Professional Documents
Culture Documents
(Kasus Keluarga Miskin Pada Keluarga Pak UI di Desa Meteseh Kecamatan Boja -Kendal)
SKRIPSI
Oleh,
Nama : Haniatul Masruroh
NIM : 1214000012
Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah
1
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Orang bijak adalah dia yang hari ini mengerjakan apa yang orang bodoh
Jangan pernah menganggap diri besar karena sejatinya kita kecil, dan
Semangat !!!!!
PERSEMBAHAN
Diriku sendiri.
Pak Aji dan Bu Ella.
Ayahanda Supriyadi dan Almh. Mamaku Siti
Zumaroh serta Ibunda Rohmah Fatimah.
Kakak-kakakku: Mbak Ufat, Mbak Anik dan Mas
Umar.
Adik-adikku: Johan, Arip, Bagus, Ari dan Taufik.
Orang yang kucintai dan terkasih.
Rinda, Desti, Rima, Uswah, Indri, Nova dan seluruh
teman-teman yang ada di Wisma Putri Sederhana I.
Uda, Kamal dan seluruh kawan-kawan PLS
Angkatan 2000.
Tanpa mereka , Aku dan karya ini takkan pernah ada
2
PRAKATA
hanyalah untuk Allah S.W.T yang telah memberikan segala nikmat dan kasih
sayang-Nya sehingga akhirnya skripsi yang penulis buat ini dapat terselesaikan.
Tiada kemudahan yang datang selain karena izin-Nya. Sholawat serta salam
beserta para keluarga dan sahabatnya serta para pengikutnya yang setia pada
Skripsi yang berjudul “Pola Pendidikan Anak dari Keluarga Miskin” ini
berisi tentang penelitian mengenai pola dari orang tua yang berlatar belakang
sekali pihak-pihak yang telah membantu penulis. Oleh karena itu, tidak lupa
dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan terima kasih untuk
Semarang.
4. Drs. Fakhrudin Mpd, selaku dosen pembimbing I yang telah begitu sabar dan
3
5. Dra. Emmy Budiartati, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah begitu
6. HM. Siswoyo ,SH ,M.KN selaku Kepala Desa Meteseh yang telah
realita hidup.
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah
Semoga apa yang telah kalian berikan digantikan oleh Allah dengan ganti
yang lebih baik dan lebih berlipat ganda. Yang pada gilirannya nanti penulis yakin
akan dapat bermanfaat bagi siapapun yang membaca dan mengkaji skripsi ini.
Semarang,
…..2005
Penulis
4
SARI
5
Saran yang disampaikan yaitu kepada Pak UI dan Ibu S untuk
meningkatkan perhatian kepada anak-anaknya terutama dalam akhlaq dan budi
pekerti.; memberikan saran kepada anaknya yang sudah selesai dari jenjang SLTP
agar mengukuti Kejar Paket C untuk menambah pengetahuan atau disarankan
untuk bekerja untuk kesejahteraan hidupnya sehingga tidak tergantung dengan
orang tuanya; tidak memberikan kebebasan tanpa aturan terhadap anaknya yang
drop out tetapi lebih meningkatkan dalam hal perhatian dan arahan demi masa
depannya; memperhatikan waktu belajar dan memotivasi untuk menjadi anak
yang berprestasi terhadap anaknya yang masih duduk di bangku sekolah. Kepada
peneliti lain dengan penelitian yang sejenis, diharapkan hasil dari penelitian ini
sebagai dasar untuk penelitian lanjutan.
6
DAFTAR ISI
7
2. Pendidikan yang Diterapkan Oleh Keluarga Informan............... 71
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................ 88
B. Saran........................................................................................................ 90
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 92
LAMPIRAN........................................................................................................ 93
BAB I
8
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
segala bidang. Sebagai salah satu negara yang baru-baru ini mengalami
guncangan hebat akibat krisis ekonomi yang berakhir pada krisis multi
bersungguh-sungguh.
kesejahteraan yang lebih baik dari dari suatu masyarakat dengan memenuhi
spiritual yang kemudian akan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
nasional tidak hanya tergantung pada sumber-sumber dan kekayaan alam yang
Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Schumacher, bahwa
9
pendidikannya, organisasinya serta disiplinnya ( E. F. Schumacher, Kecil Itu
langkah ekonomi dan sosialnya, bukan modal dan bukan pula sumber-sumber
jika pembangunan sumber daya manusia kemudian menjadi hal yang sangat
manusia. Adapun maksud dari pembangunan sumber daya manusia itu ada 2
Pendidikan yang dimengerti secara luas dan umum sebagai usaha sadar
informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan Formal adalah
jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
10
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan Nonformal
peran menentukan bagi pencapaian mutu sumber daya manusia. Hal ini
anak tersebut berjalan secar kontinu (terus menerus), unik (komplek dan sifat
Hambatan yang dihadapi anak serta agar anak mencapai pembangunan yang
11
pendidikan utama karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual
sendiri. Proses dan hasil pendidikan keluarga akan sangat bermakna bagi
pencapaian mutu pendidikan pada jenjang sekolah yang lebih tinggi. Dalam
pengelola yang bertanggung jawab dalam meletakkan landasan dan arah serta
memiliki wawasan, sikap dan kemampuan analisis pasif yang memadai dalam
tujuan pendidikan keluarga yaitu orang tua harus dapat menciptakan suasana
keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan ketrampilan agar dapat
bahagia.
12
ditakuti dan bersifat magis. Ini mungkin menimbulkan sifat tunduk pada
dijadikan sebagai acuan atau rujukan oleh individu untuk berfikir dan
menjalani atau menempuh pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, proses dan
Tingkat kesejahteraan hidup yang rendah ini dapat secara langsung tampak
rumah yang dihuni dan kondisi pemukiman tempat tinggal; (2) tingkat atau
13
sesama orang miskin utnuk meningkatkan kesejahteraan mereka, dan ; (3)
secara tidak langsung tampak dalam kehidupan moral, etika, dan estetika,
yang digunakan oleh mereka yang hidup dalam kondisi miskin sebagai
pedoman hidup, harapan dan harga diri yang mereka mempunyai sebagaimana
Rohidi 2000: 25 )
bahwa pada umumnya orang miskin tidak atau kurang mempunyai konsep-
bagian integral dari pranata-pranata sosial yang lebih luas. Pada tingkat
keluarga tampak bahwa keluarga orang miskin terwujud sebagai suatu struktur
pribadi. Dan pada tingkat individu tampak adanya perasaan tidak berdaya, rasa
rendah diri, orientasi pada kekinian, serta ketergantungan sesuatu dari luar
keras, kenyataan mereka tetap berada dalam kondisi masih serba kekurangan
tersebut memaksa anak-anak mereka pada umur yang sangat muda harus
berfikir bahwa yang penting ialah untuk segera dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya, yakni pangan, sandang dan papan. Anak-anak dalam umur yang
sangat muda sudah harus bekerja mencari nafkah, suatu hal yang semestinya
14
dilakukan oleh orang dewasa. Seiring dengan kondisi tersebut, perlu dilakukan
agama, nilai budaya, nilai moral dan ketrampilan agar dapat mengembangkan
perhatian pendidikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : (a)
(b) faktor pendidikan warga masyarakat yang rendah, (c) faktor lingkungan
15
B. Rumusan Masalah
jawab orang tua. Sikap dari orang tua yang cenderung mendukung, orang tua
Bagi orang tua yang bersikap cenderung kurang mendukung, orang tua
satunya yaitu dalam hal pendidikan keluarga oleh orang tua dalam mendidik
16
C. Penegasan Istilah
Pola pendidikan anak yaitu suatu wujud, tipe, sifat yang dikenakan
2. Keluarga Miskin
penghasilan diukur dengan ukuran senilai (ekuivalen jual- beli) beras buka
harga pangan di beragam daerah. Hal ini terlihat dari hasil laporan kasus desa
D.Tujuan Penelitian
17
2. Mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi pola pendidikan anak
Kendal.
E. Manfaat Penelitian
miskin.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan
generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda, melalui interaksi
sosoial.
dari orang dewasa kepada generasi yang belum siap untuk kehidupan sosial
anak sejumlah keadaan fisik, intelektual dan moral yang diperlukan baik oleh
masing-masing anak yang dilahirkan dengan potensi belajar yang lebih besar
dari makhluk menyusui lainnya, dibentuk menjadi anggota penuh dari suatu
19
masyarakat, menghayati dan mengamalkan bersama-sama anggota lainnya
352).
yang bertolak dari suatu pandangan bahwa pendidikan adalah unsur esensial
kehidupan masa kini dan sekaligus adalah proses untuk persiapan bagi
dan utama. Dikatakan pertama karena sejak anak masih ada dalam
20
lingkungan ini. Pendidik yang bertanggung jawab pada lingkungan keluarga
bertenggang rasa, cermat, gigih, hemat, jujur, kreatif, mandiri, mawas diri,
percaya diri, rendah hati, sabar, setia, adil, rasa hormat, tertib, sopan santun,
sportif, susila, tegas, teguh, tekun, tepat janji, terbuka dan ulet (Edi
Semua sifat dan sikap diatas dapat ditanamkan dihati anak, namun
anak, dan tingkat perkembangan anak sehingga tidak ada unsur paksaan.
Mengingat adanya ketentuan ini orang tua perlu mengetahui keadaan anak
meninjau apa yang menjadi sifat umum, fungsi dan sifat khusus dari
pendidikan keluarga.
21
Ditinjau dari sejarah perkembangan pendidikan maka pendidikan
pendidikan lahir (sejak adanya manusia), orang tua yaitu ayah serta ibu
keterampilan atau dengan kata lain tidak adanya kurikulum dan daftar jam
pelajaran yang tertulis secara resmi dalam bentuk yang tertentu dan jelas.
keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan yang terpenting, oleh
karena sejak timbulnya adat kemanusiaan hingga kini, hidup keluarga itu
d) Bersifat kodrat
22
Dalam pendidikan keluarga, anak memperoleh pengalaman pertama
kebutuhan rasa kasih sayang seorang anak dapat menjamin dengan baik. Hal
ini disebabkan karena adanya hubungan darah antara pendidik dan anak
didik, karena orang tua hanya mengahadapi sedikit anak didik dan karena
23
Seperti tampak adanya anak yang belajar mengaji pada orangtuanya
atau tetangganya.
Anak yang baru lahir memiliki sifat serta ketergantungan pada orang
tuanya, sehingga tanpa pertolongan orang tua anak tidak akan bisa
tertentu menyebabkan anak dipelihara oleh orang lain maka nilai anak didik
24
Sekolah merupakan tempat yang dapat membentuk dan melatih
hanya cerdas atau pandai saja, akan tetapi juga bermoral. Sekolah membantu
yang lebih luas dan kompleks. R.A Santoso dalam bukunya yang berjudul
batas umur tertinggi kewajiban belajar dan dilakukan diluar lingkungan dan
25
pendidikan ini memberi kesempatan yang sangat luas bagi anak dalam
mengembangkan kreativitasnya.
jika salah satu tidak ada proses pendidikan akan berjalan pincang atau dengan
kata lain bahwa faktor pendidikan harus ada semua. Adapun faktor yang
dimaksud adalah :
pendidikan
ini adalah mengenai pendidikan anak di lingkungan keluarga, baik itu anak
kandung maupun anak pungut atau anak yang berada dalam asuhan
mereka.
