Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Abudi C44100048
Kelas : A.02
2010
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkah dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada kami.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini tidak luput
dari kesalahan-kesalahan baik dalam bab penyusunan maupun isinya. Meskipun
demikian mudah-mudahan ada manfaatnya bagi penyusun khususnya dan para
pembaca umumnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang membaca.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Minat masyarakat terhadap ikan nila masih sangat tinggi. Kandungan protein
yang tinggi serta rasanya yang gurih menjadi daya tarik masyarakat terhadap ikan nila.
Tingginya minat masyarakat lokal maupun mancanegara ini, menjadi celah para
pengusaha ikan untuk mengekspor ikan nila. Namun tidak tertutup kemungkinan juga
bagi para peternak ikan lokal untuk memanfaatkan kesempatan ini.
Pengembangbiakan ikan nila ini terbilang tidak terlalu rumit. Karena ikan ini
tergolong ikan yang mudah dipelihara. Namun, tingginya permintaan tidak diimbangi
dengan produksi yang memadai. Sehingga dibutuhkan suatu cara yang mampu
meningkatkan produksi ikan nila tersebut. Teknik Hibrida Monoseks adalah salah satu
cara untuk mengatasi masalah tersebut. Cara ini dapat memproduksi ikan nila lebih
banyak daripada cara konvensional pada umumnya.
1.3 Tujuan
KERANGKA TEORI
Teknik ini sudah dilakukan di Pulau Jawa sejak tahun 1998. Hibrida Monoseks
bertujuan untuk men-'jantan'-kan bibit ikan nila yang nantinya akan tumbuh menjadi
dewasa dengan penggunaan hormon metiltestoteron. Hal ini berkaitan dengan
pertumbuhan bibit jantan lebih cepat 87-91% daripada betina. Sehingga waktu panen ikan
pun lebih cepat. Sebab bibit jantan butuh waktu 4 bulan untuk mencapai bobot 450-500
gr/ekor, betina butuh 6 bulan.
Hormon metiltestoteron dapat diperoleh melalui testis sapi. Karena testis sapi
mengandung kadar testoteron lebih tinggi daripada mencit, domba, dan kambing. Hormon
tersebut dibuat dengan cara mengiris-iris testis sapi menjadi kepingan kecil berukuran
5cm. Kemudian potongan tersebut dimasukan dalam oven bersuhu 60' C. Setelah
cairannya hilang sebagian besar, tambahkan metil alkohol 70%. Campuran ini menjadi
senyawa utama dalam penjantanan larva ikan nanti. Lalu masukan campuran tersebut ke
dalam kolam berisi larva ikan yang berumur 3-5 hari. Karena larutan tersebut akan
memaksa larva menjadi larva jantan berkat hormon metiltestoteron. Tingkat
keberhasilannya pun sampai 90%.
Secara umum, jenis-jenis ikan nila dapat digolongkan menjadi dua kelompok,
yaitu ikan nila konsumsi dan ikan nila hias. Jenis ikan nila konsumsi adalah jenis-jenis
ikan nila yang dikomsumsi atau dimakan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berasal
dari hewani. Sementara Ikan nila hias umumnya diperuntukan untuk memenuhi kepuasan
batin dengan cara memeliharanya sebagai hiasan di dalam akuarium atau kolam-kolam
taman.
Pada umumnya hampir semua jenis ikan nila dapat dikonsumsi. Misalnya saja
nila lokal, nila gift, nila nifi atau nila merah. Hal ini disebabkan daging ikan nila
mengandung kalogen yang jumlahnya jauh lebih rendah daripada daging ternak sehingga
daging ikan lebih empuk dan mudah dicerna. Selain itu fillet nila sangat digemari pasar
dunia karena warna dagingnya putih bersih, kenyal, dan tebal seperti daging ikan kakap
merah. Rasanya pun netral (tawar) sehingga mudah diolah untuk berbagai rasa masakan.
BAB III
PEMBAHASAN
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa di bidang
perikanan. Dengan luas wilayah laut 7,9 juta km2 serta luas pertambakan dan kolam ikan
yang tersebar di beberapa provinsi menyebabkan Indonesia disebut negara kaya ikan.
