You are on page 1of 13

P U T U S A N

No. 40 PK/TUN/2007
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat peninjauan kembali telah
memutuskan sebagai berikut dalam perkara :
KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA PONTIANAK,
berkedudukan di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 1 Pontianak,
dalam hal ini memberi surat tugas kepada : BAMBANG
SULISTYO, SH., dk., Kasubsi Perkara Pertanahan pada Kantor
Pertanahan Kota Pontianak, berkantor di Jalan Jenderal Ahmad
Yani No. 1 Pontianak, berdasarkan surat tugas khusus tanggal 7
Desember 2006, Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon
Kasasi/Tergugat/ Pembanding ;
melawan
YAYASAN SEKOLAH MENENGAH TIOANGHOA GANG
HIDJAZ PONTIANAK (CHINEESCHE MIDDLEBARE SCHOOL),
berkedudukan di Pontianak, sesuai dengan Pasal 6 ayat (4) Akta
Pendirian No. 9 Tahun 1957, diwakili oleh :
1. LIAUW THAI ON/DAVID ANTON, Ketua Yayasan, bertempat
tinggal di Jalan Merapi No. 143, Pontianak ;
2. LO JONG KIM, Sekretaris Yayasan, bertempat tinggal di Jalan
H. Abbas No. 54, Pontianak ;
3. TJIA HIANG HAI, Bendahara Yayasan, bertempat tinggal di
Jalan Purnama Gang Purnama Anggrek No. 3, Pontianak,
Termohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon Kasasi/
Penggugat/Terbanding ;
Mahkamah Agung tersebut ;
Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata
Pemohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Pemohon Kasasi/Tergugat/
Pembanding telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap
putusan Mahkamah Agung RI No. 229 K/TUN/2005 tanggal 5 April 2006 yang
telah berkekuatan hukum tetap dalam perkaranya melawan Termohon
Peninjauan Kembali dahulu sebagai Termohon Kasasi/Penggugat/Terbanding
dengan posita perkara sebagai berikut :
Bahwa yang menjadi obyek gugatan dalam perkara ini adalah Sertifikat
Hak Pakai No. 02/Kelurahan Benua Melayu Darat tanggal 9 Januari 1996, GS

Hal. 1 dari 13 hal. Put. No. 40 PK/TUN/2007


No. 1274/1994 seluas 7.737 m2 atas nama Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI, terletak dahulu di Gang Hijas sekarang dikenal Jalan Hijas
Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota
Pontianak ;
Bahwa Sertifikat Hak Pakai No. 02/Kelurahan Benua Melayu Darat
tanggal 9 Januari 1996, seluas 7.737 m2 terletak dahulu di Gang Hijas sekarang
dikenal dengan nama Jalan Hijas, Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan
Pontianak Selatan, baru diketahui Penggugat pada tanggal 12 Januari 2004
melalui Surat Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Kalimantan Barat No. 570-28-41-2004, tanggal 12 Januari 2004, sehingga
masih dalam tenggang waktu yang dibenarkan untuk mengajukan gugatan
berdasarkan Pasal 55 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 ;
Bahwa Sertifikat Hak Pakai No. 02/Kelurahan Benua Melayu Darat
tanggal 9 Januari 1996, seluas 7.737 m2 terletak dahulu di Gang Hijas sekarang
dikenal dengan nama Jalan Hijas, Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan
Pontianak Selatan adalah merupakan suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan
oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang telah memenuhi unsur-unsur
dari Pasal 1 butir 3 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara yaitu bersifat konkrit, individual dan final yang menimbulkan
akibat hukum bagi Penggugat ;
- Konkrit : bahwa Surat Keputusan Tergugat di atas benar dan terwujud,
tertentu atau dapat ditentukan ;
- Individual : bahwa Surat Keputusan Tergugat tersebut di atas ditujukan
kepada Penggugat ;
- Final : bahwa Surat Keputusan Tergugat tersebut di atas telah defini-
tif dan menimbulkan akibat hukum yang merugikan bagi
Penggugat ;
Bahwa Sertifikat Hak Pakai No. 02/Kelurahan Benua Melayu Darat
tanggal 9 Januari 1996, seluas 7.737 m2 terletak dahulu di Gang Hijas sekarang
dikenal dengan nama Jalan Hijas, Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan
Pontianak Selatan yang dikeluarkan oleh Tergugat, berdasarkan Pasal 47 jo
Pasal 50 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Pengadilan Tata Usaha Negara
Pontianak berwenang memeriksa, memutuskan dan mehyelesaikan sengketa
ini ;
Bahwa Sertifikat Hak Pakai No. 02/Kelurahan Benua Melayu Darat
tanggal 9 Januari 1996, seluas 7.737 m2 terletak dahulu di Gang Hijas sekarang
dikenal dengan nama Jalan Hijas, Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan

Hal. 2 dari 13 hal. Put. No. 40 PK/TUN/2007


Pontianak Selatan Kota Pontianak dikeluarkan oleh Tergugat telah memenuhi
syarat untuk dimajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara berdasarkan Pasal
53 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 ;
Bahwa Penggugat sebagai badan hukum, didirikan berdasarkan Akta
Notaris Adasiah Harahap di Pontianak No. 9, tertanggal 14 Oktober 1957 telah
didaftarkan di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pontianak dengan No. 80
tanggal 1 Nopember 1957, diumumkan di Berita Negara RI No. 59 tanggal 25
Juli 2003, Tambahan No. 51/Ad/2003, kemudian diubah dengan Akta
Pernyataan Keputusan Rapat No. 56 tanggal 29 Juli 2003, dihadapan Notaris P.
Sutrisno A. Tampubulon, SH.M.Kn. sehingga menurut Undang-Undang No. 16
Tahun 2001 tentang Yayasan Syah sebagai Badan Hukum Yayasan ;
Bahwa Penggugat sejak pendirian mempunyai kekayaan berupa tanah
sebagaimana yang termuat dalam Pasal 4 huruf b Akta Pendirian Yayasan No.
9 tanggal 14 Oktober 1957 antara lain :
- Sertifikat HO No. 827/WO ;
- Sertifikat HO No. 605/WO ;
- Sertifikat HO No. 4217/N ;
- Dua bidang tanah yang terletak dalam Surat Ukur No. 90/1953, tanggal 18
April 1953, dan Surat Ukur No. 269/1953 tanggal 24 September 1953 ;
- Dan bangunan-bangunan sekolah dan asrama siswa yang terdapat di atas
bidang-bidang tanah tersebut di atas, IMB No. 191/Rg tanggal 31 Mei 1954
dan No. 205/Rg tanggal 24 Januari 1952 yang kesemuanya seluas 7.737
m2 ;
Bahwa pada tahun 1966, dalam situasi perubahan politik, yaitu orde
Lama dan Orde Baru, Penggugat yang memiliki dan menaungi sekolah asing
sebagaimana Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 13
Nopember 1957 No. 113876/S yang Lampiran VI-nya berupa ijin untuk
menyelenggarakan sekolah asing No. 15/LPB/VII/Tjb/58, tanggal 26 Maret 1958
diserbu oleh massa dikawal oleh CPM (Corp Polisi Militer) sehingga mengingat
keamanan dan situasi kondisi saat itu sekolah terpaksa diliburkan ;
Bahwa pada tahun 1968, Ketua Yayasan saat itu Liauw Liung FA,
dinterogasi oleh CPM (Corp Polisi Militer) Jalan jenderal Sudirman Pontianak
selama 4 hari kemudian dipulangkan karena baik selaku pribadi maupun selaku
Ketua Yayasan tidak terdapat indikasi yang bertentangan dengan hukum dan
kepentingan politik saat itu namun tanah bangunan diduduki oleh Penguasa
tanpa melalui prosedur hukum positif yang berlaku ;