B. Pola-pola Pendidikan
ada keteraturan, ada pola yang tidak terwujud dengan begitu saja, di
26
lingkungan masyarakat di mana anak itu dibesarkan. Dengan perkataan
patuh terhadap perintah, nilai-nilai yang dianut orang tua dan bersifat
27
mengekang, orang tua tidak mendorong untuk mandiri, termasuk dalam
terlihat aman, tertib, tidak ada masalah, disiplin, tenang dan anak menurut.
Kelemahan, anak tidak ada kemauan untuk mencoba hal yang baru,
emosinya labil, penyesuaian diri terhambat, tidak simpatik, tidak puas dan
1986 :12) orangtua yang otoriter berciri selalu kaku, suka menghukum,
tuanya. Orang tua yang otoriter amat berkuasa terhadap anak dan mereka
28
menerapkan pola pendidikan otoriter ialah orang tua yang menerapkan
Paul Hauck 1986 : 17) mengatakan bahwa orang tua yang menerapkan
dengan penerapan pola ini adalah agresif, menentang atau tidak dapat
tujuan pendidikan yang jelas dan terencana. Dalam hal ini Hurlock (1980:
29
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan pola
kebebasan kepada anak, anak akan berjalan tanpa arah yang pasti, karena
yang ada dalam masyarakat, hal ini akan merugikan anak itu sendiri.
orangtua dan anak adalah sama dalam arti saling melengkapi. Anak dilatih
30
dan bijaksana dalam bertindak, periang, mudah menyesuaikan diri dan
penuh persahabatan.
demokratis menurut Sutari Imam Barnadib adalah : (1) anak aktif dalam
hidupnya ; (2) penuh inisiatif; (3) percaya pada diri sendiri ; (4) perasaan
sosial ; (5) penuh tanggung jawab ; (6) emosi lebih stabil; (7) mudah
(1976) (dalam bukunya Hurlock 1980: 21) menyatakan bahwa orang tua
31
termasuk dalam hal yang harus dilakukan dan keputusan itu dibuat atas
posisi yang sama dalam keluarga. Dimana anak selalu diajak diskusi
menyangkut persoalan anak itu sendiri. Antara orangtua dan anak saling
C. Keluarga
orangtuanya dan juga anggota keluarga yang lain, melalui suatu proses
pemikiran, sikap serta tindakan orang tua sangat berpengaruh bagi pendidikan
seorang anak.
dibawa ke suatu sistem nilai atau sikap hidup yang diinginkan dan disertai
teladan orangtua yang secara tidak langsung sudah membawa anak kepada
32
pandangan dan kebiasaan tertentu, sekaligus dimulai pendidikan fisik. Proses
dapat berlangsung terus hingga anak dewasa. Semakin dewasa anak, peranan
orang tua semakin berkurang dan lebih bersifat mengawasi dan membantu.
Orang tua selalu siap memberikan bantuan berupa informasi atau nasehat jika
sendiri. Namun harus dijaga agar kasih sayang tidak berubah menjadi
bahkan sikap keras. Sikap demikian bukan karena kemarahan atau kebencian,
tetapi justru karena kasih sayang untuk mencegah anak jatuh dalam berbagai
kesalahan yang dapat merugikannya. Utamanya pada waktu anak masih kecil,
orangtua harus dapat menunjukkan dengan tegas apa yang dikehendaki dan
apa yang tidak disukai. Bila dengan nasehat dan teladan dari orangtua masih
saja anak berbuat hal lain yang bertentangan, maka orangtua yang sayang
kepada anaknya harus memberi teguran, dan bahkan hukuman kalau beberapa
sosialisasi adalah suatu proses menjadikan seseorang dalam hal ini anak,
dan bertingkah laku dalam masyarakat. Tujuannya adalah agar anak dapat
33
hidup bersama-sama orang lain, secara selaras, serasi dan seimbang. Proses
kedua orang tua dengan anaknya. Hubungan timbal balik ini kita sebut
1. Nilai-nilai Keagamaan
menjadi anak yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sosialisasi nilai keagamaan adalah upaya orang tua agar anak-anaknya dapat
yang memiliki budi pekerti luhur, yang dapat diajarkan atau dicontohkan
orang tua pada anaknya. Biasanya orang tua memakai patokan-patokan agama
atau patokan budaya sebagai pedoman. Lebih konkritnya, sejak kecil anak
patuh pada orang tua, berani membela kebenaran, tidak malu mengakui
34
Budi pekerti seorang anak tergantung pada kualitas akhlaknya.
Disinilah kemudian terlihat dengan jelas kaitan antara nilai budaya dan nilai
3. Gotong Royong
hampir pudar. Bila orang tua tidak memberi suri tauladan kepada anak
mengenai sikap gotong royong ini, maka ada kemungkinan nilai unggul
budaya bangsa kita dalam hal tolong menolong, bekerja sama dan membina
kekuatan sosial untuk tujuan mulia seperti kesetiakawanan sosial, akan segera
menipis.
Orang yang banyak bicara tetapi tidak berisi, sering dikatakan seperti “
tong kosong yang nyaring bunyinya”. Orang seperti ini tidak begitu disukai
Sikap-sikap ini sejak dulu dimiliki nenek moyang kita. Maka dari itu
para orang tua hendaknya senantiasa menanamkan kesabaran pada anak dalam
oleh sikap ulet dan alot pun sudah banyak dicontohkan oleh para pendahulu
seperti Candi Borobudur. Hasil karya tadi hanya dapat dilestarikan dengan
35
6. Tata Krama
ditanamkan pada anak sejak dini. Anak-anak tetap harus belajar menghargai
dan menghormati orang tua, para guru dan pihak-pihak lain yang dianggap
perlu. Dalam peradaban yang sedang berubah, budaya luhur bangsa tetap
hubungan sesama manusia. Karena itu anak dilatih untuk mengontrol ucapan,
7. Nilai-nilai Baru
bekerja keras, menghargai prestasi, sikap dan berfikir kreatif dan sikap-sikap
lain yang dianut masyarakat yang sedang berkembang ( Yaumil Agoes Achir:
7-10 ).
kebebasan yang diberikan oleh orang tua. Anak dibiasakan tanggung jawab,
termasuk tanggung jawab atas nasibnya sendiri. Orang tua bersikap tut wuri
handayani.
36
bahwa dua hal ini dapat saling mengisi dan bermanfaat bagi perkembangan
a. Fungsi keagamaan
penuh dengan iman dan takwa pada Tuhan Yang Maha Esa.
37
Yaitu fungsi untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap
hubungan antara anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan
anak serta hubungan kekerabatan yang penuh cinta kasih lahir dan batin.
d. Fungsi melindungi
lain.
e. Fungsi reproduksi
manusia.
g. Fungsi ekonomi
38
Memberikan kepada setiap anggota keluarga kemampuan untuk
alasan kemiskinan.
mereka.
39
D. Kemiskinan
lainnya untuk memperoleh dan menikmati kekayaan dan harta benda yang
Faktor penyebab utama adanya perbedaan itu adalah sistem stratifikasi sosial
warga masyarakat lainnya karena lemah secara ekonomi, sosial, politik dan
budaya
rendah atau sama sekali tidak mengalami pendidikan sekolah. Mereka kurang
2000:17)
begitu banyak dimensi dan terikat pula dengan banyak hal. Dan ketika kini
40
kita membicarakan mengenai kemiskinan, sebenarnya masih banyak
kemiskinan didefinisikan dari segi kurang atau tidak memiliki aset, seperti
tanah, rumah, peralatan, uang, emas, kredit dan lain-lain. Ketiga, kemiskinan
yang memadai); organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk
41
lain); jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang-barang dan lain-
lain; dan pengetahuan atau ketrampilan yang memadai, serta informasi yang
dengan yang miskin adapila suatu standar obyektif tertentu seperti misalnya
yang cukup, mereka yang miskin adalah mereka yang memiliki keadaan
relatif yang menyatakan bahwa orang miskin adalah mereka yang secara
signifikan memiliki pendapatan dan kekayaan yang kurang dari rata-rata orang
Dimensi lain dari kemiskinan itu sendiri tidaklah hanya pada masalah
yang bisa disebut miskin dan yang mana tidak, permasalahan yang ada
sebenarnya jauh lebih kompleks dari pada itu semua. Terutama jika kita
hidup seseorang, sikap seseorang terhadap orang lain bahkan pengaruh pada
karakteristik diri yang mau tidak mau akan berpengaruh dalam berbagai
42
muncul sebagai hasil dari upaya mereka untuk mempertahankan diri di tengah
tidak berujung.
prinsip ekonomi bahwa hasil kerja mereka adalah hasil kerja yang harus dapat
mendatang dan itulah sebabnya mereka sangat tidak tertarik kepada segala
macam yaitu konsumsi beras perkapita per tahun, tingkat pendapatan dan
konsumsi beras kurang dari 240 kg per kapita per tahun, sedangkan daerah
hasil dari reaksi para orang miskin terhadap kesenjangan secara ekonomi yang
43
kemiskinan itu tumbuh, maka hal itu akan diturunkan dari satu generasi ke
melekat erat dalam kehidupan mereka sehari-hari, salah satu tingkah laku
- Mereka ingin bekerja yang cepat mendapatkan hasil dan karena modal yang
mereka miliki hanya otot mereka maka mereka bekerja di sektor informal.
hasilnya.
- Oleh karena pekerjaan mereka yang sederhan dan hanya mengandalkan otot,
tindakan yang spekulatif, seperti hutang, bejudi, gadai menggadai dan lain
sebagainya.
kompleks dan rumit, kebanyakan cara dan metode yang di gunakan oleh
yaitu aspek biologis atau fisik, aspek sosial dan aspek psikis atau pemikiran.
44
Sebagai sebuah masalah sosial konvensional telah disadari bahwa
kemiskinan memang tidak dapat dihilangkan dari seluruh wajah dunia ini
dengan total dan tanpa bersisa, tetapi kemiskinan itu sendiri sebenarnya dapat
dikurangi. Dan yang mungkin paling sering kita dengar dalam berbagai
masyarakat miskin. Ini artinya ada suatu tujuan yang ingin mengurangi
D. Keluarga Miskin
kesehatan yang sangat dasar tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial
psikologisnya.
45
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN )
e. bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ( PUS ) ingin ber-KB
daging/telur/ikan.
baru pertahun.
sehat.
46
k. paling kurang 1 orang anggota keluarga berumur 15 tahun keatas
berpenghasilan tetap.
l. seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa baca tulis
huruf latin.
saat ini.
n. bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih PUS ini
keluarga.
per 6 bulan.
ketentuan daerah.
material.
