Professional Documents
Culture Documents
KELAS : 2A / D4 OTOTRONIK
NIM : 0941220035
Pengertian Bearing/Bantalan
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan
cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros
dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan, sehingga putaran atau gerakan
bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur. Bantalan harus
cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Pada umumya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu.
Klasifikasi pada Bearing
a. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros
• Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan
poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.
• Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam
melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.
• Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
3. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai dengan buku petunjuk
dan keadaan lapangan (real).
4. Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak sesuai standart yang
ditentukan.
Kesalahan pada saat pemasangan, diantaranya:
o Pemasangan yang terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau cincin luar yang berputar
yang menimbulkan gesekan dengan housing/poros.
o Pemasangan yang terlalu erat, akibatnya ventilasi atau celah yang kurang sehingga pada
saat berputar suhu bantalan akan cepat meningkat dan terjadi konsentrasi tegangan yang
lebih.
o Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan saat berputar akan
tersendat-sendat.
5. Terjadi misalignment, dimana kedudukan poros pompa dan penggeraknya tidak lurus,
bearing akan mengalami vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar tersebut akan
menimbulkan guncangan pada saat berputar yang dapat merusak bearing. Kemiringan
dalam pemasangan bearing juga menjadi faktor kerusakan bearing, karena bearing tidak
menumpu poros dengan tidak baik, sehingga timbul getaran yang dapat merusak komponen
tersebut.
6. Karena terjadi unbalance (tidak imbang), seperti pada impeller, dimana bagian-bagian
pada impeller tersebut tidak balance (salah satu titik bagian impeller memiliki berat yang
tidak seimbang). Sehingga ketika berputar, mengakibatkan putaran mengalami perubahan
gaya disalah satu titik putaran (lebih terasa ketika putaran tinggi), sehingga berpengaruh
pula pada putaran bearing pada poros. Unbalance bisa terjadi pula pada poros, dan
pengaruhnya pun sama, yaitu bisa membuat vibrasi yang tinggi dan merusak komponen.
7. Bearing kurang minyak pelumasan, karena bocor atau minyak pelumas terkontaminasi
benda asing dari bocoran seal gland yang mempengaruhi daya pelumasan pada minyak
tersebut.
kontak), maka:
dimana,
VC : Kecepatan linier cage (pemisah),
VIR : Kecepatan linier lintasan dalam
ωC : Kecepatan putar cage (pemisah),
α : Sudut kontak bantalan
ωIR : Kecepatan sumbu putar bola terhadap sumbu poros
Getaran Akibat Cacat Lokal pada Bantalan Bola Mekanisme terjadinya getaran akibat adanya
cacat pada bantalan adalah adanya impuls pada saat elemen rotasi mengalami tumbukan
dengan cacat lokal. Untuk putaran poros yang tetap maka tumbukan akan terjadi secara
periodik
Tingkat Kerusakan
Tingkat kerusakan dapat dideteksi dengan adanya kenaikan amplitude getaran, dimana fre-
kuensi getaran tetap konstan sesuai dengan jenis kerusakan pada komponen yang mana.
Berdasarkan “Machine Condition Monitoring” gambar 6 terlihat bahwa untuk mesin normal
(kondisi baik) menunjukkan amplitudo getaran yang relatif konstan selama kondisi normal,
tetapi saat mulai terjadi kerusakan pada saat itu juga mulai me-nunjukkan kenaikan
amplitude getaran (vibration level) yang cukup besar. Jika amplitudo getaran sampai pada
batas repair level, maka mesin harus direparasi (breakdown) atau komponen harus diganti.
Hasil pengukuran getaran ditunjukkan pada gambar 25. Frekuensi yang muncul sesuai tipe
kerusakan bantalan adalah FTF 18 Hz, BSF 114 Hz, BPFO 159 Hz dan BPFI 238 Hz. Pada
frekuensi tinggi memperlihatkan amplitudo yang cukup besar, hal ini disebabkan benturan
antara metal dan metal lainnya yang cukup besar akibat kelonggaran, perhatikan skala
ordinat 5 kali lebih besar.