Hal. 3 dari 13 hal. Put. No. 40 PK/TUN/2007


Bahwa kemudian tanpa persetujuan Penggugat, tanah dan bangunan
oleh Pengusaha dalam hal ini Pemerintah Orde Baru dimanfaatkan untuk
menyelenggarakan kegiatan pendidikan (SMP Negeri 6) akan tetapi sudah
ditutup tahun 1987, dan sampai saat ini semua bangunan sudah rusak berat,
karena sudah dikosongkan oleh Pemerintah ;
Bahwa setelah orde Reformasi dengan tumbangnya Rezim Suharto,
dimana Penggugat bebas dari tekanan Politik Orde Baru, Penggugat
sebagaimana diumumkan di Berita Acara Negara RI No. 59 tanggal 25 Juli
2003, Tambahan No. 51/Ad/2003, kemudian diubah dengan Akta Pernyataan
Keputusan Rapat No. 56 tanggal 29 Juli 2003, dihadapan Notaris P. Sutrisno A.
Tampubolon, SH.M.Kn. Penggugat bermaksud memohon kembali kekayaan
Penggugat kepada Tergugat atas tanah-tanah dan bangunan milik Penggugat
sebagaimana sewaktu diambil alih oleh Penguasa saat itu ;
Bahwa tanpa sepengetahuan Penggugat dan penelitian dan pemeriksaan
terlebih dahulu dengan cara melawan hukum Tergugat telah menerbitkan
Keputusan Tata Usaha Negara berupa Sertifikat Hak Pakai No. 02/Kelurahan
Benua Melayu Darat tanggal 9 Januari 1996, seluas 7.737 m2, terletak dahulu di
Gang Hijas sekarang dikenal dengan Jalan Hijas Kelurahan Benua Melayu
Darat, Kecamatan Pontianak Selatan Kota Pontianak, atas nama Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI yang baru Penggugat ketahui berdasarkan
surat dari Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi
Kalimantan Barat tertanggal 12 Januari 2004, sehingga atas tindakan
sewenang-wenang dari Tergugat tersebut, Penggugat menderita kerugian moril
maupun materiil ;
Bahwa penerbitan obyek perkara a quo juga telah bertentangan dengan
bagian III PP No. 10 tahun 1961 tentang pencatatan penghapusan hak dan
beban-beban atas hak warkah pendaftaran, pemisahan serta penggabungan
tanah yang telah digabungkan dimana Pasal 29 ayat (1) huruf c menyatakan
harus adanya “Salinan Surat Keputusan Hakim yang mempunyai kekuatan
hukum untuk dijalankan atau pejabat yang berwenang menyatakan pencabutan
hak itu untuk kepentingan umum” ;
Bahwa dilihat dari sistim pemerintahan yang baik dan berwibawa telah
terbukti Tergugat telah lalai melaksanakan prinsip administrasi yang baik
terutama ketelitian, kecermatan, kehati-hatian, dimana secara fakta Tergugat
telah dengan gegabah dan sewenang-wenang menerbitkan Sertifikat Hak Pakai
No. 02/Kelurahan Benua Melayu Darat Tahun 1996, seluas 7.737 m2 terletak di

Hal. 4 dari 13 hal. Put. No. 40 PK/TUN/2007


Jalan Tanjungpura Gang Hijas, Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan
Pontianak Selatan dikeluarkan oleh Tergugat yang sangat merugikan
Penggugat tanpa didasari ketelitian, kecermatan maupun kehati-hatian ;
Bahwa Tergugat dalam menerbitkan obyek sengketa telah melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku/asas umum pemerintahan yang
baik, sehingga menurut Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1986,
keputusan Tergugat tersebut harus dibatalkan ;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada
Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak agar memberikan putusan sebagai
berikut :
DALAM PENUNDAAN :
- Menguatkan Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Pontianak No. 12/G/PTUN-PTK/PEN/2004, tanggal 19 April 2004 ;
DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan batal atau tidak sah Sertifikat Hak Pakai No. 02 Desa/Kelurahan
Benua Melayu Darat tanggal 9 Januari 1996 GS No. 1274/1994 seluas 7.737
m2, terletak dahulu di Gang Hijas, sekarang dikenal dengan Jalan Hijas,
Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan Pontianak Selatan atas nama
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI ;
3. Memerintahkan Tergugat untuk mencabut Sertifikat Hak Pakai No. 02
Desa/Kelurahan Benua Melayu Darat tanggal 9 Januari 1996 GS No.
1274/1994 seluas 7.737 m2 terletak dahulu di Gang Hijas, sekarang dikenal
dengan Jalan Hijas, Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan Pontianak
Selatan atas nama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI ;
4. Memerintahkan Tergugat untuk menerbitkan Sertifikat Hak atas nama
Penggugat ;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam
perkara ini ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan
eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :
Bahwa Tergugat dengan tegas menolak semua dalil gugatan Penggugat
dalam sengketa ini kecuali telah diakui secara tegas ;
Bahwa secara hukum Penggugat tidaklah mempunyai kepentingan untuk
mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 53 ayat
(1) dan (2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 karena berdasarkan Keputusan