47
w. kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus
tergolong tak cukup dalam hal penghasilan diukur dengan ukuran senilai
pengaruh inflansi dan perbedaaan harga pangan di baragam daerah. Hal ini
hal yang dihadapi; manusia yang berpegang pada aturan-aturan tertentu yang
48
orang lain, aturan yang menyatakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
kebudayaan tertentu yang juga dianut oleh para orang tuanya atau masyarakat
yang hidup dalam kondisi kemiskinan dibesarkan dan tumbuh dalam pola-
adalah bahwa anak yang hidup dalam kebudayaan kemiskinan sejak dini telah
Rohani, 2000:201).
tua yang berasal dari kelas sosial rendah sering menempatkan menempatkan
49
nilai-nilai yang tinggi terhadap karakteristik eksternal anak, contohnya adalah
konsep diri.
Selain itu terdapat pula perbedaan dalam perilaku para orang tua
yang berasal dari kelas sosial yang berbeda, orang tua yang berasal dari kelas
kelas sosial rendah akan lebih sering mendisiplinkan mereka dengan hukuman
BAB III
METODE PENELITIAN
Sedangkan tipe atau jenis penelitian ini adalah studi diskriptif yaitu
50
metode studi kasus yang berupaya untuk menelaah suatu kasus secara
1. Diarahkan tidak pada jumlah subjek yang besar, melainkan pada kasus-
2. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik
beras.
51
c. Keluarga yang memiliki anak usia 6-15 tahun baik laki-laki
maupun perempuan.
B. Lokasi Penelitian
terutama Dukuh Krajan Barat, Dukuh Krajan Tengah dan Dukuh Teseh.
Paling sedikit pada home industri tersebut membutuhkan 2-3 pekerja. Dari
home industri yang ada, pemilik home industri sendiri yang mengerjakan dari
penggilingan bahan genting. Tetapi ada juga buruh tetap untuk ngepres
52
buruh genting pres tersebut memulai bekerja kira-kira pukul 05.30 pagi
sampai pukul 04.00 sore. Dari beberapa buruh tetap pres genting, terdapat
wanita diantaranya. Dan kebanyakan dari mereka berstatus sebagai ibu rumah
tangga.
teknis operasional lokasi kajian ini adalah bahwa peneliti pernah mengikuti
sudah tercipta hubungan sosial yang baik dengan pejabat daerah dan sebagian
lokasi yang dapat memenuhi pretimbangan dan alasan tersebut diatas. Lokasi
Boja.
53
kancah, dan kamera foto. Alat tersebut digunakan sepanjang tidak menganggu
kewajaran pengamatan.
akan tetapi selalu disadari bahwa yang dipotret adalah ”dunia sosial”
keadaan fisik rumah tangga, (b) pola perilaku orang tua dalam mendidik
anaknya, dan (c) proses sosialisasi pendidikan anak pada keluarga miskin
2. Wawancara
data atau informasi langsung dari informan , baik berkaitan dengan apa
54
atau direspon berdasarkan ekspresi wajah, ucapan ataupun perilaku
informan.
selalu berpusat kepada suatu pokok yang diteliti, dan kedua menggunakan
pengumpul data yang utama adalah : (a) sasaran penelitian adalah keluarga
yang lebih akurat, (b) gejala penelitian bersifat holistik, sulit dipilah-pilah
antara gejala yang satu dengan gejala yang lain, sehingga jika digunakan
3. Dokumentasi
55
setiap pemanfaatan bahan tertulis yang tersedia yang tidak dipersiapkan
wilayah desa, (b) jumlah penduduk, (c) jumlah KK,dan (d) mata
pencaharian penduduk.
monografi atau buku induk kantor desa, dan dokumentasi sebagai sumber
langkah melalui tahap orentasi, tahap eksplorasi, tahap memberi cek, tahap
1. Tahap Orientasi
Tahap orientasi ini merupkan tahap awal mendekati subjek. Melalui tahap
cermat. Pada tahap ini pula dilakukan pendekatan dengan para sumber data
56
baik yang bersifat primer maupun yang bersifat sekunder, sehingga terbina
2. Tahap Eksplorasi
kelurahan yang akan diteliti serta telah terbina hubungan baik dengan nara
catatan yang dibuat ketika peneliti pada saat membuat laporan kelak.
sebagai alat bantu. Sedangkan laporan lapangan atau field note merupakan
Laporan ini yang merupakan inti dari data penelitian. Oleh karena itu
dalam buku harian lapangan. Oleh karena itu buku harian lapangan ini
57
3. Tahap Mamber Check
pengujian secara kritis, kegiatan ini dilakukan dalam tahap mamber check.
Ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu meminta tanggapan kepada
melengkapi terhadap hal-hal yang dirasa masih kurang sesuai atau kurang
kepada para subjek, perlu ditanamkan hubungan baik dan saling percaya
dengan mereka selain itu nama baik mereka, serta menjaga kerahasiaan
datas oleh karena itu identitas mereka tidak mencantumkan secara jelas,
Relidibility)
58
Peneliti menambah waktu pengumpulan data dari alokasi
yang diamati.
c. Triangulasi ( Triangulation )
berbagai teknik.
muncul.
e. Pengecekan Anggota
59
Informan yang terlibat dalam pemberian data diminta untuk
data.
keputusan.
data mentah, data yang telah direduksi dan hasil kajian dilakukan oleh
instrumen dan konstruksi data dan hasil sintesis, seperti integrasi konsep
60
Gambaran tentang kepastian data dapat diupayakan dengan
penelitian kepada audior untuk mendapatkan kritik dan saran dalam rangka
perbaikan.
kepercatatan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi peneliti yaitu
61
Triangulasi merupakan proses pengujian terhadap keabsahan data
yaitu dilakukan dengan cara menggunakan suatu yang lain untuk keperluan
banyak atau ada orang lain dengan yang dilakukan dengan empat mata (b)
bermakna.
wawancara dan dokumentasi masih merupakan data mentah. Oleh karena itu
62
akan dilakukan pemilihan, pereduksian, pengelaborasian dan untuk
kegiatan ini, semua data dan informasi yang telah terkumpul disederhanakan
bermakna.
1. Analisis data
yang lainnya. Selain itu, proses analisis data inipun terpisah dengan proses
pengumpulan data. Hal ini sesuai dengan karakteristik analisis data yang
bersifat kualitatif.
tahapan tersebut adalah : (a) gambaran secara umum keadaan geografi dan
kependudukan (b) keadaan sosial ekonomi (c) keadaan sosial budaya dan
a. Tahap Teorisasi
63
teorisasi dilakukan sejak awal kegiatan pengumpulan data. Dalam
mencatat data, baik yang bersifatt silent data maupun yang berupa
dikehendaki oleh fokus dan tujuan penelitian. Oleh karena itu dilakukan
d. Tahap Enumerasi
64
Penghalusan data yang terakhir sebelum dilakukan interpretasi
terhadap mata rantai yang terputus dari hasil analisis tipologis, yang
sehingga data dan informasi yang ada dapat dimaknakan secara holistik,
dari tahap ini nantinya akan diperoleh data yang siap untuk dilakukan
interpretasi terhadapnya.
2. Interpretasi data
tidak sekedar sekedar diskriptif biasa, seperti kegiatan analisis data. Atau
emic dan pandangan etic). Jika pandangan emic peneliti berbicara atas dasar
sintesis secara kritis antara telaah teoritik yang menjadi dasar kerangka
65
acuan, hasil-hasil penelitian, serta temuan-temuan yang diperoleh dari
BAB IV
kondisi demografis desa Meteseh, (b) deskripsi hasil penelitian (c) analisis
hasil penelitian.
66
karakteristik tertentu dan salah satunya adalah karakteristik dalam kondisi
demografis.
1. Kondisi Geografis
751.293 Hm. Ketinggian dari permukaan laut 280 m, dengan suhu udara
dusun yaitu Krajan Barat, Krajan Timur, Krajan Tengah, Slamet, Teseh,
Meteseh dipimpin oleh Kepala Desa dan dibantu oleh Sekretaris Desa,
Keluarga ( PKK ).
Laki-laki 3.505 49 %
Perempuan 3.849 51 %
67
Jumlah 7.152 100 %
walaupun memang perbedaan yang ada tidaklah terlalu besar dan juga tidak
terlalu mencolok.
sebagai petani. Luas lahan pertanian meliputi lebih dari separuh wilayah
desa. Hasil pertanian yang menonjol adalah pisang, rambutan dan durian.
Akan tetapi untuk sekarang ini banyak yang bekerja sebagai buruh, baik itu
buruh pabrik maupun buruh dari home industri di wilayah desa tersebut
yaitu home industri pengrajin genting pres. Selain itu mata pencaharian
buruh tani, buruh bangunan dan sebagian kecil bekerja sebagai PNS, TNI /
POLRI.
Pengusaha 52 3,10 %
68
Buruh Bangunan 270 16,14 %
Pedagang 30 1,79 %
Pensiunan 22 1,32 %
PNS 26 1,55 %
Nelayan - 0%
Lain-lain 50 2,99 %
5. Fasilitas Pendidikan
69
Komposisi terbesar penduduk Desa Meteseh adalah pemeluk
agama Islam, hal ini kemudian berimbas pada fasilitas-fasilitas sosial yang
berada di wilayah desa ini seperti jumlah Mesjid dan Mushola, dan juga
Hindhu - 0%
Budha - 0%
Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat data mengenai sarana-
70
Tabel 5. Sarana Ibadah di Desa Meteseh
Mesjid 10
Mushola 21
Gereja -
Vihara -
Pura -
Melihat pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa hanya sarana
ibadah umat Islam saja yang tersedia di Desa Meteseh, dan hal ini karena
7. Fasilitas Kesehatan
secara rutin satu bulan sekali. Selain itu di Desa Meteseh terdapat dua
orang dokter umum dan biasanya mereka membutuhkan jasa dokter tersebut
ketika salah satu keluarga mereka sakit karena Puskesmas Boja terletak jauh
Keluarga ini adalah keluarga besar dengan empat orang anak. Pak
UI adalah seorang warga desa Meteseh yaitu dusun Segrumung yang lahir di
71
Jakarta pada tahun 1950 Pak UI adalah anak pertama dari 5 saudara. Sejak
kecil Pak UI belum pernah melihat ayahnya karena ayahnya telah meninggal
sejak Pak UI berumur 4 bulan dalam usia kandungan. Empat saudara yang
lain berbeda ayah dengan Pak UI. Sejak umur 1 tahun Pak UI tinggal dan
itupun Pak UI drop out di kelas satu dengan alasan rumah Pak UI jauh dari
Waktu itu belum ada angkutan desa seperti saat ini, karena alat transportasi
memang belum masuk desa tersebut. Sehingga Pak UI harus berjalan kaki.