Sehingga bukan tidak mungkin kalau Indonesia dapat merajai bisnis perikanan di dunia.
Dalam hal ekspor hasil perikanan Indonesia menghadapi tantangan yang cukup
beragam. Tantangan ini tidak hanya bersifat tarif dan non-tarif. Akan tetapi, harmonisasi
legalisasi perikanan serta peraturan tentang impor dan pemasaran hasil perikanan dari
negara perlu diperhatikan juga. Berdasarkan ketetapan ini kriteria yang harus dipenuhi
oleh fasilitas pengolahan hasil perikanan untuk memenuhi syarat kesehatan dan
kebersihan harus diuraikan secara rinci. Padahal untuk memenuhinya produsen
memerlukan tambahan biaya yang tidak sedikit.
Dari keragaman jenis ikan yang ada, udang dan tuna merupakan primadona
ekspornya padahal masih ada jenis lain yang tidak kalah pamornya namun
pembudidayaannya belum berkembang, salah satunya adalah nila.
Ada sejumlah alasan mengapa nila sangat digemari pasar dunia. Warna
dagingnya putih bersih, kenyal, dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Rasanya pun
netral (tawar), sehingga mudah diolah untuk berbagai rasa masakan. Karena merupakan
hasil budi daya, pasokannya bisa diperoleh setiap saat tanpa terpengaruh musim. Namun
permintaan ekspor ikan nila di dunia masih kurang dari angka kebutuhannya, malah
hanya baru bias memenuhi setengahnya.
Ekspor nila dari Indonesia hingga saat ini hanya mampu melayani tak lebih dari
0,1% dari permintaan pasar dunia. Melihat pasar yang masih begitu menganga, sektor
bisnis budi daya ikan bernama latin oreochromis niloticus ini di dalam negeri juga bisa
didongkrak menjadi salah satu andalan buat pemasukan devisa negara. Harga nila asal
Indonesia di pasaran ekspor pun lumayan tinggi, setiap kilogramnya rata-rata US$ 5, alias
hampir Rp 50.000.
3.2. Peluang ekspor ikan nila
Ikan nila digemari hampir di berbagai belahan dunia. Ikan nila disukai berbagai
bangsa karena dagingnya tebal seperti ikan kakap, terutama ikan nila yang berwarna
merah. Tak heran permintaan ekspor terhadap ikan nila sangatlah tinggi. Banyak
pengusaha kelas atas, menengah, sampai kelas bawah seperti nelayan meraup keuntungan
yang tinggi. Hal ini yang mendorong beberapa pengusaha, terutama pengusaha kelas
menengah menekuni bisnis usaha ikan nila ini.
Harga Rata-
Negara asal Kuantitas (pon) Nilai (US$) Rata
($/lb)
Taiwan 15.951.959 10.237.387 0,64
Kostarika 750.889 1.786.868 2,38
Kolombia 494.913 1.129.261 2,28
Indonesia 330.357 615.922 1,86
Lain-lain 740.212 892.087 1,21
Total 18.268.330 14.661.525 0,80
Sumber: U.S. Departement of Commerce, 1993
Permintaan pasar dunia meningkat dari tahun ke tahun untuk semua jenis ikan
nila. Di Indonesia yang beriklim tropis dan perairannya subur, ikan nila dapat tumbuh
sampai ukuran 1 kg hanya dalam waktu pemeliharaan 6-8 bulan.
Menurut Direktorat Jendral Perikanan, ekspor nila dalam bentuk fillet beku pada
tahun 1993 mencapai 56% dari total impor nila Amerika. Indonesia menduduki
urutan keempat sebagai pemasok nila ke USA setelah Taiwan, Kostarika,
Kolombia. Data terakhir (2007) dari Departemen Kelautan dan perikanan,
menyebutkan ekspor fillet beku nila ke berbagai negara mencapai 10.000 ton.
Sedangkan harga daging ikan nila fillet beku pada tahun 2008 mencapai $4-$5
(Rp40.000,00 - Rp50.000,00) per kg.
Dari data yang didapat, ikan nila memberikan keuntungan yang besar. Letak
Indonesia yang berada di garis khatulistiwa menyebabkan budidaya ikan nila lebih
diminati karena iklimnya yang tropis sehingga ikan nila mudah untuk dibudidayakan.
