Professional Documents
Culture Documents
Jahe), C = F >< Th 2 (dari ginseng), dan D = F >< Gl. P60 selama 10 menit. Peubah yang diamati ialah
Peubah yang diamati ialah tingkat penghambatan masa inkubasi, intensitas penyakit dengan rumus
antagonis dan berat kering miselium patogen. Tingkat sebagai berikut:
penghambatan dihitung dengan persamaan (Marto- IP = {a/(a+b)}×100%,
redjo et al., 2001), yaitu: dimana:
r1-r2 IP = Intensitas penyakit (%),
I = ---------- x 100% a = Jumlah daun bergejala layu yang diamati
r1 pada tiap tanaman
dimana: b = Jumlah daun sehat yang diamati pada tiap
I = tingkat penghambatan antagonis, tanaman, jumlah akhir antagonis dan
r1 = jejari koloni patogen yang menuju cawan patogen, jumlah daun, panjang daun, dan
Petri, peubah pendukung seperti suhu,
r2 = jejari koloni yang menuju ke antagonis. kelembapan, dan pH tanah.
Penanaman subang gladiol. Penanaman Analisis data dengan menggunakan analisis
dilakukan pada kedalaman 10 cm, masing- varian yang dilanjutkan dengan uji DMRT pada
masing polibag diisi satu bibit (Badriah, 1995). tingkat kesalahan 5%.
Jumlah umbi tiap perlakuan 3 umbi. Tiap
tanaman dihitung intensitas penyakitnya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian antagonis in plant. Penelitian
in planta dilaksanakan di rumah kasa dengan Pengaruh Antagonis In Vitro
Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri Hasil analisis ragam menunjukkan tingkat
atas 12 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan penghambatan dan berat kering miselium
yang diuji ialah: K = kontrol, A = F. oxysporum berbeda sangat nyata (Tabel 1).
f.sp. gladioli (Fog) diinfestasi ke tanah, B = Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa tingkat
T. harzianum dari jahe diinfestasi ke tanah penghambatan terbesar terjadi pada perlakuan B
sebanyak 10 ml/polibag tanpa Fog, C = (47.12%) dan D (37.12%), sedang tingkat
Gliocladium sp. diinfestasi ke tanah sebanyak 10 penghambatan terkecil pada kontrol (6.42%).
ml/polibag tanpa Fog, D = P. fluorescens P60 Hal tersebut menunjukkan bahwa T. harzianum
diinfestasi ke tanah sebanyak 10 ml/polibag memiliki daya hambat yang tinggi terhadap
tanpa Fog, E = Fog diinfestasi ke tanah dan bibit pertumbuhan miselium Fusarium, karena
direndam dalam suspensi P. fluorescens P60 mampu bersaing dalam menguasai ruang dan
selama 10 menit, F = Fog diinfestasi ke tanah nutrisi. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat
dan disiram T. harzianum sebanyak 10 Tronsmo (1996) dan Santoso et al. (1999).
ml/polibag, G = Fog diinfestasi ke tanah dan Selain hal tersebut, diduga T. harzianum
disiram Gliocladium sp. sebanyak 10 mengeluarkan zat luar sel yang dapat melisis
ml/polibag, H = Fog diinfestasi ke tanah dan dinding sel Fusarium. sesuai dengan laporan
disiram campuran T. harzianum, dan Elad dan Chet (1984 dalam Santoso et al. 1999),
Gliocladium sp. sebanyak 10 ml/polibag, I = bahwa zat luar sel yang dikeluarkan oleh
Fog diinfestasi ke tanah, disiram T. harzianum T. harzianum mampu melisis komponen dinding
dan bibit direndam dalam suspensi sel jamur Pythium sp. Sementara, Gliocladium
P. fluorescens P60 selama 10 menit (Soesanto et sp. diduga mampu mengeluarkan antibiotika
al., 2003b), J = Fog diinfestasi ke tanah, disiram gliotoksin yang menghambat pertumbuhan
Gliocladium sp. dan bibit direndam dalam patogen. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
suspensi P. fluorescens P60 selama 10 menit, Huang (1978). P. fluorescen diketahui meng-
dan L = Fog diinfestasi ke tanah, disiram dengan hasilkan metabolit sekunder antimikroba, antara
campuran Gliocladium sp. dan T. harzianum, lain asam salisilat, indol asetat, HCN, 2-4-
dan bibit direndam dalam suspensi P. fluorescens diacetylphloroglucinol, dan pyoluteorin (Maur-
hoffer et al. 1995; Keel et al. 1996). Senyawa
78
Loekas Soesanto dkk.: Penekanan Beberapa Antagonis terhadap Penyakit Layu Fusariuml…………………………..