Seperti penuturannya :
seko ngomah kurang luwih 6 km, kuwi we nggo mlaku. Ora koyo saiki ono
angkot, mbiyen hurung ono angkot mlebu ndeso, ono trek we mbiyen aku
dari rumah kurang lebih 6 km, itupun harus jalan. Nggak seperti sekarang ada
angkot, dahulu belum ada angkot masuk desa, ada truk saja dulu aku heran
Kakak dari Ibu Pak UI mempunyai 3 anak angkat salah satunya Pak
UI. Karena ketiga anak asuhnya tidak sekolah, mereka disuruh untuk
mencari kayu bakar di hutan karet setiap hari yang jauh dari rumahnya
Ketika mereka tidak mau, mereka sering kena marah dan dipukuli. Pernah
72
suatu hari Pak UI diikat di tiang jemuran seharian tanpa dikasih makan dan
minum padahal waktu itu sedang musim kemarau, yang sebelumnya Pak UI
Semarang. Disana Pak UI merasa bebas dan pergaulannya pun tidak terarah
penjara sekitar tahun 1972. Sejak saat itu Pak UI mulai tersadar dan
hidupnya lambat laun mulai terarah. Sejak saat itu Pak UI mencoba bekerja
dengan membuka tambal ban di Simpang Lima yang waktu itu adalah GOR.
kompresor tetapi belum bisa. Pak UI buka tambal ban di emper salah satu
toko di Simpang Lima. Dan hanya pekerjaan itu yang digeluti untuk
penghasilan saat ini. Menurutnya bukan karena anaknya sudah banyak tetapi
karena uang saat ini banyak tetapi tidak ada artinya. Seperti penuturannya :
ketimbang Rp15.000,00 duit saiki. Lha pie..mbiyen duit Rp 1500,00 iso tuku
beras 7 kilo we turah wis iso mangan enak nganggo iwak opo endok.
73
Padahal aku mbiyen entuke biso luwih seko semono. Saiki duit Rp15.000,00
dahulu uang Rp 1.500,00 sudah bisa membeli beras 7 kilo saja uang masih
sisa dan bisa makan enak pakai daging atau telur. Padahal aku dahulu
dapatnya bisa lebih dari segitu. Sekarang uang Rp 10.000,00 untuk membeli
Pak UI dan istrinya tinggal di gerobak. Pada tahun 1984 anak pertama Pak
UI lahir. Pada saat anak tersebut berumur 4,5 tahun, meminta untuk sekolah.
Karena biaya sekolah di kota sangat mahal, maka Pak UI dan istrinya
rumah. Biasanya Pak UI beristirahat dirumah 1-2 hari. Di rumah pun Pak UI
kayu di hutan karet atau mencari kayu di kebun milik saudara Pak UI yang
Istri Pak UI yaitu Ibu S adalah anak ketiga dari 4 bersaudara, lahir
pada tahun 1970. Pada tahun 1972 Ibu S dan keluarganya pindah ke desa
Meteseh karena tanah dan rumah di desa Brayo dijual untuk membeli tanah
di desa Meteseh. Pekerjaan orang tua Ibu S adalah pembuat gula merah.
74
Ibu S sama sekali tidak mengenyam bangku sekolah. Hal ini karena
Ibunya tidak pernah mengijinkan Ibu S untuk sekolah. Menurut Ibu S, orang
sawah untuk mencari padi (atau istilah jawanya yaitu ngasak) atau mencari
jagung atau mencari kacang tanah dan alat untuk menulisnya yaitu ani-ani
(alat pemotong padi), caping dan tenggok (alat yang berasal dari bambu).
Ibu S berangkat mencari padi sejak dini hari yaitu pada saat terdengar adzan
subuh sampai Dzuhur. Jika Ibu S belum bangun atau ibunya lebih dahulu
bangun Ibu S selalu dimarahi bahkan seringkali Ibu S mendapat siraman air
bekas cuci piring. Lebih-lebih jika Ibu S tidak mau berangkat, ibunya tidak
Menurut ceritanya, Ibu S dahulu sehari makan dua kali yaitu siang
dan malam. Pagi hari sebelum berangkat ngasak, Ibu S makan ketela rebus.
Ibu S juga mendapat uang jajan meskipun jumlahnya lebih sedikit daripada
kedua kakak dan adiknya. Dengan keadaan yang demikian Ibu S selalu
berpikir bagaimana caranya untuk bisa keluar dari rumah dan mempunyai
uang sendiri. Suatu ketika Ibu S meminta ijin kepada ibunya untuk pergi ke
akan dibuang di laut dan dimakan ikan besar. Pada saat itu, untuk pergi ke
Arab Saudi masih menggunakan sarana kapal laut. Karena rasa takut
75
meskipun bukan berarti ibu S tidak ada keinginan lagi untuk pergi dari
rumah. Pada akhirnya Ibu S bisa pergi dari rumah yaitu hanya dengan
pakaian satu stel yang dipakainya dan satu stel pakaian yang dibungkus
dengan plastik, Ibu S pergi ke Jakarta ikut truk. Ibu S di Jakarta bekerja
sebagai kuli bangunan. Setelah dua tahun bekerja Ibu S pulang ke rumah
dan hasil kerjanya diberikan kepada orang tuanya dan untuk biaya rumah
sakit yang pada saat itu adiknya terkena penyakit typus dan harus dirawat di
rumah sakit. Ibu S bekerja lagi menjadi pembantu rumah tangga di kota
Semarang. Pada tahun 1977 Ibu S berhenti menjadi pembantu rumah tangga
dan bekerja di salah satu rumah makan di kota Semarang. Pada saat itulah
Ibu S pertama kali bertemu dengan Pak UI dan akhirnya menikah pada
tahun 1979. Setelah menikah dengan Pak UI, Ibu S bekerja sebagai buruh
Kemudian Ibu S bekerja sebagai buruh genting pres di salah satu usaha
genting milik tetangganya. Setiap hari Ibu S bekerja sejak pukul 6 pagi
sampai pukul 3 sore. Ibu S bisa memperoleh 250-300 genting setiap harinya.
Setelah bahan genting habis, pada saat itulah Ibu S menerima upah. Rata-
76
srobotan” dan hasil pocokan tersebut kurang lebih Rp 10.000,00 – Rp
20.000,00.
pernah menikmati karena selalu ada kebutuhan yang mendadak seperti salah
satu keluarga atau saudara ada yang sakit atau meninggal atau apa saja yang
yaitu kadang-kadang dalam waktu yang cukup lama Pak UI di rumah tidak
bekerja atau Pak UI mendapat hasil yang sedikit biasanya itu terjadi pada
dalam satu bulan. Begitu juga dengan Ibu S, jika kondisi badan kurang
sehat, tidak berangkat bekerja atau bahan genting keras, Ibu S sering merasa
cepat capek. Seperti saat ini Ibu S menceritakan kadang hasil ngepres bisa
“ Aku saiki entuke ora akeh...awakku wis ora kuat, opo meneh nek
77
(Aku sekarang dapatnya tidak banyak... badanku sudah tidak kuat,
sering merasa lemas karena kurang darah dan tekanan darahnya rendah. Jika
ia bekerja secara berat sebentar saja ia akan sakit dan kemudian tidak dapat
suaminya sedang sepi atau lama di rumah, Ibu S sering menjual ayamnya
untuk uang belanja bahkan tidak jarang Ibu S pinjam uang kepada pemilik
upah kerjanya. Ibu S bercerita bahwa Ibu S jarang meminta uang kepada
anaknya meskipun sudah bekerja juga sebagai buruh genting pres. Ibu S
“ Nek aku njaluk anakku rasane mesakke... ben ditabung karo gawe
tuku rokok. Yo kadang aku njaluk, kadang... aku ora nembung teko diwenehi
kanggo blonjo....”
(Kalau aku minta anakku rasanya kasihan... biar ditabung dan buat
78
Keadaan yang sering dapat memaksanya untuk tetap bekerja
misalnya ketika Pak UI lama dirumah dan uang belanja serta uang saku
“ Nek aku ora ngepres meh mangan opo, bocah-bocah sangu njaluk
(Kalau aku tidak ngepres mau makan apa, uang saku anak-anak
penuturan Pak UI, bahwa semua yang mereka jalani ini merupakan takdir
Rumah yang saat ini dihuninya terbuat dari papan. Luas rumahnya sekitar
85 m2. Menurut Ibu S rumah yang saat ini dihuni merupakan warisan dari
orang tuanya. Rumah tersebut dibagi menjadi 3 kamar tidur, 1 ruang tamu
dan dapur yang sekaligus digunakan sebagai ruang makan yaitu dengan
meletakkan meja kecil ukuran 1x1 m dengan 1 kursi panjang dan satu ruang
kecil yang digunakan untuk tempat sholat yaitu dengan meletakkan amben
buatan sendiri dari papan. Adapun peralatan rumah tangga yang dimilikinya
yaitu 1 stel meja kursi, 1 bifet yang sudah agak kropos papan-papannya dan
digunakan sebagai lemari pakaian, 3 tempat tidur dari papan yang dibuatnya
sendiri dan peralatan dapur. Lantai rumah Pak UI dari tanah. Listrik yang
79
menggunakan sumur yang menurut Ibu S sumur tersebut juga peninggalan
dari rumah. Kamar mandi dibuat dekat sumur dengan dinding yang berasal
dari spanduk bekas dan kakus tidak permanen yaitu dibuat hanya dengan
membuat lubang agak besar yang tidak jauh dari rumah dan kamar mandi.
21 tahun) lulus STM dan bekerja sebagai buruh genting pres ,MI
02.
gotong royong dan kegiatan masyarakat yang lain. Sebagai warga, Pak UI
jarang dirumah, ketika Pak UI dirumah dan ada undangan rapat warga atau
undangan tahlilan kadang diwakilkan oleh anaknya yang pertama yaitu MA.
Lain halnya dengan Ibu S, beliau sudah hampir satu tahun tidak mengikuti
kegiatan jamaah Yasin dan Berjanjen yang diadakan setiap hari rabu malam.
hanya dua orang saja yang datang padahal Ibu S sudah mempersiapkan
rumah Pak UI dan Ibu S ada seekor anjing. Ketidakhadiran jamaah tersebut
80
akhirnya Ibu S memilih untuk keluar meskipun pemimpin jamaah sering
sudah besar nanti bisa hidup lebih baik dari pada kehidupan Pak UI dan Ibu
S seperti saat ini. Mereka memiliki cita-cita yang demikian karena mereka
Selain itu jika mereka sudah menjadi orang yang sukses harus menjadi
orang yang dermawan terhadap orang yang kurang mampu dan yang lebih
penting lagi harus ingat dan mengerti terhadap saudara dan kedua orang
yaitu pada sore hari tepatnya pada saat menjelang maghrib. Menurut
ruang tamu sambil makan-makanan kecil atau kadang mereka makan sore
dengan anak-anaknya dan waktu tersebut digunakan Pak UI dan Ibu S untuk
menasehati anak-anaknya.
apa yang mereka terima dari kedua orangtuanya. Menurut Pak UI, hal ini
karena Pak UI dahulu tidak diasuh oleh orangtuanya tetapi diasuh oleh
81
saudaranya. Sehingga apa yang pernah Pak UI rasakan tidak ingin anak-
juga dengan jumlah uang saku yang diberikan kepada anak-anaknya. Ibu S
anaknya. Menurut Ibu S jika anak dimanja, maka anak akan sulit untuk
berpikir lebih dewasa. Lain halnya dengan Pak UI, Pak UI memanjakan
salah satu dari keempat anaknya. Yaitu Pak UI merasa lebih sayang kepada
anaknya yang nomor dua MI. Hal tersebut disebabkan karena pada saat MI
masih kecil, MI yang sering mengambil uang milik Pak UI dan Ibu S
dituduh mencuri perhiasan milik tetangganya. Dan karena malu dan sangat
kesalahannya. Bukan itu saja, Pak UI juga sering memberikan uang jajan
saja memberikan uang jajan tambahan kepada MI. Hal ini juga diakui oleh
MI sendiri bahwa dirinya merasa lebih dekat dengan Pak UI daripada Ibu S
82
“ Kalau aku memang lebih dekat dengan bapak, karena bapak sering
memberiku uang. Dan kadang aku minta ke bapak dan minta bapak untuk
mendadak..”
disesuaikan dengan sifat masing-masing anak adalah cara yang terbaik agar
melakukan hal tersebut, yaitu agar anak-anaknya lebih dekat dengan orang
tuanya dan anak akan merasa diperhatikan. Dan hal tersebut seperti
penuturan dari keempat anaknya, bahwa Pak UI bukan sesosok bapak yang
galak. Tetapi pada saat peneliti menanyakan tentang Ibu S kepada anak-
anak mereka, mereka mengakui bahwa Ibu S adalah ibu yang pemarah .
Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari tetangga Pak UI, Ibu M :
83
“...marah-marah kalau anaknya salah. Kedengeran dari sini lho...”
anaknya meskipun pada kenyataanya anak-anak mereka saat ini yang masih
sekolah hanya anaknya yang nomor empat. Salah satu hambatannya yaitu
melanjutkan kuliah . Begitu juga dengan MI anak kedua dari Pak UI dan Ibu
kepada orang tuanya yang tidak mampu untuk membiayai sekolah. Pak UI
dan Ibu S membiarkan anak ketiganya yaitu MU drop out di kelas dua
dengan alasan mereka tidak mau memaksa anaknya untuk sekolah. Menurut
cerita Ibu S dan Pak UI alasan MU memilih untuk tidak sekolah karena
malu. MU waktu itu tinggal kelas, sampai akhirnya ketika ME adiknya naik
di kelas tiga, MU masih di kelas dua. Selain itu karena MU sering disuruh
guru kelasnya setiap pagi mengambil es dari rumah guru kelasnya untuk
84
Meskipun sudah dinasehati bahkan sampai dipukul agar mau berangkat
penuturannya:
tetap tidak mau berangkat. Sudah saya nasehati... tetap tidak mau sekolah.
datang kesekolah yaitu Ibu S. Seperti penuturan Ibu S, bahwa Pak UI belum
di sekolah adalah Ibu S yaitu dari hasil rapor dan dari menanyakan tentang
aku....alasane yo mung njawab males ki, pie meneh..tekan saiki ki lho, ora
raport saya, undangan rapat juga saya, ambil ijazah kelulusan juga saya...
alasannya hanya malas, gimana lagi ....sampai sekarang ini lho, tidak pernah
mau ... jadi ada apa-apa dengan anak-anak di sekolah juga saya .....)
85
Apabila anak-anak Pak UI mengalami kesulitan mengerjakan PR,
biasanya mereka meminta bantuan kepada kakaknya atau jika Pak UI bisa
out) begitu juga dengan istrinya yang sama sekali tidak pernah mengenyam
pendidikan sekolah.
anak-anaknya. Hal ini menurut mereka, anak butuh bermain tetapi waktu
ketika waktu belajar dan setelah jam sembilan malam kecuali esok harinya
adalah libur yaitu sampai jam sepuluh malam.Pak UI dan Ibu S mengijinkan
mereka bermain malam hari karena mereka tahu bahwa anaknya menonton
televisi di tetangganya yang tidak jauh dari rumahnya bahkan tidak jarang
pula Ibu S ikut bersama mereka. Di lain waktu , ketika peneliti menanyakan
86
“ Dipekso kon ora dolan yo ora gelem...pie meneh, daripada
gelem...”
(Saya paksa untuk tidak bermain juga tidak mau... bagaimana lagi,
Hal ini juga seperti yang dinyatakan oleh tetangga Pak UI Ibu M dan Ibu W,
teman-teman mereka yang tidak baik. Menurut Pak UI dan Ibu S, jika anak-
dan Ibu S yang pertama dan kedua yaitu MA dan MI yang menurut Pak UI
bergaul dengan teman sebaya, dengan teman yang lebih muda, dengan orang
yang usianya lebih tua dan dengan tetangga. Karena Pak UI menginginkan
anak-anaknya bisa bergaul dengan siapa saja tetapi harus dengan aturan-
87
aturan agar anak-anaknya tidak dikatakan sebagai anak yang sombong. Hal
tau aturan jangan ikut sana sini tapi nggak tau arah. Karena orang tuaku juga
berpikir kalau anak selalu bergaul bebas juga tidak baik, kurang pergaulan
Pak UI dan Ibu S adalah sangat penting untuk menunjukkan kepada mereka
kecil anaknya yang laki-laki diberi mainan, diajak bermain permainan laki-
laki, memakai pakaian anak laki-laki. Begitu juga sebaliknya untuk anaknya
Pak UI dan Ibu S, mereka sudah menginjak dewasa dan sudah besar.
Sebagai orang tua, Pak UI dan Ibu S sangat tidak menginginkan anak-
88
anaknya hamil muda. Seperti saat ini fenomena yang banyak terjadi baik di
kota maupun didesa. Selain itu juga dari informasi yang Pak UI dan Ibu S
“ ... aku iso ngerti berita ki yo seko koran nek ning Semarang...
(Aku bisa tahu berita itu ya dari koran kalau di Semarang.. kalau
berita...”
radio yang sering didengar oleh Pak UI,mereka mengakui bahwa Pak UI
untuk meminta ijin terlebih dahulu ketika mereka ingin pergi bermain dan
harus terbuka kepada kedua orang tuanya dengan siapa mereka berteman.
89
Pendidikan agama telah ditanamkan oleh Pak UI dan Ibu S sejak
Pak UI dan Ibu S untuk benteng bagi anak-anaknya selama mereka hidup di
dunia agar tidak terperdaya dengan kehidupan yang fana ini. Pendidikan
agama ditanamkan sejak kecil oleh Pak UI dan Ibu S, karena apabila
ditanamkan sejak kecil maka anak akan lebih meyakini akan kebenaran
lima waktu, jika masuk rumah dan dari pergi harus mengucap salam, berdoa
pada waktu akan dan sesudah makan, akan dan sesudah tidur, dandisuruh
Menurut Ibu S, hal ini pernah diberlakukan kepada anaknya namun anak-
hampir semuanya dikerjakan oleh Ibu S dan anak Ibu S yang kedua kadang-
kadang membantunya.
arah dan wajah masa depan seseorang. Karena itulah pentingnya pendidikan
90
keluarga menjadi syarat tersendiri bagi terpenuhi atau tidaknya kebutuhan
pandangan dan tindakan yang muncul sebagai efek sebuah kesadaran adalah
menciptakan suatu pola tertentu terutama pola yang diciptakan orang tua
yaitu sebagai pendidik . Pola pendidikan anak yang diterapkan oleh keluarga
yang satu dengan keluarga yang lain tidak sama. Salah satunya yaitu yang
miskin.
menganalisis bahwa keluarga Pak UI dan Ibu S menerapkan dua pola dalam
91
Sebagai orang tua, mereka mampu menyadari bahwa di tangan
menjadi orang-orang yang terbaik yaitu terlihat dari cita-cita yang dimiliki
menyadari apa yang mereka lakukan saat ini yaitu bagaimana mereka dalam
yang akan kembali lagi kepada mereka dengan bentuk yang lebih baik.
Dengan kata lain timbul kesadaran pada diri mereka bahwa pendidikan anak
adalah suatu investasi tersendiri. Hal ini seperti hasil penelitian Suparlan
kualitas sumber daya manusia yang menjadi anggota dari keluarga ini, yaitu
terlihat dari kesadaran orang tua akan tanggung jawab mereka terhadap
anak-anaknya.
perlakuan terhadap masing-masing anak yang terjadi pada keluarga ini, baik
Pak UI dan Ibu S dapat dikatakan sebagai orangtua yang cukup menyadari
92
diukur dengan kemampuan mereka. Mereka menyadari bahwa pendidikan
atau bahkan beberapa faktor. Begitu juga suatu pola pendidikan anak yang
anak.
Faktor pengalaman yang dialami dan dimiliki oleh orang tua adalah faktor
yang paling dominan dalam menentukan pola apa yang diterapkan untuk
agar anak-anak mereka tidak mengalami nasib yang sama atau agar anak-
93
sehingga sebagai dasar mengapa mereka menerapkan pola tersebut kepada
anak-anaknya.
sebuah pengingat bagi diri Pak UI tentang tanggung jawabnya sebagai orang
yang dimiliki untuk setiap individu. Begitu juga dengan anak-anak Pak UI
ada salah satu dari keempat anaknya yang drop out. Hal ini merupakan salah
Waktu yang dimiliki oleh orang tua bagi anak adalah hal yang perlu
sedikitnya waktu yang dimiliki oleh orang tua untuk anak-anak adalah suatu
94
Penulis menganalisis bahwa Pak UI dan Ibu S sebagai orang tua dalam
memberikan waktu untuk anak-anak cukup tetapi dari waktu yang dimiliki
membuat anak dalam suatu pola permisive terutama pada siang hari ketika
Pak UI dan Ibu S bekerja mereka tidak bisa memantau dan mengontrol
anak harus bisa mengenal lingkungan dan bisa mengendalikan dan memilah
guru dari sekolah. Karena perhatian orangtua pada saat anak sekolah
faktor pendukung bagi orang tua dalam menerapkan pola pendidikan anak
dalam keluarga.
95
Hasil analisis yamg lain dari penelitian yang penulis lakukan, Pak
pendidikan anak di keluarga. Media disini adalah berupa televisi, radio dan
surat kabar bukanlah sarana sosial yang dapat diakses dengan mudah oleh
keluarga yang menjadi informan penelitian ini. Hal ini dapat diketahui
tertentu.
tetangga seperti yang dilakukan Ibu S , maka beliau lebih sering menonton
program sinetron atau film atau program musik saja bahkan jarang sekali
96
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
97
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna
mampu bertahan hidup dengan berbagai latar belakang kondisi apapun yang
kompleks, telah pula membawa manusia pada berbagai realita yang tidak
Kabupaten Kendal pada keluarga Pak UI yang berasal dari latar belakang
1. Pola pendidikan anak yang diterapkan oleh keluarga Pak UI adalah pola
bebas tanpa aturan-aturan keluarga yang jelas. Dan pola ini lebih pada MU
anak ketiga Pak UI. Pola demokratis lebih diterapkan kepada anak Pak UI
98
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pak UI dan Ibu S menerapkan pola
Pada keluarga Pak UI, pengalaman hidup Pak UI dan Ibu S merupakan
kecil yang diperolehnya dari orang tuanya dahulu adalah suatu pengalaman
Faktor curah waktu yang diberikan kepada anak-anaknya adalah faktor kedua.
