You are on page 1of 8

TUGAS : CHASIS 2

OLEH : SYAHRUL MUBAROK

KELAS : 2A / D4 OTOTRONIK

NIM : 0941220035

BANTALAN ATAU BEARING

Pengertian Bearing/Bantalan
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan
cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros
dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan, sehingga putaran atau gerakan
bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur. Bantalan harus
cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Pada umumya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu.
Klasifikasi pada Bearing
a. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros
• Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan
poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.

• Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam
melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.

b. Berdasarkan arah beban terhadap poros


• Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.

• Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

• Bantalan gelinding khusus


Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
Meskipun bantalan gelinding menguntungkan, Banyak konsumen memilih bantalan luncur
dalam hal tertentu, contohnya bila kebisingan bantalan menggangu, pada kejutan yang kuat
dalam putaran bebas.

Pembacaan nomor nominal pada bantalan gelinding.


Dalam praktek, bantalan gelinding standart dipilih dari katalog bantalan. Ukuran utama
bantalan adalah
- Diameter lubang
- Diameter luar
- lebar
- Lengkungan sudut
Nomor nominal bantalan gelinding terdiri dari nomor dasar dan nomor pelengkap. Nomor
dasar yang ada merupakan lambang jenis, lambang ukuran(lambang lebar, diameter luar).
Nomor diameter lubang dan lambang sudut kontak penulisannya bervariasi tergantung
produsen bearing yang ada.
Bagian Nomor nominal
ABCD
A menyatakan jenis dari bantalan yang ada.
Jika A berharga
0 maka hal tersebut menunjukkan jenis Angular contact ball bearings, double row.
1 maka hal tersebut menunjukkan jenis Self-aligning ball bearing.
2 maka hal tersebut menunjukkan jenis spherical roller bearings and spherical roller thrust
bearings.
3 maka hal tersebut menunjukkan jenis taper roller bearings.
4 maka hal tersebut menunjukkan jenis Deep groove ball bearings, double row.
5 maka hal tersebut menunjukkan jenis thrust ball bearings.
6 maka hal tersebut menunjukkan jenis Deep groove ball bearings, single row.
7 maka hal tersebut menunjukkan jenis Angular contact ball bearings, single row.
8 maka hal tersebut menunjukkan jenis cylindrical roller thrust bearings.
B menyatakan lambang diameter luar.
Jika B berharga 0 dan 1 menyatakan penggunaan untuk beban yang sangat ringan.
Jika B berharga 2 menyatakan penggunaan untuk beban yang ringan.
Jika B berharga 3 menyatakan penggunaan untuk beban yang sedang.
Jika B berharga 4 menyatakan penggunaan untuk beban yang berat.
C dan D menyatakan lambang diameter dalam
Untuk bearing yang berdiameter 20 - 500 mm, kalikanlah 2 angka lambang tersebut untuk
mendapatkan diameter lubang sesungguhnya dalam mm. Nomor tersebut biasanya
bertingkat dengan kenaikan 5 mm tiap tingkatnya.

Penyebab-penyebab kerusakan pada bearing:


1. Kesalahan bahan
o faktor produsen: yaitu retaknya bantalan setelah produksi baik retak halus maupun berat,
kesalahan toleransi, kesalahan celah bantalan.
o faktor konsumen: yaitu kurangnya pengetahuan tentang karakteristik pada bearing.

2. Penggunaan bearing melewati batas waktu penggunaannya (tidak sesuai dengan


petunjuk buku fabrikasi pembuatan bearing).

3. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai dengan buku petunjuk
dan keadaan lapangan (real).

4. Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak sesuai standart yang
ditentukan.
Kesalahan pada saat pemasangan, diantaranya:
o Pemasangan yang terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau cincin luar yang berputar
yang menimbulkan gesekan dengan housing/poros.
o Pemasangan yang terlalu erat, akibatnya ventilasi atau celah yang kurang sehingga pada
saat berputar suhu bantalan akan cepat meningkat dan terjadi konsentrasi tegangan yang
lebih.
o Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan saat berputar akan
tersendat-sendat.

5. Terjadi misalignment, dimana kedudukan poros pompa dan penggeraknya tidak lurus,
bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar tersebut akan
menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat merusak bearing. Kemiringan
dalam pemasangan bearing juga menjadi faktor kerusakan bearing, karena bearing tidak
menumpu poros dengan tidak baik, sehingga timbul getaran yang dapat merusak komponen
tersebut.

6. Karena terjadi unbalance (tidak imbang), seperti pada impeller, dimana bagian-bagian
pada impeller tersebut tidak balance (salah satu titik bagian impeller memiliki berat yang
tidak seimbang). Sehingga ketika berputar, mengakibatkan putaran mengalami perubahan
gaya disalah satu titik putaran (lebih terasa ketika putaran tinggi), sehingga berpengaruh
pula pada putaran bearing pada poros. Unbalance bisa terjadi pula pada poros, dan
pengaruhnya pun sama, yaitu bisa membuat vibrasi yang tinggi dan merusak komponen.

7. Bearing kurang minyak pelumasan, karena bocor atau minyak pelumas terkontaminasi
benda asing dari bocoran seal gland yang mempengaruhi daya pelumasan pada minyak
tersebut.

Proses pemasangan bearing.


- Proses balancing. Pemasangan bearing pada komponen mesin, komponen tersebut
pertama-tama harus benar-benar balance agar bearing dapat bertahan dengan baik.
- Alignment (pengaturan sumbu poros pada mesin harus benar-benar sejajar).
- Proses pemberian beban. Pemberian beban ini harus sesuai dengan jenis bearing yang
digunakan apakah itu beban radial atau beban aksial.
- Pengaturan posisi bearing pada poros.
- Clearance bearing. Metode pemasangan dan peralatan yang digunakan.
- Toleransi dan ketepatan yang diperlukan. Pada saat pemasangan bearing pada poros,
maka toleransi poros pada proses pembubutan harus diperhatikan karena hal tersebut
mempengaruhi keadaan bearing.