Hal. 5 dari 13 hal. Put. No. 40 PK/TUN/2007


Presiden RI No. 364 Tahun 1962 organisasi perkumpulan Cina terlarang (Kun
Chantang) telah dibubarkan, dan semua tanah serta bangunan peninggalan
organisasi tersebut menjadi asset Negara, resolusi MPRS No.
111/Res/MPRS/1966 tentang Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Keputusan
Presiden RI No. 240/1967 tentang Kebijaksanaan Pokok yang menyangkut
warga Negara Indonesia ketutunan asing dan peraturan penguasaan perang
pusat No. PDT/032/PERPU/1958 jo Undang-Undang No. 50 PRP Tahun 1960,
dan juga bahwa tanah HO (Huurovereenkomst) adalah hak sewa menyewa
tanah oleh seseorang kepada Pemerintah Negeri dengan diperpanjang sewa
menyewa tanah maka dengan sendirinya tanah tersebut langsung dikuasai oleh
Negara atau Pemerintah Negeri. Dengan demikian jelas sekali secara hukum
Penggugat tidak lagi mempunyai kepentingan ataupun hubungan hukum di atas
tanah yang telah diterbitkan sertifikatnya oleh Tergugat dan penerbitan sertifikat
tersebut telah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku saat itu,
untuk itu gugatan Penggugat harus ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat
diterima ;
Bahwa gugatan Penggugat adalah kabur dan bersifat spekulatif karena
tanah yang dijadikan obyek perkara tersebut Penggugat tidak tahu luas tanah
yang sebenarnya dimana dapat dilihat dalam posita anga 2, yaitu HO. No.
827/WO, HO. No. 605/WO, HO. No. 4217/N dan dua bidang tanah dengan
Surat Ukur No. 90/1953 tanggal 18 April 1953 dan Surat Ukur No. 269/1953
tanggal 24 September 1953 masing-masing tidak Nampak luasnya hanya
disebutkan luas keseluruhannya 7.737 m2 yang mana luas tersebut adalah luas
dari Sertifikat Hak Pakai No. 02/Benua Melayu Darat tercatat atas nama
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI berkedudukan di Jakarta untuk itu
gugatan Penggugat harus ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima ;
Bahwa secara hukum gugatan Penggugat tidak dapat diajukan di
Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Pasal 55 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 karena Penggugat telah
mengetahui penerbitan Sertifikat Hak Pakai No. 02/Benua Melayu Darat
tercatat atas nama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI berkedudukan
di Jakarta dimana berdasarkan surat Penggugat No. 01/YSMTGH/VII/2003
tanggal 8 Agustus 2003 perihal permohonan pengembalian atas tanah dan
bangunan milik Yayasan Sekolah Menengah Tionghoa Gang Hidjaz di Jalan
Hidjaz Kotamadya Pontianak Kalimantan Barat, yang mana telah melewati
tenggang waktu selama 90 (Sembilan puluh) hari, untuk itu gugatan Penggugat

Hal. 6 dari 13 hal. Put. No. 40 PK/TUN/2007


harus ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima ;
Bahwa sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 77 Undang-
Undang No. 5 Tahun 1986 karena untuk membuktikan hak keperdataannya
maka yang berwenang untuk memeriksa perkara ini adalah Pengadilan Negeri
untuk menentukan siapa yang berhak (hak keperdataanya) atas tanah yang
dijadikan obyek perkara ini dan juga baik secara prosedur maupun berdasarkan
peraturan yang berlaku penerbitan sertifikat tersebut tidaklah bertentangan
dengan peraturan-peraturan yang menjadi dasarnya maupun kewenangannya
Tergugat menurut perundang-undangan sebagai dasar petunjuk Tergugat untuk
menerbitkan sertifikat ataupun peraturan pelaksanaan di Kantor Tergugat, oleh
karenanya gugatan Penggugat haruslah ditolak ;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Tata Usaha Negara
Pontianak telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 12/G/PTUN-PTK/2004
tanggal 29 Juli 2004, yang amarya berbunyi sebagai berikut :
I. DALAM PENUNDAAN :
- Menguatkan Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Pontianak No. 12/G/PTUN-PTK/PEN/2004, tanggal 19 April 2004 ;
II. DALAM EKSEPSI :
- Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya ;
III. DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat ;
2. Menyatakan batal Sertifikat Hak Pakai No. 02/Desa/Kelurahan Benua
Melayu Darat tanggal 9 Januari 1996, GS No. 1274/1994 seluas 7.737
m2, terletak dahulu di Gang Hijas, sekarang dikenal dengan Jalan Hijas
Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan Pontianak Selatan atas nama
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ;
3. Memerintahkan Tergugat untuk mencabut Sertifikat Hak Pakai No.
02/Desa/Kelurahan Benua Melayu Darat tanggal 9 Januari 1996, GS No.
1274/1994 seluas 7.373 m2, terletak dahulu di Gang Hijas, sekarang
dikenal dengan Jalan Hijas Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan
Pontianak Selatan atas nama Departemen Pendidikan dan Kebuadayaan
RI ;
4. Memerintahkan kepada Tergugat untuk menindaklanjuti proses penerbitan
Sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama Penggugat ;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam
perkara ini yang jumlahnya sebesar Rp. 1.022.000,- (satu juta dua puluh

