungkung” dalam batasan-batasan spiritual

keakhiratan. Coraknya lebih purifikasionis dan lebih aktif, memberantas penyelewengan

moral, sosial dan keagamaan, maka Fazlur Rahman menamakannya sebagai Neo-

Sufisme10.
10 Fazlu rahman,1984, tarihk al Sufi. Dar fikr. Bairut , hlm:285

Malang 21 Juni 2006


Materi Ujian Akhir Semester Bahasa Indinesia 9
STAI Ma’had Aly AL HIKAM

Kebutuhan akan kekuatan ekonomi dan teknologi saat ini sangat diperlukan bagi

penunjang keberhasilan umat Islam demi menjaga dan mengangkat martabat umat itu

sendiri, kerena sudah banyak terbukti bahwa umat Islam sering dijadikan bulan-bulanan

oleh orang-orang kafir karena kelemahan mereka dibidang ekonomi yang akhirnya

menjadikan mereka lemah dalam bidang teknologi dan politik, hal ini adalah suatu

bahaya yang wajib dihilangkan dan dijauhi oleh orang-orang yang percaya terhadap

Allah dan rasulnya, seperti dalam sabda rasul: ”tidak boleh membahayakan diri sendiri

atau orang lain” (H.R. Ibnu Majah dari sahabat ‘Ubadah ibnu Samit)11, kalau kita

perhatikan saat ini bahaya dari terbengkalainya perekonomian sangat membahayakan

umat, oleh karena itu pembenahan dalam bidang ekonomi sangat diperlukan sebagai

perantara bagi umat untuk memperoleh kedamaian di Dunia dan Akhirat, dalam sebuah

kaidah, ulama’ membuat sebuah kaidah di dalam menangapi berbagai perintah Allah

demi memperoleh kesempurnaan dalam menjalankanya yang berbunyi: “segala bentuk

perantara yang bisa menunjang kesempurnaan suatu kewajiban maka hukumnya

menjadi wajib”.

Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan sangat dianjurkan didalam Islam, serta

pengamalan dari pengetahuan juga harus disesuaikan dengan kehendak Ilahi sebagai

wujud yang kita yakini sebagai wujud tunggal yang menguasai segala hal di alam

semesta ini. dalam mendorong umat untuk giat mencari ilmu, para ulama’ menetapkan

bahwa setiap ilmu hasil ciptaan atau hasil buatan yang memang diperlukan oleh umat

Islam maka hukumnya adalah fardu kifayah, seperti yang pernah dikatakan oleh al

Ghozaly:

” apabila ilmu dan karya yang dimiliki oleh Nonmuslim lebih baik dan lebih maju

dari pada yang dimiliki oleh kaum Muslim, maka kaum muslim berdosa dan kelak
11 lihat Ibnu Majah.t.t “al Sunan Ibnu majah”, hadis no: 2340

Malang 21 Juni 2006


Materi Ujian Akhir Semester Bahasa Indinesia 10
STAI Ma’had Aly AL HIKAM

mereka akan dituntut atas kelalaianya itu”.12

Dari serangkaian paparan di atas kiranya kita bisa mengetahui bahwa

perkembangan tasawuf mulai dari awal munculnya sampai pada saat ini memang

dituntut untuk mengalami berbagai bentuk perubahan yang di sesuaikan dengan keadaan

dan pola kebiasaan dari suatu Masyarakat, karana tasawuf ibarat makanan yang

disuguhkan oleh para mursyid13 kepada suatu masa atau masyarakat yang berbeda-beda

di setiap tempat dan waktu dan membutuhkan keahlian dan racikan yang berbeda pula,

tetapi perubahan bentuk itu hanya sebatas pada bentuk luarnya saja, secara garis besar

konsep dasar yang ada dalam tasawuf hanyalah satu, yaitu keyakinan, ketundukan,

kepatuhan, pendekatan terhadap serta menjahui hal-hal yang bisa menganggu ibadah

kepada Allah yang satu.

‫والله أعلم بالصواب‬

12 Thoriq Abdu al Mun’im Muhammad. 1983. majalah manaru al Islam, terbitan ke1 dalam
pandangan tentang peradapan Islam dan Eropa. Hlm32
13 mursyid adalah seorang alim yang dipercaya untuk membimbing para pengikut dalam tarekat
sufi.dan pengangkatanya dilakukan oleh Mursyid sebelumnya.

Malang 21 Juni 2006

You might also like