You are on page 1of 4

ASURANSI DALAM PANDANGAN ISLAM

PENGERTIAN ASURANSI

Seperti kita ketahui salah satu cara penanggulangan risiko adalah dengan mengasuransikan suatu
risiko kepada perusahaan asuransi. Cara ini dianggap sebagai metode yang paling penting dalam
upaya menanggulangi risiko. Karenanya banyak orang yang berpendapat bahwa manajemen
risiko sama dengan asuransi. Padahal keadaaan yang sebenarnya tidaklah demikian.
Asuransi artinya transaksi pertanggungan, yang melibatkan dua pihak, tertanggung dan
penanggung. Dimana penanggung menjamin pihak tertanggung, bahwa ia akan mendapatkan
penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin akan dideritanya, sebagai akibat dari suatu
peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum dapat ditentukan saat/
kapan terjadinya. Sebagai kontraprestasinya si tertanggung di wajibkan membayar sejumlah
uang kepada si penanggung, yang besarnya sekian prosen dari nilai pertanggungan, yang biasa
disebut “premi”.
Ditinjau dari beberapa sudut, maka asuransi mempunyai tujuan dan teknik pemecahan yang
bermacam-macam, antara lain:
a. Dari segi Ekonomi, maka, tujuannya mengurangi ketidak pastian dari hasil usaha yang
dilakukan oleh seseorang atau perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau
mencapai tujuan. Tekniknya dengan cara mengalihkan risiko pada pihak lain dan pihak lain
mengkombinasikan sejumlah risiko yang cukup besar, sehingga dapat diperkirakan dengan
lebih tepat besarnya kemungkinan terjadinya kerugian.
b. Dari segi Hukum, maka tujuannya memindahkan risiko yang dihadapi oleh suatu obyek
atau suatu kegiatan bisnis kepada pihak lain. Tekniknya melalui pembayaran premi oleh
tertanggung kepada penanggung dalam kontrak ganti rugi (polis asuransi), maka risiko
beralih kepada penanggung.
c. Dari segi Tata Niaga, maka tujuannya membagi risiko yang dihadapi kepada semua peserta
program asuransi. Tekniknya memindahkan risiko dari individu/ perusahaan ke lembaga
keuangan yang bergerak dalam pengelolaan risiko (perusahaan asuransi), yang akan
membagi risiko kepada seluruh peserta asuransi yang ditanganinya.
d. Dari segi Kemasyarakatan, maka tujuannya menanggung kerugian secara bersama-sama
antar semua peserta program asuransi. Tekniknya semua anggota kelompok (kelompok
anggota) program asuransi memberikan kontribusinya (berupa premi) untuk menyantuni
kerugian yang diderita oleh seorang/ beberapa orang anggotanya.
e. Dari segi Matematis, maka tujuannya meramalkan besarnya kemungkinan terjadinya risiko
dan hasil ramalan itu dipakai dasar untuk membagi risiko kepada semua peserta
(sekelompok peserta) program asuransi. Tekniknya menghitung besarnya kemungkinan
berdasarkan teori kemungkinan “Probability Theory”, yang dilakukan oleh aktuaris
maupun oleh underwriter.