Gambar 1 : Pemasangan dan pelepasan bearing


Sumber: www.vista-bearing.com

Cara mengatasi kerusakan pada bearing:


1. Melakukan penggantian bearing sesuai umur waktu kerja yang telah ditentukan.
2. Mengganti bearing yang sesuai dengan klasifikasi kerja pompa tersebut.
3. Melakukan pemasangan bearing dengan hati-hati sesuai standar yang telah ditentukan.
4. Melakukan alignment pada poros pompa dan penggeraknya.
5. Melakukan tes balancing pada poros dan impeller.
6. Memasang deflektor pada poros dan pemasangan rubber seal pada rumah bantalan dan
perbaikan pada seal gland, untuk mengantisipasi kebocoran
Bantalan Bola
Pada bantalan ideal, besarnya gaya kontak akan sama pada setiap bola dan pada
setiap posisi bola. Bila pada bantalan bola terdapat kerusakan maka besarnya gaya kontak
tidak lagi seragam. Hal inilah yang menim-bulkan getaran yang tidak beraturan. Gambar 1 di
bawah ini menunjukkan komponen yang terdapat pada bantalan.

 Jenis Kerusakan Bantalan Bola


Cacat pada bantalan bola dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu:
1) Cacat Lokal
Jenis cacat yang termasuk dalam cacat lokal adalah adanya goresan ataupun lubang pada
lintasan dalam, lintasan luar dan bola. Sinyal yang dibangkitkan akibat cacat lokal ini berupa
impuls, yaitu pada saat elemen rotasi bersentuhan dengan cacat lokal tersebut.
2) Cacat Terdistribusi
Bila pada bantalan bola terdapat cacat terdistribusi, maka gaya kontaknya akan berubah
secara periodik. Jenis cacat yang termasuk dalam kate-gori cacat terdistribusi ini adalah
ketidakbulatan lintasan luar dan lintasan dalam, ketidaksamaan sumbu (misalignment)
antara sumbu lintasan luar dan lintasan dalam, serta ketidaksamaan dimensi bola. Karena
pada bantalan ini getaran yang dibangkitkan berhubungan erat dengan kecepatan putar
bola dan cage (pemisah), maka terlebih dahulu perlu ditentukan kecepatan putar bola dan
pemisah tadi. Jika ωOR adalah kecepatan putar lintasan luar (outer race) dan ωIR kecepatan
putar lintasan dalam (inner race), serta diasumsikan bahwa ωOR = 0 dan α = 0 (sudut

kontak), maka:
dimana,
VC : Kecepatan linier cage (pemisah),
VIR : Kecepatan linier lintasan dalam
ωC : Kecepatan putar cage (pemisah),
α : Sudut kontak bantalan
ωIR : Kecepatan sumbu putar bola terhadap sumbu poros
Getaran Akibat Cacat Lokal pada Bantalan Bola Mekanisme terjadinya getaran akibat adanya
cacat pada bantalan adalah adanya impuls pada saat elemen rotasi mengalami tumbukan
dengan cacat lokal. Untuk putaran poros yang tetap maka tumbukan akan terjadi secara
periodik
 Tingkat Kerusakan
Tingkat kerusakan dapat dideteksi dengan adanya kenaikan amplitude getaran, dimana fre-
kuensi getaran tetap konstan sesuai dengan jenis kerusakan pada komponen yang mana.
Berdasarkan “Machine Condition Monitoring” gambar 6 terlihat bahwa untuk mesin normal
(kondisi baik) menunjukkan amplitudo getaran yang relatif konstan selama kondisi normal,
tetapi saat mulai terjadi kerusakan pada saat itu juga mulai me-nunjukkan kenaikan
amplitude getaran (vibration level) yang cukup besar. Jika amplitudo getaran sampai pada
batas repair level, maka mesin harus direparasi (breakdown) atau komponen harus diganti.

1)Kerusakan Lintasan Luar


Cacat pada lintasan luar diperlihatkan pada
Foto Cacat pada Lintasan Luar
2)Kerusakan (Cacat) pada Bola

3)Kerusakan pada Pemisah (Cage)


Kerusakan pada pemisah dapat dilihat pada

Foto Kerusakan pada Pemisah


4)Bantalan Bekas
Bantalan bekas hampir mempunyai segala jenis kerusakan baik lintasan dalam dan luar,
pada bola maupun pada pemisah. Selain itu terjadi keausan sehingga kelonggaran antara
lintasan dalam, bola dan lintasan luar cukup besar. Hal ini diperlihatkan oleh amplitudo
getaran yang lima kali lebih besar dibandingkan bantalan baru yang diberi cacat lokal atau
20 kali lebih besar dari bantalan normal (baik) seperti hasil percobaan sebelumnya. Foto
bantalan bekas diperlihatkan

Foto Bantalan Bola Bekas

Hasil pengukuran getaran ditunjukkan pada gambar 25. Frekuensi yang muncul sesuai tipe
kerusakan bantalan adalah FTF 18 Hz, BSF 114 Hz, BPFO 159 Hz dan BPFI 238 Hz. Pada
frekuensi tinggi memperlihatkan amplitudo yang cukup besar, hal ini disebabkan benturan
antara metal dan metal lainnya yang cukup besar akibat kelonggaran, perhatikan skala
ordinat 5 kali lebih besar.

You might also like