Ikan nila merupakan ikan yang mempunyai sifat-sifat unggul. Namun, dalam
proses budi dayanya, ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar.
Akibatnya, kepadatan kolam meningkat.
Di samping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhannya sehingga
diperlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai ukuran konsumsi yang diharapkan.
Benih ikan dipanen setelah dipelihara selama 30 hari atau berukuran 6-8
cm dengan berat 10-15 g/ekor. Bila tak terserang hama, derajat kehidupan
mencapai 60-75%.
1. Sistem terbuka
Sistem terbuka berlaku untuk pengangkutan jarak dekat dan
pengangkutan yang membutuhkan waktu pendek. Wadah yang
dipergunakan dapat berupa ember, keranjang pikulan dari bambu yang
kedap air (tidak bocor), dan bisa juga digunakan kendil (periuk) dari
tanah liat. Benih ikan diletakan di dalam wadah yang telah diberi
sedikit air. Wadah ditutup dengan penutup sederhana berupa anyaman
bambu atau daun agar tidak mudah terkejut.
Cara pengangkutannya dapat dengan dipikul, diangkut dengan
sepeda. Pada zaman dahulu, kenadaraan sebanyak dan semodern
sekarang, benih selalu dibawa dengan wadah terbuka seperti diatas.
Kemudian, diangkut dengan kereta api atau cikar. Kadang benih yang
diangkut itu harus menginap di jalan sehingga pembawanya perlu
untuk mengganti air agar ikantidak mati.
2. Sistem tertutup
Sistem tertutup digunakan untuk pengangkutan benih ikan jarak
dekat maupun jarak jauh. Wadah yang digunakan ialah kantong
plastik. Untuk jarak dekat kantong plastik tidak perlu diisi oksigen,
sedangkan untuk jarak jauh katong harus ditambah dengan gas
oksigen.
Kantong-kantong yang telah diisi ikan itu diletakan ditempat yang
teduh. Kantong-kantong ini dikemas lagi dalam kardus. Di dalam
kemasan diselipkan es-es yang ditaruh di dalam kantong-kantong
kecil.
Benih ikan yang sudah besar dapat diberi penenang agar ikan tidak
meronta-ronta. Untuk itu, dibubuhkan MS 222 sebanyak 0,1-1 g/5 l air, atau
Quuinaldine 115-130 ppm, atau garam dapur 0,5%. Setelah sampai di tempat
tujuan, ikan dipindahkan ke dalam air yang biru. Biasanya ikan akan hidup
normal kembali. Namun, daya tahan terhadap penambahan obat pembius
akan tidak sama untuk setiap ikan. Oleh karena itu, penggunaannya harus
dicoba-coba dahulu.
BAB IV
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
Ikan nila memiliki banyak manfaat baik sebagai ikan hias maupun sebagai
ikan konsumsi. Tekstur daginnya yang khas berwarna putih serta tebal membuat
ikan nila mudah diolah menjadi bahan pangan lain sehingga dilirik oleh para
konsumen. Kebutuhan akan ikan nila di dunia yang tinggi, menjadi salah satu
celah bisnis dalam salah satu ekspor ikan. Namun persediaan ikan nila itu sendiri
terbilang kurang untuk menyuplai ketersediaan permintaan dunia.
Teknik hibrida monoseks dapat menjadi solusi bagi para peternak ikan
nila. Teknik ini dapat mempercepat proses panen ikan nila. Sehingga dalam waktu
yang sama, dapat memeroleh panen 1-2 kali. Kemudahan dalam penerapannya,
teknik ini membuat hampir semua peternak ikan dapat melakukannya. Oleh
karena itu, hal tersebut dapat menjawab kebutuhan ikan nila dalam pasar dunia.
4. 2 Saran
[Anonim]. 2009. Bibit ikan nila unggul monoseks jantan. (terhubung berkala)
http://nilanirwana.blogspot.com/2009/jadi-jantan-tanpa-operasi.html (16
Desember 2010).
Subroto, Toto.2007. Budi Daya Ikan di Kolam Air Deras. Jakarta: Karya Mandiri
Pratama.