Professional Documents
Culture Documents
Ked
Irfan Meison Hardi, S.Ked
Preseptor:
dr. Irza Wahid Sp.PD-KHOM
Pendahuluan
Anemia secara Fungsional penurunan jumlah
massa eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam
jumlah yang cukup ke jaringan
↑ perifer (penurunan
oxygen carrying capacity)
Digambarkan dengan:
Penurunan kadar Hb
Penurunan Hematokrit
Penurunan Hitung Eritrosit
Pendahuluan (Cont’d)
Anemia defisiensi besi (ADB) anemia yang timbul
akibat berkurangnya penyediaan besi untuk
eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted
iron store) mengakibatkan pembentukan
hemoglobin berkurang.
Anemia Paling banyak ditemukan khususnya di
negara berkembang
30 % penduduk di Dunia menderita anemia ½ nya
merupakan Anemia Defisiensi Besi
Pendahuluan (Cont’d)
Anemia defisiensi besi penyakit darah yang paling
sering pada : bayi dan anak, serta wanita hamil
defisiensi besi terjadi bila :
jumlah yang diserap untuk memenuhi kebutuhan tubuh
terlalu sedikit
kurangnya pemasukan zat besi berkurangnya zat besi
dalam makanan
meningkatnya kebutuhan akan zat besi
Definisi
Anemia kadar hemoglobin di bawah
normal
Patokan: WHO (1972) :
anak sampai umur 6 tahun kadar Hb di
12 g/dl
Definisi (Cont’d)
Anemia Defisiensi Besi:
anemia karena berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis,
karena cadangan besi kosong (depleted iron store) mengakibatkan
pembentukan Hb ↓↓
Ditandai dengan:
anemia hipokro mikrositer
besi serum menurun
TIBC (Total Iron Binding Capacity) meningkat,
saturasi transferin menurun
feritin serum menurun
pengecatan besi sumsum tulang negatif
respon terhadap pengobatan dengan preparat besi
Epidemiologi
Anemia paling sering di dunia khususnya di daerah
tropik dan negara berkembang berkaitan dengan
taraf sosial ekonomi
Indonesia 55,5% balita di Indonesia menderita
defisiensi zat besi
Metabolisme Fe
Besi (Fe) Trace Element yang sangat dibutuhkan
tubuh
Fe bersama dengan protein (globin) dan protoporfirin
mempunyai peranan yang penting dalam
pembentukan Hb
Selain itu besi juga terdapat dalam beberapa enzim
dalam metabolisme oksidatif, sintesis DNA,
neurotransmitter, dan proses katabolisme.
Metabolisme Fe (Cont’d)
Penyerapan Fe dipengaruhi oleh:
jumlah besi dalam makanan
bioavailabilitas besi dalam makanan
penyerapan oleh mukosa usus
Tubuh orang dewasa : zat besi sekitar 55 mg/kgBB atau sekitar 4
gram
Lebih kurang 67% zat besi tersebut dalam bentuk hemoglobin
30% sebagai cadangan dalam bentuk feritin atau hemosiderin
3% dalam bentuk mioglobin
sekitar 0,07% sebagai transferin
0,2% sebagai enzim
Bayi baru lahir dalam tubuhnya mengandung zat besi sekitar 0,5
gram.
Metabolisme Fe (Cont’d)
Fe absorbsi paling banyak di duodenum
Proses absorpsi besi dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
Fase luminal diolah dalam lambung
Besi heme (daging dan ikan)
Besi nonheme (tumbuh-tumbuhan)
pemacu absorpsi besi : “meat factors” dan vitamin C,
penghambat ialah tanat, phytat, dan serat (fibre).
Metabolisme Fe (Cont’d)
Fase mukosal proses penyerapan dalam mukosa
usus yang merupakan suatu proses yang aktif.
Penyerapan besi terjadi terutama melalui mukosa
duodenun dan jejunum proksimal
Fase korporeal Proses transportasi Fe dalam
sirkulasi, utilisasi oleh sel yang dibutuhkan, serta
penyimpana (storage) oleh tubuh
Metabolisme Fe (Cont’d)
Dalam tubuh Besi berupa:
1. senyawa besi fungsional besi yang membentuk
senyawa yang berfungsi dalm tubuh
2. besi cadangan senyawa besi yang dipersiapkan bila
masukan besi berkurang
3. besi transpor besi yang berikatan dengan protein
tertentu mengangkut besi dari satu kompartemen
ke kompartemen lainnya.
Metabolisme Fe (Cont’d)
Fe dalam makanan
HCl
Fe3+
Usus Fe2+
Fe2+ Feritin
Sel Mukosa Usus (Mikrovili)
Derajat anemia Ringan sampai berat Ringan Ringan Ringan sampai berat
Feritin Serum Menurun <20µg/dl Normal 20-200 µg/dl Meningkat >50µg/dl Meningkat >50µg/dl
pemakaiam besi
Gangguan absorpsi saluran cerna