Professional Documents
Culture Documents
“LAJU REAKSI”
Laporan ini diajukan untuk memenuhi syarat
Mata Pelajaran Kimia “Laju Reaksi”
MAN 3 MALANG
Tahun ajaran 2010/2011
BAB I.
A. Pendahuluan.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas kehendak-Nya lah kami
dapat merangkumkan sebuah laporan pelajaran Kimia “Laju Reaksi”. Penyajian dalam
laporan ini akan mempelajari bagaimana laju berlangsungnya reaksi
kimia, energi yang berhubungan dengan proses itu, dan mekanisme
berlangsungnya proses tersebut. Laju suatu reaksi sangat
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu sifat dan kedaan zat, konsentrasi,
suhu dan katalisator. Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Kimia. Selain
itu juga diharapkan dapat tambahan kepemilikan siswa.
saya sadar, laporan ini masih memiliki berbagai kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan sarannya sangat saya harapkan untuk menyempurnakan laporan
ini lebih lanjut.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan semoga laporan ini bermanfaat bagi
kita semua selaku para pecinta pendidikan. Amin.
Malang, 2 november 2010.
B. Latar belakang.
Latar belakang pembuatan laporan ini semata untuk memberikan laporan praktikum
yang dilakukan di laboratorium Kimia MAN 3 MALANG pada tanggal 18 november
2010 dan untuk memenuhi nilai pada daftar nilai Kimia.
C. Tujuan.
- Menghitung konsentrasi Na2S2O3 dengan pengenceran.
- Mengamati pengaruh konsentrasi, suhu dan katalis terhadap laju reaksi.
BAB II.
A. Tinjauan pustaka.
Percobaan ini bersifat semi kuantitatif yang dapat digunakan untuk menentukan
pengaruh perubahan konsentrasi pada laju reaksi. Reaksi yang akan diamati adalah
reaksi pengendapan koloid belerang yang terbentuk apabila ion tiosulfat direaksikan
dengan asam (H+). Reaksi ini dikatakan semi kuantitatif, karena disini tidak dilakukan
pengukuran konsentrasi. Yang diukur dalam percobaan ini adalah waktu yang
diperlukan agar koloid belerang mencapai suatu intensitas tertentu. Reaksi
pengendapan belerang dapat ditulis sebagai berikut :
S 2O 32 - (aq) + 2 H +(aq )
H2O(l) + SO2 (g) + S(s)
Pada reaksi ini senyawa yang digunakan :
Na2S2O3 (aq) + 2HCl(aq )
NaCl(aq ) + S(s) + SO2 (g) + H2O(l)
2. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu
rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif
bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi
semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif,
sehingga laju reaksi semakin kecil.
3. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam
reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi
berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat
perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan
dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan
untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis
heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan
pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase
yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis
menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk
sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga
memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah,
sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk
suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam
suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi
kataltik, di mana C melambangkan katalisnya:
A + C → AC (1)
B + AC → AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali
oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
A + B + C → AB + C
Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta
yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang
paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amoniak menggunakan besi biasa
sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan
yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.
4. Molaritas
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut.
Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka
semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah
suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi. Hubungan
antara laju reaksi dengan molaritas adalah:
V = k [A]m [B]n
dengan:
• V = Laju reaksi
• k = Konstanta kecepatan reaksi
• m = Orde reaksi zat A
• n = Orde reaksi zat B
5. Konsentrasi
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka
dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin
tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan
demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan
reaksi meningkat.
Untuk reaksi
A + B => C
V =k.[A]m.[B]n
Dimana :
B. Langkah kerja I.
1. Masukkan :
- 1 gram CaCO3 dalam bentuk serbuk pada tabung reaksi 1
- 1 gram CaCO3 dalam bentuk butiran pada tabung reaksi 2
- 1 gram CaCO3 dalam bentuk kepingan pada tabung reaksi 3.
3. Hitung waktu reaksi mulai dari HCl di masukkan sampai CaCO3 habis
bereaksi dengan menggunaan stopwatch dan catat.
C. Hasil kerja I.
1 Serbuk 4 menit
3 Kepingan 31 menit
D. Pembahasan I.
1. Jelaskan perbedaan waktu reaksi CaCO3 dalam bentuk serbuk, butiran dan
kepingan !
Jawab : Dalam waktu reaksi CaCO3 yang paling cepat bereaksi adalah
dalam bentuk serbuk, karena permukaannya lebih luas di
bandingkan dengan yang lain. Dan yang paling laa bereaksi adalah
CaCO3 dalam bentuk kepingan, karena permukaannya kecil.
2. Panaskan larutan Na2S2O3 pada gelas kimia 1 pada suhu 30o C, gelas kimia 2 pada
suhu 40o C dan pada gelas kimia 3 dengan suhu 50o C.
3. Letakkan di atas kertas putih yang teah di beri tanda silang dengan tinta hitam.
H. Pembahasan II.
3. Gambarlah grafik waktu reaksi terhadap suhu reaksi pada percobaan tersebut !
Jawab :
BAB VI.
A. Kesimpulan.
Adanya tumbukan antar-partikel yang bereaksi, berarti adanya bindang sentuh antar-
partikel yang bereaksi. Makin luas bidang yang bersentuhan, zat produk yang di
hasilkan makin banyak, atau jika luas permukaan sentuh semakin besar, laju reaksi
makin cepat. Dan laju reaksi juga dapat diperlmbat atau dipercepat dengan menaikkan
suhunya. Jika suhu dinaikkan, maka energi kinetic dari partikel-partikel zat reaktan
yang baertumbukkan akan semkin cepat sehingga zat produk yang diperoleh makn
besar (laju reaksi semakin cepat).
Refrensi & daftar pustaka.
• Petrucci, Ralph. H, 1992. Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern. Terjemahan
Suminar. Jakarta: Erlangga
• Brady, James E. dan J.R. Holum. 1988. Fundamentals of Chemistry. Edisi 3, New
York: Jon Willey & Sons, Inc.
• Parning, Horale, Tiopan, 2006, Kimia SMA Kelas XI Semester I, Jakarta: Yudistira
• http://www.scribd.com/doc/17599309/Laju-Reaksi
• http://www.pdftop.com/view/aHR0cDovL3d3dy5wc2ItcHNtYS5vcmcvZmlsZXMvTG
FqdV9SZWFrc2lfWElfS0RfM18xJTIwKHJldiUyMDE2LTA5LTIwMDgwLnBwdA==
• http://singgang.files.wordpress.com/2010/03/laju_reaksi.pdf
LAPORAN KIMIA LAJU REAKSI
MAN 3 MALANG
TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh : Athiyah Amatillah - 05
Pembimbing : Bapak Barik