Tabel 1. Rerata tingkat penghambatan antagonis dan berat kering miselium Fusarium
(Table 1. Average of antagonistic inhibiton level and dry weight of Fusarium mycelia)
Perlakuan Tingkat penghambatan (%) Berat kering miselium F. oxysporum f.sp. gladioli (mg)
K 0a 143.16 b
A 24.29 b 30.50 a
B 47.12 c 25.64 a
C 37.12 c 24.04 a
D 39.76 c 22.16 a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji
DMRT pada taraf kesalahan 5%. Data tingkat penghambatan diretransformasi dari Arc. Sin x dan
data berat kering miselium dari retransformasi x + 0,5 . K = kontrol, A = F. oxysporum f.sp.
gladioli (F) >< P. fluorescens P60, B = F >< T. harzianum dari jahe, C = F >< T. harzianum dari
ginseng, dan D = F >< Gliocladium sp.
Perlakuan antagonis secara gabungan (2000; 2004), dan Soesanto et al. (2003b), yang
antara T. harzianum, Gliocladium sp., dan menyatakan bahwa penerapan gabungan agensia
P. fluorescens P60 memberikan pengaruh positif pengendali yang berbeda mampu memberikan
dalam menekan intensitas penyakit hingga hasil positif yang konsisten daripada penerapan
53.98%. Hal tersebut pernah dilaporkan oleh secara tunggal.
Alabouvette dan Lemancaeu (1999), Soesanto
80
Loekas Soesanto dkk.: Penekanan Beberapa Antagonis terhadap Penyakit Layu Fusariuml…………………………..
Tabel 3. Rerata populasi F. oxysporum f.sp. gladioli, T. harzianum, Gliocladium sp., dan P. fluorescens
P60
(Table 3. Average of population of F. oxysporum f.sp. gladioli, T. harzianum, Gliocladium sp., and P.
fluorescens P60)
Populasi akhir
F. oxysporum T. harzianum Gliocladium sp. P. fluorescens P60
Perlakuan
f.sp gladiol (upk/g tanah) x 101 (upk/g tanah) x 101 (upk/g tanah) x 106
(upk/g tanah) x 101
K 1.00 a 5.33 a 0.33 a 0.00 a
A 17.67 c 0.67 a 0.00 a 0.00 a
B 0.67 a 12.33 b 1.00 ab 0.00 a
C 1.00 a 0.67 a 20.67 d 0.00 a
D 3.33 a 0.33 a 0.00 a 64.00 bc
E 9.00 b 5.00 a 0.67 a 84.00 c
F 2.33 a 13.00 b 0.33 a 0.00 a
G 4.00 b 1.33 a 10.00 b 0.00 a
H 1.67 a 9.00 b 5.00 b 0.00 a
I 5.00 b 5.33 a 1.67 ab 53.00 bc
J 4.67 b 3.00 a 15.33 c 54.00 c
L 3.67 a 10.67 b 5.67 b 33.67 b
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji
DMRT pada taraf kesalahan 5%. Data merupakan hasil retransformasi x + 0,5 K = kontrol, A =
F.o. f.sp gladioli, B = T. harzianum jahe, C = Gliocladium sp., D = P. fluorescens P60, E = F >< P.f, F
= F >< Th, G = F >< Gl, H = F >< Gl >< Th, I = F >< Th >< Pf, J = F >< Gl >< Pf, dan L = F >< Gl ><
Th >< Pf.
81
Loekas Soesanto dkk.: Penekanan Beberapa Antagonis terhadap Penyakit Layu Fusariuml…………………………..