Hal. 7 dari 13 hal. Put. No. 40 PK/TUN/2007


dua ribu rupiah) ;
Bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat/Pembanding
putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut telah dikuatkan oleh
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dengan putusan, yaitu putusan
No. 25/B/2005/PT.TUN.JKT. tanggal 14 Maret 2005 yang amarya berbunyi
sebagai berikut :
1. Menerima permohonan banding Tergugat/Pembanding ;
2. Menguatkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak No.
12/G/PTUN-PTK/2004 tanggal 29 Juli 2004 yang dimohonkan banding ;
3. Menghukum Tergugat/Pembanding untuk membayar biaya perkara di dua
tingkat peradilan, yang di tingkat banding sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima
puluh ribu rupiah) ;
Menimbang, bahwa amar putusan Mahkamah Agung RI No. 229 K/
TUN/2005 tanggal 5 April 2006 yang telah berkekuatan hukum tetap adalah
berbunyi sebagai berikut :
- Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : Kepala kantor
Pertanahan Kota Pontianak tersebut ;
- Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam
tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ;
Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap tersebut, yaitu putusan Mahkamah Agung R.I. No. 229 K/
TUN/2005 tanggal 5 April 2006 diberitahukan kepada Pemohon Peninjauan
Kembali dahulu Pemohon Kasasi/Tergugat/Pembanding pada tanggal 27
September 2006 kemudian terhadapnya oleh Pemohon Peninjauan Kembali
dahulu Pemohon Kasasi/Tergugat/Pembanding dengan perantaraan kuasanya,
berdasarkan surat tugas khusus tanggal 7 Desember 2006 diajukan
permohonan peninjauan kembali secara lisan pada tanggal 8 Desember 2006,
permohonan mana disertai dengan alasan-alasannya yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak pada tanggal itu
juga ;
Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali tersebut
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama pada tanggal 25
Januari 2007 diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Tata Usaha Negara Pontianak pada tanggal 8 Pebruari 2007 ;
Menimbang, bahwa oleh karena itu sesuai dengan pasal 68, 69, 71 dan
72 Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan

Hal. 8 dari 13 hal. Put. No. 40 PK/TUN/2007


ditambah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan Undang-Undang No.
5 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-
Undang No. 9 Tahun 2004 permohonan peninjauan kembali aquo beserta
alasan-alasannya yang diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang
ditentukan undang-undang formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon
Kasasi/Tergugat/Pembanding telah mengajukan alasan-alasan peninjauan
kembali pada pokoknya ialah :
1. Bahwa diketahui bukti baru (Novum) yaitu berupa :
1. Putusan Pengadilan Negeri Pontianak No. 52/Pdt.G/2003/PN.PTK.
tanggal 18 Mei 2004 (PK. 1) ;
2. Putusan Pengadilan Tinggi Pontianak No. 35/Pdt/2004/PT.PTK. tanggal
18 Agustus 2004 (PK. 2) ;
3. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pontianak No.
DPRD. 07 Tahun 2004 SLTPN 6, SLTPN 7, SLTPN 8 dan SLTPN 14
Kota Pontianak dengan pihak ketiga (PK. 3) ;
4. Surat Perjanjian Tukar Menukar No. 02/SP-I/2004 tanggal 12 Januari
2004 tentang Tukar Menukar (Ruislag) antara Pemerintah Kota
Pontianak dengan PD. Kalimantan Jaya Stationery (PK. 4) ;
5. Berita Acara Serah Terima Tahap I (Pertama) No. 04/BA/VIII/2004
tanggal 10 Agustus 2004 (PK. 5) ;
6. Surat Pengakuan Hutang tanggal 22 Pebruari 2006 (PK. 6) ;
2. Bahwa bukti baru tersebut yang diberi tanda PK. 1, PK. 2, PK. 3, PK. 4, PK.
5 dan PK. 6 diketemukan/diajukan dalam persidangan sengketa ini, maka
putusannya akan menjadi lain sebab kelima bukti baru (Novum) tersebut
merupakan bukti kuat yang mendukung, bahwa tanah obyek perkara a quo
telah dikuasai pihak lain ;
3. Bahwa sudah sangat jelas berdasarkan Berita Acara Serah Terima Tahap I
(pertama) No. 04/BA/VIII/2004 tanggal 10 Agustus 2004 (PK. 5) seharusnya
Sdr. Willyam NG selaku Direktur PD. Kalimantan Jaya Stationery sebagai
pihak ketiga dalam perkara a quo sehingga sepantasnya untuk diberikan
kesempatan membela kepentingan terhadap obyek perkara a quo ;
4. Bahwa sebagaimana diatur dalam Pasal 67 huruf (f) Undang-Undang No. 14
Tahun 1985 jo Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah
Agung yang berbunyi “apabila dalam suatu putusan terdapat suatu
kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata”, hal ini dapat dilihat

Hal. 9 dari 13 hal. Put. No. 40 PK/TUN/2007


dalam pertimbangan Mahkamah Agung RI pada halaman 15 dan 16 yang
menyatakan sebagai berikut : “Menimbang, bahwa terlepas dari keberatan-
keberatan Pemohon Kasasi tersebut Majelis Hakim Agung mempertim-
bangkan mengenai pihak ketiga yang berkepentingan dalam perkara ini
yaitu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pemilik Sertifikat Hak Pakai
No. 02/Kelurahan Benua Melayu Darat yang menjadi obyek sengketa dalam
perkara a quo sebagai berikut :
- Bahwa dalam ketentuan Pasal 83 ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun
1986 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun
2004 menyatakan bahwa “selama pemeriksaan berlangsung, setiap
orang yang berkepentingan dalam sengketa pihak lain yang sedang
diperiksa oleh Pengadilan baik atas prakarsa sendiri dengan mengajukan
permohonan, maupun atas prakarsa Hakim, dapat masuk dalam
sengketa Tata Usaha Negara dan bertindak sebagai :
a. Pihak yang membela haknya ;
b. Peserta yang bergabung dengan salah satu pihak yang bersang-
kutan ;
- Bahwa ternyata Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pemilik
Sertifikat Hak Pakai No. 02/Kelurahan Benua Melayu Darat yang menjadi
obyek sengketa dalam perkara ini sebagai pihak ketiga yang
berkepentingan, guna melindungi kepentingannya tersebut, atas
prakarsa Hakim, selama persidangan telah beberapa kali di panggil
secara patut, namun tidak pernah datang/hadir di persidangan, karena
sudah sangat jelas bahwa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI
berkedudukan di Jakarta sebagai pemilik Sertifikat Hak Pakai No.
02/Kelurahan Benua Melayu Darat tidak dapat lagi dijadikan sebagai
pihak ketiga sebagaimana Pasal 83 ayat (1) Undang-Undang No. 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo Undang-Undang
No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, karena berdasarkan Berita
Acara Serah Terima Tahap I (pertama) No. 04/BA/VII/2004 tanggal 10
Agustus 2004 (PK. 5), Eks SMP Negeri 6 yang terletak di Jalan Hijas
seluas 7.737 m2 telah diserahkan kepada pihak ketiga yaitu Sdr.
Willyam, NG yang bertidak selaku Direktur PD. Kalimantan Jaya
Stationery sehingga sebagaimana Pasal 83 ayat (1) Undang-Undang No.
5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 9
Tahun 2004 seharusnya yang dijadikan pihak ketiga adalah Sdr.