Faktor ini mempengaruhi karena Pak UI dan Ibu S setiap hari harus bekarja
dengan hal-hal yang bersifat negative. Oleh sebab itu Pak UI dan Ibu S
99
Informasi yang paling cepat adalah dari media. Koran, televise dan radio
adalah contoh diantaranya. Meskipun informasi dari media bukan faktor yang
dominan, namun faktor ini mampu mempengaruhi Pak UI dan Ibu S dalam
mendidik anak-anaknya.
B. SARAN-SARAN
berikut :
anaknya terutama dalam akhlaq. Dan seyogyanya Pak UI dan Ibu S dapat
100
DAFTAR PUSTAKA
101
PEDOMAN WAWANCARA
Identitas Informan
Nama Lengkap :
Tempat ,Tanggal Lahir / Usia :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Posisi dalam Keluarga : ( Ayah / Ibu )
Data Anak
102
INSTRUMEN WAWANCARA
103
21. Bagaimana bapak/ ibu dapat mengetahui perkembangan anak di sekolah
?
22. Apa yang bapak / ibu lakukan ketika anak mengalami kesulitan
mengerjakan PR di rumah ?
23. Apakah bapak/ ibu membatasi waktu bermain anak ?
24. Mengapa demikian ?
25. Apakah bapak/ ibu membatasi pergaulan anak-anak ?
26. Mengapa berpendapat demikian ?
27. Apa saja yang bapak / ibu terapkan pada anak-anak ketika mereka
bergaul dengan teman sebaya?
28. Bagaimana bergaul dengan orang yang lebih tua dari mereka?
29. Bagaimana bergaul dengan orang yang lebih muda dari mereka?
30. Mengapa bapak/ibu menerapkan hal-hal tersebut pada si anak ?
31. Menurut bapak/ibu pentingkah pendidikan kepada anak tentang
perbedaan jenis kelamin ?
32. Mengapa demikian ?
33. Bagaimana bapak /ibu mengenalkan pendidikan untuk perbedaan jenis
kelamin?
34. Upaya-upaya apa sajakah yang bapak/ibu lakukan terhadap anak agar si
anak tidak melakukan kesalahan dalam bertindak ?
35. Ketika anak memperoleh suatu prestasi dalam hal belajar, apa yang
bapak/ ibu lakukan untuk anak ?
36. Sejak kapan bapak / ibu mengenalkan pendidikan agama ?
37. Mengapa bapak/ibu mengenalkan pendidikan sejak…..?
38. Bagaimana cara bapak / ibu menanamkan pendidikan agama ?
39. Dalam bentuk apakah bapak/ibu mengenalkan pendidikan agama ?
40. Apakah anak-anak diberi tanggung jawab untuk mengerjakan suatu
pekerjaan dalam membantu pekerjaan rumah ?
41. Mengapa ?
42. Apabila anak tidak melakukan pekerjaan tersebut apakah anak diberi
suatu sanksi ?
104
43. Jika ya, dalam bentuk apakah sanksi tersebut ?
44. Ketika anak berbeda pendapat dengan bapak/ ibu, bagaimana bapak/ ibu
menyelesaikannya ?
45. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menanamkan disiplin pada anak yang
dimulai dari bangun tidur sampai tidur lagi ?
46. Apakah yang bapak/ibu terapkan ketika ada tamu dirumah ?
47. Apakah bapak/ibu dalam memberikan uang jajan antara anak yang satu
dengan yang lain sama ?
48. Mengapa demikian?
49. Ketika anak meminta sesuatu sedangkan bapak/ibu tidak memiliki uang
yang cukup bahkan tidak ada, apa yang bapak/ibu lakukan terhadap sang
anak ?
50. Bagaimana cara bapak/ibu mendidik anak agar anak mempunyai rasa
suka menabung ?
105
12. Apakah buku-buku pelajaran yang kamu miliki lengkap?
13. Bagaimana sikap kedua orang tuamu ketika kamu menginginkan membeli
sesuatu dan meminta uang kepada mereka ketika mereka tidak bisa
memenuhi permintaanmu ?
14. Pekerjaan rumah apa yang kamu lakukan ?
15. Ketika kamu tidak melakukan apa yang bapak / ibumu lakukan
terhadapmu ?
16. Apakah uang jajan yang kamu terima sama dengan yang diterima
saudaramu yang lain ?
17. Apakah kamu suka menabung ?
18. Mengapa ?
19. Apa yang bapak / ibu lakukan terhadapmu ketika kamu bangun pagi
terlambat ?
20. Apa yang bapak / ibu lakukan terhadapmu ketika kamu terlambat pulang
sekolah?
21. Kegiatan masyarakat apa saja yang kamu ikuti di masyarakat ?
22. Bagaimana pendapat orang tuamu ketika kamu mengikuti kegiatan
tersebut ?
23. Ketika kamu memperoleh prestasi tertentu apa yang bapak / ibu lakukan
terhadapmu ?
24. Ketika kamu mempunyai masalah kepada siapa kamu meminta nasehat ?
25. Kamu lebih dekat dengan bapak atau ibu ?
26. Orang tuamu lebih suka program apa ketika melihat TV ?
27. Orang tuamu lebih suka program apa ketika mendengarkan radio ?
28. Apakah orang tuamu sering membaca koran ?
29. Koran apa yang sering dibaca orang tuamu?
30. Pernahkah kamu mendengar orang tuamu bertengkar ?
31. Sepengetahuanmu masalah apa biasanya yang mereka pertengkarkan ?
32. Bagaimana sikapmu sebagai anak ketika mengetahui mereka bertengkar ?
106
INSTRUMEN UNTUK TETANGGA
1. Berapa lama Anda bertetangga dengan keluarga Pak UI ?
2. Apakah Anda akrab dengan keluarga Pak UI ?
3. Menurut Anda apakah Pak UI dan Ibu S sering marah kepada anaknya
ketika anaknya melakukan kesalahan ?
4. Apakah Anda sering melihat Pak UI atau Ibu S memukul anak-anaknya?
5. Menurut Anda apakah Pak UI dan Ibu S mengeluarkan kata-kata kotor
ketika mereka sedang marah ?
6. Menurut Anda apakah Pak UI memanjakan salah anak-anaknya ?
7. Bagaimana dengan Ibu S ?
8. Menurut Anda apakah Pak UI dan Ibu S mengekang anak-anaknya ?
9. Menurut Anda apakah anak-anak Pak UI bebas pergaulannya?
10. Bagaimana tanggapan Anda terhadap anak-anak Pak UI ?
107
Lampiran 4 99
CATATAN LAPANGAN
Nama : Pak UI
Tempat, Tanggal Lahir / Usia : Jakarta, 31 Desember 1950
Agama : Islam
Alamat : Dusun Krajan Timur Rt 003 Rw 003
Meteseh Boja Kendal 51381
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : Drop Out
Posisi dalam Keluarga : Ayah
kadang menjemur kayu atau bersih-bersih kebun atau kadang mencari kayu
atau kalau ada cucian kering menggosok pakaian dengan gosokan arang.
tidur siang.
anaknya yang berada di rumah. Setelah sholat Isya, tidur kurang lebih pukul
09.00 malam kadang sampai malam ngobrol dengan istri dan anaknya .
108
CATATAN LAPANGAN
Nama : Ibu S
Tempat, Tanggal Lahir / Usia : Salatiga,11 Desember 1967 / 38 tahun
Agama : Islam
Alamat : Dusun Krajan Timur Rt 003 Rw 003
Meteseh Boja Kendal 51381
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : Tidak Sekolah
Posisi dalam Keluarga : Ibu
bangun pagi karena harus bekerja ngepres, MI bangun pagi untuk membantu
anak belum bangun setelah dibangunkan Ibu S, biasanya Ibu S akan teriak-
pagi, Ibu S kemudian berangkat bekerja dan akan selesai bekerja kira-kira
sebentar.
kegiatan TPQ. Ibu S selalu memperhatikan kegiatan anaknya ini, yaitu Ibu S
berangkat TPQ.
109
101
malam sambil membersihkan rumah dibantu oleh anaknya yang kedua dan
Santai sampai dua anaknya pulang dari masjid. Setelah anaknya selesai
tidur.
110
102
CATATAN LAPANGAN
Nama : MA
Tempat, Tanggal Lahir / Usia : Kendal, 08 Juni 1984
Agama : Islam
Alamat : Dusun Krajan Timur Rt 003 Rw 003
Meteseh Boja Kendal 51381
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : Tamat SLTA
Posisi dalam Keluarga : Anak ke-1
duduk di depan tungku api (gegarang) sambil minum teh hangat. Memberi
kemudian tidur siang sampai pikul 04.00 sore. Selesai sholat Asar,
Setelah sholat Isya, ngobrol. Kemudian tidur kurang lebih pukul 09.00
malam.
111
103
CATATAN LAPANGAN
Nama : MI
Tempat, Tanggal Lahir / Usia : Semarang, 05 November 1987
Agama : Islam
Alamat : Dusun Krajan Timur Rt 003 Rw 003
Meteseh Boja Kendal 51381
Pekerjaan : Belum Bekerja
Pendidikan : Tamat SLTP
Posisi dalam Keluarga : Anak ke-2
Setelah bangun dan sholat Dhuhur, kemudian tidur lagi atau main ke
tetangga. Pukul 04.00 sore pulang main kemudian membereskan rumah dan
selesai langsung mandi sore dan main. Setelah waktu Maghrib, berangkat ke
Mushola, pulang selepas sholat Isya. Makan malam sambil ngobrol dengan
(MI dan MU). Pulang kurang lebih pukul 09.00 malam kemudian tidur.
112
104
CATATAN LAPANGAN
Nama : MU
Tempat, Tanggal Lahir / Usia : Kendal, 10 September 1991
Agama : Islam
Alamat : Dusun Krajan Timur Rt 003 Rw 003
Meteseh Boja Kendal 51381
Pekerjaan :-
Pendidikan : Drop Out
Posisi dalam Keluarga : Anak 3
Bangun tidur waktunya tidak pasti, kadang pagi kadang siang. Setelah
cuci muka, jika sarapan pagi sudah tersedia langsung sarapan pagi.
Kemudian main atau mancing di sungai. Pulang kalau hanya ada perlu
nonton TV. Pulang paling lambat jam 10.00 kemudian tidur. Sering tidur di
113
105
CATATAN LAPANGAN
Nama : ME
Tempat, Tanggal Lahir / Usia : Kendal, 26 April 1994
Agama : Islam
Alamat : Dusun Krajan Timur Rt 003 Rw 003
Meteseh Boja Kendal 51381
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SD
Posisi dalam Keluarga : Anak 4
Pulang ke sekolah kurang lebih pukul satu siang. Setelah ganti baju
dan makan siang, kemudian sholat Dhuhur. Main sampai pukul 03.00 sore
ke mushola.
Pulang selepas Isya kemudian makan malam dan belajar apabila ada
114
HASIL WAWANCARA DENGAN ORANG TUA
Bapak / ibu mempunyai cita-cita apa jika anak-anak ( laki-laki dan perempuan )
sudah besar nanti ?
Pak UI : “Kalau saya ya…bisa hidup enak, senang, ingat dengan orang tua
terutama sama ibunya, jadi orang yang suka mbantu orang, yang penting
lagi hidupnya lebih enak dari saya”
Ibu S : “Ya sama dengan bapaknya anak-anak.ini. Kalau bisa jadi orang, akur.