PENDAPAT PARA ULAMA

Dalam hal ini para ulama membagi asuransi menjadi dua, asuransi At-Tijari (Komersial) dan
asuransi At-Ta’awuni
Yang dimaksud dengan asuransi At-Tijari adalah perusahaan mengambil pembayaran angsuran
dari seseorang dan jika terjadi suatu kecelakaan, perusahaan itu membayar kepadanya sebagai
ganti dari pembayaran yang diangsur tersebut. Oleh karena itu Asuransi At-Tijari diharamkan
oleh para ulama. Adapun sebab-sebab dari pengharaman tersebut antara lain :
1. Sesungguhnya akad ini mengandung riba dan sisi kandungannya terhadap riba adalah
bahwasanya seseorang yang anggota Asuransi membayar dengan angsuran, kemudian
setelah itu mengambil uang itu darinya pengganti uang itu dengan uang yang lainnya, tidak
ada kesamaan disana, tetapi seringnya keduanya lebih dari pada yang lainnya, dan riba
adalah membayar uang yang lebih dengan ganti uang yang lebih pula dengan cara salah
satunya lebih dari pada yang lain dan ini pasti ada di dalam asuransi dan tidak diragukan
lagi ini haram hukumnya Allah SWT berfirman “Allah SWT telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba.” ( Qs. Al – Baqarah : 275 ). Dan Allah SWT berfirman ”Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” ( Qs. Al – Baqarah : 278 ).
2. Mengandung perjudian di dalamnya dan sisi kandungannya adalah sesungguhnya
seseorang membayar dalam keadaan yakin dan dia tidak tahu apakah dia akan
mendapatkan ganti dari uang tersebut atau tidak? dan perjudian itu adalah kerugian yang
diketahui dengan yakin (yakni seseorang membayarkan uang itu dalam keadaan yakin)
sebagai ganti kerugian yang mungkin akan terjadi atau tidak terjadi dan hasilnya dan yang
akan kembail kepadanya sebagai ganti dari harta yang pertama, mungkin dia akan di bayar
dan mungkin dia tidak di bayar dan ini pasti di dalam Asuransi At-Tijari , maka kamu
membayarkan uang dan kamu tidak mengetahui apa kamu akan kecelakaan dan
mendapatkan hak kamu sebagai gantinya atau tidak terjadi sesuatu, dan ketika itu dia
masuk keumuman dalil tentang pelarangan berjudi Allah SWT berfirman “Hai orang-
orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” ( Qs. Al –
Ma’idah : 90 ).
3. Mengandung penipuan dan sisi kandungannya adalah seseorang membayar uang dan dia
tidak tahu apakah dia akan mendapatkan ganti uangnya itu atau dia tidak mendapatkannya,
dan ini adalah penipuan, Syari’at telah datang mengharamkan penipuan di dalam
mu’amalah dan di riwayatkan di shohih Muslim sesungguhnya Nabi SAW, melarang jual
beli yang di dalamnya ada unsur penipuan.
4. Di dalamnya terdapat memakan harta seseorang, karena serikat asuransi mengambil harta
dari manusia dan menahannya dan tidak membayarkanya gantinya itu (seperti semula)
kecuali sedikit dan tidak berarti, dan memakan harta orang lain tanpa alasan yang Syar’i itu
adalah termasuk sesuatu yang haram seperti yang difirmankan Allah SWT “Hai orang-
orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.” ( Qs. An – Nisa’I : 29 ). Dan ini bukanlah dari bentuk perniagaan
maka ketika itu menjadi dilarang darinya.
5. Di dalamnya juga terdapat jual beli dalam bentuk hutang-piutang, sesungguhnya orang
yang mengasuransikan diri membayar uang dengan mengangsur dan sebagiannya di
akhirkan yang gantinya dibayarkan ketika terjadi kecelakaan, maka ketika itu terjadi jual
beli dalam bentuk hutang-piutang dan sebagian ahlul Ilmi mengharamkan jual beli dalam
bentuk hutang-piutang dan telah ada hadits Rasulullah SAW melarang jual beli yang tidak
ada dengan yang tidak ada (hutang piutang) tetapi haditsnya dhoif, dan yang menjadikan
patokan adalah telah adanya ijma’.

Asuransi At-Ta’awuni atau disebut dengan Asuransi Al-Badali (yang diganti) dan ringkasan dari
asuransi ini adalah berkumpulnya suatu perkumpulan manusia yang mereka membayarkan uang-
uang mereka dan jika terjadi dari mereka sesuatu yang membahayakan maka sesungguhnya
orang itu mengambil ganti dari sesuatu yang membahayakan itu dari apa yang telah mereka
kumpulkan seperti berkumpulnya pekerja (pegawai) suatu daerah kemudian mereka membayar
100 riyal seluruhnya, mereka membayar 100 riyal untuk kotak yang ada di antara mereka maka
jika terjadi di antar mereka sesuatu yang membahayakan atau terlibat kesulitan akan diganti dari
kotak tersebut dan ini terjadi di zaman kita kotak untuk kebaikan yang ditujukan untuk
kekeluargaan atau kepunyaan beberapa daerah pemerintahan dan ini semua masuk di dalam
Asuransi At-Ta’awuni . Menurut para ulama asuransi yang semacam ini diperbolehkan dengan
menggunakan dalil firman Allah SWT “ Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa dan jangan kalian tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (Qs. Al-
Ma’idah : 2).
Mereka berkata dan ini dalam rangka tolong-menolong dalam kebaikan maka masuklah di dalam
ayat ini, dan juga mereka berdalilkan hadits Nabi SAW : ” Permisalan seorang mu’min di dalam
kecintaannya, kasih sayangnya dan lemah lembutnya seperti tubuh yang satu jika salah satu
anggota tubuhnya sakit maka seluruh tubuhnya akan merasakannya dengan demam dan tidak
bisa tidur (begadang).” (HR. Shohihan) dan hadits Abu Musa Al-Asy’ari r.a. Nabi SAW
besabda : “permisalan seorang mu’min dengan mu’min lainnya seperti bangunan yang
menguatkan sebagian dengan bagian yang lainnya.” ( HR.Shohihain )