Penambahan antagonis berpengaruh nyata interaksi dengan hifa (Tronsmo, 1996). Sementara,
terhadap populasi akhir patogen. Hal tersebut Gliocladium sp. bersifat antagonis, menyebabkan
nampak pada jumlah populasi untuk perlakuan kematian, dan mampu menghancurkan hifa
F, H, dan L yang masing-masing sebesar 23.3, inangnya dengan sekresi satu atau lebih antibiotika
16.7, dan 36.7 upk/g tanah, berbeda nyata (Djatnika dan Raharjo, 2002).
dengan perlakuan E, I, dan J. Selain hal tersebut,
Komponen Pertumbuhan.
rendahnya populasi patogen di dalam tanah
Hasil analisis ragam terhadap panjang,
disebabkan oleh kemampuan antagonis dalam
luas dan jumlah daun disajikan pada Tabel 2.
menekan jamur patogen. Beberapa hasil peneliti-
Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak terjadi beda
an menunjukkan kemampuan antagonis dalam
nyata pada panjang dan jumlah daun. Hal tersebut
menekan patogen. Soesanto et al. (2004)
diduga karena infestasi F. oxysporum f. sp. gladioli
melaporkan, pemberian perlakuan agensia hayati
menyebabkan intensitas penyakit layu lebih tinggi,
T. harzianum mampu memperlambat masa
sehingga proses fisiologi tanaman gladiol menjadi
inkubasi dan intensitas penyakit layu Fusarium
terganggu dan akhirnya tanaman gladiol tidak
masing-masing 107 his dan 12.67%, apabila
dapat tumbuh dan berkembang secara optimum.
dibandingkan dengan kontrol, masing-masing
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Agrios
sebesar 86-93 his dan 49.61-63.55%.
(1997), yang menyatakan bahwa miselium dan zat
Soesanto et al. (2003) melaporkan bahwa
yang dihasilkan F.oxysporum f. sp. gladioli
perlakuan perendaman P. fluorescens P60 kon-
menyumbat pembuluh xylem, sehingga translokasi
sentrasi 106 upk/ml dapat menekan jumlah
air dalam tanaman menjadi terganggu, dan
sklerotium akhir sebesar 84-86.75%, sedangkan
akibatnya tanaman menjadi layu.
Prayogo dan Hardaningsih (2001) melaporkan,
penggunaan jamur G. roseum di rumah kasa
KESIMPULAN
dapat menghambat penyakit antraknosa pada 3
varietas unggul ubi kayu yaitu Malang 1, Antagonis yang terbaik dalam menekan F.
Malang 2, dan Adin 4 masing-masing sebesar oxysporum f.sp. gladioli in vitro dan in planta
50.61, 48.32, dan 55.83%. Hal tersebut diper- ialah T. harzianum dari jahe. Penggabungan
kuat pendapat Agrios (1997), bahwa jamur di antagonis T. harzianum dari jahe, Gliocladium sp.,
dalam tanah hidup bersama-sama dengan mikro- dan P. fluorescens P60 mampu menekan penyakit
ba antagonis, yang menyebabkan lingkungan layu Fusarium hingga 53.98% dan menurunkan
menjadi miskin zat makanan dan terdapatnya jumlah populasi akhir F. oxysporum f. sp. gladioli
metabolit yang beracun. Sebagai akibatnya, sampai 3.67x101 upk/g.
spora jamur tidak mampu berkecambah dan
bereproduksi. DAFTAR PUSTAKA
Populasi akhir P. fluorescens P60, T. har-
zianum, dan Gliocladium sp. tertinggi masing- Agrios, G. N. 1997. Plant Pathology 4th ed.
masing terdapat pada perlakuan E, F, dan C. Academic Press, New York. pp.703.
Tingginya populasi antagonis tersebut diduga Alabouvette, C. and P. Lemanceau. 1999. Joint
karena dipengaruhi oleh beberapa sifat atau Action of Microbial for Disease Control.
kemampuan masing-masing antagonis. Misalnya, Pp. 117-135. In: F. R. Hall and J. J Menn
P. fluorescens P60 mampu mempertahankan diri (Eds.). Methods in Biotechnology Vol 5:
pada rhizosper, mampu meningkatkan populasi- Biopesticides, Use and Delivery. Humana
nya, menghasilkan senyawa penghambat patogen, Press Inc, Totowa. New York.
dan bersifat aktif (Cook et al. 1998). Trichoderma Badriah, D.S. 1995. Botani dan Ekologi Gladiol.
harzianum mampu berkompetisi dengan patogen Balai Penelitian Tanaman Hias. Jakarta. p.
dalam menguasai ruang dan nutrisi, cepat tumbuh 3-9.
dan membutuhkan sedikit nutrisi, dan meng-
hasilkan antibiotika tidak menguap, dan ber-
82
Loekas Soesanto dkk.: Penekanan Beberapa Antagonis terhadap Penyakit Layu Fusariuml…………………………..