Saya sebagai orang tua tidak meminta apa-apa kok..”
Diantara bapak dan ibu siapakah yang lebih banyak waktu dirumah ?
Pak UI: “Ibunya anak-anak…saya jarang pulang. Seminggu sekali saya pulang
dan hanya dua atau tiga hari paling lama di rumah. Tidak tentu ”.
Ibu S : “Iya..kadang kalau sedang malas kerja juga lama dirumah…”.
115
Kegiatan masyarakat apa sajakah yang diikuti bapak/ibu ?
Pak UI: “Yaa..kalau saya dirumah ada undangan Tahlilan atau rapat ya datang.
Tetapi seringnya anak saya yang pertama yang sering mewakili saya..”
Ibu S : “Ah…kalau suami saya ini jarang mau kumpul dengan tetangga. Kalau
saya ikut itu arisan RT. Dulu saya ikut Yasin dan Berjanjen ibu-ibu.
Waktu saya dapat giliran ditempati, meeka tidak mau datang karena
dirumah saya punya anjing. Ya sudah…saya keluar saja. Terlanjur sudah
sakit hati. Saya sudah capek-capek masak ..eeh…malah yang datang
cuma 2 orang saja. Sudah hampir satu tahun ini saya keluar..”.
116
Pak UI : “Ngobrol “
Apakah cara bapak / ibu dalam mengasuh anak-anak sama dengan orang tua Anda
dulu ?
Pak UI: “Tidak. Kasihan kalau mereka merasakan hal yang sama dengan saya.
Susah. Sering mau makan kalau belum kenyang mau tambah tidak boleh.
Yaaa..jalan satu-tunya saya mencuri kalau malam. Mencuri tapi dirumah
sendiri..he..he..bagaimana lagi..masih lapar..”
Ibu S: “Tidak. Saya tidak anak-anak seperti saya. Kasihan. Saya tidak betah waktu
itu dirumah. Sengsara sekali hidup saya…samapi sekarang juga masih
seperti ini”
Apa yang mendorong bapak / ibu mengasuh anak-anak dengan cara demikian ?
Pak UI : “Agar mereka tidak merasakan keadaan yang sama dengan saya ”
117
Ibu S : “Saya kasihan kalau mereka sampai merasakan seperti yang saya rasakan
dahulu”
Menurut bapak / ibu apakah pendidikan bapak / ibu dahulu berpengaruh terhadap
keadaan ekonomi bapak/ ibu sekarang ?
Pak UI : “Tidak menurut saya. Semua itu Tuhan yang mengaturnya. Dahulu,
kemarin, sekarang, besok..itu semua Tuhan yang mengaturnya..”
Ibu S : “Ya memang sudah jalannya saya hidup susah mungkin...semoga saja
anak-anak saya tidak seperti saya semuanya”
Siapakah yang sering datang ke sekolah ketika walikelas mengundang orang tua
murid ?
Ibu S: “Saya… ”.
Mengapa ?
Ibu S: “Bapaknya anak-anak sering tidak mau datang ke sekolah..ambil rapor
saya, undangan rapat saya, ambil ijazah kelulusan juga saya..alasannya
hanya malas, bagaimana lagi..sampai sekarang ini lho.tidak pernah
118
mau..jadi ada apa-apa dengan anak-anak di sekolah juga saya..kalau tidak
percaya tanya saja anak-anak saya..”
Apa yang bapak / ibu lakukan ketika anak mengalami kesulitan mengerjakan PR
di rumah ?
Pak UI : “Karena saya tidak sekolah, dulu keluar di kelas satu, ya..saya suruh
kakak-kakaknya membantu”
Ibu S :“Saya orang bodoh., tidak pernah sekolah. Baca tulis saja tidak bisa.
Bagaimana bisa membantu..”
Mengapa demikian ?
Pak UI : “Boleh bermain dan bergaul dengan siapa saja, tidak pilih kasih. Yang
penting ada aturan, jangan sampai mengikuti arus tetapi tidak tahu
muaranya.Untuk pergaulan MA dan MI yang sering saya awasi. Mereka
sudah besar”.
Ibu S: “Apalagi sekarang jamannya seperti ini. Kalau mendengar yang begini-
begini..takutnya kalau anak-anak saya ikut-ikutan”.
Apa saja yang bapak / ibu terapkan pada anak-anak ketika mereka bergaul dengan
teman sebaya?
119
Pak UI : “Ya itu tadi..tidak pilih kasih, saling pengertian, jangan membeda-
bedakan yang kaya dengan yang miskin…yaa bagaimana wajarnya kalau
berteman saja”
Mengapa demikian ?
Pak UI ;“Ehmm…jika tidak bisa-bisa anak saya kelakuannya tidak baik. Sekarang
banyak orang yang maaf..hamil di luar nikah. Saya bisa tahu berita itu ya..dari
koran kalau di Semarang..kalau di rumah ya dari radio..biar tidak ketinggalan
informasiI tu mungkin ya..kurang didikan dari orangtuanya”.
Ibu S: “Bapak bisa baca koran..aku tidak bisa membaca ya dari radio apalagi
kalau bapak dirumah, sukanya mendengarkan berita. Saya juga bisa tahu kadang
dari televise. Agar anak-anak juga tahu dirinya laki-laki atau perempuan kalau itu.
Tuh tetangga…anak perempuan tingkah lakunya seperti laki-laki..”
120
Bagaimana bapak /ibu mengenalkan pendidikan untuk perbedaan jenis kelamin?
Pak UI :“Ya saya nasehati bagaimana mereka harus bergaul ..dikoran, di radio
saya sering tahu berita ya dari itu. Tidak usah jauh-jauh daerah sini juga ada”
Ibu S: “Itu..caranya saya kasih baju perempuan kalau perempuan mainannya juga
mainan perempuan ..”
Upaya-upaya apa sajakah yang bapak/ibu lakukan terhadap anak agar si anak
tidak melakukan kesalahan dalam bertindak ?
Pak UI :“Ya saya kasih tahu mana yang benar, mana yang salah. Memang sudah
jadi kewajiban saya sebagai orang tua…tapi kalau sudah dikasih tahu tidak mau
menurut ya..silahkan, orang tua cuma mengarahkan anaknya saja”
Ibu S: “ Ya seperti kata bapaknya…dikasih tahu..”
Ketika anak memperoleh suatu prestasi dalam hal belajar, apa yang bapak/ ibu
lakukan untuk anak ?
Pak UI :“Ya bilang kalau bapak senang begitu saja...he..he..”
121
Dalam bentuk apakah bapak/ibu mengenalkan pendidikan agama ?
Ibu S: “Ya itu… kalau sore saya suruh ikut TPQ ..ME sekarang yang masih TPQ
di Krajan Tengah, supaya tidak seperti saya”.
Mengapa ?
Ibu S: “Ya itu tadi…ya sudah saya kasih marah, tapi namanya juga anak…”.
Ketika anak berbeda pendapat dengan bapak/ ibu, bagaimana bapak/ ibu
menyelesaikannya ?
Pak UI : “Saya dengarkan dulu alasannya. Kalau salah saya luruskan..”
Ibu S: “Tapi kalau bapaknya ini sama MA sama kerasnya, tidak ada yang mau
mengalah..”.
Bagaimana cara bapak/ibu dalam menanamkan disiplin pada anak yang dimulai
dari bangun tidur sampai tidur lagi ?
Pak UI : “Yang penting ingat waktu itu saja..”
Ibu S: “Bangun tidur ya diberesi, sholat jangan lupa, waktu makan jangan sampai
telat, waktunya pulang sekolah ya pulang, jangan mampir sana-sini. Orang tua itu
sukanya mikir yang tidak-tidak kalau anaknya pergi waktunya pulang belum di
rumah..”
Apakah bapak/ibu dalam memberikan uang jajan antara anak yang satu dengan
yang lain sama ?
Pak UI : “Ya tidak. Kebutuhan anak saya yang besar dengan yang kecil kan
berbeda ”
122
Ibu S: “Tapi bapaknya itu sering ngasih tambah MI tanpa sepengetahuan
saya…iya kan?”
Pak UI : “Lha bagaimana…kadang ada kebutuhan mendadak ya kasihan..”
Mengapa demikian?
Pak UI : “ Kebutuhan anak saya yang besar dengan yang kecil kan berbeda”
Ibu S: “ Kalau yang kecil paling cukup buat jajan saja, tapi kalau MA sudah tidak
minta uang, sudah bisa cari sendiri. Malah dia sering ngasih adik-adiknya buat
jajan”
Ketika anak meminta sesuatu sedangkan bapak/ibu tidak memiliki uang yang
cukup bahkan tidak ada, apa yang bapak/ibu lakukan terhadap sang anak ?
Pak UI : “Saya lihat-lihat dulu minta apa, tetapi seringnya saya bilang besok kalau
ada uang”
Ibu S: “Kalau yang minta harus sekarang itu MU..kalau tidak dikasih nangis,
kayak anak kecil..”
Bagaimana cara bapak/ibu mendidik anak agar anak mempunyai rasa suka
menabung ?
Pak UI : “Saya beri nasehat uangnya disimpan..jangan buat jajan terus..tapi
namanya anak, sulit dikasih tau. Saya dan ibunya ini sampai capek ngasih tahu
anak-anak agar menabung”
123
HASIL WAWANCARA ANAK KE I PAK UI DAN IBU S
124
Jawab :” Setiap kali melakukan kesalahan nggak langsung dipukul atau
langsung dinasehati tapi yang pertama diajak cerita yang santai-santai
kemudian menyinggung-nyinggung kesalahanku yang akhirnya dinasehati.
Cara mereka nasehati pelan. Dan tanggapanku sering tak pikir nasehat
mereka”
7. Mengapa demikian ?
Jawab :” Karena orang tuaku juga berpikir kalau anak selalu bergaul bebas
juga tidak baik, kurang pergaulan juga tidak baik”
9. Apa yang bapak / ibu lakukan terhadapmu ketika kamu bangun pagi
terlambat ?
Jawab :” Yang sering bangunin aku tiap pagi kan Ibu. Kalau aku nggak
bangun-bangun yaa…itu tadi kasarane..tetet toet tetet toet…he..he…”
125
Jawab :”..ikut Karang Taruna namanya Tunas Bakti..setiap bulan 2 kali”
15. Ketika kamu mempunyai masalah kepada siapa kamu meminta nasehat
?
126
Jawab : “Yang pertama aku curhat sama bapak.Minta nasehat dari bapak,
minta arahan. Sudah minta nasehat dari bapak ya juga masih ngomong sama
teman gimana pemecahannya. Kalau aku ngomong sama Ibu, biasanya ibu
paling-paling cuma haalah..paling kowe sing salah, sing nyasar. Ibu
jawabannya gitu nggak ngasih solusi yang baik”
19. Orang tuamu lebih suka program apa ketika mendengarkan radio ?
Jawab :“ee..kalau ibu jarang mendengarkan radio. Tapi kalau bapak
senengnya radio RASIKA itu..bapak seneng mendengarkan berita-berita
baru”
20. Menurutmu apakah orang tuamu dalam memberikan uang jajan sama
anak yang satu dengan yang lain?