Hal. 10 dari 13 hal. Put. No. 40 PK/TUN/2007


Willyam, NG yang bertindak selaku Direktur PD. Kalimantan Jaya
Stationery, sehingga Mahkamah Agung RI dalam memberikan putusan
terhadap perkara a quo telah terdapat kekhilafan Hakim atau suatu
kekeliruan yang nyata ;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali tersebut
Mahkamah Agung berpendapat :
Bahwa alasan-alasan peninjauan kembali mengenai bukti-bukti baru :
- Bahwa bukti PK-1 adalah Putusan Pengadilan Negeri Pontianak No.
52/Pdt.G/2003/PN.PTK. sekalipun amar putusannya mengabulkan gugatan
A. Karim bin Kadir dan kawan-kawan, akan tetapi kemudian putusan a quo
dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Pontianak melalui putusan No.
35/Pdt/2004/PT.PTK. ;
- Bahwa bukti PK-2 adalah Putusan Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat No.
35/Pdt/2004/PT.PTK. yang pada intinya amar putusannya menolak gugatan
Para Penggugat A. Karim bin A. Kadir dan kawan-kawan.
Bahwa oleh karena itu bukti PK-1 dan bukti PK-2 a quo sekalipun
merupakan bukti-bukti baru akan tetapi tidak memiliki sifat menentukan yang
dapat dijadikan dasar untuk mengabulkan permohonan peninjauan
kembali ;
- Bahwa bukti PK-3 sampai dengan PK-6 hari serta tanggal ditemukannya
tidak dinyatakan dibawah sumpah dan di sahkan oleh pejabat yang
berwenang dalam suatu berita acara, sehingga bukti PK-3 sampai dengan
bukti PK-6 a quo tidak memenuhi syarat sebagai surat bukti baru yang dapat
dijadikan alasan untuk permohonan peninjauan kembali sebagaimana
dimaksud Pasal 67 b jo Pasal 69 b Undang-Undang Mahkamah Agung ;
Bahwa alasan-alasan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan
Kembali dalam putusan yang dimohonkan peninjauan kembali tidak terdapat
suatu kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata, alasan-alasan
tersebut merupakan pendapat dan analisa subyektif dari Pemohon Peninjauan
Kembali, sehingga hanyalah merupakan perbedaan pendapat dan/atau
penafsiran semata dengan pandangan hukum Mahkamah Agung dan hal
demikian tidak berarti terdapat suatu kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan
yang nyata ;
Bahwa dengan demikian alasan-alasan peninjauan kembali dari Pemohon
Peninjauan Kembali a quo tidak dapat dibenarkan ;

Hal. 11 dari 13 hal. Put. No. 40 PK/TUN/2007


Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka
permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan
Kembali : Kepala Kantor Pertanahan Kota Pontianak tersebut adalah tidak
beralasan sehingga harus ditolak ;
Menimbang, bahwa karena permohonan peninjauan kembali ditolak,
maka biaya perkara dalam tingkat peninjauan kembali ini harus dibebankan
kepada Pemohon Peninjauan Kembali ;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 14 Tahun 1985
sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No 5 Tahun
2004, Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dan
ditambah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 dan peraturan perundang-
undangan lain yang bersangkutan ;
MENGADILI
Menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan
Kembali : KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA PONTIANAK tersebut ;
Menghukum Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi/
Tergugat/Pembanding untuk membayar biaya perkara dalam pemeriksaan
peninjauan kembali ini sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu
rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Jum’at, tanggal 19 Desember 2008 oleh DR. H. Harifin A.
Tumpa, SH., MH. Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Non Yudisial yang
ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Prof. DR. H.
Ahmad Sukardja, SH. dan Marina Sidabutar, SH., MH. Hakim-Hakim Agung
sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari
itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu
oleh Matheus Samiaji, SH., MH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh
para pihak ;

Hakim – Hakim Anggota : Ketua:


ttd. ttd.
Prof. DR. H. Ahmad Sukardja, SH. DR. H. Harifin A. Tumpa, SH., MH.
ttd.
Marina Sidabutar, SH., MH.

Hal. 12 dari 13 hal. Put. No. 40 PK/TUN/2007


Biaya – Biaya : Panitera Pengganti :
1. M e t e r a i ……………. Rp. 6.000,- ttd.
2. R e d a k s i …………… Rp. 1.000,- Matheus Samiaji, SH., MH.
3. Administrasi …………… Rp. 2. 493.000,-
Jumlah = Rp. 2. 500.000,-
============

Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG R.I.
a.n. Panitera
Panitera Muda Tata Usaha Negara,

ASHADI, SH.
NIP. 220000754

Hal. 13 dari 13 hal. Put. No. 40 PK/TUN/2007

You might also like