PERBEDAAN ANTARA ASURANSI AT-TIJARI DENGAN ASURANSI AT-TA’AWUNI

1. Asuransi At-Tijari ditujukan untuk perniagaan dan keuntungan dari harta yang akan
didapatkan, adapun Asuransi At-Ta’awuni, mereka bertujuan tolong menolong diantara
mereka.
2. Angsuran yang di bayarkan di dalam Asuransi At-Tijari tergantung apa yang telah
disepakati di antara mereka maka wajib bagi angota asuransi tersebut untuk membayar
kepada perusahaan sedangkan Asuransi At-Ta’awuni sesungguhnya angsuran yang akan
di bayarkannya sama maka jika di dapatkan satu dengan sifat yang sama dan cara yang
sama dan cirri-ciri yang sama maka sesungguhnya mereka membayarkan angsurannya juga
sama.
3. Asuransi At-Ta’awuni uang yang akan di bayarkan di dalamnya yang dihasilkan ketika
kecelakaan terhadap seseorang dari segi penggantian saja maka tidak dibayarkan kepada
dia kecuali ganti dari kerugian yang di dapatkannya, berbeda dengan Asuransi At-Tijari
maka sesungguhnya ganti yang akan di bayarkan tidak berkaitan dengan bahaya yang
tertimpa manusia tersebut tetapi sekedar kesepakatan, yang seperti itu jika terjadi
kecelakaan terhadap mobilnya maka asuransi At-Tijari sesungguhnya ganti yang akan di
bayarkan adalah sekedar apa yang disepakati kepadanya kadang mereka bersepakat dengan
uang yang sangat besar yang di bayarkan kepadanya jika terjadi kecelakaan terhadap mobil
ini, berbeda dengan Asuransi At-Ta’awuni maka sesungguhnya ganti yang di bayarkan
adalah di lihat dari bahayanya.
4. Asuransi At-Ta’awun tidak mendapatkan jaminan kecuali yang terkena mara bahaya,
berbeda dengan Asuransi At-Tijari maka sesungguhnya itu terkadang mendapatkan berita
yang menggembirakan atau dari perkara-perkara yang bukan di dalamnya terdapat sesuatu
yang membahayakan misalnya anggota Asuransi At-Tijari mendapatkan kemenangan
untuk kelompok yang membayar angsuran tiap bulannya maka jika menang suatu
kelompok maka dia akan berhak mendapatkan harta yang banyak tergantung dengan apa
yang disepakatinya, berbeda dengan Asuransi At-Ta’awuni maka sesungguhnya dia tidak
berhak mendapatkan gantinya kecuali jika dia tertimpa bahaya dan tidak melebihi biaya
kecelakaan tersebut.
5. Sesungguhnya Asuransi At-Tijari apa-apa yang lebih dari uang di dalamnya maka di ambil
oleh serikat Asuransi At-Tijari dan tidak akan kembali kepada angota asuransi, berbeda
dengan Asuransi At-Ta’awuni maka sesungguhnya diambil darinya uang-uang pengganti
yang di bayarkan untuk beberapa orang yang mereka tertimpa bahaya adapun sisanya akan
di bayarkan atau kembali kepada anggota auransi tersebut atau kepada anggota-anggota
asuransi yang telah membayar angsuran-angsuran tersebut.

Abu Bakr Fahmi Abu Bakar jawwas


Daarul Hadiits Syiher Hadramaut 1 Dzulqo’dah 1430 H / 20 Oktober 2009

You might also like