Jawab :”Ah ndak. Ortuku bagi-bagi uang jajan itu nggak sama. Orang tuaku
tuh bagi uang sesuai kebutuhan anak masing-masing. Kalau yang lebih besar
127
kelihatannya kebutuhannya semakin besar ya dikasih lebih tapi kalau yang
kecil-kecil ya paling cukup buat jajan-jajan gitu..”
22. Apakah dengan hasil tersebut kamu membantu kedua orang tuamu ?
Jawab :”Itu ya kadang..tanpa diminta saya kasih, tapi kadang ortuku sempat
ngucap: Le..mbok mae disroboti duite ndisik, gitu..”
128
HASIL WAWANCARA ANAK KE 2PAK UI DAN IBU S
129
Jawab : “Kamu tuh…ibu bilang kalau kamu kenal sama orang tuh yangbener.
Jangan yang gimana..orangnya tuh harus yag bener-bener baik,
jangan sembarangan bergaul dengan orang, itu saja…kalau ibu sih
ngajarinnya nggak boleh mandang kaya atau miskin. Kita tuh
bergaul menurut sifatnya saja. Misalnya kaya kalau sifatnya buruk
yaa mending tidak usah. Tapi kalau miskin sifatnya baik ya mending
berrgaul dengayang seperti itu- seperti itu”.
13. Bagaimana sikap kedua orang tuamu ketika kamu menginginkan membeli
sesuatu dan meminta uang kepada mereka ketika mereka tidak bisa
memenuhi permintaanmu ?
Jawab : “Ya bilang kalau tidak ada duit. Terus saya ya…gimana, ya sudah”.
14. Pekerjaan rumah apa yang kamu lakukan ?
Jawab : “Beres-beres rumah”.
15. Ketika kamu tidak melakukan apa yang bapak / ibumu lakukan
terhadapmu ?
Jawab : “ngomel-ngomel….maarah pasti..”
16. Apakah uang jajan yang kamu terima sama dengan yang diterima
saudaramu yang lain ?
Jawab : “Tidak”.
17. Apakah kamu suka menabung ?
Jawab : “Nggak”.
18. Mengapa ?
Jawab : “karena enaknya buat jajan”.
19. Apa yang bapak / ibu lakukan terhadapmu ketika kamu bangun pagi
terlambat ?
Jawab : “Ndobrak pintu ibu…pakai marah”.
20. Kegiatan masyarakat apa saja yang kamu ikuti di masyarakat ?
Jawab : “ikut bersih-bersih…juga ikut karang taruna yang kegiatannya sebulan
dua kali”.
21. Bagaimana pendapat orang tuamu ketika kamu mengikuti kegiatan
tersebut ?
130
Jawab : “Ya boleh-boleh saja’.
22. Ketika kamu mempunyai masalah kepada siapa kamu meminta nasehat ?
Jawab : “Bapak dan kakak”.
23. Kamu lebih dekat dengan bapak atau ibu ?
Jawab : “Bapak”.
24. Mengapa?
Jawab : “Bpak itu sejak aku kecil sayang ma aku. Terus dia tuh nggak pernah
pilih-pilih. Kalau ibu kan selalu pilih yang disayang ini…ini…kalau
bapak ndak ”.
25. Orang tuamu lebih suka program apa ketika melihat TV ?
Jawab : “sinetron, drama-drama…film-film”.
26. Orang tuamu lebih suka program apa ketika mendengarkan radio ?
Jawab : “Kalau yang sering mendengarkan radio itu bapak. Bapak suka
wayang, tembang kenangan dan yang lebih sering tuh berita”.
27. Apakah orang tuamu sering membaca Koran ?
Jawab : “Sering”.
28. Koran apa yang sering dibaca orang tuamu?
Jawab : “Suara merdeka, Jawa Pos”.
29. Pernahkah kamu mendengar orang tuamu bertengkar ?
Jawab : “Sering”.
30. Sepengetahuanmu masalah apa biasanya yang mereka pertengkarkan ?
Jawab : “Karena masalah ekonomi”.
31. Bagaimana sikapmu sebagai anak ketika mengetahui mereka bertengkar ?
Jawab : “Ikut marah, menegur…masak sudah tua pakai bertengkar melulu kan
malu didengar tetangga kan, apalagi cuma masalah ekonomi”.
131
HASIL WAWANCARA ANAK KE 3 PAK UI DAN IBU S
132
13. Apakah uang jajan yang kamu terima sama dengan yang diterima
saudaramu yang lain ?
Jawab : “Sama dengan adik tapi beda dengan kakak”.
14. Apakah kamu suka menabung ?
Jawab : “Tidak suka menabung”.
15. Mengapa ?
Jawab : “Uangnya untuk jajan”.
16. Apa yang bapak / ibu lakukan terhadapmu ketika kamu bangun pagi
terlambat ?
Jawab : “Tidaaak diapa-apain”.
17. Apa yang bapak / ibu lakukan terhadapmu ketika kamu terlambat pulang
sekolah?
Jawab : “Mas dan ibu”.
18. Kamu lebih dekat dengan bapak atau ibu ?
Jawab : “Dekat semua”.
19. Orang tuamu lebih suka program apa ketika melihat TV ?
Jawab : “Setaaan-setan, Angling Dharma…film”.
20. Orang tuamu lebih suka program apa ketika mendengarkan radio ?
Jawab : “Sandiwara, wayang, berita..”.
21. Apakah orang tuamu sering membaca Koran ?
Jawab : “Ya pernah lihat”.
22. Koran apa yang sering dibaca orang tuamu ?
Jawab : “Koran ya..seperti itu..warnanya putih..aaku tidak bisa membaca”.
23. Pernahkah kamu mendengar orang tuamu bertengkar ?
Jawab : “Sering”.
24. Sepengetahuanmu masalah apa biasanya yang mereka pertengkarkan ?
Jawab : “Bapak tidaak kerja, ibu kerja. Bapak kerja, ibu tidaak ..sampai sore”.
25. Bagaimana sikapmu sebagai anak ketika mengetahui mereka bertengkar ?
Jawab : “Maen, pulangnya sore”.
26. Setiap harinya kegiatan kamu apa saja?
Jawab : “Makan, tidur, main”.
133
HASIL WAWANCARA ANAK KE 4PAK UI DAN IBU S
1. Apa cita-citamu untuk orang tuamu ?
Jawab : “Polwan”
2. Apakah kamu berbahasa jawa kromo ketika berbicara dengan kedua
orang tuamu ?
Jawab : “Tidak”
3. Mengapa ?
Jawab : “Ya nggak kenapa-kenapa. Nggak bisa”
4. Apa yang bapak / ibu lakukan terhadapmu ketika kamu melakukan
kesalahan ?
Jawab : “Marah”
5. Apakah orang tuamu sering memukulmu ketika kamu melakukan
kesalahan?
Jawab : “Tidak”
6. Siapakah yang membantumu mengerjakan PR ?
Jawab :”Kakak-kakakku”
7. Apakah buku-buku pelajaran yang kamu miliki lengkap?
Jawab :”Tidak”
8. Bagaimana sikap kedua orang tuamu ketika kamu menginginkan
membeli sesuatu dan meminta uang kepada mereka ketika mereka tidak
bisa memenuhi permintaanmu ?
Jawab :”Bilang besok”
9. Bagaimana pendapatmu ?
Jawab : ”Nggak mau. Nangis.Ibu marah”
10. Pekerjaan rumah apa yang kamu lakukan ?
Jawab : “Nggak pernah mbantu”
11. Apakah uang jajan yang kamu terima sama dengan yang diterima
saudaramu yang lain ?
134
Jawab : “Tidak. Lebih sedikit”
12. Apakah kamu suka menabung ?
Jawab : “Tidak”
13. Mengapa ?
Jawab : “Tidak punya untuk ditabung”
14. Apa yang bapak / ibu lakukan terhadapmu ketika kamu bangun pagi
terlambat ?
Jawab : “Ibu marah”
15. Apa yang bapak / ibu lakukan terhadapmu ketika kamu terlambat
pulang sekolah?
Jawab :
16. Ketika kamu memperoleh prestasi tertentu apa yang bapak / ibu
lakukan terhadapmu ?
Jawab :”Bangga. Tapi nggak dikasih hadiah”
17. Kamu lebih dekat dengan bapak atau ibu?
Jawab :”Semuanya”
18. Orang tuamu lebih suka program apa ketika melihat TV ?
Jawab :”Film”
19. Orang tuamu lebih suka program apa ketika mendengarkan radio ?
Jawab :”Wayang kulit dan berita”
20. Apakah orang tuamu sering membaca koran ?
Jawab :”Tidak tahu”
21. Apakah waktu yang tersedia orang tuamu bagimu cukup ?
Jawab :”Kurang, bapak jarang dirumah”
22. Pernahkah kamu mendengar orang tuamu bertengkar ?
Jawab :”Ya..”
23. Sepengetahuanmu masalah apa biasanya yang mereka pertengkarkan ?
Jawab :”Tidak tahu..”
24. Bagaimana sikapmu sebagai anak ketika mengetahui mereka
bertengkar ?
Jawab :”Pergi”
135
136
CATATAN LAPANGAN
Nama : Ibu P
Tempat, Tanggal Lahir / Usia : Kendal, 18 Januari 1983
Agama : Islam
Alamat : Dusun Krajan Timur Rt 003 Rw 003
Meteseh Boja Kendal 51381
Pekerjaan : Pengusaha genting pres
Pendidikan : Tamat SD
137
Jawab :”Menurut saya tidak. Anak-anaknya Pak UI banyak temannya. Tetapi
saya sering kasihan dengan MU, dia tidak sekolah. Dia sebaya dengan anak
saya yang sulung”
9. Menurut Anda apakah anak-anak Pak UI bebas pergaulannya?
Jawab :”Tidak kalau saya lihat”
10. Bagaimana tanggapan Anda terhadap anak-anak Pak UI ?
Jawab :”Ya gimana ya…baik karena meskipun orang tidak punya tapi anak-
anaknya sekolah meskipun salah satu itu si MU tidak sekolah…dan perlu
lebih di apa ya…diperhatikan…itu saja”
138
CATATAN LAPANGAN
Nama : Ibu M
Tempat, Tanggal Lahir / Usia : Kendal, 14 September 1981
Agama : Islam
Alamat : Dusun Krajan Timur Rt 003 Rw 003
Meteseh Boja Kendal 51381
Pekerjaan : Ibu rumah tangga dan pengusaha genting
pres
Pendidikan : Tamat SLTP
139
Jawab : “Saya rasa tidak ya..sebagai orang tua pasti juga ada nasehat
meskipun sedikit”
10. Bagaimana tanggapan Anda terhadap anak-anak Pak UI ?
Jawab : “Menurut saya..baik, tapi ya itu tadi karena MU tidak sekolah jadi
ya..kerjaannya kesana-kesini main terus dan sudah besar tapi masih kayak
anak kecil, masih sering nangis..”
140
Pedoman Observasi
141